Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MK. SURVAILANS KESEHATAN MASYARAKAT

“KLB & WABAH”

Dosen Pengampu :
H. Subakir, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :

Silvia meilina
NPM : 1813201041

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI

TA 2020-2021
Jelaskan/uraikan :

A. KLB dan Wabah

Jawab : Wabah adalah kejadian  berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat


yang jumlah penderitanya meniangakat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim
pada waktu dan adaerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.

KLB kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadiaan morbilitas atau
mortalitas yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam periode tertentu.

1. Perbedaan Antara KLB dan wabah

Jawab :

Cakupan : KLB Suatu wilayah tertentu (kabupatenkota)


Cakupan : Wabah Terjadi pada beberapa kabupaten/kota atau provinsi
Pihak yang menetapkan KLB : Bupati, Kadinkes Kab/Kota, Guberur, Kadinkes Prov,
atau Menteri
Pihak yang menetapkan Wabah : Menteri
Jenis penyakit Penyakit KLB : menular, penyakit tidak menular, keracunan, bencana
dan kedaruratan
Jenis penyakit wabah : Penyakit menular
Sektor KLB : Kesehatan manusia
Sektor Wabah : Kesehatan manusia dan kesehatan hewan
2. Kriteria kerja KLB

Jawab :

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada.tidak dikenal.


2. Peningkatan kejadian penyakit /kematian terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut penyakitnya.
3. peningkatan kejadian penyakit 2 kali atau lebih disbanding dengan periode
sebelumnya, (jam, minggu, bulan, tahun)
4. jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukan kenaikan 2 kali atau lipat atau
lebih dibandingkan dengan angka rata-rata penularan dalam tahun sebelumnya.
5. angka rata-rata perbulan selama satu tabun menunjukan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih jika dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dari tahun sebelumnya.
6. Case fatality rate suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu menunjukan kenaikan
50% atau lebih dibandingkan dengan CFR dari periode sebelumnya.
7. proporsional rate penderita baru dari suatu penyakit menular menunjukan kenaikan
2 atau lebih disbanding periode kurun waktu yang sama tahun sebelumnya.

3. Langkah kerja penyidikan KLB

Jawab : 1. Persiapan penelitian lapangan.

2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB.


3. Memastikan Diagnosis Etiologis
4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan
5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu dan tempat.
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan).
7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran
8. Mengidentifikasi keadaan penyebab KLB
9. Merencanakan penelitian lain yang sistimatis
10. Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan.
11. Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi.
12. Melaporkan hasil penyidikan kepada instansi setempat dan kepada sistim pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi.

B. Jelaskan tentang COVID-19, minimal tentang :

1. Apa virus Corona itu ?

Jawab : Virus Corona atau severe acute respiratory syndromecoronavirus 2 (SARS-CoV-


2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,
infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

2. Apa yang dimaksud dengan Covid-19.

Jawab : COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan.  Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum
mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang
menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.

3.Apa saja gejala COVID-19 ?

Jawab : Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa
lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa
nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare,
kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan
atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.
Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan. Sebagian besar
(sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1
dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-
orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis penyerta seperti tekanan
darah tinggi, gangguan jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan
lebih besar mengalami sakit lebih serius. Namun, siapa pun dapat terinfeksi COVID-19 dan
mengalami sakit yang serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam dan/atau batuk
disertai dengan kesulitan bernapas/sesak napas, nyeri/tekanan dada, atau kehilangan
kemampuan berbicara atau bergerak harus segera mencari pertolongan medis. Jika
memungkinkan, disarankan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan atau fasilitas
kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.

4. Apa yang harus saya lakukan jika saya memiliki gejala COVID-19 dan kapan saya

harus mencari perawatan medis?

