Anda di halaman 1dari 8

KONSEP BERPIKIR KRITIS DALAM

KEPERAWATAN

KELOMPOK IV

20161083 LEONARIS N BOHANG

20161069 MARINY LONGDONG

20161079 GABRILA SUTOMO

20161066 ERIC EDWIN BEE

20161080 SUZANA DAUD

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

FAKULTAS KEPERAWATAN

2020

1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Berpikir adalah sebuah proses yang dimana berjalan dengan cara berkelanjutan
yang memperoleh informasi melalui pikiran dan persepsi yang masuk akal.
Sedangkan berpikir kritis adalah suatu konsep dasar terdiri dari proses mental
seseorang untuk memperoleh suatu informasi. Berpikir kritis dalam keperawatan
merupakan suatu upaya bagaimana perawat bisa berpikir secara sistematis dan
mengaplikasikan standart intelektual untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir
kritis bagi seorang perawat sangatlah penting untuk mempertanggung jawabkan
profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Deswani(2010)

Berpikir kritis sangat penting untuk melakukan suatu praktik keperawatan yang
disiplin, berkompeten, dan aman. Perawat dalam melaksanakan tugasnya harus
memiliki banyak pengetahuan, apabila seorang perawat tidak bisa untuk berpikir
kritis maka tugas yang akan dilakukan akan tidak cepat selesai. Selain itu hasil
dari berpikir kritis didapatkan dari suatu hasil pengamatan, pengalaman, akal
sehat, atau komunikasi. Pemikir kritis dalam tindakan keperawatan merupakan
seorang yang mempunyai ketrampilan pengetahuan untuk menganalisa,
menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan alasan rasional, dan
memprediksi yang akan terjadi. Berpikir kritis merupakan pengujian rasional
terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argument, kesimpulan, isu, pernyataan,
keyakinan, dan aktivitas.

Berpikir bukan suatu proses statis, tetapu selalu berubah secara konstan dan
dinamis dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan
proses berpikir , oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti
berpikir secara umum. pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan kebiasaan-

2
kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu yakin, kontekstual, perspektif, kreatif,
integritas, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiveness, perseverance.

Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir dalam keperawatan pada


prinsipnya merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan
(feeling), dan melakukan (doing). Mengingat profesi perawat merupakan profesi
yang langsung berhadapan dengan nyawa manusia, maka dalam menjalankan
aktivitasnya, perawat menggunakan perpaduan antara thinking, feeling dan doing
sacara komperehensif dan bersinergi. Perawat menerapkan ketrampilan berpikir
dengan menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya,
menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan, dan membuat
keputusan penting.

Pada penelitian Katakao-Yashiro dan Saylor (1994) beliau mengembangkan


sebuah hasil model berpikir kritis bagi penilaian keperawatan. Model ini
mendefinisikan hasil dari berpikir kritis sebagai penilaian keperawatan dengan
mengidentifikasi tiga tingkatan berpikir kritis dalam keperawatan yaitu tingkat
dasar, kompleks dan komitmen.

3
PEMBAHASAN

Pengertian Berpikir Kritis

Menurut Di Vito-Thomas dalam Potter&Perry (2010), definisi pemikiran kritis


menitik beratkan pada pikiran logis dan alasan yang mendasarinya. Hal ini seiring
dengan pendapat Chaffee dalam Potter&Perry (2010), yang mengatakan bahwa
perpikir kritis adalah proses kognitif yang aktif dan terorganisasi yang digunakan
untuk mengetahui fikiran seseorang dan pemikiran terhadap orang lain. Hal
tersebut meliputi idetifikasi adanya masalah, analisis semua informasi yang
berkaitan dengan masalah tersebut, evaluasi informasi dan membuat kesimpulan.
Pemikiran yang kritis akan memperhatikan apa yang penting dalam sebuah
situasi, membayangkan dan mengeksplorasi semua alternatif, mempertimbangkan
kode etik dan kemudian membuat suatu keputusan.

Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi


informasi. Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal
sehat, atau komunikasi.

Berpikir kritis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu
proses kognitif yang mengarahkan pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan, dimana merupakan proses perbaikan dari pemikiran yang mengubah
metode proses berpikir untuk meyakinkan bahwa kesimpulan yang diambil telah
tepat, beralasan dan teliti (Black&Hawk, 2009). Berpikir kritis tidak hanya
memerlukan kemampuan kognitif tetapi juga kebiasaan untuk bertanya,
mempunyai hubungan yang baik, jujur dan selalu mau untuk berpikir jernih
tentang suatu masalah, berpikir juga merupakan suatu komitmen untuk berpikir
jernih,tepat dan akurat serta bertindak sesuai dengan keadaan dimana pengetahuan
berdasarkan hasil pengetahuan daan pengalaman klinis akan membantu seseorang
menjadi pemikir kritis.

