Anda di halaman 1dari 69

Modul 11

Praktik Asuhan Kebidanan Di Komunitas

Penulis:

Yulinda, S.ST., M. PH

Editor:

Drs. Waldopo, M. Pd

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

2013

Hak cipta © Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2013


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Daftar Isi

Cover

Daftar Isi 1

Daftar Istilah 3

Pendahuluan 4

Rasional dan deskripsi singkat 4

Relevansi 4

Petunjuk Belajar 5

Kegiatan Belajar 1: Analisis Situasi Kesehatan Secara Partisipatif 7

Tujuan Pembelajaran 7

Pokok Pokok Materi 7

Uraian Materi 8

Test 22

Tugas 25

Kegiatan Belajar 2: Analisis Masalah dalam kebidanan Komunitas 26

Tujuan Pembelajaran 26

Pokok Pokok Materi 26

Uraian Materi 27

Test 36

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 1
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tugas 39

Kegiatan Belajar 3: Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas


yang tanggap Gender dan Partisipatif 40

Tujuan Pembelajaran 40

Pokok Pokok Materi 40

Uraian Materi 41

Test 47

Tugas 50

Kegiatan Belajar 4: Monitoring dan Evaluasi 51

Tujuan Pembelajaran 51

Pokok Pokok Materi 51

Uraian Materi 52

Tugas 55

Test 56

Penutup 59

Daftar Pustaka 60

Kunci Jawaban 61

Test Akhir 63

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Daftar Istilah

Millenium Development Goals atau Tujuan


Pembangunan Milenium merupakan hasil kesepakatan
kepala negara dan perwakilan dari 189 negara
MDGs
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dengan target
adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015.

Angka Kematian Ibu yaitu jumlah kematian ibu pertahun


AKI
dibagi jumlah kelahiran hidup

Angka Kematian Bayi yaitu jumlah kematian bayi


AKB
pertahun dibagi jumlah kelahiran hidup

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Pendahuluan

Rekan rekan mahasiswa, selamat anda telah berhasil menyelesaikan modul


ke sepuluh, sehingga anda diperkenankan mempelajari modul yang ke Sebelas.
Modul yang anda pelajari ini berjudul Asuhan kebidanan di komunitas.

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami tentang asuhan
kebidanan di komunitas. Untuk mencapai tujuan tersebut anda diharapkan dapat
(1) menjelaskan dan melaksanakan analisis situasi kesehatan, (2) melaksanakan
Analisis masalah kebidanan komunitas, (3) menyusun perencanaan partisipatif
dalam kebidanan komunitas, dan (4) melakukan monitoring dan evaluasi asuhan
kebidanan di komunitas.

Sebagaimana anda ketahui bahwa angka kematian ibu dan bayi di


Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini merupakan momok terbesar bagi seorang
bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan. MDGs 2015 telah menetapkan
target untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup serta Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran
hidup.

Kompetensi ini sangat penting dalam melakukan tugas sebagai bidan yang
bekerja di komunitas. Dengan memiliki kemampuan ini anda dapat melakukan
tugas sebagai bidan dan berinteraksi dengan masyarakat sehingga kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan pembangunan kesehatan di masyarakat.
Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar dan disusun dengan urutan sebagai
berikut:

a. Kegiatan Belajar 1 : Analisis situasi kesehatan

b. Kegiatan Belajar 2 : Analsis Masalah dalam kebdianan Komunitas

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

c. Kegiatan Belajar 3 : Perencanaan partisipatif dalam kebidanan komunitas

d. Kegiatan belajar 4 : Monitoring dan evaluasi

Proses pembelajaran untuk materi kebidanna komunitas, dapat berjalan dengan


lancar apabila Anda mengikuti langkah langkah belajar sebagai berikut:

Petunjuk Belajar

Modul ini disusun sedemikian rupa agar anda dapat mempelajarinya


secara mandiri, kami yakin Anda akan berhasil jika anda mau mempelajarinya
secara serius dan benar. Oleh karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai
berikut:

1) Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam


mempelajari modul ini.

2) Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB) 1 dan
seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan
erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya.

3) Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan
materi yang tertuang dalam modul ini.

4) Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada
materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya.

5) Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 90 menit.

6) Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari dari


buku-buku, koran, majalah maupun artikel lain yang membahas tentang
asuhan kebidanan di komunitas

7) Untuk lebih memudahkan lagi memahami modul ini, amati bagaiaman


pelaksanaan pelananan di sekitar anda

8) Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas
maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

sedikitnya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk


mempelajari KB berikutnya.

9) Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan
cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum
berhasil silahkan pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai.
Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas

10) Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika


masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari
Mata Kuliah ini.

11) Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan
benar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh
materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka
hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda
dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian
Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya.

Selamat belajar, jangan lupa memohon pertolongan kepada Tuhan yang


Maha kuasa Allah Swt agar Anda dimudahkan dalam mempelajari modul ini,
sehingga dapat berhasil dengan baik.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kegiatan Belajar I
Analisis Situasi Kesehatan dalam
Kebidanan Komunitas

TUJUAN Setelah mempelajari KB ini, anda diharapkan dapat


Melakukan analisis situasi kesehatan.
Pembelajaran Umum

1. Melakukan penelusuran desa (transect),

2. Membuatan bagan perubahan dan


kecenderungan,

TUJUAN 3. Membuatan kalender mudim,

4. Membuat peta desa,


Pembelajaran Khusus
5. Membuat diagram venn

6. Menyusun rangking kesejahteraan, dan

7. Melakukan wawancara semi tersetruktur

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Uraian Materi
Pelayanan kebidanan yang diberikan oleh Bidan dapat masyarakat, oleh
karenanya sebelum pelayanan kesehatan, bidan harus melakukan analisis masalah
kesehatan dalam suatu masyarakat. Langkah ini penting untuk mendapatkan
gambaran tentang situasi kesehatan masyarakatdilakukan di institusi dan di luar
institusi. Pelayanan yang dilakukan di luar institusi pelayanan kesehatan dapat
dilakukan dalam setting komunitas atau di rumah klien. Peran bidan dalam
pelayanan kebidanan di komunitas sangat terkait dengan sistem/pranata sosial di
masyarakat agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dalam realitanya seorang bidan sangat dibutuhkan keberadaannya oleh


masyarakat

Alat dan Bahan

Beberapa alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan Analsis situasi
kesehatan secara partisipatif adalah :

1. Kertas/Papan/Alas yang dapat digunakan untuk menggambar lokasi


wilayah desa

2. Alat tulis/

3. Gambar Penanda/simbol

Pernahkah anda berjalan jalan mengelilingi desa untuk mengetahui kondisi desa
anda? Apa saja yang anda amati saat berkeliling tersebut? Nah, sekarang coba
anda cocokkan apakah langkah langkahnya sesuai dengan tehnik tehnik berikut
ini.

Teknik-Teknik Pengumpulan Data yang Partisipatif

1. PENELUSURAN SEJARAH DESA

Teknik ini dipergunakan untuk mengungkap kembali sejarah masyarakat di

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

suatu lokasi tertentu berdasarkan penuturan masyarakat sendiri.

Tujuan kajian sejarah desa :

• Memfasilitasi masyarakat agar mengungkapkan pemahamannya tentang


keadaan mereka di masa kini, dengan mengkaji latar belakang masa lalu.

• Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan yang terjadi


di masyarakat dan masalah yang terjadi karena perubahan serta bagaimana
solusinya.

• Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara


berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan mereka.

Manfaat kajian sejarah desa :

• Bagi orang dalam: memiliki potensi untuk memperkuat kesadaran


masyarakat akan keberadaan dirinya .

• Bagi orang luar: memberikan pemahaman dan wawasan tentang masyarakat


tersebut.

• Undanglah masyarakat di Tempat Musyawarah

• Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

• Kajilah Sejarah terbentuknya pemukiman, asal usul penduduk, perkembangan


jumlah penduduk, dan berbagai peristiwa yang berkenaan dengan itu.

• Lakukan Identifkasi Keberadaan dan pengelolaan sumber daya alam.

• Identifikasi Perubahan-perubahan dalam status pemilikan, penguasaan dan


pemanfaatan tanah.

• Identifikasi Pengenalan dan penanaman jenis tanaman baru, dan penerapan


teknologi lainnya.

• IdentFikasi Terjadinya wabah penyakit.

• Identifikasi Tanggapan masyarakat atas berbagai masukan dan kegiatan


pembinaan yang telah dilakukan serta masalah-masalah yang dihadapi dan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

berbagai alternatif pemecahannya, pengalaman masyarakat dalam mengatasi


masalah tersebut.

• Lakukan pengkajian terhadap Pembangunan sarana dan prasarana penunjang


( jalan, sekolah, saluran irigasi, puskesmas, dan lain-lain).

• IdentiKasi Sejarah organisasi desa dan sistem pengorganisasian tersebut

• Catatlah data data yang telah terkumpul

2. PEMBUATAN KALENDER MUSIM

Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang memfasilitasi


pengkajian kegiatan-kegiatan dan keadaan yang terjadi berulang dalam suatu
kurun waktu tertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan-kegiatan
itu dituangkan dalam kalender kegiatan atau keadaan-keadaan dalam jarak waktu
1 tahun musim (12 bulan).

Jenis informasi kajian:

• Penanggalan atau sistem kalender yang dipakai oleh masyarakat.

• Iklim, cuaca, hujan, ketersediaan air.

• Musim kerja ke kota pada masa paceklik.

• Kesehatan (musim wabah penyakit) dan kebersihan lingkungan.

• Pola pengeluaran (konsumsi, produksi, investasi).

• Kegiatan sosial, adat, agama dsb.

Tujuan kajian kalender musim:

• Mengetahui kegiatan mereka sepanjang tahun.