Jawab : Jika Anda mengalami gejala ringan, seperti batuk ringan atau demam ringan, secara
umum tidak perlu mencari pertolongan medis. Tetap di rumah, isolasi diri, dan pantau gejala
Anda. Ikuti panduan nasional tentang isolasi mandiri. Namun, jika Anda tinggal di daerah
dengan malaria atau demam berdarah, Anda tidak boleh mengabaikan gejala demam. Segera
cari pertolongan medis. Saat Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika
memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, dan jangan menyentuh
permukaan benda dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak untuk
mematuhi nasihat ini. Segera cari perawatan medis jika Anda mengalami kesulitan bernapas
atau nyeri/tekanan di dada. Jika memungkinkan, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda
terlebih dahulu, sehingga Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.
5. Bagaimana penyebaran COVID-19 ?

Jawab : Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi virus ini. COVID-19
dapat menyebar terutama dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau
mulut yang keluar saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin atau berbicara.
Percikan-percikan ini relatif berat, perjalanannya tidak jauh dan jatuh ke tanah dengan cepat.
Orang dapat terinfeksi COVID-19 jika menghirup percikan orang yang terinfeksi virus ini.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain.
Percikan-percikan ini dapat menempel di benda dan permukaan lainnya di sekitar orang
seperti meja, gagang pintu, dan pegangan tangan. Orang dapat terinfeksi dengan menyentuh
benda atau permukaan tersebut, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka.
Inilah sebabnya penting untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air bersih
mengalir, atau membersihkannya dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. WHO
terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan
menyampaikan temuan-temuan terbaru.

6. Apakah COVID-19 dapat diketemukan pada orang yang tidak memiliki gejala?

Jawab : COVID-19 terutama menyebar melalui percikan saluran pernapasan yang


dikeluarkan oleh seseorang yang batuk atau memiliki gejala lain seperti demam atau rasa
lelah. Banyak orang yang terinfeksi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan terutama
pada tahap-tahap awal. Karena itu, COVID-19 dapat menular dari orang yang hanya
bergejala ringan, seperti batuk ringan, tetapi merasa sehat. Beberapa laporan menunjukkan
bahwa orang tanpa gejala dapat menularkan virus ini namun belum diketahui seberapa sering
penularan dengan cara tersebut terjadi. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian
tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.

7. Bagaimana kita melindungi orang lain dan diri kita sendiri dari Covid-19 ?

Jawab : Mempraktikkan kebersihan tangan dan pernapasan setiap saat sangatlah penting, dan
merupakan cara terbaik untuk melindungi orang lain dan diri Anda sendiri. Apabila
memungkinkan, jaga jarak Anda dengan orang lain minimal 1 meter terutama jika berada di
dekat orang yang batuk atau bersin. Karena beberapa orang yang terinfeksi mungkin belum
menunjukkan gejala atau gejalanya masih ringan, menjaga jarak fisik dengan semua orang
adalah upaya terbaik jika Anda berada di daerah di mana COVID-19 menyebar.

8. Apa yang harus dilakukan jika kontak dekat dengan seseorang yang memiliki
COVID-19?

Jawab : Jika Anda telah berkontak erat dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19 maka
Anda kemungkinan akan terinfeksi. Kontak erat berarti tinggal atau berada dalam jarak
kurang dari 1 meter dari orang yang terinfeksi COVID-19. Jika demikian, sangat disarankan
untuk tidak meninggalkan rumah. Namun, jika Anda tinggal di daerah di mana terdapat kasus
malaria atau demam berdarah, maka penting untuk tidak mengabaikan gejala demam. Segera
cari pertolongan medis. Saat Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika
memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, dan jangan menyentuh
permukaan dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak untuk mematuhi
nasihat ini. Jika Anda tidak tinggal di daerah di mana terdapat kasus malaria atau demam
berdarah, lakukanlah hal-hal berikut:
• Jika Anda sakit, meskipun gejalanya sangat ringan, Anda harus melakukan isolasi mandiri.
• Meskipun Anda tidak menyadari telah terpajan COVID-19 dan mengalami gejala, lakukan
isolasi mandiri dan pantau diri Anda.
• Anda lebih mungkin menginfeksi orang lain pada tahap awal penyakit meskipun gejala
Anda ringan; oleh karena itu isolasi mandiri sangatlah penting.
• Jika Anda tidak memiliki gejala, tetapi telah terpajan orang yang terinfeksi, lakukan
karantina mandiri selama 14 hari. Jika Anda terinfeksi COVID-19 (telah dikonfirmasi dengan
tes), lakukan isolasi mandiri selama 14 hari bahkan setelah gejala menghilang sebagai
tindakan pencegahan, meskipun belum diketahui secara pasti berapa lama pasien masih dapat
menularkan setelah dinyatakan sembuh. Ikuti pedoman nasional tentang isolasi mandiri.

