DISUSUN OLEH :
Nama : Johniyanto Umbu Yabu Randjawali
Tingkat : 1 B
Mata Kuliah : Psikologi
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Berpikir
B. Pemecahan Masalah
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Konsep Berpikir
1. Pengertian
Berfikir adalah proses tingkah laku menggunakan
pikiran untuk mencari makna an pemahaman terhadap
sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan atau
penyelesaian masalah.
2. Macam – macam kegiatan berfikir
a) Berfikir asosiatif
Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana
suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran
dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau
diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara
bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:
Asosiasi bebas
Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal
lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang
makan dapat merangsang timbulnya ide tentang
restoran, dapur, nasi atau anak yang belum
sempat diberi makanan atau hal lainnya
Asosiasi terkontrol
Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai
hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya,
ide tentang membeli mobil, akan merangsang
ide-ide lain tentang harganya, pajaknya,
pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya,
tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain
di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi
lalu lintas, mertua sering meminjam barang-
b) Berfikir terarah
Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah
ditentukan sebelumya. Dan diarahkan pada sesuatu,
biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua
macam berpikir terarah, yaitu:
Berfikir analitis
Berpikir Analitis yaitu Berpikir Konvergen
(cenderung menyempit dan menuju jawaban
yang tunggal.
Berfikr kreatif
Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk
menentukan hubungan-hubungan baru antara
berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari
suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan
bentuk artistik baru dan sebagainya untuk
memperoleh lebih dari satu jawaban.
3. Langkah – Langkah Proses Berfikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada
tiga langkah, yaitu :
a. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian
logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai
berikut:
b. Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang
sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur -
unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun
membentuk pengertian manusia.
c. Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk
diketemukan ciri - ciri mana yang sama, mana yang
tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang
tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang
tidak hakiki.
d. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang,
ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri
yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang
hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
4. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan
antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang
dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri
dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau
predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam
yaitu :
a. Pendapat positif, yaitu pendapat yang menyatakan
keadaan sesuatu.
b. Pendapat Negatif, Yaitu Pendapat yang
menidakkan, yang secara tegas menerangkan
tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal.
c. Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, Yaitu
Pendapat yang menerangkan kebarangkalian,
kemungkinan - kemungkinan sesuatu sifat pada
sesuatu hal.
5. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk
membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat
yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu
a) Keputusan induktif, yaitu keputusan yang diambil dari
pendapat - pendapat khusus menuju ke satu pendapat
umum.
b) Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke
hal yang khusus , Jadi berlawanan dengan keputusan
induktif.
c) Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang
diperoleh dengan jalan membandingkan atau
menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang
telah ada.
B. Pemecahan Masalah
1. Pengertian
Pemecahan masalah adalah Suatu proses terencana yang
perlu dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian
tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat
dengan segera.
2. Strategi dalam pemecahan masalah
a) Strategi Menyeluruh
Di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan
dan dipecahkan untuk keseluruhan itu.
b) Strategi Detailistis
Di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian
dan dipecahkan bagian demi bagian.
3. Beberapa Strategi Pemecahan Masalah yang Sering
digunakan
a. Trial and Error
Salah satu kemungkinan strategi pemecahan
masalah adalah trial and error sederhana. Akan
tetapi strategi ini biasanya akan menghabiskan
waktu lama sampai kemudian muncul pemecahan
masalahnya. Dengan cara ini banyak masalah dapat
pula justru tidak terpecahkan secara sempurna.
b. Informational Retrieval
Informational Retrieval adalah suatu pilihan
penting ketika suatu pemecahan masalah harus
ditemukan dengan cepat.
c. Algoritma
Makin kompleks suatu masalah tentu
membutuhkan metode yang makin kompleks pula.
Dalam beberapa kasus kita dapat menggunakan
algoritma. Algoritma adalah metode pemecahan
masalah yang menjamin suatu pemecahan masalah
jika tersedia kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkannya.
d. Heuristic
Banyak masalah yang dapat kita temukan sehari-
hari yang tidak dapat begitu saja dapat dipecahkan
dengan algoritma. Pada bagian ini kita akan belajar
menggunakan strategi lain yang disebut dengan
heuristic. Heuristic adalah suatu hukum yang
terutama membantu kita untuk menyederhanakan
masalah.
4. Proses Pemecahan Masalah
Penafsiran Masalah : Disebut juga dengan
mendefinisikan masalah dengan cara berpikir
kreatif.
Strategi Pemecahan Masalah : Membuat seleksi
terhadap strategi pemecahan masalah yang
terbaik.
5. Penyebab Kesulitan Dalam Memecahkan Persoalan
a) Pemecahan persoalan yang berhasil biasanya
cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan
yang berikutnya. Padahal belum tentu persoalan
berikut itu dapat dipecahkan dengan cara yang sama.
Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan
terutama kalau orang yang bersangkutan tidak mau
mengubah dirinya.
b) Sempitnya pandangan sering dalam memecahkan
persoalan, seseorang hanya melihat satu kemungkinan
jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang
satu ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya
terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang lain.
Tentu saja ia akan mengalami kegagalan. Kesulitan
seperti ini disebabkan oleh sempitnya pandangan
orang tersebut. Sehingga tidak dapat melihat adanya
beberapa kemungkinan jalan keluar.
BAB III
PEMUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
http://www.psb-psma.org
http://www.tugaskuliah.info
http://www.psikologizone.com