Anda di halaman 1dari 16

KASUS FIBROSIS PADA

ANAK
DOSEN PENGAMPU :
apt. Wima Anggitasari, M.Sc
KELOMPOK

1
• Rastra Ayu Mawa D. (18040086)
• Ratna Dilla (18040087)
• Retno Triasih (18040088)
• Rikza Ilmiana (18040089)
• Rinta Ananda P. (18040090)
• Rohma Nur Hidayati (18040091)
• Safira Lisa Hasan (18040092)
• Sendi Oktavian Sari (18040094)
• Silca Hardini (18040095)
LATAR BELAKANG

Terdapat sebuah kasus yang mendasari pembuatan makalah ini yaitu


sebagai berikut :
Seorang anak usia 4 tahun ( 12kg ) datang ke Rumah Sakit dengan
keluhan sesak nafas, nafas tersengal-sengal, sianosis, batuk berdahak,
pasien mengalami peningkatan gejala sesak setelah kakaknya
menderita infeksi saluran napas. Riwayat keluarga tidak ada yang
asma, Ibunya menikah dengan pria asal Inggris. Riwayat mengalami
kesulitan dalam pengeluaran mekonium sehingga harus dilakukan
pembedahan. Oleh dokter diberi obat Ventolin rataheler, Oxygen,
Asetilsistein, dan Prednison.
RUMUSAN MASALAH

Sebutkan permasalahan klinis pasien !

Apakah faktor resiko terjadinya penyakit


pada pasien tersebut?

Bagaimana perndapat anda pada obat yang diberikan dokter


kepada pasien tersebut?

Berapa dosis yang tepat dan efek samping apakah


yang sedang terjadi atau yang mungkin terjadi?

Bagaimana mekanisme kerja obat tersebut?


TUJUAN

1. Untuk mengetahui permasalahan klinis pasien.


2
2. Untuk mengetahui resiko terjadinya penyakit pada
pasien.
3. Untuk memberikan pendapat kelompok kami pada
obat yang diberikan dokter kepada pasien.
4. Untuk mengetahui dosis yang tepat dan efek samping
apa yang sedang terjadi atau yang mungkin terjadi.
5. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat tersebut.
PERMASALAHAN KLINIS
PADA PASIEN
Permasalahan klinis pada pasien ( seorang anak usia 4 tahun (12kg) )
adalah sesak nafas, nafas tersengal-sengal, sianosis, batuk berdahak,
pasien mengalami peningkatan gejala sesak setelah kakaknya menderita
infeksi saluran napas. Riwayat keluarga tidak ada yang asma, Ibunya
menikah dengan pria asal Inggris. Riwayat mengalami kesulitan dalam
pengeluaran mekonium sehingga harus dilakukan pembedahan.
FAKTOR RESIKO TERJADINYA
PENYAKIT PADA PASIEN
Kakaknya menderita infeksi saluran napas

Ibunya menikah dengan pria asal Inggris


PENDAPAT KAMI PADA OBAT YANG
DIBERIKAN DOKTER KEPADA PASIEN

Menurut kelompok kami untuk obat prednisolon bisa


digunakan tetapi tidak direkomendasikan untuk jangka
panjang. Oksigen untuk sianosis, karna warna biru
mengindikasikan kekurangan oksigen. Untuk
menghilangkan batuk berdahak menggunakan obat
asetalisiteinn karena acetylcysteine bekerja sebagai
mukolitik atau pengencer dahak, sehingga dahak bisa lebih
mudah dikeluarkan melalui batuk.
DOSIS YANG TEPAT DAN EFEK SAMPING YANG
SEDANG TERJADI ATAU YANG MUNGKIN
TERJADI
Oxygen
Ventolin rataheler Terapi oksigen dibedakan untuk
PPOK derajat sedang dan berat. Pada
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS PPOK derajat sedang oksigen hanya
SESUAI DENGAN PETUNJUK digunakan bila timbul sesak yang
DOKTER. Dewasa : - Menghilangkan disebabkan pertambahan aktiviti.
bronkospam akut : 100 atau 200 mcg - Pada PPOK derajat berat yang terapi
Pencegahan alergen atau bronkospasme oksigen di rumah pada waktu aktiviti
akibat olahraga : 200 mcg - Terapi atau terus menerus selama 15 jam
kronis : 200 mcg, 4 kali/hari Anak-anak terutama pada waktu tidur. Dosis
: - Menghilangkan bronkospam akut : oksigen tidak lebih dari 2 liter.
100 mcg - Pencegahan alergen atau
bronkospame akibat olahraga : 100 mcg
- Terapi kronis : 200 mcg, 4 kali/hari
DOSIS YANG TEPAT DAN EFEK SAMPING YANG
SEDANG TERJADI ATAU YANG MUNGKIN TERJADI
Asetilsistein