9. Apa artinya mengisolasi diri ?

Jawab : Isolasi mandiri adalah tindakan penting yang dilakukan oleh orang yang memiliki
gejala COVID-19 untuk mencegah penularan ke orang lain di masyarakat, termasuk anggota
keluarga.
Isolasi mandiri adalah ketika seseorang yang mengalami demam, batuk, atau gejala COVID-
19 lainnya tinggal di rumah dan tidak pergi bekerja, sekolah, atau ke tempat-tempat umum.
Hal ini dilakukan secara sukarela atau berdasarkan rekomendasi dari penyedia layanan
kesehatan. Namun, jika Anda tinggal di daerah dengan kasus malaria atau demam berdarah,
Anda tidak boleh mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis. Saat Anda
pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1
meter dari orang lain dan jangan menyentuh permukaan benda dengan tangan Anda. Jika
yang sakit adalah anak, bantu anak mematuhi nasihat ini. Jika Anda tidak tinggal di daerah
dengan kasus malaria atau demam berdarah, lakukanlah hal-hal berikut: 
• Jika seseorang melakukan isolasi mandiri, artinya orang tersebut sedang sakit namun tidak
parah (tidak memerlukan pertolongan medis) • Sediakan kamar sendiri yang besar dengan
sirkulasi udara yang baik dan dilengkapi sarana mencuci tangan dan toilet.
• Jika tidak memungkinkan, pisahkan tempat tidur dengan orang lain dengan jarak minimal 1
meter.
• Tetap jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain, termasuk anggota keluarga.
• Pantau gejala yang dialami setiap hari.
• Lakukan isolasi mandiri selama 14 hari meskipun Anda merasa sehat.
• Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda
– hubungi terlebih dahulu jika memungkinkan.
• Tetap positif dan semangat dengan cara tetap menjaga silahturahmi dengan orang-orang
tercinta melalui telepon atau media online dan dengan berolahraga di rumah.

10.Apa yang harus saya lakukan jika saya tidak memiliki gejala, tetapi saya pikir saya

telah terpajan COVID-19?

Jawab : Karantina mandiri berarti memisahkan diri dari orang lain karena Anda telah terpajan
dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19 meskipun Anda tidak memiliki gejala. Selama
karantina mandiri, pantau gejala-gejala yang dialami. Tujuan dari karantina mandiri adalah
untuk mencegah penularan. Karena orang yang terinfeksi COVID-19 dapat menularkan
secara cepat ke orang lain, segera mengarantina diri dapat mencegah orang lain tertular
infeksi.
Dalam hal ini:
• Sediakan kamar sendiri yang besar dengan sirkulasi udara yang baik dan dilengkapi sarana
mencuci tangan dan toilet.
• Jika tidak memungkinkan, pisahkan tempat tidur dengan orang lain dengan jarak minimal 1
meter.
• Tetap jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain, termasuk anggota keluarga. • Pantau
gejala yang dialami setiap hari. 
• Lakukan karantina mandiri selama 14 hari meskipun Anda merasa sehat.
• Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda
– hubungi terlebih dahulu jika memungkinkan.
• Tetap positif dan semangat

Namun, jika Anda tinggal di daerah dengan kasus malaria atau demam berdarah, Anda tidak
boleh mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis. Saat Anda pergi ke
fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari
orang lain dan jangan menyentuh permukaan benda dengan tangan Anda. Jika yang sakit
adalah anak, bantu anak mematuhi nasihat ini.

11.Apa artinya karantina sendiri?

