Anda di halaman 1dari 2

BAB II

DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN

2.2 DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL


Rencana pembangunan Open Access di Pertamina Refinery Unit VII Kasim , lokasi
proyek berada di desa Malabam, Kecamatan Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat. yang di
perkirakan akan memiliki berbagai dampak bagi lingkungan. komponen fisika-kimia, biologi,
sosial-ekonomi-budaya, dan kesehatan masyarakat mekanikal elektrikal, hidrologi, kelautan,
transportasi, lingkungan, kualitas udara, dan limbah padat. Untuk itu perlu diketahui rona
lingkungan hidup saat ini agar dapat dijadikan indikator terjadinya penurunan kualitas
lingkungan di wilayah studi.
2.2.1.Kelautan
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Papua Barat No. 532/25/1/2019, perairan laut
Kabupaten Sorong Selatan seluas 338.323 Ha telah dicadangkan sebagai Kawasan Konservasi
Perairan dengan jenis KKP Suaka Alam Perairan (SAP) Seribu Satu Sungai Teo Enebikia.
2.2.2 Transportasi
Perkembangan transportasi di Kota Sorong saat ini meningkat.peningkatan ini seiring
dengan perkembangan jumlah penduduk serta semakin meningkatnya pemilikan kendaraan.
Melihat kenyataan yang ada bahwa sudah banyak kendaraan mobil dari luar daerah masuk ke
Kota Sorong. Bukan hanya mobil saja, melainkan kendaraan bermotor. Kehadiran transportasi
merupakan salah satu sarana penting penunjang masyarakat untuk melakukan segala macam
aktivitasnya. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya
terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat, dari berbagai prasarana transportasi
yang ada, sektor transportasi darat yang paling besar menerima pengaruh adanya peningkatan
taraf hidup. Laju penduduk dan meningkatnya jumlah pemilik kendaraan dari hari ke hari terus
berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
2.2.3 Lingkungan
Kabupaten Sorong saat ini merupakan kawasan yang telah lama dijadikan obyek atau
sasaran kegiatan konservasi dan preservasi. Akan tetapi masih banyak kalangan yang
mengkonotasikan konservasi hanya dari aspek perlindungan, padahal konservasi sesungguhnya
memungkinkan upaya pengelolaan dan pemanfaatan secara berkelanjutan. Disisi lain berbagai
upaya konservasi terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan rehabilitasi kerusakan
terhadap sumber daya alam masih dilakukan secara parsial dan belum terintegrasi secara
fungsional. Sebagai contoh kawasan teluk Berau, dimana telah banyak berbagai pihak
melakukan identifikasi maupun implementasi berbagai program konservasi secara terpadu.
Selain itu, sistem perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah masih belum
menempatkan aspek daya dukung dan kelestarian lingkungan kedalam perencanaan sektoral.
2.2.4 Udara
Letak Kabupaten Sorong Selatan pada posisi normal (khatulistiwa) sehingga tidak
langsung mendapat pengaruh udara kering dari Autralia atapun sebaliknya mendapat pengaruh
udara basah dari daratan benua asia. Iklim Wilayah Kabupaten Sorong Selatan tergolong iklim
tropis Monsoon. Musim hujan terjadi saat berlaku Monsoon Barat Laut, yaitu pada Bulan
Desember – Maret. Musim terjadi saat Monsoon Tenggara, yaitu pada Bulan Mei – Oktober.
Daerah dataran rendah di Kabupaten Sorong Selatan mempunyai intensitas hujan yang lebih
banyak karena adanya proses hujan orografis dimana angina yang membawa uap air dari laut
terhambat pegunungan yang berada di sebelah utara Kabupaten Sorong Selatan sehingga
terjadilah hujan lokal di daerah dibawah pegunungan tersebut (dataran rendah).
Suhu udara rata-rata berkisar antara 20ºC - 38ºC dengan fluktuasi suhu rata-rata tahunan
tidak lebih dari 2ºC. kecepatan angin berkisar dari lambat hingga sedang (8m/dt), dengan
frekuensi kejadian kurang dari 2%. Kecepatan angina terbesar umumnya bertiup dari arah barat
daya (> 15 m/dt). Tekanan udara rata-rata 1006,1 mb. Kelembaban udara rata-rata 84,7% dan
intesitas penyinaran matahari sekitar 54,3%
2.2.5 Limbah Padat

Komposisi dan karakteristik sampah di Kabupaten Sorong berdasar data dari  PTMP
setempat tahun 2015, yakni masing-masing untuk komposisi organik dengan massanya 37,18
kilogram, berat sampahnya 51,33%. Kemudian, komposisi plastik dengan massa 11,53 kilogram
dengan berat sampahnya 15,92%, komposisi kertas massa 10,93 kilogram atau beratnya
mencapai 15,09%, komposisi  sampah kayu massa 0,89 kilogram dan massanya 1,23%,  kaleng
dengan massa 2,93 kilogram dan berat sampahnya 4,04%. Komposisi kaca/gelas massa 1,95
kilogram dan berat sampahnya 1,69%, kain massa 0,52 kilogram dan berat sampahnya 0,72%,
karet massa 1,08 kilogram dan berat sampahnya 1.49%. Sedangkan komposisi B3 terdiri dari
limbah cair rumah sakit massanya 5,35 kilogram dan berat sampahnya 7,39%, dan  komposisi
besi dengan massa  0,08 kilogram dan berat sampahnya  0,11%.

Anda mungkin juga menyukai