• Mengetahui profil kegiatan masyarakat.

Manfaat kajian kalender musim:

• Mendapatkan gambaran mengenai pola kegiatan dan pola pembagian

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

kerja masyarakat memunculkan berbagai pemikiran tentang keadaan


usaha mereka sendiri terutama usaha pertanian.

• Informasi yang diperoleh dapat menjadi masukan untuk perencanaan


program.

• Berguna untuk menilai tawaran program.

Contoh kalendar musim yang terkait dengan kesehatan

Untuk analisis situasi kesehatan beberapa pertanyaan yang bisa diajukan adalah:

• Penyakit apa saja yang biasanya diderita pada musim hujan? Pada musim
kemarau?

• Adakah penyakit yang diderita pada bulan-bulan tertentu?

• Penyakit apa yang terjadi di sepanjang tahun?

Setelah menuliskan penyakit-penyakit tersebut dalam kalendar musim, ajaklah


masyarakat untuk menggali lebih dalam:

• Adakah wabah penyakit pada musim tertentu yang terjadi setiap tahun?

• Siapa yang terkena wabah itu: laki, perempuan, anak-anak, balita, bayi?

• Apakah akibat dari wabah tersebut? Adakah yang menyebabkan kematian?

• Adakah hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan kondisi


lingkungan?

• Undanglah masyarakat di Tempat Musyawarah

• Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

• Kajilah Penyakit apa saja yang biasanya diderita pada musim hujan? Pada
musim kemarau?

• Adakah penyakit yang diderita pada bulan-bulan tertentu?

• Penyakit apa yang terjadi di sepanjang tahun?

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

• Setelah menuliskan penyakit-penyakit tersebut dalam kalendar musim,


ajaklah masyarakat untuk menggali lebih dalam:

• Adakah wabah penyakit pada musim tertentu yang terjadi setiap tahun?

• Siapa yang terkena wabah itu: laki, perempuan, anak-anak, balita, bayi?

• Apakah akibat dari wabah tersebut? Adakah yang menyebabkan kematian

• Adakah hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan kondisi


lingkungan?

• Catatlah data data hasil wawancara dengan masyarakat

3. PEMBUATAN PETA DESA

Pemetaan adalah teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi


mengenai keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya. Keadaan itu
digambarkan dalam satu skesta atau peta desa. Cara-cara yang dapat dilakukan
dalam pemetaan adalah:

a. Pemetaan di atas tanah.

b. Pemetaan di atas kertas.

c. Pembuatan model atau maket.

Jenis informasi kajian:

• Peta sumber daya desa (umum).

• Peta sumber daya alam desa.

• Peta khusus (topikal).

Sumber informasi:

• Untuk pemetaan umum dapat diambil dari masyarakat umum: tua, muda,
laki-laki, perempuan, kaya, miskin dsb.

• Untuk peta khusus: perlu sumber informasi tertentu.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

• Berbagai jenis peta di kantor desa, dan data lain sebagai data sekunder.

Tujuan kajian:

• Memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan berbagai keadaan desa


dan lingkungannya sendiri (lokasi sumber daya, batas-batas wilayah, jenis-
jenis sumber daya yang ada baik masalah maupun potensinya.

• Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan keadaan yang terjadi


dari sumber daya mereka sendiri tentang sebab akibat dari perubahan
tersebut.

Manfaat pemetaan:

• Masyarakat dapat merenungkan dan pemikirkan kembali desanya dan


merencanakan arah perubahan.

• Memahami cara berpikir masyarakat yang telah hidup turun temurun


di suatu wilayah termasuk berbagai kejadian, masalah, hambatan, dan
sumber daya yang ada.

• Dapat menimbulkan partisipasi yang baik dari berbagai lapisan


masyarakat.

• Pemetaan untuk pengenalan tata batas yang seringkali menjadi sumber


konflik di masyarakat.

• Pemetaan dapat menjadi dasar untuk penggalian informasi dengan teknik-


teknik PRA lainnya.

• Menjadi dasar perencanaan program juga untuk keperluan evaluasi.

Langkah Langkah :

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

• Kajilah kondisi penduduk/ pemetaan umum dapat diambil dari


masyarakat umum: tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin dsb.

• Untuk peta khusus: perlu sumber informasi tertentu.

• Ajaklah masyarakat untuk memetakan siapa saja warga miskin, laki-laki


dan perempuan

• Kajilah masalah kesehatan dan sumber daya kesehatan yang ada.

• Buatlah peta desa atau gunakan peta desa yang sudah ada

• lengkapilah dengan pemukiman penduduk serta fasilitas kesehatan yang


tersedia. Selanjutnya ajaklah masyarakat untuk menandai (gunakan simbol
yang berbeda-beda):

Rumah warga yang miskin.

Rumah warga yang memiliki ibu hamil.

Rumah warga yang memiliki bayi dan balita.

Rumah warga yang memiliki bayi dan balita kurang gizi.

Rumah warga yang mempunyai penyakit kronis, baik laki-laki dan


perempuan.

• Lakukan identifikasi thd Berapa banyak warga miskin yang mempunyai


lebih dari satu masalah kesehatan.

• Berapa jauh jarak antara rumah warga miskin dengan pelayanan kesehatan
yang ada (apakah jarak menjadi masalah?).

• Adakah hubungan antara penyakit yang diderita dengan sanitasi


lingkungan (sampah, drainase, banjir dsb.).

• Berapa jumlah bayi dan balita yang menderita kekurangan gizi.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

4. PENGKAJIAN LEMBAGA DESA (DIAGRAM VENN)

Teknik ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap hubungan antar


masyarakat dengan lembaga-lembaga yang terdapat di lingkungannya. Hasil kajian
dituangkan dalam diagram Venn (diagram lingkaran) yang akan menunjukkan
besarnya manfaat, pengaruh, dan dekatnya hubungan suatu lembaga dengan
masyarakat.

Informasi yang dikaji adalah:

• Lembaga secara umum: semua lembaga dalam masyarakat (lembaga-lembagan


local/tradisional, lembaga pemerintah, lembaga swasta, maupun lembagan
yang berada di luar masyarakat desa seperti puskesmas di kecamatan yang
memiliki hubungan dengan mereka.

• Lembaga-lembaga khusus seperti lembaga kesehatan, pertanian, dsb,


tergantung kebutuhan.

• Tanyakan kepada masyarakat pelayanan kesehatan apa yang tersedia di


lingkungan mereka. Gunakan simbol/warna yang berbeda untuk masing-
masing pelayanan kesehatan.

• Lakukan analisis bagaimana hubungan masyarakat dengan pelayanan


kesehatan, maka pertanyaan-pertanyaan berikut bisa diajukan:

Apakah warga miskin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan


tersebut?

Apakah perempuan mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan


tersebut?

Siapa yang memimpin dan mengambil keputusan dalam pelayanan


kesehatan tersebut?

Apakah ada warga yang memimpin kegiatan pada lembaga tersebut?

Apakah ada perempuan yang terlibat dalam pengambilan keputusan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

dalam lembaga tersebut? Apa manfaat dari lembaga-lembaga


tersebut?

• Apa masalah-masalah yang dihadapi dalam berhubungan dengan pelayanan


kesehatan tersebut?

• Bagaimana kualitas pelayanan kesehatan tersebut?

Catatan:

• Besar kecilnya lingkaran melambangkan besar kecilnya peranan lembaga


tersebut dalam masyarakat.

• Jarak antara lingkaran mewakili interaksi atau hubungan antara lembaga-


lembaga tersebut dengan masyarakat.

Contoh Diagram Venn lembaga kesehatan

Tanyakan kepada masyarakat pelayanan kesehatan apa yang tersedia di lingkungan


mereka. Gunakan simbol/warna yang berbeda untuk masing-masing pelayanan
kesehatan. Untuk menganalisis bagaimana hubungan masyarakat dengan
pelayanan kesehatan, maka pertanyaan-pertanyaan berikut bisa diajukan:

• Apakah warga miskin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan


tersebut?

• Apakah perempuan mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan


tersebut?

• Siapa yang memimpin dan mengambil keputusan dalam pelayanan kesehatan


tersebut?

• Apakah ada warga yang memimpin kegiatan pada lembaga tersebut?

• Apakah ada perempuan yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam


lembaga tersebut? Apa manfaat dari lembaga-lembaga tersebut?

• Apa masalah-masalah yang dihadapi dalam berhubungan dengan pelayanan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

kesehatan tersebut?

• Bagaimana kualitas pelayanan kesehatan tersebut?

5. PENELUSURAN LOKASI/DESA (TRANSECT)

Secara harafiah transect berarti gambaran irisan muka bumi. Teknik ini
digunakan untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan dan sumber
daya masyarakat dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti
suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan tersebut kemudian
dituangkan dalam suatu bagan atau gambar irisan muka bumi.

Jenis-jenis transect berdasarkan jenis informasi (topik kajian) serupa dengan


pembuatan peta desa.

• Transek sumber daya desa (umum).

• Transek sumber daya alam.

• Transek topik-topik lain misalnya sarana kesehatan, kondisi kesehatan,


pengelolaan air, irigasi dsb.

Jenis transek berdasarkan lintasan:

• Transek lintasan garis lurus: berjalan mengikuti garis lurus, atau jalan utama
di wilayah pertanian atau wilayah yang diamati.

• Transek bukan garis lurus: berjalan mengabaikan lintasan yang ada.


Pengamatan ditentukan oleh letak lokasi atau tempat yang sudah ditentukan
sebelumnya.