Jawab : Karantina berarti membatasi kegiatan atau memisahkan orang yang tidak sakit tetapi
mungkin terpajan COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran penyakit pada
saat orang tersebut baru mulai mengalami gejala.

13.Apa perbedaan antara isolasi diri, karantina diri dan jarak?

Jawab :

Karantina berarti membatasi kegiatan atau memisahkan orang yang tidak sakit tetapi
mungkin terpajan COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran penyakit pada
saat orang tersebut baru mulai mengalami gejala.
Isolasi berarti memisahkan orang yang sakit dengan gejala COVID-19 dan mungkin menular
guna mencegah penularan.
Menjaga jarak fisik berarti terpisah secara fisik. WHO merekomendasikan untuk menjaga
jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Jarak ini merupakan ukuran umum tentang seberapa
jauh semua orang harus saling menjaga jarak walaupun mereka baik-baik saja tanpa diketahui
terpajan COVID-19 atau tidak.

13.Bisakah anak-anak atau remaja terkena COVID-19?

Jawab : Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja memiliki risiko terinfeksi dan
menularkan ke orang lain yang sama seperti kelompok usia lainnya. Sampai saat ini, bukti
menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit
yang serius, meskipun penyakit yang serius masih dapat terjadi pada kelompok usia ini.
Anak-anak dan orang dewasa harus mengikuti panduan yang sama tentang karantina dan
isolasi mandiri jika ada kemungkinan bahwa mereka telah terpajan atau mulai menunjukkan
gejala. Sangat penting bagi anak-anak untuk menghindari kontak dengan orang tua dan orang
lain yang berisiko memiliki penyakit serius.

14.Apa yang bisa saya lakukan untuk melindungi diri dan mencegah penyebaran

penyakit?

Jawab : Tetap ikuti informasi terbaru tentang wabah COVID-19 yang tersedia di situs web
WHO dan melalui kementerian kesehatan dan dinas kesehatan di daerah Anda. Di banyak
negara di seluruh dunia, kasus dan bahkan wabah COVID-19 telah terjadi. Pemerintah
Tiongkok dan pemerintah beberapa negara lain telah berhasil memperlambat wabah yang
terjadi di wilayahnya. Namun, situasi yang ada masih sulit diprediksi. Karena itu, tetaplah
ikuti berita terbaru.
Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara
melakukan beberapa langkah kewaspadaan:
• Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan
antiseptik berbahan dasar alkohol. Mengapa? Mencuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus di
tangan Anda.
• Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain. Mengapa? Ketika seseorang batuk, bersin,
atau bicara, orang tersebut mengeluarkan percikan dari hidung atau mulutnya dan percikan
ini dapat membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat menghirup percikan ini dan
juga virus COVID-19 jika orang tersebut terinfeksi penyakit ini.
• Hindari pergi ke tempat-tempat ramai. Mengapa? Ketika orang-orang berkumpul bersama
dalam kerumunan, Anda memiliki kemungkinan untuk melakukan kontak erat dengan orang
yang terinfeksi COVID-19 dan lebih sulit untuk menjaga jarak fisik minimal 1 meter.
• Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh berbagai
permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan. Tangan yang
terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung, atau mulut, yang dapat menjadi
titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda menjadi sakit.
• Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda menjalankan etika batuk dan bersin dengan
cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin, segera
buang tisu bekas tersebut. Mengapa? Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan mengikuti
etika batuk dan bersin, Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-virus seperti batuk
pilek, flu, dan COVID-19.
• Tetaplah tinggal di rumah dan lakukan isolasi mandiri meskipun hanya memiliki gejala
ringan seperti batuk, sakit kepala, dan demam ringan sampai Anda sembuh. Minta seseorang
untuk membawakan persediaan kebutuhan Anda. Jika Anda harus meninggalkan rumah,
kenakan masker untuk menghindari penularan ke orang lain. Mengapa? Menghindari kontak
dengan orang lain akan melindungi mereka dari kemungkinan penularan COVID-19 dan
virus lainnya.
• Jika Anda demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan
tetap memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan dinas kesehatan setempat
Anda.
Mengapa? Kementerian kesehatan dan dinas kesehatan daerah memiliki informasi terbaru
tentang situasi di wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu,
petugas kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan Anda ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga melindungi Anda dan membantu mencegah
penyebaran virus dan infeksi lainnya.
• Tetap ikuti informasi terbaru dari sumber terpercaya, seperti WHO, dinas kesehatan daerah,
dan kementerian kesehatan. Mengapa? Dinas kesehatan daerah dan kementerian kesehatan
adalah sumber terpercaya dalam memberikan arahan kepada masyarakat di wilayahnya
tentang apa saja yang harus dilakukan untuk melindungi diri.

