Essai Kemacetan
Essai Kemacetan
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
penduduk yang makin besar ini tentunya membutuhkan sarana dan prasarana
transportasi yang semakin banyak pula, akibatnya, jumlah kendaraan di kota
Bogor terus meningkat. Pada tahun 2005 saja pihak Polres Bogor mengeluarkan
23.285 lembar STNK baru untuk berbagai jenis kendaraan (BPS Kota
Bogor,2005).
Jaringan jalan di Kota Bogor mempunyai pola radial konsentrik dengan
karakteristik pada kawasan pusat kota terdapat jaringan jalan melingkari Kebun
Raya Bogor (ring). Jaringan jalan yang berasal dari kawasan lainnya terhubung
secara konsentrik ke jaringan jalan melingkar ini (DLLAJ,2006). Jaringan jalan
dengan pola radial konsentris memiliki konsekuensi berupa terakumulasinya
seluruh pergerakan ke kawasan pusat kota, sebab kawasan ini merupakan satu-
satunya akses untuk mencapai daerah lain. Pergerakan ini tidak hanya berupa
pergerakan internal kota saja, tetapi termasuk juga pergerakan internal-eksternal
dan eksternal-internal yang melintas kota Bogor. Adanya akumulasi pergerakan
ini (baik internal maupun eksternal) akan menyebabkan beban lalu lintas yang
tinggi di kawasan pusat kota.
Dengan wilayah perkantoran dan pusat kegiatan yang mengelilingi jalan-
jalan yang melingkari kebun raya Bogor, menyebabkan arus kendaraan di jalan-
jalan ini menjadi sangat tinggi. Terlebih banyaknya jumlah angkutan umum,
sehingga kota Bogor sering dijuluki sebagai "Kota Sejuta Angkot", serta
menjamurnya pedagang kaki lima dan pasar tumpah yang bahkan menempati
badan jalan juga turut andil dalam menyebabkan kemacetan di pusat Kota Bogor.
Disamping itu, di kota Bogor masih cukup banyak digunakan kendaraan tidak
bermotor yang sesungguhnya jika digunakan di pusat kota justru akan menganggu
kelancaran lalu lintas. Aktivitas semacam itu menurut Manual Kapasitas Jalan
Indonesia merupakan hambatan samping suatu jalan. Jika di dalam Kota Bogor
terjadi kemacetan, hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan kemudahan
aksesibiltas yang pada awalnya ditawarkan oleh Kota Bogor. Terlebih pada jalan-
jalan yang menuju pusat kota (sekitar kebun raya Bogor), jika salah satu jalan saja
mengalami kemacetan, hal ini akan menghambat arus kendaraan di jalan-jalan
lainnya.
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis ingin mengetahui
bagaimana tingkat kemacetan pada jalan-jalan kolektor yang menuju pusat kota di
jalan-jalan yang mengelilingi kebun raya Bogor, seberapa besar faktor hambatan
samping mempengaruhi kemacetan tersebut, dan apakah banyaknya angkutan
kota (angkot) yang membuat kota Bogor dijuluki ‘kota Sejuta Angkot’ benar-
benar menyebabkan kemacetan terutama di pusat kota Bogor.
1.2 Masalah
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
6. Pusat kota dalam penelitian ini merupakan CBD (Central Business District).
CBD menurut Burgess dalam Putra (2007) adalah pusat kegiatan dan budaya
hidup masyarakat kota dengan sarana dan prasarana yang relatif lengkap
serta didukung oleh kemudahan akses menuju lokasi, biasanya merupakan
tempat dengan harga tanah tertinggi, dan sedikit jumlah penduduk yang
tinggal di area tersebut. Ciri penggunaan tanahnya adalah untuk gedung
perkantoran pemerintah dan atau swasta, serta pusat perbelanjaan.
Berdasarkan Penataan Ruang Usulan RTRW 2006 oleh Pemda Kota Bogor
dalam DLLAJ Kota Bogor (2006), pusat Kota Bogor terdapat pada jalan-
jalan yang melingkari kebun raya Bogor.
7. Jarak dalam penelitian ini adalah jarak secara fisik (jarak mutlak) yang
diukur berdasarkan jarak sebenarnya antara dua titik dengan satuan meter.
8. Waktu penelitian adalah hari senin pada jam-jam puncak/sibuk (peak hour)
pagi dan sore hari yaitu pada pukul 06.30-08.30 WIB dan pukul 15.30-17.30
WIB.
9. Kapasitas adalah arus lalu lintas (stabil) maksimum yang dapat
dipertahankan pada kondisi tertentu sesuai dengan faktor geometri, distribusi
arah dan komposisi arus lalu lintas, serta faktor lingkungan (Manual
Kapasitas Jalan Indonesia,1997).
10. Volume kendaraan adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu titik pada
suatu jalur gerak per satuan waktu, dan karena itu biasanya diukur dalam
satuan kendaraan per satuan waktu ( Morlok, 1988).
11. Kendaraan bermotor adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, yang
digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu (UU No 19
Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 1)
1.4 Asumsi
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
ini didasarkan pada anggapan bahwa penduduk Kota Bogor berangkat dan
pulang dari bekerja dan sekolah pada jam-jam tersebut.
3. Dua ratus meter adalah panjang segmen jalan yang mewakili untuk melihat
kemacetan pada persimpangan jalan-jalan yang menuju jalan-jalan yang
mengelilingi kebun raya Bogor.