4
Tingkat Berpikir Kritis Dalam Keperawatan

Kaoka dan Saylor dalam Potter&Perry (2010), mengembangkan model berpikir


kritis yang meliputi tiga tingkat pemikiran kritis, yaitu : pemikiran kritis dasar,
pemikiran kritis kompleks dan komitmen.

a. Pemikiran kritis dasar


Pemikiran kritis dasar adalah suatu tahap awal untuk mengembangkan
suatu penjelasan, belajar menerima berbagai opini dan nilai yang berbeda
dari beberapa ahli. Jika tidak memiliki pengalaman, kompetensi yang
lemah dan sikap yang tidak fleksibel akan mengurangi kemampuan
seseorang untuk berpindah ke tahan berikutnya.
b. Pemikiran kritis kompleks
Pada pemikiran kritis kompleks , setiap solusi memiliki keuntungan dan
resiko masing-masing yang harus dipikirkan dengan hati-hati sebelum
menentukan keputusan akhir. Pemikir kritis kimpleks mau
mempertimbangkan pilihan-pilihan yang berbeda dari prosedur rutin jika
terjadi situasi kompleks.
c. Komitmen
Pada tahap ini seseorang dapat mengantisipasi keadaan untuk menentukan
suatu pilihan tanpa bantuan orang lain, apapun keputusan yang diambil
akan dipertanggung jawabkan.

Model Berpikir Kritis dalam keperawatan

Dalam berpikir kritis terdapat beberapa model, yaitu:

1. Ingatan Total ( Total Recall)


Kemampuan mengingat kembali merupakan kemampuan mengingat
beberapa fakta-fakta keperawatan yang didapatkan berasal dari berbagai
sumber, baik dari kelas, buku, informasi dari klien atau sumber lain. Total
Recall sangat tergantung pada kemampuan memori otak.
Kemampuanmengkaji sangat penting karena dengan pengetahuan
seseorang belajar dan mengaplikasikannya dengan wawasan yang luas.

5
2. Kebiasaan (Habits)
Pola piker yang diulang-ulang akan menjadi suatu kebiasaan baru yang
secara spontan dapat dilakukan. Hasil dari kebiasaan tersebut menjadi cara
baru dalam melakukan suatu pekerjaan.

3. Pendidikan (Inguiry)
Merupakan suatu penemuan fakta melalui pembuktian dengan pengujian
terhadap suatu pertanyaan yang membutuhkan suatu jawaban.
Penyelidikan merupakan buah pemikiran pertama yang digukana dalam
memperoleh suatu kesimpulan. Tahap pendidikan dalam praktik
keperawatan sangat penting, diman perawat harus mampu berpikir dengan
membandingkan dan menganalisis antara informasi yang telah ditemukan
dengan pengetahuan.

4. Ide baru dan kreatifitas (New idea and creativity)


Merupakan ide-ide dan kreatifitas yang menekankan bentuk berpikir yang
sangat khusus. Ide-ide baru dan kreatifitas dasar perlu dikembangkan
dalam keperawatan, karena keperawatan memiliki banyak standard yang
dapat menjamin pekerjaan lebih baik, tetapi tidak selalu dapat dilakukan.

5. Tau bagaimana kamu berpikir (Knowing how you think)


Merupakan kemampuan pengetahuan kita tentang bagaimana kita berpikir.
Model ini dapat membantu perawat bekerja secara kolaborasi dengan
profesi kesehatan lain.

Karakteristik berpikir dalam keperawatan

1. Konseptualisasi
2. Rasional dan beralasan (Reasonable)
3. Reflekstif
4. Bagian dari suatu sikap
5. Kemandirian berpikir

6
6. Berpikir kritis adalah berpikir kreatif
7. Berpikir adil dan terbuka
8. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan

Cara Berpikir Kritis Yang Baik

1. Mengenali Masalah (Defining and clarifying problem)


2. Menilai informasi yang relevan
3. Pemecahan masalah / Penarikan kesimpulan.

Berpikir kritis Dalam Asuhan Keperawatan

saat perawat bertemu klien , perawat akan selalu menggunakan pemikiran.


Misalnya, menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data dan membuat
kesimpulan. Setelah membuat kesimpulan perawat akan melakukan suatu
pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan dasar klien. Penerapan berpikir
kritis dalam proses keperawatan diintegrasikan dalam tahap-tahap proses
keperawatan dan digunakan untuk pengkajian rumusan diagnosis, perencanaan,
pelaksanaa dan evaluasi keperawatan.

a. Berpikir Kritis dalam Tahap Pengkajian Diagnosis


Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang
informasi apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan
dilakukan, berpikir tentang kesesuaian informasi, dan membuat suatu
kesimpulan tentang respon klien terhadap kondisi sakitnya.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahan pengambilan
keputusan yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan
argumentasi secara rasional. Oleh karena itu perlu dilatih sehingga lebih
tajam dalam mengidentifikasi masalah.

7
b. Berpikir Kritis dalam Tahan Perencanaan
Berpikir kritis dalam perencanaan berarti menggunakan pengetahuan
untuk mengembangkan hasil untuk diharapkan. Perencanaan asuhan
keperawatan biasanya ditulis berisikan dimana dan bagaimana menolong
klien berdasarkan responnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja dengan
klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang
paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan dan
bekerja sama dalam pencapaian tujuan.

c. Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi


Berpikir kritis dalam tahap Implementasi tindakan keperawatan
ketrampilan dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatan adalah
tindakan nyata yang menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai
tujuan. Dalam perencanaan keperawatan akan selalu menggunakan pikiran
tentang apap yang harus dilakukan, kapan, dimana, mengapa dan
bagaimana intervensi keperawatan dilakukan.

d. Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi


Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji evektifitas tindakan
dimana perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan
kebutuhan dasar klien, dan memutuskan apakah tindakan keperawatan
perlu diulang. Bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan
keperawatan adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini
dapat dilakukan dengan menggunakan model konsep total recall.

Anda mungkin juga menyukai