15.Apakah ada vaksin, obat atau perawatan untuk COVID-19?

Jawab : Meskipun beberapa pengobatan barat, tradisional, maupun buatan rumahan dapat
meringankan dan mengurangi gejala ringan COVID-19, tidak ada obat yang terbukti dapat
mencegah atau menyembuhkan COVID-19. WHO tidak merekomendasikan tindakan
mengobati diri sendiri dengan obat apa pun, termasuk antibiotik, untuk mencegah atau
menyembuhkan COVID-19. Namun, beberapa uji klinis sedang berlangsung atas obat-obatan
barat maupun tradisional. WHO sedang mengoordinasikan upaya-upaya pengembangan
vaksin dan obat untuk mencegah dan mengobati COVID-19 dan akan terus memberikan
informasi terbaru seiring tersedianya temuan klinis.
Cara efektif untuk melindungi Anda dan orang lain dari COVID-19 adalah:
• Cuci tangan dengan teratur dan menyeluruh
• Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
• Jalankan etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat
atau tisu. Jika menggunakan tisu, segera buang setelah digunakan dan cuci tangan.
• Jaga jarak fisik dengan orang lain setidaknya 1 meter
16.Apakah WHO merekomendasikan penggunaan masker medis untuk mencegah

penyebaran COVID-19?

Jawab : Saat ini, tidak ada cukup bukti untuk menyarankan atau mencegah penggunaan
masker (baik masker medis atau jenis lainnya) oleh orang sehat di masyarakat. Namun, WHO
secara aktif terus mengikuti pengetahuan yang terus berubah mengenai penggunaan masker
dan terus memperbarui panduannya. Masker medis direkomendasikan terutama dalam
perawatan kesehatan, tetapi dapat dipertimbangkan dalam keadaan lain (lihat di bawah).
Masker medis harus dikombinasikan dengan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi
utama lain seperti kebersihan tangan dan menjaga jarak fisik.
Tenaga kesehatan
Mengapa? Masker dan respirator medis seperti N95, FFP2, atau yang setara
direkomendasikan dan harus dikhususkan bagi petugas layanan kesehatan saat merawat
pasien. Kontak erat dengan suspek atau orang yang terkonfirmasi COVID-19 dan lingkungan
sekitarnya adalah cara utama penularan; hal ini berarti tenaga kesehatan adalah orang-orang
yang paling terpajan.
Orang yang sakit dan menunjukkan gejala COVID-19 Mengapa? Setiap orang yang sakit
dengan gejala ringan seperti nyeri otot, batuk ringan, sakit tenggorokan, atau rasa lelah harus
melakukan isolasi di rumah dan menggunakan masker medis sesuai dengan rekomendasi
WHO tentang perawatan di rumah untuk pasien suspek COVID-19. Batuk, bersin, atau
berbicara dapat menghasilkan percikan yang dapat menjadi sumber penularan. Percikan ini
dapat menempel di wajah orang lain di dekatnya dan lingkungan sekitar. Jika orang yang
terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara saat mengenakan masker medis, penggunaan masker
dapat membantu melindungi orang-orang terdekat dari infeksi. Jika orang sakit perlu pergi ke
fasilitas kesehatan, mereka harus memakai masker medis. Siapa pun yang merawat seseorang
di rumah yang terinfeksi COVID-19 Mengapa? Mereka yang merawat orang-orang yang
terinfeksi COVID-19 harus mengenakan masker medis untuk perlindungan. Sekali lagi,
sering berkontak erat dalam waktu lama dengan orang terinfeksi COVID-19 memberikan
risiko tinggi bagi pengasuh. Pengambil kebijakan nasional juga dapat merekomendasikan
penggunaan masker medis untuk individu tertentu berdasarkan pendekatan berbasis risiko.
Pendekatan ini mempertimbangkan tujuan penggunaan masker, risiko pajanan dan kerentanan
pemakainya, tempat, seberapa mungkin masker digunakan, dan jenis masker yang harus
dipertimbangkan.
17.Bagaimana cara memakai masker medis?

