IBU NIFAS
Di Susun Oleh :
2021
A. PENGERTIAN IBU NIFAS
Masa nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu
akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya
sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui
asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaanpatologis
(Sulistyawati A, 2009). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari
namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum
disebut juga peurperium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya
bayi dan “Parous”berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena
sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa
keluar dari rahim dikarenakan hamil. Maka ketika melahirkanlah darah tersebut keluar
sedikit demisedikit. Darah yang keluar sebelum melahirkandisertai tanda-tanda
kelahiranmaka itu termasuk darah nifas juga. Waktu masa nifas yang paling lama pada
wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang
disertai tanda-tanda kelahiran). Jika sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak
berhenti-henti atau tetap keluar darah, maka perhatikanlah bila keluarnya di saat
ada(kebiasaan) haidh, maka itu darah haid akan tetapi jika darah keluar terus menerus dan
tidak pada masa-masa haid dan darah uterus dan tidak berhenti mengalir, perlu
dipersiapkan ke bidan atau dokter (Saleha S, 2009).
1. Atonia uteri
2. Retensio plasenta
3. Laserasi jalan lahir(Ruptur uteri, Perlukaan vagina, Perinium).
4. Retensio sisa plasenta
5. Infeksi plasenta
6. Sub involusi.
D. PATWAY
Persalinan
Normal
Resti infeksi
Kurang pengetahuan perubahan peran resiko tinggi retensi urine keterbatasan gerak
(kebutuhan belajar menjadi orang tua kekurangan dan aktivitas
Proses kala III didahului dengan tahap pelepasan plasenta yang akan ditandai oleh
perdarahan pervaginam, pada retensio plasenta, sepanjang plasenta belum lepas maka tidak
akan menimbulkan perdarahan. Sebagian plasenta yang sudah lepas dapat menimbulkan
perdarahan yang cukup banyak dan harus diantisipasi dengan segera melakukan placenta
manual, meskipun kala uri belum lewat setengah jam. Sisa plasenta bisa diduga karena kala
uri berlangsung tidak lancar, atau setelah melakukan plasenta manual menemukan adanya
kotiledon yang tidak lengkap pada saat melakukan pemeriksaan plasenta dan masih ada
perdarahan dari ostium uteri eksternum. (Prawirohardjo. 2008. h. 527) Lepasnya plasenta
tidak terjadi bersamaan sehingga sebagian masih melekat pada tempat implantasinya,
sehingga menyebabkan terganggunya retraksi dan kontraksi otot uterus, yang
menyebabkan sebagian pembuluh darah tetap terbuka serta menimbulkan perdarahan.
Pembentukan epitel akan terganggu sehingga menimbulkan perdarahan yang
berkepanjangan. (Manuaba. 2007. h. 811). Dari beberapa pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa patofisiologi retensio sisa plasenta terjadi karena kala uri berlangsung
tidak lancar, disebabkan sebagian plasenta masih melekat pada tempat implantasinya yang
menyebabkan terganggunya kontraksi otot uterus dan menimbulkan perdarahan.
Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
Control
lingkungan yang
memperberat
nyeri
Edukasi
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan
monitor nyeri
secara mandiri
2. D.0075 Ketidak nyamanan Tujuan : Setelah dilakukan
I.12429
pasca partum b.d involusi tindakan keperawatan pasca
Edukasi perawatan
uterus, proses partum selama 1x24
perineum
pengembalian ukuran Kriteria hasil :
Rahim krukuran semula Kontraksi uterus Obsevasi
menurun
Identifikasi
Keluhan tidak nyaman
pengetahuan ibu
menurun
tentang
Pemulihan perineum perawatan
membaik perineum
Edukasi
Jelaskan
perosedur
perineal hygiene
yang benar
Jelaskan tanda
tanda infeksi
pada perineum
Anjurkan selalu
menjaga area
genital agar
tidak lembab
Anjurkan sering
mungkin
mengganti
celana dalam
I. DATA BIOLOGIS
1. ADL
a) Nutrisi
Makan nasi, dengan sayur sop bakso dan ikan tongkol
b) Hidrasi
Ny. R minum kurang lebih 2 liter air sehari
c) Istirahat dan tidur
2 jam (tidur siang)
d) Eliminasi
BAB lancar, BAK terakhir 15 menit yang lalu
e) Personal Hygiene
Ny. R ganti pembalut 3x sehari
f) Mobilitas dan aktivitas
Sudah seperti biasa, tidak ada keluhan
2. Pemeriksaan fisik
a. Penampilan umum
Kondisi umum : Baik
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,3 oC
RR : 20 x/menit
b. Wajah
Tidak ada edema, tidak pucat
c. Mata
Simetris, sklera putih, konjungtiva merah, tidak mengeluarkan secret
d. Leher
Tidak ada pembengkakan dan pembesaran kelenjar tiroid
e. Payudara
Simetris, tidak ada lesi, puting susu menonjol, tidak ada pembengkakan, tidak ada
benjolan, tidak ada bendungan ASI
f. Abdomen
TFU : Setengah simpisis pubis
Kontraksi : Baik
Kandung kemih : Kosong
g. Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, tidak ada edema
h. Genitalia
Vulva vagina : Tidak ada kelainan
Perineum : Luka jahitan kering
Lochea : Sanguilolenta
i. Anus : Tidak ada hemoroid
KUNJUNGAN KE 3 (17 April 2021)
KELUHAN UTAMA
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan, jahitan sudah tidak terasa lagi, pengeluaran
pervaginamnya masih merah tetapi encer dan hanya sedikit, tidak banyak seperti
setelah lahiran. Ibu selalu menyusui setiap kurang dari 2 jam sekali, dan ASI nya
lancer, tidak ada keluhan tentang menyusui.
- Ibu berniat memakai KB dengan jenis Depo atau suntik 3 bulan yang sebelumnya sudah
pernah memakai Depo dan Spiral
1. Penampilan umum
Kondisi umum : Baik
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 79 x/menit
Suhu : 36 oC
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
Tidak ada edema, tidak pucat
c. Mata
Simetris, sklera putih, konjungtiva merah, tidak mengeluarkan secret
d. Leher
Tidak ada pembengkakan dan pembesaran kelenjar tiroid
e. Payudara
Tidak ada bendungan ASI
f. Abdomen
TFU : Tidak teraba
g. Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, tidak ada edema
h. Genitalia
Vulva vagina : Tidak ada kelainan
Perineum : Luka jahitan kering
Lochea : Loche alba
i. Anus : Tidak ada hemoroid
ANALISIS DATA
No Data Fokus Masalah Etiologi
1. Ds : Pasien mengatakan masih susah Gangguan mobilitas Nyeri
untuk berjalan, maka ibu berjalan fisik (D.0054)
pelan- pelan karena masih terasa
perih pada jahitannya
Do : -
2. Ds: Pasien mengatakan luka jahitan Resiko infeksi Ketidakadekuatan
terasa nyeri (D.0142) pertahanan tubuh
Do: Luka jahitan masih basah primer
DIAGNOSA
1. Gangguan mobilitas fisik b.d. Nyeri (D.0054)
2. Resiko Infeksi b.d. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (D.0142)
INTERVENSI
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional TTD
Hasil
Gangguan Setelah dilakukan 1. Identifikasi adanya 1. Mengetahui KL.3
mobilitas fisik tindakan keperawatan nyeri atau keluhan keluhan pasien
b.d. Nyeri selama 1 x 24 jam fisik lainnya 2. Mengetahui
(D.0054) diharapkan Mobilitas 2. Identifikasi Batasan dalam
fisik pasien meningkat toleransi fisik melakukan
dengan kriteria hasil : melakukan gerakan
pergerakan
1. Pergerakan 3. Fasilitasi aktivitas 3. Agar
ekstremitas mobilisasi dengan memudahkan
meningkat alat bantu (mis. latihan
2. Nyeri menurun pagar tempat tidur) 4. Agar pasien
3. Gerakan 4. Libatkan keluarga lebih cepat
terbatas untuk membantu dalam latihan
menurun pasien dalam 5. Agar pasien
meningkatkan mengetahui
pergerakan tujuan dan
5. Jelaskan tujuan dan prosedur
prosedur mobilisasi tindakan
Resiko Infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan 1. Mengetahui KL.3
b.d. tindakan keperawatan gejala infeksi lokal apakah ada
Ketidakadekuatan selama 1x24jam dan sistemik gejala infeksi
pertahanan tubuh diharapkan tingkat 2. Cuci tangan 2. Untuk menjaga
primer (D.0142) infeksi menurun sebelum dan kebersihan
dengan kriteria hasil: sesudah kontak lingkungan
1. Nyeri menurun dengan pasien dan pasien
2. Luka mengering lingkungan pasien 3. Agar pasien
tidak berair 3. Jelaskan dan tanda mengetahui
3. Nyeri menurun gejala infeksi tanda gejala
4. Ajarkan cara infeksi
memeriksa kondisi 4. Agar pasien
luka atau luka mengetahui
operasi cara
memeriksa
kondisi luka
operasi
IMPLEMENTASI
Tanggal Tindakan Respon TTD
Jam
10 Maret 1. Identifikasi adanya nyeri atau S : KL.3
2021 keluhan fisik lainnya Pasien mengatakan
14.00 2. Identifikasi toleransi fisik nyeri di bagian luka
melakukan pergerakan operasi
3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi Pasien mengatakan
dengan alat bantu (mis. pagar tidak leluasa bergerak
tempat tidur) Pasien mengatakan
4. Libatkan keluarga untuk nyeri muncul ketika
membantu pasien dalam digunakan bergerak
meningkatkan pergerakan O:
5. Jelaskan tujuan dan prosedur Pasien tampak dapat
mobilisasi berjalan tapi dengan
pelan dan hati hati
Pasien dapat berjalan
sendiri ke kamar mandi
10 Maret 1. Memonitor tanda gejala infeksi S: KL.3
local dan sistemik - Pasien mengatakan
2021
2. Mencuci tangan sebelum dan memahami yang semua
14.00 sesudah kontak dengan pasien yang telah diajarkan
atau lingkungan pasien - Pasien mengetahui tanda
3. Mempertahankan teknik aseptic dan gejala infeksi
pada pasien
4. Menjelaskan tanda dan gejala O:
infeksi - Pasien tampak
5. Mengajarkan cara memeriksa memahaminya
kondisi luka atau luka operasi - Pasien tampak menambah
6. Menganjurkan meningkatkan jumlah asupan nutrisi
asupan nutrisi
7. Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
EVALUASI
No Tanggal Jam Diagnosa Evaluasi TTD
1. 10 Maret Gangguan S : Pasien mengatakan dapat KL.3
2021 mobilitas fisik berjalan tapi masih sakit
14.00 b.d. Nyeri O : Pasien dapat berjalan sendiri ke
(D.0054) kamar mandi
A : Masalah teratasii sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
2. 10 Maret Resiko Infeksi S: Pasien mengatakan memahami KL.3
2021 b.d. yang telah dijelaskan dan diajarkan
14.00 Ketidakadekuatan oleh perawat
pertahanan tubuh O : Pasien terlihat paham dan dapat
primer (D.0142) mempraktikannya
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi