Anda di halaman 1dari 6

Mengapa suatu peristiwa laiknya diabadikan menjadi tulisan? Apa manfaat berita itu sendiri?

Jawabannya, dengan menulis, suatu peristiwa dapat terekam dengan baik, sehingga orang-orang dapat
membacanya meski dalam dimensi waktu dan tempat yang berbeda.

Suatu peristiwa penting dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang apabila peristiwa tersebut telah
berubah wujud menjadi tulisan. Dengan membaca berita, pembaca dapat mengambil makna dari setiap
fase peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Dampak positifnya, kualitas hidup akan semakin
meningkat sebab proses belajar (learning process) berlangsung secara simultan. Sebaliknya, jika tidak
dialihwujudkan menjadi tulisan, suatu peristiwa hanyalah sebatas kenangan yang mudah terlupakan.

Bagi wartawan atau penulis pemula, menulis berita dianggap sebagai sesuatu yang berat. Ya, menulis
berita memang membutuhkan latihan. Berikut 4 langkah mudah menulis berita, khususnya berita
langsung (straight news).

1. Kumpulkan bahan tulisan

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mengumpulkan bahan berita. Apabila meliput
seminar, musyawarah nasional, atau lokakarya, maka langkah pengumpulan bahan adalah dengan
mencatat materi yang penyaji sampaikan.

Pengumpulan bahan dapat pula dilakukan dengan metode wawancara atau konferensi pers (press
conference). Gunakan alat perekam untuk membantu Anda saat sesi wawancara. Anda dapat
memanfaatkan aplikasi recorder yang terdapat di dalam smartphone.

Yang perlu diketahui, wartawan dapat menghasilkan beberapa berita dari satu peristiwa. Syaratnya,
wartawan harus mencatat hampir keseluruhan materi yang narasumber utarakan. Namun, jika hanya
berniat menulis satu berita, wartawan cukup menyortir satu benang merah dari beragam materi yang
narasumber sampaikan.

2. Tentukan sudut pandang (angle) berita


Setelah mengumpulkan bahan, langkah kedua adalah menentukan sudut pandang berita. Cara
menentukan angle adalah dengan menarik benang merah pembahasan narasumber. Mengapa sudut
pandang sangat perlu? Agar berita bisa fokus pada satu masalah dan tidak melebar kemana-mana.

Setelah terkumpul, selanjutnya Anda menandai atau memilih bahan yang relevan dengan angle berita.
Adapun bahan yang berseberangan dengan benang merah berita harus Anda potong.

3. Mulailah menulis berita

Secara umum, rumus menulis berita adalah dengan menggunakan metode 5 W 1 H. Ditambah dengan S
W. Rinciannya: who (siapa tokoh yang terlibat), what (apa kegiatannya), where (dimana lokasinya),
when (kapan peristiwa terjadi), why (mengapa peristiwa itu terjadi), how (bagaimana urutan
peristiwanya), dan so what (lalu apa selanjutnya).

Sebagai tambahan, dalam menulis berita, gunakan kalimat aktif dan hindari kalimat pasif. Pecah kalimat
panjang menjadi kalimat pendek-pendek. Maksudnya agar kalimat lebih mudah dipahami sebab adanya
unsur siapa mengerjakan apa.

Lebih lanjut, menulis berita tidak hanya mengemukakan apa nama kegiatan, siapa yang hadir, dimana
tempat kejadiannya, dan kapan terjadinya peristiwa. Penulis juga hendaknya memperdalam unsur why,
how, dan so what, sehingga pembaca dapat mengambil makna atau hikmah dari berita yang mereka
baca.

Namun, dalam menulis berita, Anda jangan sekali-kali memasukkan opini pribadi. Sebab berita adalah
rekonstruksi peristiwa nyata, bukan rekaan.

Di bawah ini bagian-bagian berita yang menjadi panduan dalam penulisan:

Judul berita
Judul berita dapat Anda tulis saat memulai menulis berita. Jika ragu, judul dapat Anda tulis setelah
merampungkan keseluruhan isi berita. Judul adalah representasi isi berita. Karenanya, jangan buat judul
yang bombastis atau tidak berkesesuaian dengan isi berita. Namun demikian, judul harus menarik.

Lokasi penulisan berita

Selanjutnya, tulislah lokasi dimana berita tersebut di tulis dengan huruf kapital. Ikuti dengan tanda
kurang (–) setelahnya, misalnya: ACEH – , SAMARINDA – , JAKARTA – , SOLO – , BALIKPAPAN – ,
WAMENA –

Intisari berita

Intisari berita adalah kalimat topik dalam berita. Isinya merupakan gambaran keseluruhan isi berita.
Adapun panjang intisari berita bervariasi, mulai dua sampai empat kalimat.

Di dalam intisari berita, masukkan frase yang menunjukkan bahwa narasumber akan mengatakan
sesuatu hal. Setelah frase ini, ikuti dengan tanda koma (,), sebagai contoh:

Kepala Kantor Kementerian Pendidikan Kabupaten Selayar Agus mengatakan, menurutnya, menurut dia,
Agus pun berargumen, ia mengatakan, ia mengungkapkan, ia menambahkan, ia mengemukakan, ia
menyatakan, atau ia berpadangan.

Anda dapat menggunakan frase transisi jika ada hal baru yang akan diungkapkan. Contoh: Hal senada
diucapkan ketua Partai Bulan Terang Agus; masih di tempat yang sama, Agus menyatakan; lebih lanjut
Agus menjelaskan; atau lebih jauh Agus mengemukakan.