Jawab : Jika Anda akan menggunakan masker:


1. Sebelum menyentuh masker, cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir, atau
bersihkan tangan menggunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
2. Ambil masker dan periksa apakah ada sobekan atau lubang
3. Tentukan sisi mana yang merupakan sisi atas (tempat pita logam berada)
4. Pastikan sisi masker yang tepat menghadap ke luar (sisi berwarna).
5. Tempatkan masker ke wajah Anda. Jepit pita logam atau bagian tepi masker yang kaku
sehingga bentuknya sesuai hidung Anda.
6. Tarik masker ke bawah sehingga menutupi mulut dan dagu Anda.
7. Jangan menyentuh masker pada saat Anda memakainya sebagai perlindungan.
8. Setelah digunakan, lepas masker dengan tangan bersih, lepaskan tali elastis dari belakang
telinga sambil menjauhkan masker dari wajah dan pakaian Anda, untuk menghindari
menyentuh permukaan masker yang mungkin terkontaminasi.
9. Segera buang masker sekali-pakai di tempat sampah setelah digunakan. Jangan gunakan
kembali masker tersebut.
10. Jaga kebersihan tangan setelah menyentuh atau membuang masker – Gunakan cairan
antiseptik berbahan dasar alkohol atau jika terlihat kotor, cuci tangan Anda dengan sabun dan
air.
Perlu dipahami bahwa terjadi kekurangan ketersediaan masker di seluruh dunia (baik masker
medis maupun masker N95). Masker medis harus dialokasikan sebanyak mungkin untuk
tenaga kesehatan.
Perlu diingat bahwa penggunaan masker bukan pengganti bagi cara-cara lain yang lebih
efektif untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari COVID-19 seperti sering mencuci
tangan, menutup hidung dan mulut dengan lengan yang terlipat atau tisu ketika batuk, dan
menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Lihat langkah-langkah perlindungan dasar
terhadap coronavirus baru untuk informasi lebih lanjut.
Tetap ikuti saran dari kementerian kesehatan Anda tentang penggunaan masker.

18.Berapa lama setelah terkena COVID-19 sampai terjadinya gejala?

Jawab : Pada umumnya, gejala mulai muncul sekitar lima hingga enam hari setelah terjadi
pajanan, tetapi waktu kemunculan gejala ini dapat berkisar dari 1-14 hari.

19.Apa hubungan antara COVID-19 dan hewan?


Jawab : COVID-19 ditularkan dari manusia ke manusia. Kita sudah banyak mengetahui
tentang virus lain dalam keluarga coronavirus dan sebagian besar jenis virus ini berasal dari
hewan. Virus COVID-19 (disebut juga SARS-CoV-2) adalah virus baru pada manusia.
Kemungkinan hewan sumber COVID-19 saat ini belum dipastikan tetapi penelitian sedang
berlangsung. WHO terus memantau penelitian terbaru tentang ini dan topik COVID-19
lainnya serta akan memberikan pemutakhiran jika temuan baru tersedia.

20.Bisakah saya menemukan COVID-19 dari hewan peliharaan saya atau hewan

lain?

