Anda di halaman 1dari 13

BAB II

LANDASAN TEORI

4.1. Sistem

Sistem adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu

untuk melaksanakan kegiatan pokok instansi. Sedangkan pengertian prosedur adalah

suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu

departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara transaksi

instansi yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2008).

4.2. Informasi

Informasi merupakan data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga

sesuai dengan yang dibutuhkan oleh penggunanya. Untuk memperoleh informasi

yang berguna, pertama kali yang harus dilakukan adalah pegumpulan data, lalu

diolah sehingga menjadi informasi. Ketika data telah menjadi suatu informasi, maka

informasi tersebut akan menjadi terarah dan penting. Hal ini dikarenakan telah

dilaluinya berbagai tahapan dalam pengolahannya, yaitu pengumpulan data, data apa

saja yang terkumpul, dan penemuan informasi yang diperlukan pengguna (Kusrini,

2008).

4.3. Prestasi Akademik

Menurut Chaplin (2006) prestasi adalah suatu tingkatan khusus dari

kesuksesan karena mempelajari tugas-tugas, atau tingkat tertentu dari

kecakapan/keahlian dalam tugas-tugas sekolah atau akademis. Secara pendidikan


atau akademis, prestasi merupakan satu tingkat khusus perolehan atau hasil keahlian

dalam karya akademis yang dinilai oleh guru-guru, melalui tes-tes yang sudah

dibakukan, atau melalui kombinasi kedua hal tersebut.

Selain itu, Djamarah (2002) mendefinisikan prestasi akademik sebagai suatu

hasil yang diperoleh, dimana hasil tersebut berupa kesan-kesan yang mengakibatkan

perubahan dalam diri individu sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar. Sehingga

dapat dikatakan bahwa prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal

kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa

waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar.

Dari dua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah

hasil yang dicapai seseorang dalam bidang akademisnya.

4.4. Buku Induk Sekolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2016) buku induk

merupakan suatu buku yang memuat daftar nama beserta jati diri orang yang tercatat

sebagai murid suatu sekolah. Buku induk siswa ini merupakan dokumen sekolah

yang sangat penting untuk disimpan dan didokumentasikan, sehingga data tersebut

tetap ada kapan saja dibutuhkan, walaupun siswa tersebut tidak tamat belajar, drop

out ( DO ) atau pindah sekolah.

Begitu pentingnya dokumen buku induk siswa ini sehingga pihak sekolah

harus menyimpan data siswa dengan baik dan siap melayani alumni apabila

membutuhkan data dari pihak sekolah. Berikut tata cara pengisian/juklak buku
induk siswa (Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar Dan Menengah,2008 ) :

1. Untuk penomoran induk siswa menggunakan nomor urut induk umum,

kemudian ditambahkan nomor urut induk kompetensi keahlian dan nomor kode

kompetensi keahlian.

2. Pemberian nomor induk siswa dilaksanakan setelah diadakan penyusunan

nama siswa sesuai urutan abjad dalam suatu kompetensi keahlian

3. Dalam penulisan nomor induk pada buku induk tidak dibenarkan ada nomor

dan halaman yang melompat, ada bekas hapusan tip-ex. Apabila terjadi salah tulis,

tulisan yang lama dicoret mendatar dan masih bisa dibaca kemudian ditulis yang

benar di atas atau di bawahnya serta diparaf oleh Kepala Sekolah.

4. Untuk nama Kompetensi Keahlian pada Kurikulum Keahlian Th. 2008 yang

sama dengan Kurikulum Keahlian Kurikulum Edisi 2004, maka nomor induk siswa

dalam Kompetensi Keahlian tersebut melanjutkan nomor urut induk siswa yang

lama. Sedangkan bagi program Studi Keahlian dan Kompeten si Keahlian yang baru,

nomor urut induk siswa dimulai nomor 001.

5. Siswa pindahan dari sekolah lain diberi nomor induk umum paling akhir,

sedang nomor kode Kompetensi Keahlian menyesuaikan dengan Kurikulum yang

berlaku. Bagi siswa yang bersangkutan tidak dibenarkan menggantikan nomor induk

siswa yang sudah keluar.

6. Penulisan nomor induk ini sesuai Kurikulum 2013 dan berlaku untuk siswa

Kelas X, kelas XI dan kelas XII.


Gambar 4.1 Format Buku Induk Siswa SMKN 1 Hutaraja Tinggi (Data Siswa)
Gambar 4.2 Format Buku Induk Siswa SMKN 1 Hutaraja Tinggi (Nilai Siswa)

4.5. Basis Data

Menurut Simarmata & Paryudi (2006), basis data adalah mekanisme yang

digunakan untuk menyimpan informasi atau data. Informasi adalah sesuatu yang kita

gunakan sehari-hari untuk berbagi. Dengan basis data, pengguna dapat meyimpan

data secara terorganisasi. Setelah data disimpan, informasi harus mudah diambil.