• Transek lintasan saluran air (sumber air): mengikuti aliran air secara sistematis
untuk mengikuti aliran iar atau tepian sungai.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Contoh peta transek

Sumber : YPKP dan Pusdiknakes

6. RANKING/PERINGKAT KEKAYAAN DAN KESEJAHTERAAN

Teknik ini digunakan untuk mengklasifikasikan kepala keluarga (KK) ke dalam


beberapa kategori sesuai dengan kriteria yang dibuat sendiri oleh masyarakat.
Tujuan pembuatan ranking ini adalah untuk memahami pengelompokan
masyarakat berdasarkan tingkat kekayaan dan kesejahteraan yang berguna bagi
perencanaan kegiatan nantinya.

Dengan ranking ini maka kita dapat:

• Mengetahui persepsi, kriteria dan indikator masyarakat tentang kekayaan


dan kesejahteraan.

• Mengidentifikasi status ekonomi dan sosial keluarga dalam masyarakat.

• Mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan .

Contoh rangking/perikat kekayaan dan kesejahteraan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Ajaklah masyarakat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang akan digunakan


untuk melakukan klasifikasi keluarga mampu, sederhana dan tidak mampu
(misalnya perumahan, pendapatan, kepemilikan barang dll).

Sumber : YPKP dan Pusdiknakes

7. WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR

Wawancana semi struktural dan terbuka adalah bentuk wawancara kualitatif


yang paling tersusun. Mereka menggunakan kuesioner bersifat terbuka yang
memuat pertanyaan spesifik yang akan ditanyakan. Wawancara ini serupa dengan
wawancara yang dilakukan untuk survei yang terstruktur tetapi berbeda dalam
tiga hal:

a. Wawancana semi terstruktur menggunakan pertanyaan yang bersifat terbuka


sehingga responden terdorong untuk mengekspresikan dirinya sepenuhnya,
bukannya menjawab berbagai pertanyaan yang telah ditentukan.

b. Pertanyaan tidak ditentukan lebih dahulu dan pewawancara berkuasa atas


pertanyaan apa yang akan ditanyakan dan urutan berbagai pertanyaan itu.

c. Pewawancara dapat menanyakan beberapa pertanyaan tambahan untuk


mempelajari topik lebih jauh.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kekuatan:

a. Informasi yang didapat khusus menjawab pertanyaan tertentu yang ingin


dikemukakan oleh manajer proyek.

b. Informasi yang didapat oleh pewawancara yang berbeda cukup dapat


diperbandingkan untuk menghasilkan frekuensi sederhana, meskipun titik
berat utamanya tetap diletakkan pada pengentian yang mendalam oleh para
responden.

c. Dibandingkan dengan wawancara Kualitatif yang lainnya, keberhasilan


wawancana tidak terlalu bergantung pada pengalaman dan kecakapan
komunikasi pewawancana.

d. Dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan jenis
wawancara kualitatif yang lain.

Keterbatasan Umum Wawancara Kualitatif

1. Wawancana Kualitatif tidak menghasilkan data Kuantitatif yang dapat diringkas


menjadi berbagai pernyataan umum tentang kelompok yang dipelajari.
Contohnya, sulit untuk mengatakan bahwa 60% dan para petani merasa puas
akan pelayanan penyuluhan yang ada.

2. Sulit untuk menggunakan wawancana Kualitatif berdasarkan “probability


samples”. Ini berarti pemilihan responden sering bersifat tidak obyektif. Satu
kesalahan yang sering tenjadi adalah pewawancara menggunakan responden
yang mempunyai status sosial atau ekonomi tinggi.

3. Informasi baru yang didapatkan bisa didasarkan pada penilaian pribadi


pewawancara. Pewawancara sering mendengar/menyimak lebih banyak
informasi jika informasi tersebut sesual dengan pendapat mereka sendiri.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman
Demikianlah analisis situasi dalam kebidanan komunitas, masing masing metode
mempunyai tujuan tergantung pada apakah data yang ingin dikumpulkan. Metode
pengumnpulan data ini juga memiliki kelemahan dan juga kelebihan sehingga
kita perlu juga untuk mengkombinasikan beberapa metode. Dan jangan lupa
untuk senantiasa melibatkan masyarakat sejak dari pengunmpulan data kegiatan

berakhir agar masayarakat lebih merasa memiliki.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tes Formatif
Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan
jawaban yang anda anggap paling benar.

1. Berikut ini adalah cara cara pengumpulan data secara partisipatif, kecuali :

a. Hasil Penelusuran sejarah desa

b. Pembuatan bagan perubahan dan kecenderungan

c. Pembuatan kalender musim

d. Kunjungan

2. Tujuan melakukan Rangking dalam kesejahteraan keluarga adalah kecuali :

a. Mengetahui persepsi, kriteria dan indikator masyarakat tentang kekayaan


dan kesejahteraan.

b. Bidan mengetahui kelompok miskin dan kaya

c. Mengidentifikasi status ekonomi dan sosial keluarga dalam masyarakat.

d. Mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan .

3. Berikut ini adalah Keterbatasan Umum Wawancara Kualitatif, kecuali :

a. Wawancana Kualitatif tidak menghasilkan data Kuantitatif yang dapat


diringkas

b. Data padat dan jelas

c. Sulit untuk menggunakan wawancana Kualitatif berdasarkan “probability


samples

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

d. Informasi baru yang didapatkan bisa didasarkan pada penilaian pribadi


pewawancara.

4. Mengunakan simbol/warna yang berbeda untuk masing-masing pelayanan


kesehatan dengan tujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan
masyarakat dengan pelayanan kesehatan, adalah :

a. Pembuatan Kalender Musim

b. Pembuatan peta desa

c. Pengkajian Lembaga desa

d. Penelusuran Lokasi desa

5. Manfaat pemetaan adalah ...

a. Masyarakat tidak dapat merencanakan arah perubahan.

b. Memahami cara berpikir masyarakat yang telah hidup turun temurun di


suatu wilayah termasuk berbagai

c. Dapat menimbulkan partisipasi yang baik dari berbagai lapisan


masyarakat.

d. Pemetaan untuk pengenalan tata batas yang sering menjadi konflik

6. Tujuan kajian sejarah desa ...

a. Memfasilitasi masyarakat agar mengungkapkan pemahamannya tentang


keadaannya

b. Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan yang


terjadi di masyarakat dan masalah yang terjadi

c. Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara


berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan mereka.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

d. Mengkaji factor factor yang ada

7. Manfaat kajian kalender musim adalah kecuali:

a. Mendapatkan gambaran mengenai pola kegiatan dan pola pembagian


kerja masyarakat.

b. Informasi yang diperoleh dapat menjadi masukan untuk perencanaan


program.

c. Berguna untuk menilai tawaran program.

d. mengkaji hubungan sebab akibat

8. Tidak termasuk Jenis transek berdasarkan lintasan yaitu:

a. Transek lintasan garis lurus: berjalan mengikuti garis lurus, atau jalan
utama di wilayah pertanian atau wilayah yang diamati.

b. Transek bukan garis lurus: berjalan mengabaikan lintasan yang ada.


Pengamatan ditentukan oleh letak lokasi atau tempat yang sudah
ditentukan sebelumnya.

c. Transek garis membujur

d. Transek lintasan saluran air (sumber air): mengikuti aliran air secara
sistematis untuk mengikuti aliran iar atau tepian sungai.

9. Perbedaan Wawancara pada survei yang terstruktur terdapat dalam dalam


tiga hal seperti di bawah ini, kecuali:

a. Wawancana semi terstruktur menggunakan pertanyaan yang bersifat


terbuka

b. Urutan pertanyaan tidak ditentukan lebih dahulu

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 24
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

c. Pewawancara dapat menanyakan beberapa pertanyaan tambahan untuk


mempelajari topik lebih jauh.

d. pewawancara menyusun pertanyaan apa yang akan ditanyakan dan


urutan disertahkan pada responden

10.Informasi yang tidak perlu dikaji dalam pemetaan lembaga di masyarakat :

a. Lembaga secara umum dan khusus

b. Sasaran pelayanan kesehatan

c. pelayanan kesehatan apa yang tersedia

d. Apakah warga miskin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan


tersebut?

Tugas
Lakukan analisis situasi kesehatan di tempat tinggal anda dengan mengacu
pada langkah langkah yang telah anda pelajari dalam KB ini. Kemudian laporkan
hasilnya secara tertulis

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 25
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kegiatan Belajar II
Analisis Masalah dalam Kebidanan
Komunitas

TUJUAN
1. Menjelaskan Pengertian Masalah Dan

Pembelajaran Umum 2. Menganalisis Masalah Kesehatan Reproduksi


Untuk perencanaan asuhan kebidanan
komunitas

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Uraian Materi
Coba anda perhatian situasi kesehatan di sekeliling anda! Apakah kondisi
kesehatan ibu hamil sudah baik? Apakah bayi dan anak balita mendapat
gizi yang baik? Factor factor apa saja yang mnyebabkan kondisi ibu hamil
dan balita masuk ke dalam keadaan yang tidak baik? Coba anda diskusikan
bersama teman sekelas.

Banyak faktor yang menyebabkan kesehatan seseorang tidak baik,


dianatarnya status pendidikan, status ekonomi, sarana pelayanan kesehatan
tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam modul ini akan dijelaskan bagaimana seorang bidan melakukan


analsis masalah kesehatan. Kegiatan belajar ini sangat penting bagi seorang
bidan karena bidan harus mampu melkaukan analsisi maslaah kesehatan
agar pembangunan kesehatan masyarakat dapat terwujudkan.

PENGERTIAN

Analisis masalah adalah langkah selanjutnya dari analisis situasi yang telah
dipelajari. Analisis masalah merupakan proses sistematis untuk melihat suatu
keadaan atau masalah sosial secara obyektif dengan menempatkannya dalam
konteks sosial yang lebih luas.

Analisis masalah membantu untuk memahami dan mengidentifikasi permasalahan


kunci dalam suatu masyarakat, kaitan antar berbagai faktor sosial, potensi yang
ada, dan siapa yang memiliki akses terhadap sumber daya.

Analisis masalah dilakukan dengan mengidentifikasi masalah utama dan


mengembangkan ‘pohon masalah’ melalui analisis sebab-akibat. Cara analisis
‘pohon masalah’ akan mengurai penyebab-penyebab masalah utama hingga kita
mengetahui akar penyebabnya.

Dalam pelajaran ini isu kesehatan reproduksi menjadi contoh untuk melakukan
analisis masalah dalam asuhan kebidanan di komunitas. Sementara kerangka
determinan kesehatan dari Hendrik L. Blum digunakan dalam analisis masalah
untuk mengidentifikasi faktor penyebab langsung dan tidak langsung dari

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 27
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

masalah kesehatan reproduksi.

Kondisi Kesehatan Reproduksi di Indonesia

Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) yang harus dicapai oleh setiap negara,
termasuk Indonesia sampai dengan tahun 2015, berkaitan dengan peningkatan
kesehatan masyarakat adalah: (1) mengurangi 2/3 dari angka tingkat kematian
anak dibawah usia lima tahun, (2) mengurangi ¾ dari angka kematian ibu, (3)
menghentikan dan mengurangi laju penyebaran HIV/AIDS, malaria serta penyakit
menular utama lainnya.

Bagi Indonesia, tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran
MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan adalah:

1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah, sehingga menjadi


kendala untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang layak.

2. Kondisi geografis, terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang sulit dijangkau


oleh akses pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi kesiapan
penempatan tenaga kesehatan (dokter dan bidan).

3. Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada


tindakan kuratif daripada preventif dan promotif, yang dapat dilihat dari
prioritas pendirian rumah-rumah sakit di kota-kota Kabupaten/Propinsi.

4. Konsep dan strategi kebijakan pengelolaan kesehatan yang dilakukan selama


ini lebih difokuskan pada program-program kesehatan, sementara masalah
determinan dan persoalan-persoalan riil yang terjadi di masyarakat kurang
mendapat prioritas.

Dampak dari kebijakan pengelolaan kesehatan selama ini yang berlangsung


secara top down telah mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, dalam
mengambil peran dan inisiatif dalam sistem pengelolaan kesehatan. Dalam
banyak hal, posisi masyarakat selama ini hanya diperankan sebagai pendukung
kegiatan-kegiatan kesehatan melalui proses mobilisasi massa, misalnya pada saat
program posyandu, pekan imunisasi nasional, dan kegiatan seremonial lainnya.

Lambatnya upaya penurunan AKI danAKB, serta berbagai penyakit epidemik


lainnya di Indonesia merupakan indikator kurangnya perhatian pemerintah

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 28
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

dan pelibatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan system pengelolaan


kesehatan. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003
AKI adalah 307 per 100.000 KH (MOH, 2007) dan berdasarkan SDKI 2007 turun
menjadi 228 per 100.000 KH. Penyebab utama kematian ibu (46,7%) disebabkan
komplikasi yang terjadi selama atau segera setelah persalinan. Semua itu akibat
65,7% ibu hamil di pedesaan yang dirawat oleh dukun bayi dan anggota keluarga
yang tidak terlatih serta tidak mendapatkan pelayanan kebidanan esensial yang
dibutuhkan. Akibat keterlambatan pertolongan ini, 27% kematian ibu disebabkan
oleh pendarahan pada masa nifas, disusul oleh eklampsia (23 %), infeksi (11%)
dan selebihnya karena penyebab lain (SDKI 2007; SKRT 2001).

Sekitar 15% dari semua kehamilan akan membutuhkan pelayanan kebidanan akibat
komplikasi yang membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Akan tetapi, pelayanan
kesehatan dasar yang menyangkut kebidanan darurat yang komprehensif hanya
ada di rumah sakit Kabupaten dan pusat-pusat pelayanan rujukan. Puskesmas
yang merupakan pusat pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan
masyarakat sering kali tidak dilengkapi dengan pelayanan kebidanan darurat yang
komprehensif. Pengabaian fungsi Puskesmas sebagai pusat pelayanan kebidanan
darurat yang komprehensif akan berdampak pada upaya penurunan kematian
ibu di Indonesia.

Tabel 1

Persentase jenis penyakit selama kehamilan, 2002

Masa Kehamilan Masa Persalinan Masa Nifas


Penyakit Penyakit Penyakit
Pucat 9,8 Partus Lama 9,2 Deman Tinggi 7,5
Deman Tinggi 5,4 Perdarahan 4,4 Perdarahan 1
Perdarahan 2,5 Kejang-kejang 0,2
Ederma 2,5
Hipertensi 0,9
Disuria 0,7
Jaundice 0,5
Kejang-kejang 0,3
Sumber : SDKI, 2002

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 29
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Pada tabel 1 di atas dilaporkan bahwa jenis penyakit yang sering diderita pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas, seperti partus lama (9,2%) dan infeksi (deman
dan deman tinggi=7,5%) berhubungan dengan jenis pertolongan dan tempat
persalinan. Persalinan dengan pertolongan dukun bayi sering kali berakibat pada
deman dan infeksi akibat tidak diikutinya prosedur kelahiran yang aman.

Angka Kematian Bayi dan Anak juga tidak jauh berbeda dengan Angka Kematian
Ibu (MMR). Berdasarkan Data SDKI 2007, Angka Kematian Bayi (IMR) masih
sebesar 34 per 1000 Kelahiran Hidup. Penyebab utama dari kematian bayi adalah
tetanus neo partum (44,8%), ISPA ( 33,2%) dan selebihnya karena penyebab lain.
Sementara jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 15,6%
dari jumlah kelahiran. Penyebab utama dari BBLR adalah kekurangan gizi sebelum
dan selama masa kehamilan.

Selain persoalan kesehatan perempuan, bayi dan anak balita, penyakit lain yang
mengancam kelangsungan hidup masyarakat pedesaan pada usia produktif
adalah TBC. Pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002, penyakit
TBC masih menduduki peringkat kedua penyebab kematian pada penduduk
kelompok usia 15-34 tahun. Peringkat yang sama juga terjadi pada kelompok
umur 35-44 tahun. Penyakit epidemik lainnya yang menunjukkan kecenderungan
meningkatkan kematian di berbagai wilayah di Indonesia pada tiga tahun terakhir
adalah malaria dan deman berdarah. Ironinya, banyak kasus TBC, malaria dan
deman berdarah yang tidak terdeteksi lebih dini karena kurangnya akses terhadap
fasilitas pelayanan kesehatan serta biaya tes yang tinggi.

Persoalan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di Indonesia


semakin kompleks akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, yang
dampaknya masih dirasakan sampai saat ini. Naiknya berbagai kebutuhan pokok
dan dihapusnya subsidi pelayanan kesehatan dan pendidikan akan semakin
mempersulit kehidupan masyarakat, terutama yang berada di pedesaan dengan
pendapatan di bawah $ 1 per hari.

Rendahnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia, tampak dari posisi kesehatan


masyarakat Indonesia yang menduduki ranking 63 dari 178 negara (Kompas,
2012). Kondisi ini bila tidak segera dilakukan upaya-upaya strategis akan semakin
memperburuk keadaan, dan akan berdampak serius dalam peningkatan kualitas
hidup masyarakat dalam jangka panjang.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 30
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Faktor Determinan Kesehatan Reproduksi

Dalam ilmu kesehatan masyarakat kerangka pikir Hendrik L. Blum


menjadi dasar pemetaaan masalah kesehatan dan faktor-faktor determinan yang
mempengaruhinya. Masalah kesehatan terkait dengan derajat kesakitan yang
terdiri dari kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas). Determinan derajat
kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya kesakitan dan kematian
yaitu (1) genetika dan kependudukan (2) lingkungan kesehatan (3) perilaku
kesehatan dan (4) program dan pelayanan kesehatan.

Genetika
(keturunan)/Kependudukan

Lingkungan Derajat Kesehatan: Program dan Sarana


kesehatan Pelayanan Kesehatan
Morbiditas dan
Mortalitas

Perilaku Kesehatan

DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan menunjuk pada suatu kondisi yang diukur pada kesakitan dan
kematian. Untuk mengetahui berapa besar derajat kesehatan angka kesakitan
digunakan perhitungan kuantitaif yaitu prevalensi dan insidens.

Prevalensi = jumlah kasus baru dan lama dalam kurun waktu tertentu. Misalnya,
kalau dalam satu tahun ada 100 orang yang sakit dari jumlah
100.000 penduduk maka angka prevalens di daerah tersebut pada
adalah 0.1%

Insidens = jumlah kasus baru dalam kurun waktu tertentu (dalam persen),
misalnya, ada 50 orang yang sakit diantara 1000 penduduk selama
1 bulan, maka insidens sakit daerah tersebut adalah 5%.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 31
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa digunakan


adalah:

1. CDR (Crude Death Rate atau angka kematian kasar)

2. ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur tertentu)

3. IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB)

4. MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI)

5. DSDR (Disease Specific Death Rate atau Angka Kematian yang disebabkan
oleh penyakit tertentu)

Angka-angka tersebut dapat diperoleh melalui hasil penelitian besar atau


yang biasa dilakukan oleh BPS. Mengapa demikian, karena untuk menentukan
Angka Kematian Ibu misalnya, diperlukan angka pembagi yang sangat besar
yaitu 100.000 kelahiran, dan angka itu hanya diperoleh pada tingkat propinsi.
Permasalahannya adalah ketika diminta untuk menghitung (misal angka kematian)
di tingkat yang kecil wilayahnya seperti kabupaten, kecamatan atau bahkan desa.
Kalau ini menjadi keharusan maka yang dilakukan adalah menghitung jumlah
kematian secara absolut, artinya dihitung sejumlah yang ada. Untuk lebih melihat
ketajaman angka tersebut dan keperluan intervensi program maka dari jumlah
kematian tersebut dicari masing-masing penyebabnya.

Analisis Masalah Kesehatan Reproduksi

Dalam melakukan analisis masalah kesehatan reproduksi maka dapat digunakan


teknik ‘pohon masalah’ dengan beberapa langkah sebagai berikut:

Langkah I :

Carilah atau tentukan INTI MASALAH yang akan diatasi. Identifikasi inti masalah
diperoleh dari analisis situasi kesehatan yang telah dilakukan lebih dahulu.
Misalnya inti masalah kesehatan adalah banyaknya kasus berat bayi lahir rendah

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 32
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

(BBLR) di suatu daerah.

Langkah II:

Carilah PENYEBAB LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Gunakan kerangka


Blum tentang determinan kesehatan untuk mengidentifikasi penyebab langsung.
Misalnya kekurangan gizi saat hamil (perilaku kesehatan), kehamilan usia dini
(kependudukan) atau riwayat melahirkan lebih dari 4 kali (perilaku kesehatan).

Langkah III:

Carilah PENYEBAB TIDAK LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Sebagai contoh
dalam Diagram 4.1. pendidikan rendah dan keluarga miskin adalah penyebab
tidak langsung yang terkait determinan kependudukan; tidak mengikuti program
KB dan gagal KB penyebab tidak langsung yang terkait determinan pelayanan
kesehatan; menikah dini adalah determinan perilaku kesehatan.

Langkah IV:

Carilah AKIBAT dari inti masalah kesehatan. Dalam contoh diagram masalah,
akibat dari kasus BBLR adalah kematian bayi.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 33
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Diagram 4.1. Masalah BBLR

Kematian bayi

Banyaknya kasus
BBLR

Kehamilan usia Kurang gizi Riwayat Jarak kehamilan



dini saat hamil melahirkan terlalu dekat;
lebih dari 4 kurang dari 2
Pantanga kali tahun
n makan
saat Menikah dini
hamil Gagal KB
Tidak
mengikuti
Pendidikan Keluarga miskin program KB
rendah

Kualitas
Akses pendidikan Keterbatasan pelayanan KB
terbatas akses ke
posyandu/bidan

Keterangan:

: Penyebab langsung

: Penyebab tidak langsung

: Akibat dari inti masalah

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 34
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman
Persoalan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di Indonesia
sangat kompleks akibat krisis ekonomi yang terjadi yang dampaknya masih
dirasakan sampai saat ini. Oleh karenanya identifikasi masalah kesehatan perlu
mengjaki data data kuantitatif seperti jumlah kesakitan dan kematian ibu dan
anak, namun hal yang peting juga adalah data yang harus digali secara kualitatif
misalnya mengapa perempuan tidak mendapatkan akses dalam pendidikan atau
pelayanan kesehatan yang dapat digali dengan berbagai metode yang sudah
dibahas pada kegiatan belajar sebelumnya.Nah hal ini perlu diigali agar masalah
kesehatan dapat terunagkap baik besarnya maslaah secara kuantitatif juga
kualitatifnya.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 35
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tes Formatif
Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan
jawaban yang anda anggap paling benar.

1. Determinan derajat kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya


kesakitan dan kematian yaitu, kecuali :

a. genetika dan kependudukan

b. lingkungan kesehatan

c. perilaku kesehatan

d. petugas kesehatan

2. Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa digunakan


adalah:

a. Case Fatality Rate

b. ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur tertentu)

c. IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB)

d. MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI)

3. Jumlah kasus baru dalam kurun waktu tertentu (dalam persen), misalnya, ada 50
orang yang sakit diantara 1000 penduduk selama 1 bulan, maka insidens sakit
daerah tersebut adalah 5%, disebut dengan:

a. Insidens

b. Prevalens

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 36
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

c. Rate

d. Ratio

4. Tantangan terberat yang dihadapi Indonesia dalam mencapai sasaran MDGs


tahun 2015 di bidang kesehatan adalah kecuali :

a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah

b. Kondisi geografis

c. Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada


tindakan kuratif daripada preventif dan promotif

d. prioritas masalah

5. Proses sistematis untuk melihat suatu keadaan atau masalah sosial secara
obyektif dengan menempatkannya dalam konteks sosial yang lebih luas,
dikenal sebagai:

a. Analsis Masalah

b. Pohon Masalah

c. Prioritas masalah

d. Rumusan Masalah

6. jumlah kasus baru dan lama dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, kalau
dalam satu tahun ada 100 orang yang sakit dari jumlah 100.000 penduduk
maka angka prevalens di daerah tersebut pada adalah 0.1%

a. Insidens

b. Prevalens

c. Ratio

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 37
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

d. Rate

7. Penyebab Tidak Langsung pada kasus BBLR tersebut, menurut kerngka bluum
adalah kecuali:

a. pendidikan rendah

b. tidak mengikuti program KB

c. menikah din

d. Anemia

8. Penyebab langsung pada kasus BBLR , dalam kerangka Blum adalah :

a. kekurangan gizi

b. menikah dini

c. Penghasilan rendah

d. Pendidikan dasar

9. Manfaat Analisis masalah adalah :

a. Membantu untuk memahami dan mengidentifikasi permasalahan kunci


dalam suatu masyarakat

b. Menyingkirkan kaitan antar berbagai faktor sosial

c. Menggalo potensi yang ada utnuk kepentingan individu

d. Mengidentifikasi siapa yang memiliki akses untuk dimanfaatkan

10. Akibat dari inti masalah kesehatan pada kasus BBLR adalah

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 38
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

a. Jumlah BBLR

b. Kematian bayi.

c. Asfiksia

d. Hipotermi

Tugas
• Buatlah diagram masalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
LANGSUNG dan TIDAK LANGSUNG dari satu masalah kesehatan reproduksi
dalam masyarakat!

• Identifikasilah faktor-faktor penyebab dengan menggunakan kerangka


Blum tentang determinan kesehatan reproduksi yaitu demografi/
kependudukan, lingkungan kesehatan, perilaku kesehatan dan program/
pelayanan kesehatan.

• Kemudian laporkan hasilnya secara tertulis

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 39
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kegiatan Belajar III


Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas
yang Tanggap Gender dan Partisipatif

TUJUAN
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, anda
diharapkan dapat membuat rencana layanan
kebidanan komunitas yang tanggap gender dan
Pembelajaran Umum
partisipatif.

1. mendeskripsikan metode perencanaan


partisipatif tentang pelayanan kebidanan
komunitas yang tanggap (responsif) gender;

2. mengaplikasikan metode perencanaan

TUJUAN
partisipatif tentang layanan kebidanan
komunitas yang tanggap (responsif) gender;

Pembelajaran Khusus 3. mengembangkan strategi dan langkah-


langkah perencanaan pelayanan kebidanan
yang sekaligus mampu mengembangkan
dan memberdayakan masyarakat;

4. memahami implementasi program/kegiatan


pelayanan kebidanan, berikut langkah-
langkah monitoring dan evaluasinya.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 40
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Uraian Materi
Anda diharapkan sudah melakukan analisis masalah, tahap pembelajartan
berikutnya adalah anda anda memasuki tahap perencanaan pelayanan kebidanan.

Perencanaan yang akan disusun berdasarakan kegiatan sebelumnya. Berbagai


program kesehatan sudah dikembangkan dan dijalankan di masyarakat, mulai
dari program kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk imunisasi, kesehatan
reproduksi remaja, program pencegahan Infeksi Saluran Reproduksi dan Penyakit
Menular Seksual (ISR)/PMS, termasuk HIV/AIDS, dll. Namun demikian, sejumlah
program dikeluhkan masyarakat karena dianggap belum menjawab kebutuhan
masyarakat/komunitas. Bahkan, program dinilai belum tanggap/responsif
gender karena mengabaikan kecenderungan dimungkinkan adanya perbedaan
kondisi kesehatan antara laki dan perempuan. Misalnya, remaja perempuan
lebih cenderung terkena anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki. Kondisi
yang melatarbelakangi adalah adanya praktek budaya yang mentabukan jenis
makanan-makanan tertentu dikonsumsi perempuan, misalnya telur, ikan, buah,
dan lainnya. Padahal, asupan zat maupun kandungan mineral makanan tersebut
justru bermanfaat untuk perempuan, khususnya saat kehamilan dan menyusui.
Hal ini menunjukkan bagaimana praktik budaya makan dapat berdampak negatif
pada kesehatan reproduksi perempuan.

Dalam perancangan program,


ketidakmampuan mengindentifikasi
masalah dan kebutuhan secara tepat
akan berimplikasi pada ketidakjelasan
program. Hal ini terefleksi dari tujuan
program, kelompok sasaran (target
group), upaya pencapaian tujuan,
indikator capaian, serta sumber daya
yang dibutuhkan. Implikasinya,
program kurang berjalan efektif dan
kurang efisien, demikian pula capaian maupun keberlanjutannya (sustainabilitas).

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 41
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Sebab itu, program yang berdaya-guna (efektif) perlu dirancang dengan


pendekatan partisipatif, yakni pendekatan yang menekankan pentingnya
keterlibatan warga/komunitas secara sukarela dalam upaya pembangunan
lingkungan, kehidupan dan diri mereka sendiri (Mikkelsen, 2005; 54). Dalam konteks
ini, masyarakat bukan dipandang sebagai obyek (penerima) pembangunan, tetapi
lebih sebagai subyek (pelaku) aktif di semua tahapan siklus proyek pembangunan
dari penilaian kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, sampai pemantauan dan
evaluasi program, bahkan keberlanjutannya.1 Dengan demikian, perencanaan
yang partisipatif dan juga responsif gender perlu menerapkan prinsip-prinsip:
mengutamakan masyarakat, berbasis pengetahuan masyarakat, dan melibatkan
perempuan.

