Anda di halaman 1dari 12

REVISI MAKALAH

PENGERTIAN, OBJEK KAJIAN, MANFAAT,


SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA DAN ASAS-
ASAS BERPIKIR DALAM LOGIKA
Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Logika

Dosen Pengampu: Abdullah, M.Ag

Disusun Oleh :

Kelompok 1 – MBS A

1. Riska Permatasari 1820310001

2. Aminatuz Zahro 1820310009

3. Muhammad Alfi A’ Yuna 1820310014

4. Sukma Fitriana Lestari 1820310039

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS TAHUN 2018


KATA PENGANTAR

Pertama, kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga karya tulis
ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai
sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengerti dan memahami tentang
materi pengertian, objek kajian, manfaat, sejarah perkembangan dan asas-asas
dalam logika. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri tim penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan pertolongan Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
bermanfaat kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan, kami mohon untuk diberikan kritik dan sarannya.

Kudus, 10 September 2018

Tim penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia diberikan akal oleh Allah Swt. yang digunakan untuk
berpikir. Untuk mempelajari segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dan
memikirkan bahwa segala sesuatu yang terjadi memang atas kuasa-Nya. Dari
kecil kita sudah diajarkan untuk berpikir/mempelajari hal-hal yang kita lihat.
Tanpa kita sadari itu adalah cara untuk mengolah logika kita agar bisa
berkembang untuk mengatasi berbagai macam masalah yang ada dalam
kehidupan kita.

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang hal-hal dasar mengenai
logika seperti pengertian, objek kajian dalam logika, manfaat mempelajari logika,
sejarah perkembangan logika dan asas-asas berpikir dalam logika. Secara
etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari
kata benda logos yang memiliki arti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan
akal (pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Logika adalah
salah satu cabang dari filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike
episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang
mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur, namun
sekarang ini lazim disebut logika saja. saja (Rapar, Jon Hendrik.1978: 9).1

1
Hendro Trieddiantoro Putro, Logika,
https://www.researchgate.net/publication/271265014 (diakses pada 7 September 2018, pukul
13.05)
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian logika dari berbagai sumber ?

2. Bagaimana objek kajian dalam logika ?

3. Bagaimana manfaat dalam mempelajari logika ?

4. Bagaimana sejarah perkembangan logika ?

5. Bagaimana asas-asas berpikir dalam logika ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Logika Dari Berbagai Sumber

Menurut Drs. Hasbullah Bakry dalam bukunya Systematik Filsafat


(1964) mendefinisikan ilmu logika sebagai ilmu pengetahuan yang mengatur
penelitian hukum-hukum akal manusia sehingga menyebabkan pikirannya dapat
mencapai kebenaran. Ilmu pengetahuan yang mempelajari aturan-aturan dan cara
berpikir yang dapat menyampaikan manusia kepada kebenaran. Dan ilmu
pengetahuan yang mempelajari pekerjaan akal dipandang dari jurusan benar atau
salah.2
Menurut Poedjawidjatna dalam bukunya Logika : Filsafat Berpikir
(1969) mendefinisikan logika adalah filsafat budi (manusia) yang mempelajari
teknik berpikir untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir dengan semestinya
(seharusnya).3
Logika adalah ilmu filsafat yang dalam pemecahan masalahnya harus
didukung dengan adanya penalaran (reasoning) dan perbincangan (argument)
yang masuk akal.4 Logika membantu kita untuk bisa mengatasi masalah dengan
hati-hati dan mencari tau dahulu tentang permasalahan yang sebenarnya sedang
terjadi, agar kita tidak langsung percaya terhadap berita-berita yang belum
diketahui kebenarannya.

