Dosen Pengampu :
Dr. Endang Pudjiastuti Sartinah, M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Aprilia Putri Sugiono (20010044162)
Aqilla Fadia Haya (20010044165)
Della Tri Andini (20010044163)
Herdianur Prabowo (200100044177)
Hesti Syamsiyah (20010044151)
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KONSELING ABK
K Metode/Teknik Ceramah
L Media/Alat Power Point
M Pelaksanaan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
Lampiran :
1. Uraian Materi
2. Instrumen Penilaian Proses
3. Instrumen Penilaian Hasil
4. Dokumentasi
Lampiran 1 : Uraian Materi
Percaya Diri
a. Definisi
Percaya diri adalah merupakan suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri
sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-
tindakannya, dimana seseorang merasa bebas untuk melakukan hal-hal sesuai
keinginan dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenal
kelebihan dan kekuragannya.
Menurut Lauster (2002), seseorang yang memiliki rasa percaya diri positif, memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
1. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap posotif seseorang tentang dirinya
bahwa mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.
2. Optimis, yaitu sikap posotif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam
menghadapi segala hal tentang dirinya, harapan dan kemampuan.
3. Objektif, yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala
sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi
atau menurut dirinya sendiri.
4. Bertanggung jawab, yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu
yang telah menjadi konsekuensinya.
5. Rasional atau realistis, yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu
kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai
dengan kenyataan
Menurut Satiadarma (2000), rasa percaya diri dapat memberi dampak positif pada
seseorang, yaitu :
1. Emosi. Jika seseorang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, ia akan lebih mudah
mengendalikan dirinya di dalam suatu keadaan yang menekan, ia dapat menguasai
dirinya untuk bertindak tenang dan dapat menentukan saat yang tepat untuk
melakukan suatu tindakan.
2. Konsentrasi. Dengan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, seorang individu akan
lebih mudah memusatkan perhatiannya pada hal tertentu tanpa merasa terlalu
khawatir akan hal-hal lainnya yang mungkin akan merintangi rencana tindakannya.
3. Sasaran. Individu dengan rasa percaya diri yang tinggi cenderung untuk mengarahkan
tindakannya pada sasaran yang cukup menantang, karenanya juga ia akan mendorong
dirinya sendiri untuk berupaya lebih baik. Sedangkan mereka yang kurang memiliki
rasa percaya diri yang baik cenderung untuk mengarahkan sasaran perilakunya pada
target yang lebih mudah, kurang menantang, sehingga ia juga tidak memacu dirinya
sendiri untuk lebih berkembang.
4. Usaha. Individu dengan rasa percaya diri yang tinggi tidak mudah patah semangat
atau frustrasi dalam berupaya meraih cita-citanya. Ia cenderung tetap berusaha sekuat
tenaga sampai usahanya membuahkan hasil. Sebaliknya mereka yang memiliki rasa
percaya diri yang rendah akan mudah patah semangat dan menghentikan usahanya di
tengah jalan ketika menemui suatu kesulitan tertentu.
5. Strategi. Individu dengan rasa percaya diri yang tinggi cenderung terus berusaha
untuk mengembangkan berbagai strategi untuk memperoleh hasil usahanya. Ia akan
mencoba berbagai strategi dan berani mengambil risiko atas strategi yang
diterapkannya. Sebaliknya mereka yang memiliki rasa percaya diri yang rendah
cenderung tidak mau mencoba strategi baru, dan cenderung bertindak statis.
6. Momentum. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, seorang individu akan menjadi
lebih tenang, ulet, tidak mudah patah semangat, terus berusaha mengembangkan
strategi dan membuka berbagai peluang bagi dirinya sendiri. Akibatnya, hal ini akan
memberikan kesempatan pada dirinya untuk memperoleh momentum atau saat yang
tepat untuk bertindak. Tanpa rasa percaya diri yang tinggi, usaha individu menjadi
terbatas, peluang yang dikembangkannya juga menjadi terbatas, sehingga momentum
untuk bertindak menjadi terbatas pula.
Penyebab munculnya rasa kurang percaya diri ada beragam dan berbeda pada setiap
orang. Ada yang kurang percaya diri karena pernah mengalami pengalaman yang buruk,
pernah mengalami penindasan, maupun trauma. Ada pula yang kurang percaya diri
karena pengaruh pola asuh semasa kanak-kanak. Berikut ini adalah cara membangun rasa
percaya diri pada seseorang, antara lain :
1. Bangun pola fikir positif, Cara meningkatkan percaya diri yang pertama adalah
berfikir positif. Jika Anda sebelumnya selalu merasa tidak bisa menjalani sesuatu,
mulai saat ini cobalah untuk membentuk pola fikir positif dalam diri Anda. Setiap
Anda ragu, katakan “Saya bisa belajar dan melakukan ini jika saya mau”.
2. Kenali kekurangan dan kelebihan, tanamkan pada diri Anda bahwa setiap orang
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jika Anda melakukan sebuah
kesalahan atau memiliki kekurangan, jangan menganggap itu sebuah kebodohan.
Selain itu, fokuslah pada kelebihan yang Anda miliki dan kembangkan kemampuan
itu, supaya Anda bisa merasa punya ruang untuk berkembang. Saat berhasil
memperoleh sesuatu, hargai dan pujilah diri sendiri atas upaya dan keberhasilan yang
telah digapai. Bersyukur dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri.
3. Fokus pada langkah atau perubahan kecil, pahami bahwa Anda perlu menghargai
setiap proses atau perubahan kecil yang berhasil diraih dan dilakukan. Jangan berkecil
hati jika keadaan tidak membaik secepat yang dibayangkan. Mungkin saat ini Anda
masih merasa kurang percaya diri, tapi langkah atau perubahan kecil yang dilakukan
sekarang pada akhirnya akan tumbuh menjadi perubahan yang besar dan membuat
Anda terus maju dan berkembang.
4. Lakukan hal yang disukai, Cara meningkatkan percaya diri selanjutnya adalah dengan
menghabiskan waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang disukai. Jika
memungkinkan, cobalah untuk mempelajari keterampilan baru atau geluti hobi baru
yang sebelumnya ingin Anda coba. Selain menimbulkan rasa bahagia, akitivitas baru
juga bisa membuat Anda menguasi keterampilan baru. Dengan begitu, Anda bisa
fokus pada hal yang lebih positif daripada kekurangan Anda. Secara otomatis, Anda
akan merasa lebih percaya diri, terutama ketika orang lain sudah melihat betapa Anda
menikmati hal yang Anda lakukan.
5. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, berhenti membandingkan
diri Anda dengan orang lain, baik itu soal penampilan, prestasi, maupun pencapaian
yang telah diraih. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki jalannya sendiri dan hidup
bukanlah sebuah perlombaan.
6. Bergabung dalam kegiatan sosial, bergabung dalam kegiatan sosial sebagai
sukarelawan dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan kesehatan mental
secara menyeluruh. Pasalnya, pertolongan yang Anda berikan selama menjadi relawan
dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap diri sendiri. Dengan perasaan ini, Anda
bisa membangun pandangan yang positif terhadap diri Anda. Anda juga dapat melihat
diri Anda sebagai orang yang baik dan berkemampuan untuk melakukan hal yang baik
pula.
Lampiran 2 : Instrumen Penilaian Proses
Panduan penilaian :
Skor 1 : Anak tidak mampu menjelaskan atau mengetahui sama sekali
Skor 2 : Anak mampu menjelaskan atau mengetahui dengan bantuan
Skor 3 : Anak mampu menjelaskan atau mengetahui tanpa bantuan
Lampiran 4 : Doumentasi