Perencanaan Partisipatif

Di dalam era demokrasi dan desentralisasi seperti saat ini, tuntutan


masyarakat untuk terlibat di dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan
menjadi suatu keniscayaan. Ada beberapa asumsi yang mendorong partisipasi
masyarakat, yakni: Pertama, rakyatlah yang paling tahu kebutuhannya, karena
itu rakyat mempunyai hak untuk mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan
pembangunan di wilayah lokalnya. Kedua, pendekatan partisipatif dapat menjamin
kepentingan dan ‘suara’ kelompok-kelompok yang selama ini tersisih atau marjinal
dalam pembangunan. Ketiga, partisipasi dalam pengawasan/monitoring terhadap
proses pembangunan dapat mengurangi terjadinya berbagai penyimpangan
program, termasuk tidak tercapainya tujuan program.

Berangkat dari asumsi di atas, maka partisipasi yang efektif adalah yang mampu
menggerakan perubahan di masyarakat secara kolektif dan institusional,
bukan semata individual. Keberadaan wadah seperti ‘forum warga’ sebagai
forum multistakeholder yang mempertemukan berbagai kelompok warga/
masyarakat (kelas sosial, umur, gender, dll) menjadi relevan dan signifikan
diperkuat kapasitasnya. Forum ini diharapkan mampu mengakomodir berbagai
aspirasi dan kepentingan warga dalam merancang sekaligus mengambil
keputusan tentang program/kebijakan yang menjadi kebutuhan/kepentingan
1 Tahap perencanaan mencakup: (i) identifikasi masalah dan akar/penyebabnya (analisis masalah), (ii)
identifikasi berbagai pilihan tindakan guna mengatasi masalah (analisis tujuan dan prioritas), (iii) identifikasi
pihak-pihak yang berkontribusi langsung maupun tidak langsung pada program (analisis stakeholders), (iv)
mengembangan matriks/disain program, termasuk berisi indikator capaian dan teknik/metode pemantauan-
evaluasi program, serta potensi keberlanjutan program.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 42
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

bersama.2 Lebih spesifiknya, melalui ‘forum warga’ diharapkan akan terbangun:


(i) kesadaran masyarakat akan perlunya mereka ikut terlibat dalam perencanaan
pembangunan atau pengembangan masyarakat; (ii) kesadaran bahwa perlu
suatu pengorganisasian sosial atas berbagai kelompok warga dalam merancang
dan menetapkan (memutuskan) program prioritas masyarakat; (iii) identitas
diri sebagai suatu kelompok kepentingan dan sama-sama terlibat dalam proses
perencanaan.

Dengan demikian, melalui perencanaan program yang partisipatif, maka masyarakat


didorong bukan hanya mampu menyuarakan kepentingan/kebutuhannya,
tetapi juga mampu mengorganisir diri secara kolektif untuk terlibat mulai dari
penelusuran kebutuhan hingga monitoring dan evaluasi program. 3 Untuk itu
pengembangan program selain membutuhkan kesiapan pengelola program
secara organisasional/institusional, juga penguatan kapasitas masyarakat sebagai
bagian dari stakeholders. Kapasitas masyarakat ini bisa terindikasi dari tangga
ataupun tingkat partisipasinya.

Berbagai paparan di atas menunjukkan bahwa perencanaan program yang


partisipatif merupakan upaya pengembangan masyarakat karena berupaya
membangun atau memperkuat struktur masyarakat atau komunitas agar menjadi
suatu entitas yang otonom dan bisa menyelenggarakan kehidupannya serta
melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia (human needs)”. Artinya,
pengembangan masyarakat merupakan upaya penguatan kapasitas masyarakat
sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini dilakukan
juga upaya pemberdayaan (empowerment) masyarakat agar mereka dapat
melakukan perubahan (transformasi) baik dalam aspek ekonomi,sosial budaya,
bahkan teknologi.

Berkenaan dengan pengembangan kapasitas masyarakat, dapat dilihat dari tiga


tingkatan/ dimensi, yakni:

1. Dimensi Kapasitas Sistem

Pengembangan kapasitas sistem bisa merujuk pada perencanaan berkala


yang terpadu dan berkesinambungan, yang dirumuskan secara objektif,
terarah, dan sesuai kebijakan normatif yang menjadi rujukan bersama.

3 Direktorat Politik dan Komunikasi, BAPPENAS, “Pelembagaan Partisipasi Politik


Masyarakat dalam Penyusunan Kebijakan Publik”, Laporan Penelitian, 2008, hal 1-2.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 43
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

2. Dimensi Kapasitas Institusi

Pengembangan kapasitas institusi yang mampu memfasilitasi proses


perencanaan secara jelas dan konsisten. Untuk itu perlu struktur
pengorganisasian yang jelas, termasuk penjabaran tugas dan fungsi dari
masing-masing pelaku/aktor yang terlibat, mekanisme koordinasi, serta
evaluasi kinerja dan monitoring dampak untuk menilai efektifitas, efisiensi,
dan akuntabilitas (pertanggungjawaban) jalannya program pelayanan
masyarakat

3. Dimensi Kapasitas Individu

Pengembangan kapasitas individu akan mencakup: (a) Keterampilan


perencanaan (kemampuan atau kapasitas melakukan analisis situasi
hingga monitoring evaluasi), (b) Keterampilan manajerial, yakni
kapasitas memfasilitasi, memoderasi dan mengkoordinir semua pelaku
dan kepentingan ke dalam suatu proses perencanaan yang teratur (c)
Keterampilan sosial yakni kapasitas dalam membangun proses dialogis yang
konstruktif dalam rangka membangun kebersamaan dalam keberagaman
kepentingan untuk menghasilkan produk perencanaan yang mampu
mengakomodir kepentingan dari bawah. Selain itu, diperlukan kapasitas
atau kemampuan mensosialisasikan peluang, hambatan, keberhasilan
dalam implementasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi.

Dimensi-dimensi di atas juga bisa mengindikasikan level dan bentuk perubahan/


dampak dari program. Misalnya program nutrisi ibu Hamil, pada dasarnya
capaian program bukan hanya adanya perubahan pada sikap dan perilaku sehat
di level individual, namun juga diharapkan ada perubahan pada level institusional
(keluarga, agama, dll). Pada konteks tertentu diharapkan terjadi perubahan pada
kebijakan dan strateginya.

Berkenaan dengan perencanaan partisipatif, pada dasarnya tujuannya tidak


memberdayakan masyarakat, tetapi juga pengelola program. Artinya, pengelola
program perlu membangun kapasitas organisasional maupun individual dalam
merancang, mengimplementasi, dan memonitor serta mengevaluasi jalannya
program. Lebih dari itu, juga dibutuhkan kemampuan kerjasama/kordinasi antar

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 44
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

berbagai pihak/stakeholders, yang dilandasi kuatnya komitmen masing-masing


pihak demi tujuan yang sama, yakni layanan publik yang berkualitas. Dengan
demikian dibutuhkan tim kerja yang solid diantara pengelola program (misalnya
antara kader posyandu dengan Bidan).

Tidak hanya itu, aspek terpenting adalah perlunya terbangun koordinasi atau
kerjasama antara warga dan organisasi/institusi pengelola program. Berkenaan
dengan keberhasilan sinergi atau kerjasama ini, menurut Ostrom (1996), ada
beberapa kondisi yang menjadi prasyarat, yakni: (1) ada tidak kebijakan, (2) besar
kecilnya komitmen stakeholders, dan (3) ada tidaknya pendorong partisipasi
stakeholders baik secara internal dan eksternal, termasuk ada tidaknya sistem
komunikasi dan sistem insentif-disinsentif dalam pengelolaan program.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 45
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman
Demikian materi mengenai perencanaan. Sekali lagi perlu diingat bahwa
penyusunan perencaan kegiatan dalam ekbidanan komunitas harus melibatkan
stake holder dan masyarakat setempat agar masalah yang ada sesuai dengan
kevutuhan masyarakat, dalam pemecahan masalahnya pun masayarakat terus
mengawal dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada sehingga indicator
yang ingin diicapai serta keberlangsungan kegiatan dapat terus dipertahankan.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 46
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tes Formatif
Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan
jawaban yang anda anggap paling benar.

1. Penyusunan perencanaan pelayanan kebidanan perlu mempertimbangkan hal


hal berikut ini kecuali :

a. Kebutuhan program

b. kelompok sasaran (target group)

c. indikator capaian

d. sustainabilitas

2. Perencanaan partisipatif bersama masyarakat bertujuan untuk :

a. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan perlunya mereka ikut terlibat


dalam perencanaan pembangunan atau pengembangan masyarakat

b. kesadaran bahwa tidak diperlukan suatu pengorganisasian sosial atas


berbagai kelompok warga dalam merancang dan menetapkan prioritas

c. identitas kelompok kepentingan dan sama-sama tidak terlibat dalam


proses perencanaan.

d. Penyusunan prioritas dalam dilakukan sesuai kebutuhan kelompok tertentu

3. Pengembangan kapasitas masyarakat dalam perencanaan dilihat dari tiga


tingkatan/ dimensi, yakni, kecuali :

a. Dimensi Kapasitas Sistem

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 47
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

b. Dimensi Kapasitas Institusi

c. Dimensi Kapasitas Individu

d. Dimensi Kapasitas Pelayanan

4. Beberapa kondisi yang menjadi prasyarat keberhasilan sinergi atau kerjasama


dalam perencanaan yakni:

a. ada tidak kebijakan

b. besar kecilnya komitmen stakeholders

c. ada tidaknya pendorong partisipasi stakeholders baik secara internal dan


eksternal

d. Individu

5. Kegiatan atau program yang berdaya-guna (efektif) perlu dirancang dengan


pendekatan bukan partisipatif, yakni dengan :

a. pendekatan yang menekankan keterlibatan warga

b. secara sukarela

c. kehidupan dan diri mereka sendiri

d. Masyarakat dipandang sebagai obyek pembangunan

6. Tidak diperlukan dalam koordinasi atau kerjasama antara warga dan organisasi/
institusi pengelola program, dengan prasyarat yaitu :

a. adanya kebijakan

b. adanya komitmen

c. adanya Tempat pertemuan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 48
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

d. adanya sistem komunikasi dalam program.