4. Kendaraan pribadi yang melewati daerah penelitian berasal dari pemukiman
teratur yang terdapat pada kecamatan yang dihubungkan oleh jalan
penelitian menuju pusat kota.
B. Data Primer
Data primer diperoleh melalui survey lapang yang dilakukan pada masing-
masing jalan yang menjadi unit analisis. Berikut ini adalah teknis survey
yang dilakukan:
1. Menghitung volume kendaraan.
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
a. Setiap surveyor ditempatkan pada titik-titik di tiap ujung jalur
berdasarkan arah yang akan diteliti. Para surveyor akan menghitung
jumlah kendaraan yang melewati titik-titik tersebut.
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di badan jalan
(bobot=1,0)
• Tipe III : Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar
dari lahan samping jalur dan persimpangan (bobot=0,7)
• Tipe IV : Kendaraan yang bergerak lambat, yaitu arus total
(kendaraan/jam) dari sepeda, becak, pedati dsb (bobot=0,4)
C. Data Sekunder
1. Peta administrasi Kota Bogor, tahun 2000 dari Bakosurtanal.
2. Peta jaringan jalan Kota Bogor, tahun 2000 dari Bakosurtanal.
3. Peta penggunaan tanah Kota Bogor, tahun 2005 dari Dinas Tata
Kota Bogor.
4. Peta persil bangunan Kota Bogor, tahun 2005 dari Dinas Tata Kota
Bogor.
5. Megapolitan Map & Street Guide 2007-2008, Dr Riadika Mastra
V= N
T
Dengan:
V = Volume kendaraan (kendaraan/jam)
N = Jumlah kendaraan (kendaraan)
T = Interval waktu pengamatan (jam)
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) membagi penggolongan tipe
kendaraan untuk jalan dalam kota sebagai berikut:
o Kendaraan ringan/Light Vehicle (LV)
Kendaraan beroda empat, dengan dua gander berjarak 2,0-3,0 m (termasuk
mobil penumpang, angkot, minibus, pick up, dan truk kecil)
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
o Kendaraan berat/Heavy Vehicle (HV)
Kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,5 m, biasanya beroda
lebih dari empat (termasuk bis, truk 2 as, truk 3 as, dan truk kombinasi
sesuai klasifikasi Bina Marga)
o Sepeda motor/Motor Cycle (MC)
Kendaraan bermotor beroda dua atau tiga.
o Kendaraan tak bermotor/Unmotorised (UM)
Tabel 1.1. Ekivalensi mobil penumpang (emp) untuk Jalan Perkotaan Tak
Terbagi
Tipe jalan: Arus lalu lintas emp
Jalan tak terbagi total dua arah MC
(kend/jam) Lebar jalur lalu lintas Wc (m)
HV ≤6 >6
Dua lajur tak terbagi 0 1,3 0,5 0,40
(2/2 UD) ≥ 1800 1,2 0,35 0,25
Empat lajur tak terbagi 0 1,3 0,40
(4/2 UD) ≥ 3700 1,2 0,25
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
b. Volume kendaraan per jam yang sudah diubah ke dalam satuan smp tersebut
kemudian di rata-ratakan sesuai dengan waktu survey sehingga akan diperoleh
volume kendaraan pagi dan sore dari minggu pertama hingga ke empat dalam
satu bulan.
c. Mengklasifikasikan volume kendaraan ke dalam lima kelas yaitu sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan interval (i) tiap kelas
ditentukan dengan persamaan sebagai berikut (Hadi,2000):
i = Jarak pengukuran
Jumlah interval
Dengan:
C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
sebenarnya dengan hambatan samping, nilainya sesuai dengan nilai hambatan
samping yang diperoleh pada survey lapang.
f. Menghitung tingkat kemacetan dengan metode tingkat pelayanan jalan (Level
of Service/ LOS) dengan pendekatan rasio V/C (volume/capacity) per jam.
Klasifikasi tingkat kepadatan jalan dapat dilihat pada tabel berikut.
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
h. Membuat peta penggunaan kendaraan pada masing-masing jalan. Sebelumnya
tingkat jumlah kendaraan ini di kalikan dengan nilai emp masing-masing
sehingga satuannya menjadi smp dan dapat dilihat masing-masing
pengaruhnya terhadap jalan.
i. Membuat peta tipe hambatan samping. Sebelumnya tingkat jumlah kendaraan
ini dikalikan dengan faktor bobotnya sehingga dapat dilihat pengaruh tiap tipe
hambatan pada masing-masing jalan penelitian
j. Membuat peta tingkat kemacetan pagi dan sore hari dalam kondisi normal dan
dengan hambatan samping pada setiap jalan penelitian.
k. Melihat kesesuaian antara Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bogor
dengan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
1.5.3 Analisis
Universitas Indonesia
Kemacetan di Pusat..., Endah Wahyuningtias, FMIPA UI, 2008
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Gambar 1.2. Alur Pikir Penelitian
Kota Bogor
Pusat Kota
(Jalan-jalan yang mengelilingi Kebun Raya Bogor)
Mobil plat hitam dan merah Volume Kendaraan Kapasitas Jalan - Tipe jalan
(V) (C) - Lebar jalur
Sepeda Motor efektif
- Pembagian
- arah jalan
Kendaraan Berat
Level of Service (LoS) - Ukuran kota
Mobil plat kuning Kondisi Normal