Kriteria dapat digunakan untuk mengambil informasi. Cara data disimpan

dalam basis data menentukan seberapa mudah mencari informasi berdasarkan banyak

kriteria. Datapun harus mudah ditambahkan ke dalam basis data, dimodifikasi, dan

dihapus.
4.6. Aplikasi

Menurut Santoso (2005), yang dimaksud dengan aplikasi adalah suatu

kelompok file (form, class, report) yang bertujuan untuk melakukan aktivitas tertentu

yang saling terkait, misalnya aplikasi payroll, aplikasi fixed assets, dan lain-lain.

Menurut Solichin (2004) mengklasifikasikan aplikasi menjadi aplikasi berbasis web,

aplikasi berbasis desktop, dan aplikasi berbasis mobile. Aplikasi berbasis desktop

merupakan aplikasi yang memerlukan proses instalasi di setiap komputer yang akan

menggunakannya. Sementara itu, aplikasi berbasis web tidak memerlukan instalasi di

setiap komputer karena aplikasi berada pada suatu server, sehingga untuk mengakses

aplikasi cukup menggunakan browser yang terhubung melalui jaringan ke server.

Jenis aplikasi yang ketiga yaitu aplikasi berbasis mobile merupakan aplikasi yang

hanya dapat dijalankan pada perangkat bergerak (mobile device) seperti telepon

seluler, smartphone, dan PDA.

Mengacu kepada dua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa aplikasi

adalah kumpulan file komputer yang saling sinergis yang bertujuan untuk melakukan

aktivitas tertentu dan dapat dikategorikan berdasarkan platform dimana aplikasi

tersebut dapat dijalankan, menjadi aplikasi web, aplikasi desktop, dan aplikasi

mobile.

4.7. Aplikasi Web

Menurut Simarmata (2010), Aplikasi Web adalah sebuah sistem informasi

yang mendukung interaksi pengguna melalui antarmuka berbasis web. Fitur-fitur

aplikasi web biasanya berupa data persistence, mendukung transaksi dan komposisi
halaman web dinamis yang dapat dipertimbangkan sebagai hibridisasi antara

hipermedia dan sistem informasi.

Aplikasi web adalah bagian dari client-side yang dapat dijalankan oleh browser web.

Client-side mempunyai tanggung jawab untuk pengeksekusian proses bisnis.

Sedangkan menurut teknologinya, web dibagi menjadi dua yaitu web statis dan web

dinamis. Web statis adalah website dimana informasi yang terkandung di dalamnya

tidak bisa diperbarui melalui aplikasi website tersebut melainkan harus merubah

script yang ada di dalamnya. Sedangkan Web Dinamis adalah website dimana

informasi yang terkandung di dalamnya dapat diperbarui melalui aplikasi website

tersebut.

Interaksi Web dibagi ke dalam tiga langkah yaitu:

1. Permintaan

Pengguna mengirimkan permintaan ke server web, via halaman web yang

ditampilkan pada browser web.

2. Pemrosesan

Server web menerima permintaan yang dikirimkan oleh pengguna kemudian

memproses permintaan tersebut.

3. Jawaban

Brower menampilkan hasil dari permintaan pada jendela browser.

Halaman web bisa terdiri dari beberapa jenis informasi grafis (tekstual dan

multimedia). Kebanyakan komponen grafis dihasilkan dengan tool khusus,

menggunakan manipulasi langsung dan editor WYSIWYG. Selain itu aplikasi web
ini memiliki kemudahan untuk hak akses pengguna walaupun pengguna tersebut

berada di luar lingkup organisasi atau perusahaan.

4.8. Sistem Analisis

Menurut Fatta (2007), analisis sistem adalah sebuah istilah yang secara

kolektif mendeskripsikan fase-fase awal pengembangan sistem. Analisis sistem

adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen

dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan

berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.

Analisis sistem merupakan tahapan paling awal dari pengembangan sistem

yang menjadi fondasi menentukan keberhasilan sistem informasi yang dihasilkan

nantinya. Tahapan ini sangat penting karena menentukan bentuk sistem yang harus

dibangun. Tahapan ini bisa merupakan tahap yang mudah jika klien sangat paham

dengan masalah yang dihadapi dalam organisasinya dan tahap ini bisa menjadi tahap

yang paling sulit jika klien tidak bisa mengidentifikasi kebutuhannya atau tertutup

terhadap pihak luar yang ingin mengetahui detail proses-proses bisnisnya.

4.9. Bagan Alir

Menurut Koniyo dan Kusrini (2007), bagan alir sistem merupakan alat yang

tepat untuk menggambarkan physical system. Bagan alir (flowchart) adalah bagan

(chart) yang menunujukan aliran (flow) di dalam program atau prosedur sistem

secara logika, digunakan terutama sebagai alat bantu komunikasi dan untuk

dokumentasi. Pedoman untuk menggambar bagan alir dijelaskan sebagai berikut :


1. Sebaiknya digambar dari atas ke bawah, mulai dari bagian kiri suatu halaman.

2. Kegiatannya harus ditunjukkan dengan jelas sejak dimulai hingga

berakhirnya.