Jawab : Beberapa anjing dan kucing (kucing rumah tangga dan harimau) yang berkontak
dengan manusia yang terinfeksi dinyatakan positif COVID-19. Selain itu, musang juga rentan
terhadap infeksi. Dalam eksperimen, kucing dan musang dapat menularkan infeksi ke hewan
lain dari spesies yang sama, tetapi tidak ada bukti bahwa hewan-hewan ini dapat menularkan
penyakit ke manusia dan berperan dalam menyebarkan COVID-19. COVID-19 menyebar
terutama melalui percikan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau
berbicara. Orang yang sakit COVID-19 dan orang-orang yang berisiko direkomendasikan
untuk membatasi kontak dengan hewan pendamping dan hewan-hewan lain. Saat menangani
dan merawat hewan, langkah-langkah kebersihan dasar harus selalu dilaksanakan termasuk
mencuci tangan setelah memegang hewan, makanan, atau persediaan mereka, serta
menghindari mencium, menjilat, atau berbagi makanan.
WHO terus memantau penelitian terbaru tentang ini dan topik COVID-19 lainnya serta akan
memberikan pemutakhiran jika temuan baru tersedia.

21.Berapa lama virus bertahan di permukaan?

Jawab : Hal yang paling penting untuk diketahui tentang coronavirus pada permukaan benda
adalah bahwa coronavirus mudah dibersihkan menggunakan disinfektan rumah tangga biasa
yang dapat membunuh virus tersebut. Penelitian telah menunjukkan bahwa virus COVID-19
dapat bertahan hingga 72 jam pada plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada
tembaga, dan kurang dari 24 jam pada karton. Pastikan Anda selalu menjaga kebersihan
tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir, atau cairan
antiseptik berbahan dasar alkohol. Hindari menyentuh mata, mulut, atau hidung Anda.

22.Bagaimana cara berbelanja secara aman?


Jawab : Saat berbelanja bahan makanan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain dan
tidak menyentuh mata, mulut, dan hidung Anda. Jika memungkinkan, bersihkan pegangan
kereta belanja atau keranjang sebelum berbelanja. Saat tiba di rumah, cuci tangan Anda
sampai bersih dan juga setelah memegang dan menyimpan produk yang Anda beli. Saat ini
tidak ada kasus konfirmasi COVID-19 yang ditularkan melalui makanan atau kemasan
makanan.

23.Bagaimana cara mencuci buah dan sayuran?

Jawab : Buah dan sayuran adalah komponen penting dalam diet sehat. Cuci buah dan sayuran
dengan cara yang sama ketika Anda mencucinya dalam keadaan lain: sebelum menyentuh
buah dan sayuran, cuci tangan Anda dengan sabun dan air bersih mengalir. Kemudian, cuci
buah dan sayuran secara menyeluruh dengan air bersih, terutama jika Anda memakannya
dalam keadaan mentah.

24.Apakah antibiotik efektif dalam mencegah atau mengobati COVID-19?

Jawab : Tidak. Antibiotik tidak efektif melawan virus; antibiotik hanya efektif melawan
infeksi bakteri. COVID-19 disebabkan oleh virus, sehingga antibiotik tidak efektif melawan
COVID-19. Antibiotik tidak boleh digunakan sebagai upaya pencegahan atau pengobatan
COVID-19. Di rumah sakit, dokter kadang-kadang akan menggunakan antibiotik untuk
mencegah atau mengobati infeksi bakteri sekunder yang dapat menjadi komplikasi COVID-
19 pada pasien yang sakit serius. Antibiotik hanya boleh digunakan sesuai dengan anjuran
dokter untuk mengobati infeksi bakteri.

25.Bisakah saya menemukan COVID-19 dari kotoran seseorang yang menderita

penyakit ini?

Jawab : Saat ini, penyelidikan awal menunjukkan bahwa virus dapat ada pada kotoran dalam
beberapa kasus, tetapi belum ada laporan penularan COVID-19 melalui kotoran. Selain itu,
sampai dengan saat ini tidak ada bukti tentang kelangsungan hidup virus COVID-19 di air
atau selokan.
WHO sedang mengkaji penelitian yang sedang berlangsung terkait cara penularan COVID-19
dan akan terus menyampaikan temuan baru dalam topik ini.

Anda mungkin juga menyukai