2
Ibid., hal 2.
3
Ibid., hal 4.
4
Surajiyo, dkk., Dasar-Dasar Logika, (Jakarta: Bumi Aksara 2006), hal. 3.
B. Objek Kajian Dalam Logika
Dalam setiap penelitian pasti memiliki objek. Objek merupakan bahan
atau sasaran dari penelitian atau pembentukan suatu pengetahuan. Dilihat dari segi
objeknya, objek logika terbagi menjadi dua, yaitu objek material (Mantiq Al-
Maddi) dan objek formal (Mantiq As-Suwari). 5
Objek material adalah bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang yang
ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan. 6
Lebih singkatnya dalam memahami objek material dan objek formal
adalah untuk objek material yaitu kegiatan berpikir atau bernalar. Sedangkan
untuk objek formal adalah ketetapan bernalar.7
Dengan adanya objek kajian dalam logika, kita jadi bisa lebih terarah
dalam berfikir dan memiliki acuan untuk meneliti terlebih dahulu setiap masalah
yang ada.

5
Muhammad Haidar, Pengantar Disiplin Ilmu Logika
http://banghaidar.blogspot.com/2015/06/makalah-logika-pengertian-objek-kajian.html, (diakses
pada 7 September 2018 pukul 15.05)
6
Ibid.
7
Hendro Trieddiantoro Putro, Logika,
https://www.researchgate.net/publication/271265014 (diakses pada 7 September 2018, pukul
13.05).
C. Manfaat Dalam Mempelajari Logika
Logika membantu manusia berfikir lurus, efisien, tepat dan beratur untuk
mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Logika menyampaikan
kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka dan emosi dan keyakinan
seseorang, maka dari itu logika mendidik manusia bersikap objektif, tegas, dan
berani, merupakan suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan
tempat8

Menurut Hendro Trieddiantoro, paling tidak ada empat manfaat logika9 :

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara


rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren.

2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif

3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam


dan mandiri.
4. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta
kesesatan. Logika menghindarkan kita dari berbagai kesesatan pikir (fallacia)
yang muncul entah karena otoritas (kuasa), emosi, prasangka, keindahan
bahasa, atau kebiasaan. Logika menghindarkan kita dari terlalu gampang
melakukan generalisasi dan kecenderungan menarik kesimpulan yang salah
karena melebihi apa yang dinyatakan dalam premis-premis sebelumnya.
Dengan mempelajari logika kita dapat melatih daya piker kita terhadap
permasalah yang ada dan lebih berpikir memastikan kebenarannya terlebih dahulu
agar terhindar dari kekeliruan atau bersikap prasangka dari berbagai informasi.

D. Sejarah Perkembangan Logika


Mundiri, Logika, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2001), hal 14-15.
8

Hendro Trieddiantoro Putro, Logika,


9

https://www.researchgate.net/publication/271265014 (diakses pada 7 September 2018, pukul


13.05).
Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filusuf Yunani pertama
yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan
berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales
mengatakan bahwa air adalah prinsip atau asas pertama alam semesta, saat itu
Thales telah memperkenalkan logika induktif. Thales telah menarik kesimpulan
bahwa air adalah alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala
sesuatu.10 Penalaran induktif yang dilakukan Thales adalah sebagai berikut :

Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan


Air adalah jiwa hewan
Air adalah jiwa manusia
Air jugalah uap, dan
Air jugalah es.
Aristoteles adalah filsuf pertama yang menjadikan logika sebagai ilmu,
sehingga dapat disebut sebagai logica scientia yaitu analitika, yang secara khusus
meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar dan
dialektika, yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi
yang masih diragukan kebenarannya. Ajaran-ajaran Aristoteles terangkum dalam
6 buku, keenam buku itu ialah11 :

1. Categories (Menguraikan pengertian)


2. On Interpretation (Tentang penafsiran)
3. Prior Analytics (Membahas silogisme)
4. Posterior Analytics (Membahas pembuktian)
5. Topics (Mengupas Dialektika)
6. Sophistical Refutations (Membicarakan kekeliruan berpikir)

E. Asas-Asas Berpikir Dalam Logika

10
Ibid., hal. 5.
11
Ibid., hal. 6.
Asas adalah titik pangkal dari mana sesuatu muncul dan dimengerti.
Sedangkan untuk asas pemikiran adalah pengetahuan dari mana pengetahuan lain
muncul dan dimengerti, dasar daripada penfetahuan dan ilmu.12
Asas pemikiran dibedakan menjadi13:
1. Asas Identitas (principium identitatis=qonun zatiyah)
Adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain.
Prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan lainnya.
Misal jika kita mengakui bahwa sesuatu itu Z maka ia adalah Z dan bukan A,
B atau C.
Perumusannya akan berbunyi : “bila proposisi itu benar maka benarlah ia”.
2. Asas Kontradiksi (principium contradictoris=qonun tanaqud)
Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama
dengan pengakuannya.
Misal jika kita mengakui bahwa sesuatu itu bukan A maka tidak mungkin
pada saat itu ia adalah A, karena realitas ini hanya satu sebagaimana disebut
oleh asas identitas.
Perumusannya akan berbunyi : “tidak ada proposisi yang sekaligus benar dan
salah.”
3. Asas penolakan kemungkinan ketiga (principium exclusiterti=qanun imtina’)
Prinsip ini mengatakan bahwa antara pengakuan dan pengingkaran
kebenarannya terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran
merupakan pertentangan mutlak, karena itu disamping tidak mungkin benar
keduanya juga tidak mungkin salah keduanya.
Perumusannya akan berbunyi : “suatu proposisi selalu dalam keadaaan benar
atau salah.”
4. Asas alasan yang mencukupi (principium rationis sefficientis)
Prinsip ini menyatakan bahwa sesuatu yang ada mempunyai alasan yang cukup
adanya. Segala sesuatu itu dapat dimengerti tapi jangan memperluas penerapan

12
Mundiri, Logika, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2001), hal 10-11.
13
Ibid., hal 10-11.
asas ini pada semua yang ada dan pada sesuatu yang hanya satu saja. Sebab tidak
semua kenyataan dapat dimengerti dengan cara yang memadai.14

14
Pertemuan XI Azas-Azas Pemikiran,
staffnew.uny.ac.id/upload/131862252/pendidikan/9-hand-out-logika-azas-azas-pemikiran.pdf
(diakses pada 7 September 2018 pukul 16.01)
BAB III
PENUTUP

Simpulan

1. Pengertian logika adalah ilmu yang mempelajari cara berpikir secara baik,
tepat dan efisien untuk mencari kebenaran dalam memecahkan masalah.

2. Objek kajian dalam logika dibagi menjadi 2, yaitu objek material (Mantiq Al-
Maddi) dan objek formal (Mantiq As-Suwari).

3. Manfaat dalam mempelajari logika membantu manusia untuk lebih berpikir


memastikan kebenarannya terlebih dahulu agar terhindar dari kekeliruan atau
bersikap prasangka dari berbagai informasi.

4. Sejarah perkembangan logika dimulai sejak filsuf Yunani pertama yang


bernama Thales (624 SM-548 SM) mulai berpikir secara logis menggunakan
akal budi untuk memecahkan alam semesta dsn meninggalkan segala
dongeng atau takhayul yang ada pada masa itu.

5. Asas – asas berpikir dalam logika dibedakan menjadi 3, yaitu : Asas Identitas
(principium identitatis=qonun zatiyah), Asas Kontradiksi (principium
contradictoris=qonun tanaqud), Asas penolakan kemungkinan ketiga
(principium exclusiterti=qanun imtina’).
DAFTAR PUSTAKA

Mundiri, Logika, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.

Surajiyo, dkk., Dasar-Dasar Logika, Bumi Aksara, Jakarta, 2006.

Hendro Trieddiantoro Putro, Logika,


https://www.researchgate.net/publication/271265014, 2013 (diakses pada 7
September 2018, pukul 13.05).

Muhammad Haidar, Pengantar Disiplin Ilmu Logika,


http://banghaidar.blogspot.com/2015/06/makalah-logika-pengertian-objek-
kajian.html,2015 (diakses pada 7 September 2018 pukul 15.05).

Pertemuan XI Azas-Azas Pemikiran,


staffnew.uny.ac.id/upload/131862252/pendidikan/9-hand-out-logika-azas-azas-
pemikiran.pdf (diakses pada 7 September 2018 pukul 16.01).

Anda mungkin juga menyukai