3. Untuk masing-masing kegiatan sebaiknya menggunakan suatu kata yang

dapat mewakili suatu pekerjaan.

4. Kegiatan harus dalam urutan yang benar.

5. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung harus ditunjukkan dengan jelas

oleh simbol penghubung.

6. Menggunakan simbol-simbol standar.

4.9.1. Bagan Alir Sistem ( System Flowchart )

Menurut Koniyo dan Kusrini (2007), bagan alir sistem (system flowchart)

merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan dari sistem secara keseluruhan,

menjelaskan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem, serta

menunjukkan apa yang dikerjakan di dalam sistem.

4.9.2. Bagan Alir Dokumen ( Document Flowchart )

Bagan alir dokumen (document flowchart), disebut juga bagan alir formulir

(form flowchart) atau paperwork, adalah bagan alir yang menunjukan arus laporan

dan formulir, termasuk tembusan-tembusannya, menggunakan simbol yang sama

dengan yang digunakan oleh bagan alir sistem (Koniyo & Kusrini, 2007).
4.10. Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Hall (2007), diagram arus data atau DFD adalah diagram yang

menggunakan simbol-simbol untuk menyajikan entitas, proses, arus data, dan

penyimpanan data yang berkaitan dengan suatu sistem. Entitas dalam DFD adalah

objek-objek eksternal dalam sistem yang dimodelkan. Entitas ini mewakili sumber

dan tujuan dari data. Entitas dapat berupa sistem lain atau fungsi yang saling

berinteraksi, atau berada di luar perusahaan, seperti pelanggan dan pemasok.

DFD digunakan untuk menyajikan sistem dalam beberapa tingkat perincian

dari yang sangat umum ke yang sangat terperinci. DFD banyak digunakan oleh analis

sistem untuk mewakili elemen logis dari sistem. Akan tetapi, teknik ini tidak

mewakili sistem fisik. Dengan kata lain, DFD menunjukkan tugas logis yang sedang

dilakukan, namun tidak menunjukkan cara melakukannya atau siapa (atau apa) yang

melakukannya.

4.11. Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Hall (2007), diagram relasi entitas atau ERD adalah teknik

dokumentasi yang digunakan untuk menyajikan relasi antar entitas. Entitas (entity)

adalah sumber daya fisik (mobil, kas, atau persediaan), kegiatan (memesan

persediaan, menerima kas, atau mengirim barang), pelaku (staf penjualan, pelanggan,

atau pemasok) yang akan digunakan oleh organisasi untuk mendapatkan data. Salah

penggunaan umum dari ERD adalah untuk memodelkan basis data organisasi ,

Simbol bujur sangkar digunakan dalam ERD untuk mewakili entitas dalam sistem.

Garis penghubungnya mewakili sifat hubungan antara dua entitas. Tingkat

hubungannya disebut kardinalitas (cardinality), yaitu pemetaan numerik antara


entitas. Hubungannya bisa satu ke satu (1:1), satu ke banyak (1:M), atau banyak ke

banyak (M:M). Kardinalitas pada ERD mencerminkan peraturan bisnis umum serta

kebijakan organisasional.

4.12. System Development Life Cycle

Menurut Pressman (2015) SDLC dapat dikembangkan menjadi Model

Waterfall. Model Waterfall adalah Model Air Terjun kadang dinamakan siklus hidup

klasik (classic life cycle), dimana hal ini menyiratkan pendekatan yang sistematis

dan berurutan (sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak, yang dimulai

dengan spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui tahapan- tahapan

perencanaan (planning), pemodelan (modeling), konstruksi (construction), serta

penyerahan sistem.perangkat lunak ke para pelanggan/pengguna (deployment), yang

diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak lengkap yang

dihasilkan.

Gambar 2.5 menunjukkan tahapan umum dari model proses waterfall. Model ini

disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu

selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Akan tetapi, Pressman (2015)

memecah model ini meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan

model waterfall pada umumnya.


Gambar 2.5 Pengembangan Menggunakan Model Waterfall

Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam Model

Waterfall menurut Pressman (2015):

a. Comunication

Langkah pertama diawali dengan komunikasi kepada konsumen/pengguna. Langkah

awal ini merupakan langkah penting karena menyangkut pengumpulan informasi

tentang kebutuhan konsumen/pengguna.

b. Planning

Setelah proses communication ini, kemudian menetapkan rencana untuk pengerjaan

software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, risiko yang mungkin

terjadi, sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan jadwal pengerjaan.

c. Modeling

Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan

perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus

pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface, dan detail

(algoritma) prosedural.

d. Contruction

Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding atau

pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali


oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user.

Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu

software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini.

Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah

dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan- kesalahan terhadap sistem

tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.

e. Deployment

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem.

Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi

akan digunakan user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan

pemeliharaan secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai