com
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII / Genap
Materi Pokok : Berbagai Informasi dalam Artikel
Alokasi Waktu : 3 Minggu x 4 Jam Pelajaran @45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
3.10 Mengevaluasi informasi, baik Mengidentifikasi masalah, fakta dan opini dari
fakta maupun opini, dalam sebuah artikel yang dibaca
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL
dengan model pembelajaran penemuan (Discovery Learning), peserta didik dapat
mengidentifikasi masalah, fakta dan opini dari sebuah artikel yang dibaca, memahami
kerangka penyusunan artikel, memahami prosedur penyusunan sebuah opini, mengkritisi
masalah, fakta, opini, dan aspek kebahasaan dalam artikel, menulis opini dalam bentuk
artikel dengan memerhatikan unsur-unsur artikel, dan mempresentasikan, menanggapi, dan
merevisi fakta dan opini, unsur kebahasaan, pengungkapan opini dan hasil menyusunan opini
dalam bentuk artikel dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap
bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
masalah, fakta dan opini dalam sebuah artikel
topik, masalah dan kerangka artikel
penyusunan opini dalam bentuk artikel
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
F. Media Pembelajaran
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
LCD Proyektor
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
2. Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
Sintak Model
Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
pemberian perhatian pada topik materi Masalah, fakta dan opini dalam sebuah
rangsangan) artikel dengan cara :
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
CREATIVITY (KREATIVITAS)
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
COLLABORATION (KERJASAMA)
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
CREATIVITY (KREATIVITAS)
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
CREATIVITY (KREATIVITAS)
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4
= 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik,
maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya
sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi
yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan,
dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya
disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
serta mengusulkan
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan 50
kesempatan untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam
3 membuat kesimpulan hasil 50
diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100
= 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif,
sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100
= 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
c. Keterampilan
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Instrumen Penilaian
Kuran
Sangat Tidak
Baik g
No Aspek yang Dinilai Baik Baik
(75) Baik
(100) (25)
(50)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
Kesesuaian penggunaan tata
3
bahasa
4 Pelafalan
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian: ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Indikator
Nama Bentuk Nilai
Nilai yang
No Peserta Tindakan Setelah Keterangan
Ulangan Belum
Didik Remedial Remedial
Dikuasai
1
2
3
4
5
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Portofolio
Khusus untuk kompetensi menulis, penilaian meliputi proses dan produk yang
tercakup dalam penilaian portofolio. Dokumen portofolio berisi:
(a) draf final (produk) berbobot 40%;
(b) bukti draf sedikitnya 3 draf berbobot 25%;
(c) bukti catatan tentang apa yang akan ditulis dan sumber penulisan berbobot 10%; dan
(d) catatan reflektif berbobot 25%.
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran (termasuk informasi dari portofolio)
atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan isian lembar pengamatan
Contoh format dan pengisian lembar pengamatan guru mata pelajaran
Pedoman Penskoran
a. Pengetahuan
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Keterangan
b. Keterampilan
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Contoh
……………. ………………………..
Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.10 Mengevaluasi informasi, baik 4.10 Menyusun opini dalam bentuk artikel
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
A. Pengantar
Mengapa kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan peserta
didik? Seberapa pentingkah kemampun literasi baca-tulis bagi peserta didik? Pertanyaan lebih
jauh, seberapa berpengaruhkah kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan suatu
bangsa? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saling terkait terebut, mari kita simak
uraian berikut ini. Baca-tulis merupakan keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari. Menyusun laporan, merangkum bacaan, menyusun hasil
praktikum, menjawab soal, hingga menyusun karya tulis adalah sebagian kegiatan peserta didik
yang melibatkan kemampuan literasi baca-tulis.
Kemampuan literasi baca-tulis peserta didik akan mencerminkan wawasan pengetahuan
yang dimilikinya. Peserta didik yang literat berpotensi memiliki wawasan pengetahuan yang
luas untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik tersebut relatif
lebih mudah menjalani kehidupan, khususnya dalam bidang akademik. Sebaliknya, siswa yang
aliterat akan kesulitan dalam menjalani kehidupan terutama dalam bidang akademik. Dengan
demikian, kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan di kalangan peserta didik.
Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bengsa?
Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan
keterampilan baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami dan menuangkan informasi
secara analitis, kritis, dan reflektif. Tak dapat dipungkiri, kemampuan literasi baca-tulis
berperanan penting dalam memenangkan persaingan di dunia internasional.
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
sekolah terhadap sarana penyaluran bakat baca-tulis semisal majalah dinding, buletin, majalah
sekolah, koran, buku sastra, dan blog atau situs sekolah masih tersendat.
C. Upaya Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.
Untuk mengatasi rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
GLS adalah upaya menyeluruh yang melibatkan guru, peserta didik, orang tua, dan masyarakat.
GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam
gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar
dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta
meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi
baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan
sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Setahun lebih GLS diluncurkan. Gaung GLS merasuk ke semua tingkatan pendidikan,
terutama pendidikan dasar dan menengah, termasuk ke SMAN 2 Sumedang, tempat penulis
mengabdi. Dalam kurun waktu tersebut ketika upaya digulirkan serta-merta tantangan selalu
hadir mengikutinya. Adapun upaya-upaya yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang untuk
meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis berpedoman pada buku panduan GLS berkut ini.
1. Tahap pembiasaan
Kegiatan pertama yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang adalah pembiasaan membaca
selama 15 menit setiap hari. Kegiatan yang dilakukan para guru adalah membacakan kutipan
buku dengan nyaring dan mendiskusikannya. Ada pula guru yang menyuruh peserta didik
membaca mandiri. Tujuan kegiatan ini adalah memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa
serta menunjukan bahwa membaca sesuatu kegiatan yang menyenangkan. Disamping itu, tujuan
kegiatan tersebut adalah untuk memperkaya kosakata, menjadi sarana berkomunikasi antara
peserta didik dan guru, dan mengajarkan strategi membaca.
Kegiatan tahap pembiasaan selanjutnya adalah membaca buku dengan memanfaatkan
peran perpustakaan. Dalam praktiknya, perpustakaan sekolah menyelenggarakan kegiatan
penunjang keterampilan literasi informasi bagi para peserta didik. Keterampilan ini kemudian
diterapkan peserta didik saat mereka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang
mata pelajaran yang diajarkan melalui tugas meringkas atau membuat sinopsis buku. Tujuan
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
c. Tahap Pembelajaran
Dalam tahap pembelajaran ini berbagai jenis kegiatan pernah dilakukan di SMAN 2
Sumedang termasuk lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran. Kegiatan
literasi lain dalam pembelajaran adalah dengan sistem pemberian tagihan akademik kepada
peserta didik. Dalam hal ini, guru pun dituntut melaksanakan berbagai strategi untuk memahami
teks dalam semua mata pelajaran. Menggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik
disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks
pelajaran sangat dtekankan kepada guru-guru untuk memperkaya pengetahuan dalam mata
pelajaran. Di samping itu, peserta didik dituntut menulis biografinya dalam satu kelas sebagai
proyek kelas.
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
jam mengajar mereka terpotong pula oleh waktu berdoa, menyanyikan lagu Kebangsaan
Indonesia Raya, mengabsen peserta didik, dan lain-lain. Meskipun demikian, ada beberapa guru
yang sudah melaksanakan kegiatan tersebut, namun masalah konsistensi dan kesinambungannya
tak bisa dijaga.
Membaca buku dengan memanfaatkan peran perpustakaan, membaca terpandu, dan
membaca mandiri adalah kegiatan berikutnya dalam tahap pembiasaan. Tantangan dalam
kegiatan ini adalah kuantitas dan kualitas buku di perpustakaan sangat terbatas. Buku-buku
penunjang, seperti buku sastra selalu tidak signifikan dengan jumlah siswa.
Setelah tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada kegiatan tahap
pengembangan. Tak dapat dipungkiri, tantangan ini muncul karena kegiatan ini adalah tindak
lanjut yang dilakukan guru setelah kegiatan 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini,
kegiatan tindak lanjut dilakukan secara berkala (misalnya 1 - 2 minggu). Menulis komentar
singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca harian adalah kegiatan tahap
pengembangan yang selalu dihadapkan pada sebuah tantangan. Walaupun jurnal membaca
harian dapat dibuat secara sederhan, singkat, namun konsistensi selalu terkendala. Padahal
peserta didik hanya mengisi sendiri jurnal hariannya dengan menyebutkan judul buku, dan
pengarang.
Bedah buku secara sederhana dapat diartikan sebuah kegiatan mengungkapkan kembali
isi suatu buku secara ringkas dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan kelebihan
buku tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tahap ini adalah terbatasnya buku-buku
baru yang berkualitas sebagai bahan resensi. Di samping itu, faktor kejenuhan selalu
menghantui peserta didik.
Reading award dan mengembangkan iklim literasi sekolah juga merupakan tindak lanjut
kegiatan 15 menit membaca. Apabila dalam tahap pembiasaan sekolah mengutamakan
pembenahan lingkungan fisik, dalam tahap pengembangan ini sekolah dapat mengembangkan
lingkungan sosial dan afektif. Tantangan terberat dari kegiatan-kegiatan ini adalah belum
populernya penghargaan prestasi literasi di kalangan warga sekolah. Prosedur penentuan
penerima reading award belum sepenuhnya dipahami oleh pihak-pihak yang terkait.
Bagaimana dengan tantangan membangun iklim literasi sekolah? Ini merupakan
tantangan yang tersulit. Menyadarkan seluruh warga untuk melek litersi bukan perkara mudah.
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Perlu kerja sama yang serius antara kepala sekolah, guru, tata usaha, siswa, orang tua, dan
masyarakat untuk mewujudkan gerakan mulia ini.
Terakhir, yang harus dihadapi dalam menumbuhkan kemampuan litarasi baca-tulis di
kalangan peserta didik adalah tantangan dalam tahap pembelajaran. Tagihan akademik dan non
akademik dari kegiatan ”lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran”
memerlukan kesiapan dan ketelatenan semua warga sekolah. Selanjutnya, tantangan pada
kegiatan tahap pembelajaran dalam melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam
semua mata pelajaran selalu dikesampingkan. Akibatnya, kegiatan ini membosankan peserta
didik. Belum lagi penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran
belum maksimal.
E. Solusi
Kemampuan baca-tulis sebagai kemampuan literasi perlu ditekankan pada peseta didik
mulai sejak dini. Lebih lanjut tingkatan minat baca-tulis peserta didik sangat menentukan
kualitas dalam berwawasannya. Dalam proses pendidikan, keberhasilan mereka sangat
ditentukan oleh kemampuan membaca dan menulis.
Keberhasilan dari program literasi baca-tulis yang dilaksanakan di sekolah bergantung
kepada berbagai pihak, seperti kepala sekolah, guru, siswa, tata usaha, komite, dan orang tua.
Sinergitas semua warga sekolah sangat diperlukan dalam hal ini. ”Membaca lima belas menit
sebelum pelajaran di mulai setiap hari”, perlu difahami oleh semua warga sekolah bahwa
kegiatan ini adalah pondasi bagi kegiatan literasi yang lainnya. Bagi guru yang merasa jam
pelajarannya terpotong, dengan kesepakatan bersama, solusinya dengan mengeser lebih awal jam
masuk sekolah. Biasanya jam 07.00 WIB bel berbunyi tanda masuk, digeser lebih awal menjadi
jam 06.45 WIB. Jika kegiatan lima belas menit ini berjalan dengan lancar, tertib, dan
berkesinambungan makan tahapan lain dari kegiatan literasi akan lancar pula.
Keberadaan perpustaakaan yang representatif amat dibutuhkan dalam upaya
penumbuhan kemampuan literasi baca-tulis. Kuantitas dan kualitas buku rujukan di perpustakaan
menjadi sentral dalam kegiatan ini. Pembangunan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik
yang disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks
pelajaran perlu mendapat perhatian setiap sekolah.
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Biasanya artikel diterbitkan oleh media cetak setiap hari, kecuali hari Minggu. Artikel ini tidak
terlalu panjang,
2. Struktur Artikel
Berdasarkan teks artikel yang telah dibaca di atas, ternyata teks artikel mempunyai
struktur pendahuluan teks atau tesis (pernyataan umum), yakni berupa sorotan peristiwa yang
mengandung suatu persoalan aktual. Berikut ini contoh bagian struktur pendahuluan:
Selain struktur pendahuluan, teks artikel pun menpunyai struktur yang menjadi bagian
inti dari teks artikel itu sendiri. Struktur inti artikel sering disebut juga bagian penyampaian
opini-opini atau urutan gagasan. Struktur ini berupa tanggapan-tanggapan penulis berkenaan
dengan peristiwa, kejadian, atau persoalan aktual. Untuk lebih jelasnya, perhatikan petikan
berikut ini.
Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa
Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan
bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
literasinya rendah. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda
(usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini
akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93
juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi
emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun
dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak
dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi
lemas.
Sebagai struktur penutup, teks artikel biasanya berupa kesimpulan, saran, atau
rekomendasi yang berupa pernyataan dalam menyelesaikan persoalan yang dikemukakan
sebelumnya. Berikut ini disajikan pengglan penutup sebuah teks artikel:
Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa
Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa
peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya
rendah. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata
sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung
antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun
berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka
yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia
45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan
genersi emas akan menjadi generasi lemas.
Kalimat-kalimat dalam teks di atas dapat dikelompokan ke dalam dua bagian, yaitu
kelompok kalimat fakta dan kalimat opini. Berikut ini disajikan pngelompokaanya sebagai
berikut:
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
tahun.
Apabila potensi tersebut tidak dikelola
dengan benar, tidak menutup kemungkinan
genersi emas akan menjadi generasi lemas.
Berdasarkan pembagian kalmat opini dan fakta di atas, dapat disimpulkan cici-cici kalimat fakta
dan opini sebagai berikut:
Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bangsa?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
https://kherysuryawan.blogspot.com
https://kherysuryawan.blogspot.com
Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa
Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan
bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya
rendah.
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Penutup
Berdasarkan penggalan teks yang rumpang di diatas, lengkapilah teks tersebut dengan
kaliamat-kalimat opini sehinggan tersusun penggalan teks yang koheren. Dalam melengkapi
penggalan teks yang rumpang tersebut, perhatkan pula hubungan antar paragraph sehingga
menjadi kesatuan teks artikel yang utuh.
(Oleh Nana Sutisna)
https://kherysuryawan.blogspot.com