DEWASA ANAK DEWASA DAN


Penggunaan larutan ANAK
Penggunaan larutan
Acetylcysteine 100 mg sebanyak
Acetylcysteine 100 mg
6-10 mL, 3-4 kali sehari, dapat
sebanyak 6-10 mL, 3-4 kali Untuk sediaan inhalasi pada
sehari, dapat ditingkatkan ditingkatkan menjadi 2-20 mL
setiap 2-6 jam bila perlu. Bila pasien dengan trakeostomi
menjadi 2-20 mL setiap 2-6 jam
bila perlu. Bila menggunakan menggunakan larutan dapat digunakan larutan
larutan Acetylcysteine 200 mg Acetylcysteine 200 mg dapat Acetylcysteine 100 mg atau
dapat digunakan sebanyak 3-5 digunakan sebanyak 3-5 mL, 3-
200 mg sebanyak 1-2 mL
mL, 3-4x sehari, dapat 4x sehari, dapat ditingkatkan
ditingkatkan menjadi 1-10 mL menjadi 1-10 mL setiap 2-6 jam setiap jam.
setiap 2-6 jam bila perlu. bila perlu.
Efek samping acetylcystein yang cukup berbahaya adalah bronkospasme dan reaksi
hipersensitifitas. Acetylcystein juga interaksi dengan berbagai macam obat
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat Acetylcysteine diantaranya:

 Bronkospasme terutama pada pasien asma akut yang disebabkan oleh


pelepasan histamin lokal dan penghambatan takifilaksis allergen oleh
Acetylcysteine[14]
 Reaksi hipersensitivitas seperti angiodema, gatal (pruritus), urtikaria,
kulit kemerahan (rash), takikardi, hipotensi
 Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare
 Reaksi anafilaktoid terutama setelah pemberian obat secara intravena
(reaksi hipersensitivitas terhadap obat Acetylcysteine yang ditandai
dengan kulit kemerahan, hipotensi dan/atau sesak napas)
 Batuk darah (haemoptysis), hidung berair (rhinorrhea) dan stomatitis
(penggunaan secara inhalasi)
 Mata gatal, pandangan kabur, iritasi dan merah (penggunaan secara tetes
mata)
DOSIS YANG TEPAT DAN EFEK SAMPING YANG
SEDANG TERJADI ATAU YANG MUNGKIN TERJADI
Prednison

● Dosis prednison untuk asma akut EFEK SAMPING


: 40-60 mg per hari dalam satu
dosis atau terbagi dalam 2 dosis mual , muntah , kehilangan nafsu
selama 3-10 hari makan , mulas , susah tidur , keringat
● Dosis prednison yang bertambah
direkomendasikan untuk anak
yang memiliki asma akut usia 0-11
tahun adalah 1-2 mg/kg berat
badan per hari selama 3-10 hari.
Dosis maksimal yang dianjurkan
untuk anak adalah 60 mg per hari
MEKANISME KERJA Asetilsistein
Ventolin rataheler acetylcysteine bekerja sebagai mukolitik atau pengencer
dahak, sehingga dahak bisa lebih mudah dikeluarkan
melalui batuk.
Obat ini bekerja dengan cara merangsang Cara kerja asetilsistein dalam mengencerkan dahak
secara selektif reseptor beta-2 adrenergik adalah dengan memanfaatkan gugus sulfidril bebasnya
terutama pada otot bronkus. hal ini yang dapat mengurangi ikatan disulfida pada lendir
menyebabkan terjadinya bronkodilatasi pernapasan sehingga menurunkan kekentalan dahak.
karena otot bronkus mengalami relaksasi. Dahak yang lebih encer akan lebih mudah dikeluarkan
dalam bentuk riak pada batuk.
Oxygen Prednison
Prednison memiliki efek sebagai imunosupresan jika
Prinsip dari terapi oksigen adalah digunakan dalam dosis besar. Mekanisme kerja sebagai
membantu tubuh untuk memperbaiki imunosupresan yaitu kortikosteroid dapat iii menurunkan
jaringan yang rusak dengan jumlah limfosit, menghambat proliferasi sel limfosit T,
imunitas seluler dan ekspresi gen pada berbagai sitokin (IL-
meningkatkan 1, IL-2, IL-6, IFN-alfa, TNFalfa). Kortikosteroid juga dapat
aliran oksigen ke jaringan tubuh menekan respon makrofag dan sel monosit sehingga dapat
mengurangi makrofag dalam sirkulasi dan menurunkan
aktifitas fagositosis mikrobisidal, antigen intraseluler digesti
serta elaborasi plasminogen activation factor
Cara penggunaanVentolin rataheler
Menurut kelompok kami obat yang digunakan untuk
penyakit fibriosis pada anak yaitu menggunakan
antibiotik Vancomycinatau Linezolid
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai