Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fadhila Auriza Putri Perwita Sari

Kelas : A

NIM : 21040120120023

RANGKUMAN GEOLOGI LINGKUNGAN PERTEMUAN 8

KAJIAN BENTUK LAHAN HASIL PROSES


GEOMORFOLOGI/GEOLOGI

- Menurut Verstappen (1983) dalam bukunya Applied Geomorphology, geomorfologi


dapat didefinisikan sebagai kajian mengenai berbagai bentuk lahan di permukaan bumi
baik di atas maupun di bawah permukaan laut dan menekankan asal usul dan
perkembangannya di masa depan serta keterkaitannya dengan lingkungan (Egziabher
& Edwards, 2013).
- Sementara itu, Van Zuidam (1977) mendefinisikan geomorfologi sebagai ilmu yang
mendeskripsikan, mendefinisikan, serta menjabarkan bentuklahan dan proses-proses
yang mengakibatkan terbentuknya lahan tersebut, serta mencari hubungan antara
proses-proses dalam susunan keruangan.
- Dalam kaitannya mempelajari obyek kajian geomorfologi tersebut, Van Zuidam
membagi aspek-aspek geomorfologi dalam 4 kelompok besar, meliputi:
- a. Morfologi (relief) yang terdiri atas :
- 1) Morfografi atau aspek geomorfologi yang deskriptif pada suatu area seperti dataran,
perbukitan, pegunungan dan plateau.
- 2) Morfometri atau aspek kuantitatif dari suatu daerah seperti kecuraman lereng,
ketinggian permukaan dan ketidakrataan dataran.
- b. Morfogenesa atau asal mula bentuklahan dan perkembangannya dan proses-proses
pembentukan dan sebab terjadinya, meliputi:
- 1) Morfostruktur pasif yang menjelaskan mengenai litologi (jenis batuan dan struktur
batuan) yang dihubungkan dengan proses denudasi, seperti cuesta, hogback dan dome.
2) Morfostruktur aktif dinamika proses endogen yang didalamnya termasuk proses
vulkanisme, lipatan dan sesar tektonik, seperti gunungapi, punggungan antiklin dan
gawir sesar.
- 3) Morfodinamik atau dinamika proses eksogen yang dihubungkan dengan pengaruh
angin, air dan es dan material sisa, seperti gumuk, teras sungai, pantai.
- c. Morfokronologi atau penentuan umur secara relatif dan absolute pada berbagai
macam bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya.
- d. Morfoaransemen atau pengaturan keruangan dan hubungan antar berbagai jenis
bentuklahan dan proses-proses yang berlangsung di dalamnya.
- Perkembangan bentuklahan selain dipengaruhi oleh 4 aspek tersebut juga dikontrol tiga
unsur utama, yakni struktur, proses, dan waktu (tahapan)
- William Moris Davis (1938) dalam penjelasannya mengenai struktur, bahwa struktur
berkaitan dengan posisi dan tata letak batuan pada bumi. Sementara proses terjadi daam
bentuk erosi oleh angin, aliran sungai, glacial, dan gelombang yang mengukir
permukaan bumi. Dan tahapan merupakan derajat atau besaran erosi yang terjadi pada
suatu kurun waktu di suatu daerah.
- Bentuk lahan di muka bumi terbagi atas 3 kelompok besar atau orde, yakni:
- a. Orde pertama : benua dengan paparan, dan cekungan samudera
- b. Orde kedua : pegunungan, lato, dataran
- c. Orde ketiga : perbukitan, lembah-lembah, gawir “buttes”, “mesa”
- Di samping itu, bentuklahan juga diklasifikasikan ke dalam golongan-golongan atas
dasar kesamaan karakteristik yang dimiliki masing-masing bentuklahan tersebut.
Adapun klasifikasi bentuklahan yang dimaksud meliputi:

- Pembuatan peta geomorfologi, kadang-kadang menimbulkan kesulitan pada tahap


klasifikasi dan penamaan satuan geomorfologinya.
- Klasifikasi bentuk muka bumi ini dibuat untuk menjembatani kesulitan tersebut dengan
tetap mendasarkan pada penjelasan genetis geologis.
- Dalam pembagian ini terdapat sembilan satuan bentang alam yang dikontrol baik oleh
proses endogen maupun proses eksogen, yang masing-masing terbagi ke dalam
beberapa satuan bentuk muka bumi.
- Kesembilan satuan bentang alam tersebut adalah: 1. Pegunungan Lipatan, 2.
Pegunungan Plateau/Lapisan Datar, 3. Pegunungan Sesar, 4. Pegunungan Gunungapi,
5. Karst, 6. Sungai dan Danau, 7. Pantai, Delta dan Laut, 8. Gurun, 9. Glasial.
- Acuan Pembagian Klasifikasi BMB
Acuan pembagian Klasifikasi BMB ini akan mengikuti beberapa kriteria di bawah ini:
- 1. Secara umum dibagi berdasarkan satuan bentang alam yang dibentuk akibat proses-
proses endogen / struktur geologi (pegunungan lipatan, pegunungan plateau/lapisan
datar, Pegunungan Sesar, dan gunungapi) dan proses-proses eksogen (pegunungan
karst, dataran sungai dan danau, dataran pantai, delta, dan laut, gurun, dan glasial), yang
kemudian dibagi ke dalam satuan bentuk muka bumi lebih detil yang dipengaruhi oleh
proses-proses eksogen.
2. Dalam satuan pegunungan akibat proses endogen, termasuk di dalamnya adalah
lembah dan dataran yang bisa dibentuk baik oleh proses endogen maupun oleh proses
eksogen.
3. Pembagian lembah dan bukit adalah batas atau titik belok dari bentuk gelombang
sinusoidal ideal (Gambar 2A). Di alam, batas lembah dicirikan oleh tekuk lereng yang
umumnya merupakan titik-titik tertinggi endapan koluvial dan/atau aluvial (Gambar
2B).

- Gambar 2. Batasan bukit dan lembah


- 4. Penamaan satuan paling sedikit mengikuti prinsip tiga kata, atau paling banyak empat
kata bila ada kekhususan; terdiri dari bentuk / geometri / morfologi, genesa morfologis
(proses-proses endogen – eksogen), dan nama geografis. Contoh: Lembah Antiklin
Welaran, Punggungan Sinklin Paras, Perbukitan Bancuh Seboro, Dataran Banjir
Lokulo; Bukit Jenjang Volkanik Selacau, Kerucut Gunungapi Guntur, Punggungan
Aliran Lava Guntur, Kubah Lava Merapi, Perbukitan Dinding Kaldera Maninjau,
Perbukitan Menara Karst Maros, Dataran Teras Bengawan Solo, Dataran Teras
Terumbu Cilauteureun, dsb.
- 5. Klasifikasi BMB disusun dalam Tabel 1.
Sumber :

Bandono, dan Brahmantyo, B., 1992. Peta Geomorfologi, Masalah dan Penggunaannya dalam
Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Indonesia. Pros. PIT IAGI XXI, Yogyakarta, hal.
777-783.
Brahmantyo, B., dan Bandono, 1999. Geomorphologic Information in Spatial Planning of
Indonesian Region, Proc. of Indonesian Assoc. of Geologists, the 28th Ann. Conv., Jakarta., pp.
255-259.
Egziabher, T. B. G., & Edwards, S. (2013). 済無No Title No Title. Africa’s Potential for the
Ecological Intensification of Agriculture, 53(9), 1689–1699.

Anda mungkin juga menyukai