7. Dalam perencanaan, pengembangan kapasitas individu :

a. Keterampilan perencanaan

b. kebijakan normatif yang menjadi rujukan bersama.

c. struktur pengorganisasian yang jelas

d. mekanisme koordinasi, serta evaluasi kinerja

8. Perencanaan program yang partisipatif bermakna :

a. Pengembangan masyarakat yang dependent

b. Membangun dan memperkuat struktur masyarakat

c. Pemenuhan kebutuhan manusia

d. Pemberdayaan masyarakat .

9. Partisipasi yang efektif bermakna, kecuali :

a. Menggerakan perubahan di masyarakat

b. Semata individual

c. mempertemukan berbagai kelompok warga

d. Keberadaan wadah seperti ‘forum warga’

10. Tidak termasuk Perencanaan yang partisipatif bertujuan :

a. mengakomodir berbagai aspirasi dan kepentingan warga

b. mengambil keputusan tentang program/kebijakan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 49
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

c. membangun kesadaran masyarakat bahwa mereka tidak ikut terlibat

d. kesadaran untuk suatu pengorganisasian sosial

Tugas
Lakukanlah perencanaan pelayanan kebidanan yang partisipatif dengan
melibatkan masyarakat dengan menggunakan table berikut :

Perencanaan
Masalah
Level Individu Level Keluarga Level Masyarakat

1.

2.

3.

4.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 50
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kegiatan Belajar IV
Monitoring dan Evaluasi yang Tanggap
Gender dalam Kebidanan Komunitas

TUJUAN
Setelah mempelajari KB ini anda diharapkan dapat
melakukan monitoring dan evaluasi yang tanggap
Pembelajaran Umum gender dalam kebidanan komunitas

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 51
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Uraian Materi
Layaknya sebuah kegiatan yang baik, tentu harus diiringi dengan kegiatan
pemnatauan terhadap kegitan yang sedang dijalankan. Untuk melihat ketercapaian
program dengan tujuan yang diharapkan, sehingga bidan dapat melakukan
upaya upaya koreksi terhadap penyimpangan dan menilai pencapaian tujuan
berdasarkan indicator indicator yang ingin dicapai.

Monitoring dan Evaluasi yang Tanggap Gender

Apakah perbedaan monitoring dan evaluasi? Jalannya dan capaian


program bisa dipantau dan atau dievaluasi. Evaluasi sebagai salah satu dari fungsi
manajemen bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
suatu perencanaan, sekaligus mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil
pelaksanaan dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu perencanaan. Tujuan utama dari penilaian/evaluasi adalah
agar hasil penilaian tersebut dipakai sebagai umpan balik bagi perencanaan
selanjutnya.

Kegiatan monitoring maupun evaluasi dapat dilakukan secara partisipatori,


misalnya melalui pertemuan berkala yang melibatkan seluruh stakeholders,
bukan penerima program langsung dan pengelola program/proyek. Merupakan
hal yang penting bahwa perempuan (dan anak perempuan) berpartisipasi secara
setara dan aktif dalam pertemuan-pertemuan tersebut dan terlibat dalam
diskusi-diskusinya. Pengelola program/proyek wajib mengembangkan metode
pengumpulan dan analisis data terpilah untuk kegiatan monev. Selain itu,
sangat penting untuk merumuskan indikator gender tambahan untuk mengukur
perubahan-perubahan posisi dan peran perempuan (dan anak perempuan) dan
laki-laki (dan anak laki-laki). Lantas apa perbedaan antara monitoring dengan
evaluasi? Tuliskan jawaban anda pada kotak berikut:

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 52
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Sekarang cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini.

MONITORING

Melihat kemajuan kinerja program (performance) secara periodik untuk


tindakan korektif. Pemantauan ini dilakukan secara sistematis yang bersifat
periodik dan berkesinambung an untuk mengetahui sedini mungkin apakah
pelaksanaan program sesuai atau menyimpang dari rencana awal dengan
memanfaatkan sekumpulan indikator terpilih.

Tujuan monitoring adalah untuk menjawab dua pertanyaan penting, yakni:

1. Apakah program telah mencapai populasi atau target yang diinginkan

2. Apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang direncanakan

Manfaat monitoring adalah:

1. Mengenali masalah program sedini mungkin,

2. Melakukan perbandingan antar lokasi/tempat,

3. Menilai trend status situasi tertentu, sehingga dapat diambil tindakan-


tindakan korektif.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 53
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

EVALUASI

Menilai hasil program (outcomes) untuk perbaikan program selanjutnya

Evaluasi merupakan proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi
organisasi dengan cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan
dengan tujuan/harapan/target yang ingin dicapai.

Tujuan Evaluasi adalah untuk menjawab:

1. Pencapaian tujuan,

2. Pengaruh program,

3. Keluaran dan dampak yang tidak diharapkan,

4. Penilaian program berdasar keberhasilan dan kegagalan.

Manfaat Evaluasi, yaitu:

1. Memberikan gambaran sampai seberapa jauh tujuan dan sasaran telah


tercapai

2. Memberikan motivasi pada seseorang untuk bertindak

3. Dapat membantu menetapkan prioritas dalam mengambil tindakan yang


diperlukan

4. Membantu menguji asumsi mengenai strategi dan sasaran sehingga manajer


program dapat memikirkan kembali strategi yang tepat

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 54
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman
Proses penilaian apakah tujuan sudah tercapai atau belum, kita harus memantaunya
dalam kegiatan monitoring sehingga upaya koreksi dapat dilakukan sedini
mungkin. Sedangkan untuk melihat keberhasilan kegiatan atau program serta
dampaknyakita dapat melakukan kegiatan evaluasi.

Tugas
Agar lebih memahami kedua perbedaan tentang monitoring dan evaluasi,
sebaiknya anda kerjakan tugas berikut ini.

Setelah anda menyusun perencanaan dan indikatornya, hal hal apa yang akan
anda monitor dan evaluasi terhadap masalah dalam kebidanan komunitas?

(SESUAI DENGAN JUDUL TAMBAHKAN URAIAN TENTANG

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 55
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tes Formatif
1. Melihat kemajuan kinerja program (performance) secara periodik untuk
tindakan korektif, disebut sebagai

a. Monitoring

b. Evaluasi

c. Supervisi

d. Transisi

2. Proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi organisasi dengan
cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan dengan tujuan/
harapan/target yang ingin dicapai.

a. Monitoring

b. Evaluasi

c. Supervisi

d. Transisi

3. Tujuan Evaluasi adalah untuk menjawab, kecuali :

a. Pencapaian tujuan,

b. Pengaruh program,

c. Keluaran dan dampak yang tidak diharapkan,

d. Penilaian berdasar laporan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 56
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

4. Tidak termasuk manfaat Evaluasi, yaitu:

a. Memberikan gambaran sampai seberapa jauh tujuan dan sasaran telah


tercapai

b. Memberikan motivasi pada seseorang untuk menurunkan kinerja

c. Dapat membantu menetapkan prioritas dalam mengambil tindakan

d. Membantu menguji asumsi mengenai strategi sehingga dapat


memilihstrategi yang tepat

5. Manfaat monitoring adalah, kecuali:

a. Mengenali masalah program sedini mungkin,

b. Melakukan perbandingan antar lokasi/tempat,

c. Menilai trend status situasi sehingga dapat diambil tindakan korektif

d. Menyesali program program yang dikembangkan

6. Tujuan monitoring adalah untuk menjawab pertanyaan penting, yakni:

a. Apakah program telah mencapai populasi atau target yang diinginkan

b. Apakah pelaksanaan program tidak sesuai dengan yang direncanakan

c. Pengaruh program,

d. Keluaran dan dampak yang tidak diharapkan

7. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu perencanaan dalam evaluasi adalah

a. mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan

b. dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 57
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

c. dipakai sebagai umpan balik bagi perencanaan selanjutnya.

d. Dampak yang tidak diharapkan

8. Tidak termasuk manfaat Evaluasi, yaitu:

a. Memberikan gambaran sampai seberapa jauh tujuan dan sasaran telah


tercapai

b. Memberikan motivasi pada seseorang untuk menurunkan kinerja

c. Dapat membantu menetapkan prioritas dalam mengambil tindakan

d. Membantu menguji asumsi mengenai strategi sehingga dapat


memilihstrategi yang tepat

9. Proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi organisasi dengan
cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan dengan tujuan/
harapan/target yang ingin dicapai.

a. Monitoring

b. Evaluasi

c. Supervisi

d. Transisi

10. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu perencanaan dalam evaluasi adalah

a. mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan,

b. dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima,

c. dipakai sebagai umpan balik bagi perencanaan selanjutnya.

d. Dampak yang tidak diharapkan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 58
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Penutup
Selamat Anda telah berhasil mempelajari Modul ini. Dari modul ini Anda telah
mempelajari Analisis Situasi Kesehatan Secara Partisipatif yang dipergunakan
untuk melibatkan masyarakat secara aktif, melalui : 1) Melakukan analisis situasi
kesehatan, 2) Membuat Bagan Perubahan dan Kecenderungan, 3) Penelusuran
desa (TransecT), 4) Rangking/perinkat Kekayaan dan kesejahteraan, 5) pengkajian
Lembaga Desa, 6) Pengkajian kalender Musim. Data data ini selanjutnya diolah
dalam Analisis Masalah dalam kebidanan Komunitas bersama sama dengan
masyarakat. Masalah dan prioritas yang telah ditentukan dipecahkan melalui
perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang tanggap Gender dan
Partisipatif. Langkah selanjutnya adalah Monitoring dan Evaluasi untuk memantau
keberhasilan program berdasarkan tujuan dan indicator indicator yang telah
ditentukan.

Sekarang bertanyalah kepada diri Anda sendiri apakah Anda telah


menguasai seluruh materi yang dibahas dalam modul ini. Jika belum pelajari
sekali lagi, terutama pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Jika sudah
bersegeralah menghubungi dosen yang mengampu mata kuliah ini untuk
meminta tes akhir modul.

Selamat dan sukses selalu

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 59
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Daftar Pustaka
YPKP dan Pusdiknakes , 2010, Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM
dalam Asuhan Kebidanan Komunitas

Dr. Syahlan, SKM. Kebidanan Komunitas. Jakarta

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 60
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN KEGIATAN 1 KUNCI JAWABAN KB 2

1.D 1. D

2. A
2. B
3. A
3. B
4. D
4. C
5. A
5. A
6. B

6. D 7. D

7. D 8. A

8. C 9. A

10. B
9. D

10. B

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 61
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


KEGIATAN 3 KEGIATAN 4

1. A 1. A

2. A 2. B

3. D 3. D

4. D 4. B

5. D 5. D

6. C 6. A

7. A 7. D

8. B 8. B

9. B 9. A

10. C 10. D

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 62
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tes Akhir Modul


Waktu: 90 menit

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas

1. Sebutkanlah Teknik-Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan secara


Partisipatif !

2. Kemukakan Tujuan dari kajian sejarah desa dalam analisis situasi kebidanan
komunitas

3. Berikan 3 penjelasan atau asumsi yang mendorong partisipasi masyarakat


dalam pebangunan pelayanan kebidanan saat ini !

4. menurut anda, mengapa dalam menyusun perencanaan kegiatan harus


dilakukan secara partisipatif debgan masyarakat?

5. Jelaskan Tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran


MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan di Indonesia

6. Kemukakan perbedaan anatara monitoring dan evaluasi dalam pelayanan


kebidanan secara partisipatif

7. Jelaskan Pengembangan kapasitas masyarakat berdasarakan tiga


tingkatan/ dimensi!

8. Menurut anda, keberadaan wadah seperti ‘forum warga’ di masyarakat


sangat penting. Hal ini bertujuan untuk?

9. Merumuskan masalah dalam kebidanan komunitas mengacu pada


kerangka Bloom terdapat 4 hal. Jelaskan

10. Sebutkan 5 Indikator kuantitatif yang biasa digunakan untuk mengukur


angka kematian

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 63
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kunci Jawaban Tes Akhir Modul


1. Teknik-Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan secara Partisipatif

a. PENELUSURAN SEJARAH DESA

b. PEMBUATAN BAGAN PERUBAHAN DAN KECENDERUNGAN

c. PEMBUATAN KALENDER MUSIM

d. PEMBUATAN PETA DESA

e. PENGKAJIAN LEMBAGA DESA (DIAGRAM VENN)

f. PENELUSURAN LOKASI/DESA (TRANSECT)

g. RANKING/PERINGKAT KEKAYAAN DAN KESEJAHTERAAN

h. WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR

2. Tujuan dari kajian sejarah desa adalah:

a. Memfasilitasi masyarakat agar mengungkapkan pemahamannya tentang


keadaan mereka di masa kini, dengan mengkaji latar belakang masa lalu.

b. Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan yang


terjadi di masyarakat dan masalah yang terjadi karena perubahan serta
bagaimana solusinya.

c. Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara


berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan mereka.

3. Asumsi yang mendorong partisipasi masyarakat, yakni: Pertama, rakyatlah


yang paling tahu kebutuhannya, karena itu rakyat mempunyai hak untuk
mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan pembangunan di wilayah
lokalnya. Kedua, pendekatan partisipatif dapat menjamin kepentingan dan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 64
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

‘suara’ kelompok-kelompok yang selama ini tersisih atau marjinal dalam


pembangunan. Ketiga, partisipasi dalam pengawasan/monitoring terhadap
proses pembangunan dapat mengurangi terjadinya berbagai penyimpangan
program, termasuk tidak tercapainya tujuan program.

4. Tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran MDGs tahun
2015 di bidang kesehatan di Indonesia adalah:

1) Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah, sehingga


menjadi kendala untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang
layak.

2), Kondisi geografis, terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang sulit


dijangkau oleh akses pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi
kesiapan penempatan tenaga kesehatan (dokter dan bidan).

3) Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada


tindakan kuratif daripada preventif dan promotif, yang dapat dilihat dari
prioritas pendirian rumah-rumah sakit di kota-kota Kabupaten/Propinsi.
Dalam perancangan program, ketidakmampuan mengindentifikasi
masalah dan kebutuhan secara tepat akan berimplikasi pada ketidakjelasan
program.

5. Alasan program yang berdaya-guna (efektif) perlu dirancang dengan


pendekatan partisipatif, adalah agar tujuan program, kelompok sasaran
(target group), upaya pencapaian tujuan, indikator capaian, serta sumber daya
yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi masyarakat sehingga. Implikasinya,
program dapat berjalan efektif dan efisien, demikian pula capaian maupun
keberlanjutannya (sustainabilitas).

6. Perbedaan Monitoring dan evaluasi

Monitoring : Melihat kemajuan kinerja program (performance) secara periodik


untuk tindakan korektif.

Pemantauan ini dilakukan secara sistematis yang bersifat periodik dan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 65
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

berkesinambungan untuk mengetahui sedini mungkin apakah pelaksanaan


program sesuai atau menyimpang dari rencana awal dengan memanfaatkan
sekumpulan indikator terpilih.

EVALUASI

Menilai hasil program (outcomes) untuk perbaikan program selanjutnya

Evaluasi merupakan proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi
organisasi dengan cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan
dengan tujuan/harapan/target yang ingin dicapai.

Konsep dan strategi kebijakan pengelolaan kesehatan yang dilakukan selama


ini lebih difokuskan pada program-program kesehatan, sementara masalah
determinan dan persoalan-persoalan riil yang terjadi di masyarakat kurang
mendapat prioritas.

7. Pengembangan kapasitas masyarakat dalam kebidanan komunitas, dapat


dilihat dari tiga tingkatan/ dimensi, yakni:

1. Dimensi Kapasitas Sistem

Merujuk pada perencanaan berkala yang terpadu dan berkesinambungan,


yang dirumuskan secara objektif, terarah, dan sesuai kebijakan normatif
yang menjadi rujukan bersama.

2. Dimensi Kapasitas Institusi

Bertujuan untuk memfasilitasi proses perencanaan secara jelas dan


konsisten. Untuk itu perlu struktur pengorganisasian yang jelas, termasuk
penjabaran tugas dan fungsi dari masing-masing pelaku/aktor yang terlibat,
mekanisme koordinasi, serta evaluasi kinerja dan monitoring dampak
untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan akuntabilitas (pertanggungjawaban)
jalannya program pelayanan masyarakat

3. Dimensi Kapasitas Individu

Pengembangan kapasitas individu mencakup: (a) Keterampilan perencanaan


(kemampuan atau kapasitas melakukan analisis situasi hingga monitoring

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 66
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

evaluasi), (b) Keterampilan manajerial, yakni kapasitas memfasilitasi,


memoderasi dan mengkoordinir semua pelaku dan kepentingan ke dalam
suatu proses perencanaan yang teratur (c) Keterampilan sosial yakni
kapasitas dalam membangun proses dialogis yang konstruktif dalam
rangka membangun kebersamaan dalam keberagaman kepentingan
untuk menghasilkan produk perencanaan yang mampu mengakomodir
kepentingan dari bawah.

8. Tujuan forum warga adalah mempertemukan berbagai kelompok warga/


masyarakat (kelas sosial, umur, gender, dll) menjadi relevan dan signifikan
diperkuat kapasitasnya. Forum ini diharapkan mampu mengakomodir
berbagai aspirasi dan kepentingan warga dalam merancang sekaligus
mengambil keputusan tentang program/kebijakan yang menjadi
kebutuhan/kepentingan bersama.Melalui ini harapkan akan terbangun: (i)
kesadaran masyarakat akan perlunya mereka ikut terlibat dalam perencanaan
pembangunan atau pengembangan masyarakat; (ii) kesadaran bahwa
perlu suatu pengorganisasian sosial atas berbagai kelompok warga dalam
merancang dan menetapkan (memutuskan) program prioritas masyarakat;
(iii) identitas diri sebagai suatu kelompok kepentingan dan sama-sama
terlibat dalam proses perencanaan.

9. Determinan derajat kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya


kesakitan dan kematian yaitu (1) genetika dan kependudukan(2) lingkungan
kesehatan (3) perilaku kesehatan dan (4) program dan pelayanan kesehatan.

10. Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa


digunakan adalah:

• CDR (Crude Death Rate atau angka kematian kasar)

• ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur


tertentu)

• IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB)

• MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI)

• DSDR (Disease Specific Death Rate atau Angka Kematian yang


disebabkan oleh penyakit tertentu)

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4 Tes Akhir Modul 67

Anda mungkin juga menyukai