MERAH = YUNIEK
BIRU = DIEAN
HIJAU : MITUL
UNGUK : IMAW
BLACK MAMBA : UUL
Ciri kanker payudara pada ibu menyusui kerap disalahartikan dengan tanda-tanda penyakit maupun
gangguan pada payudara. Sebab, keduanya terkadang memiliki ciri yang serupa.
Namun, fakta yang menarik menemukan, tidak hanya untuk bayi, menyusui juga ternyata dapat
memberikan manfaat yang besar bagi ibu.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan American Journal of Preventive Medicine, ibu menyusui
dianggap memiliki risiko lebih rendah untuk menderita kanker payudara dibandingkan dengan ibu yang
tidak menyusui.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Globocan pada 2018, kanker payudara merupakan jenis kanker
yang paling banyak diderita oleh wanita Indonesia.
Jumlah kejadian kanker payudara di Tanah Air terus meningkat, dan tercatat pada angka 58.256 kasus
baru.
Melihat hal tersebut, langkah pencegahan kanker payudara menjadi penting untuk dilakukan, salah
satunya dengan menyusui.
Lalu, apa yang membuat proses menyusui dapat menurunkan risiko kanker payudara?
Keputusan untuk menyusui atau tidak menyusui tentu merupakan hal yang sangat pribadi.
Bagi Anda yang tidak memungkinkan untuk memberikan ASI kepada Si Buah Hati, pencegahan kanker
payudara tentu dapat dilakukan dengan berbagai cara lain, seperti menjaga gaya hidup sehat dan
olahraga secara teratur.
Namun, bagi Anda yang memiliki kesempatan untuk memberikan ASI secara langsung kepada Si Kecil,
menyusui dapat menjadi salah satu langkah pencegahan kanker payudara yang bisa Anda ambil.
Berikut ini manfaat menyusui sebagai perlindungan terhadap risiko kanker payudara.
Riset yang dipublikasikan American Institute for Cancer Research menunjukkan, ibu yang menyusui
memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara saat pramenopause, maupun setelah menopause.
Menyusui selama enam bulan atau lebih, juga dinilai dapat memberikan proteksi tambahan bagi ibu.
Proses menyusui menyebabkan perubahan hormon yang dapat menunda periode menstruasi.
Akibatnya, paparan hormon estrogen pada tubuh wanita akan berkurang. Hormon estrogen merupakan
hormon yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel kanker.
Selain itu, saat menyusui jaringan-jaringan di payudara ikut mengalami perubahan. Hal ini membantu
tubuh untuk menyingkirkan sel yang berpotensi mengalami kerusakan DNA sehingga dapat mengurangi
risiko munculnya kanker payudara.
Menyusui juga dipercaya dapat menurunkan risiko ibu terkena kanker ovarium atau indung telur. Sebab,
hal ini dapat mencegah terjadinya ovulasi (pembuahan).
Semakin sedikit Anda berovulasi, semakin sedikit juga produksi hormon estrogen di tubuh sehingga
menghambat pertumbuhan sel abnormal yang dapat berkembang menjadi sel kanker.
ASI merupakan sumber nutrisi yang utama bagi bayi. World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama bayi berusia 6 bulan pertamanya.
Menyusui juga disarankan untuk dilanjutkan hingga anak berusia sekitar dua tahun, disertai dengan
pemberian makanan pendamping ASI.
Secara umum, semakin lama seorang ibu menyusui, maka akan semakin besar juga proteksi terhadap
kanker payudara.
Risiko kanker payudara dapat berkurang pada ibu yang menyusui selama satu setengah hingga dua
tahun.
Bahkan, penelitian yang dipublikasikan pada jurnal The American Journal of Clinical Nutrition
menemukan, risiko ciri kanker payudara pada ibu menyusui di Tiongkok dapat turun hingga 63 persen
pada ibu yang menyusui hingga enam tahun.
Jumlah tahun tersebut merupakan jumlah total dari lamanya ibu menyusui beberapa anak.
Sebagai contoh, apabila Anda pernah melahirkan tiga anak dan masing-masing anak mendapatkan ASI
selama enam bulan, maka jangka waktu menyusui tersebut dihitung selama satu setengah tahun.
KemMeskipun sangat jarang, sebagian kecil wanita bisa mengalami ciri kanker payudara pada ibu
menyusui. Artinya, ibu menyusui bisa terkena kanker payudara.
Ternyata, persentase ibu menyusui bisa terkena kanker payudara diperkirakan 3 persen dari
keseluruhan penderita kanker.
Beberapa penelitian dari National Cancer Institute menunjukkan, risiko ciri kanker payudara pada ibu
menyusui lebih tinggi pada tahun-tahun setelah kehamilan dan persalinan.
Peningkatan risiko ibu menyusui bisa terkena kanker payudara mungkin disebabkan oleh perubahan
hormonal selama kehamilan.
Sebelum mengetahui ciri kanker payudara pada ibu menyusui, payudara menyusui umumnya bertekstur
kasar dan bergelombang karena payudara penuh yang normal, dan saluran yang tersumbat
sesekali.ungkinan ibu menyusui bisa terkena kanker payudara
Sebaiknya, Anda selalu memperhatikan bagaimana bentuk payudara Anda biasanya dan kenali tanda-
tanda benjolan mencurigakan yang memerlukan perhatian medis.
Mengingat, memang ibu menyusui bisa terkena kanker payudara. Bisa jadi, itu adalah ciri kanker
payudara pada ibu menyusui.
Saat Anda menyusui, kemungkinan besar Anda akan lebih memahami bagaimana tampilan dan ukuran
payudara Anda.
Meskipun begitu, melakukan pemeriksaan payudara sendiri di rumah secara rutin sebaiknya tidak Anda
abaikan. Hal ini agar gejala kanker payudara pada ibu menyusui terdeteksi sejak dini.
Biasanya, benjolan yang mengkhawatirkan pada ciri kanker payudara pada ibu menyusui adalah yang
benjolan tidak kunjung sembuh.
Agar tak salah paham, Anda juga harus memahami jenis-jenis benjolan yang mungkin muncul di
payudara.
Secara umum, benjolan nonkanker akan terasa halus dan bulat, serta bergerak di dalam payudara.
Sembari memberikan perawatan puting dan payudara saat menyusui, kenali beberapa benjolan yang
sering disalah artikan sebagai ciri-ciri kanker payudara:
1. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang disebabkan terjadi akibat bakteri atau saluran susu
yang tersumbat. Gejala mastitis lain, diantaranya:
Jika mastitis tidak diobati, abses bernanah yang menyakitkan bisa saja terjadi. Bentuknya mungkin akan
tampak terlihat seperti benjolan bengkak berwarna merah dan panas.
Meskipun ini benjolan nonkanker sebaiknya Anda segera memeriksakannya ke dokter agar efeknya tidak
memicu kanker payudara.
3. Fibroadenoma
Fibroadenoma atau fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor nonkanker yang bisa timbul di
payudara.
Fibroadenoma umumnya akan muncul ditandai dengan benjolan kecil di salah satu atau kedua
payudara, yang teraba padat dan mudah untuk digerakkan.
4. Galactocele
Galactocele (galaktokel) adalah benjolan jinak pada payudara yang terjadi pada wanita menyusui.
Galactocele muncul saat Anda akan menghentikan proses menyusui sehingga ASI mengalami berhenti
memproduksi dan menyebabkan sumbatan pada saluran susu di area payudara.
Galactocele umumnya ditandai dengan adanya benjolan di payudara yang tidak nyeri, pada salah satu
atau kedua payudara, dan berupa massa tunggal atau jamak.
CCiri kanker payudara pada ibu menyusui muncul akibat adanya cairan yang menumpuk.
Hal yang membedakan antara ciri mastitis dengan ciri kanker payudara pada ibu menyusui adalah
timbulnya benjolan di sekitar payudara.
Sayangnya, tonjolan ini jarang diketahui ibu menyusui. Untuk itu, kenalilah ciri kanker payudara pada ibu
menyusui yang bisa Anda perhatikan ini:
Gatal terus-menerus.