Jika Anda akan menulis hal baru yang berbeda dengan sebelumnya, masukkan frase alih topik, misalnya:
Sementara itu, terpisah, atau sebaliknya.

Pada bagian akhir kutipan langsung, Anda dapat memilih variasi penutup, seperti: katanya, ungkapnya,
jelasnya, pungkasnya, tuturnya, imbuhnya, terangnya, ungkap dia, jelas dia, paparnya, atau ulasnya.
Nah, di bawah ini contoh intisari berita:

Kesejahteraan prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dari aspek penyediaan perumahan
dan penghasilan menjadi skala prioritas tahun 2016. Selain itu, modernisasi alat utama sistem
persenjataan atau alutsista akan disikapi serius termasuk transfer teknologi dalam pengadaan alutsista
TNI AD. Tak ketinggalan konsep-konsep teritorial yang harus dirumuskan dalam rangka mendekatkan diri
kepada masyarakat. Peranan TNI AD di kawasan perbatasan dan menanggulangi bencana alam serta
masukan sejumlah kementerian terkait tugas TNI AD juga terus ditingkatkan. (Kompas, Selasa, 29
Desember 2015 halaman 5)

Melalui intisari berita, pembaca dapat mengetahui pokok pembahasan berita. Jika intisari berita
menarik, maka pembaca akan meneruskan membaca berita. Tiga kalimat intisari menjadi kunci apakah
suatu berita akan terus dibaca atau ditinggalkan. Tingkat keterbacaan (readership) ditentukan oleh
intisari berita.

Kutipan langsung dan 4 W

Setelah intisari berita, tulislah dua buah kalimat kutipan langsung. Kalimat ini berupa ucapan
narasumber. Setelah kutipan langsung, padukan dengan unsur 3 W. Misalnya:

“Salah satu upaya membentuk profesionalitas prajurit adalah dipenuhinya kesejahteraan. Kalau bicara
panghasilan, TNI AD hanya bisa berharap pada situasi ekonomi negara,” kata Kepala Staf TNI AD
Jenderal Mulyono dalam jumpa pers tentang rapat pimpinan TNI AD di Markas Besar TNI AD, Jakarta,
Senin (28/12/2015).

Empat W yang dimaksud ialah who (Kepala Staf TNI AD Jenderal Mulyono), what (jumpa pers rapat
pimpinan TNI AD), where (di Markas Besar TNI AD, Jakarta), dan when (Senin (28/12/2015)). Rumusnya:
siapa melakukan apa, dimana, dan kapan.

Kutipan tidak langsung dan kutipan langsung

Setelah itu, Anda tinggal menambahkan kutipan tidak langsung dan kutipan tidak langsung secara
bergantian. Kutipan langsung ditandai pengunaan tanda kutip dua (“) pada awal dan akhir kalimat.
Sedangkan kutipan tidak langsung tidak menggunakan tanda tersebut. Unsur why, how, dan so what
lebih dipertajam di dalam kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Contoh:
Saat ini, kata Mulyono, TNI AD terus melakukan penertiban-penertiban rumah dinas di asrama militer
yang selama ini sudah ditempati oleh pihak-pihak yang tidak berhak. Mereka terpaksa ditertibkan untuk
menyediakan tempat bagi prajurit TNI AD aktif agar tidak lagi mengontrak sendiri di luar asrama.
(Contoh kutipan tidak langsung)

“Ada kebijakan komando dari Panglima TNI. Untuk purnawirawan atau warakawiri masih diizinkan
tinggal di rumah tersebut sampai meninggal dunia. Itu kebijakan pimpinan TNI yang dilanjutkan oleh TNI
AD,” kata Mulyono. (Contoh kutipan langsung)

Di dalam kutipan tidak langsung, Anda dapat memasukkan frase sisipan yang menjelaskan bahwa
kutipan tersebut benar-benar ucapan narasumber. Frase “kata Mulyono” adalah contoh sisipan.

Saat ini, kata Mulyono, TNI AD ….

Nama atau inisial diakhir berita

Berita yang telah Anda tulis perlu dibubuhi nama lengkap atau inisial penulis. Disamping sebagai bentuk
pertanggungjawaban penulis, penulisan nama diakhir berita sebagai penghargaan atas hak kekayaan
intelektual. Contoh nama penulis: (AGUS HERYAWAN), (ANDI HENDRAWAN), (MSA), atau (NTA).

4. Revisi untuk meminimalisir kesalahan penulisan

Langkah keempat, editing. Kesalahan penulisan sangat mungkin terjadi di dalam sebuah berita. Untuk
itu, sebelum mempublikasikan berita, Anda perlu mengedit berita yang telah Anda tulis. Anda perlu
mengecek ejaan. Sering dijumpai sebuah kata yang kurang satu huruf di dalamnya. Kerap dijumpai pula
sebuah kata yang terbalik huruf-hurufnya. Anda juga perlu mengecek makna kalimat. Apakah sudah
tepat atau belum? Apakah tidak ada misinterpretasi makna di dalamnya? Anda harus jeli melihat angle
berita. Bahan yang tidak berhubungan dengan angle harus dipangkas. Usai Anda edit, suatu berita
belumlah layak dipublikasikan sebelum editor memeriksanya. (Ilmaddin Husain)

Raha, Muna, Sulawesi Tenggara


Sabtu, 9 Januari 2016

Anda mungkin juga menyukai