Anda di halaman 1dari 7

AGRITEKNO, Jurnal Teknologi Pertanian

Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno Vol. 6(1): 14-20, Th. 2017


DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.1.14 ISSN: 2302-9218

PENGARUH EDIBLE COATING BERBAHAN DASAR PATI SAGU TUNI


(Metroxylon rumphii) TERHADAP MUTU BUAH TOMAT
SELAMA PENYIMPANAN

Effect of Tuni (Metroxylon rumphii) Sago Starch Based Edible Coatings on the Quality of Tomato
Fruit During Storage

Rachel Breemer, Priscillia Picauly, dan Nurhayati Hasan

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon


Jl. Ir. M. Putuhena Kampus Poka Ambon 97233

ABSTRACT

This research was aimed to determine the exact glycerol concentration in the making of edible coating to
coat the tomatoes so that the shelf life is extended and the quality is maintained. A Completely Randomized
Design with one factor (RAL): glycerol concentration (without coating, 10%, 30%, 50%) was applied. The
observed variables were weight shrinkage, color, hardness, total acid and vitamin C. Results showed that for
10 days storage period, the best response of the variables observed was obtained by tomatoes treated with
edible coating 10% glycerol concentration that can maintain the quality of tomato and economically feasible
than glycerol concentration of 30% and 50%.

Keywords: edible coating, glycerol, tomato, tuni sago starch

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi gliserol yang tepat dalam pembuatan edible coating
untuk melapisi buah tomat sehingga dapat memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah
tomat. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari
satu faktor yaitu konsentrasi gliserol (tanpa coating, 10%, 30%, 50%). Variabel yang diamati adalah, susut
bobot, warna, kekerasan, total asam dan vitamin C. Hasil penelitian menunjukan bahwa selama penyimpanan
selama 10 hari, perlakuan edible coating dengan konsentrasi gliserol yang terbaik yaitu konsentrasi 10%
karena dapat mempertahankan mutu buah tomat dan lebih ekonomis dibandingkan dengan penggunaan
konsentrasi gliserol 30% dan 50%.

Kata kunci: edible coating, gliserol, pati sagu tuni, tomat

PENDAHULUAN Kadar air yang tinggi pada tomat dapat


mempercepat kerusakan seperti halnya umur
Tomat (Solanum lycopersicum L) merupakan simpan yang relatif singkat, perubahan yang cepat
tanaman sayuran buah yang dibutuhkan oleh pada warna dan kenampakan bentuk buah tomat
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal dan lebih rentan terhadap serangan mikroba
ini disebabkan karena tomat mengandung vitamin sehingga buah tomat mudah mengalami kerusakan.
dan mineral yang sangat berguna untuk Untuk itu perlu diterapkan teknologi yang tepat
mempertahankan kesehatan dan mencegah dalam penanganan pasca panen buah tomat agar
penyakit. Selain itu, tomat memiliki kandungan dapat memperlambat kerusakan komoditi. Terdapat
asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid banyak usaha pasca panen untuk memperpanjang
(termasuk likopen, α- dan ß-karoten), protein, masa simpan komoditas buah-buahan, salah satunya
lemak, dan histamin (Canene-Adam et al., 2005). dengan pengaplikasian edible coating.

14
AGRITEKNO, Jurnal Teknologi Pertanian
Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno Vol. 6(1): 14-20, Th. 2017
DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.1.14 ISSN: 2302-9218

Salah satu jenis pati yang mudah diperoleh di ±55oC selama 20 menit, setelah itu tambahkan
daerah Maluku adalah pati sagu. Untuk itu dapat gliserol berdasarkan perlakuan (10%, 30%, 50%)
digunakan pati sagu sebagai bahan dasar dalam kemudian naikan suhu mencapai 70oC dan
pembuatan edible coating. Salah satu jenis pati tambahkan CMC 1% sedikit demi sedikit ke dalam
yang dapat digunakan yaitu pati sagu tuni. Pati larutan sambil diaduk sampai homogen. Setelah itu,
merupakan salah satu jenis polisakarida yang edible coating didinginkan pada suhu ruang.
tersedia melimpah di alam, bersifat mudah terurai
(biodegradable), mudah diperoleh, dan murah. Aplikasi Edible Coating Pada Buah Tomat
Sifat-sifat pati juga sesuai untuk bahan edible
coating/film karena dapat membentuk film yang Untuk aplikasi edible coating, buah tomat
cukup kuat (Garcia et al., 2011; Polnaya et al., dengan tingkat kematangan yang seragam dicuci
2006; Polnaya et al., 2012; Wattimena et al., 2016). pada air mengalir dan dikeringkan anginkan pada
Edible coating yang berbahan dasar suhu ruang. Setelah kering, buah tomat dicelupkan
polisakarida yaitu, dapat menghasilkan sifat-sifat ke dalam formula edible coating yang suhunya
mekanis yang baik dan efisien. Selain itu, coating sudah mencapai 40oC sesuai perlakuan selama 2
dari pati mempunyai permeabilitas oksigen rendah, menit. Setelah itu diangkat dan dikeringkan selama
tidak berwarna, tidak berasa, dan transparan (Lin 45 menit pada suhu 27oC. Buah tomat yang tidak
and Zhao, 2007). Pembuatan edible coating dilapisi dengan edible coating disimpan selama 10
ditambahkan plasticizer yang berfungsi untuk hari penyimpanan dan dianalisis sebagai kontrol.
mengatasi sifat kerapuhan lapisan coating, salah
satu plasticizer yang dapat digunakan yaitu gliserol Pengamatan
(Oriani et al., 2013).
Penelitian ini bertujuan untuk: menentukan Pengamatan dilakukan meliputi total asam
konsentrasi gliserol yang tepat untuk menghasilkan (AOAC, 1995), vitamin C metode (AOAC, 1995),
edible coating yang dapat mempertahankan mutu susut bobot (AOAC, 1995), kekerasan, dan warna
buah tomat selama penyimpanan. dinilai berdasarkan indikator kemasakan.

METODE PENELITIAN Analisis Statistik

Bahan Data yang dihasilkan dari setiap analisis


kemudian ditabulasi dan selanjutnya dianalisis
Bahan yang digunakan adalah buah tomat keragaman menggunakan RAL. Apabila terjadi
yang sudah matang (hijau menuju oranye) diperoleh perbedaan yang nyata atau sangat nyata, maka
dari Balai Benih Pertanian, pati sagu tuni, gliserol, analisis dilanjutkan dengan menggunakan uji Tukey
dan CMC (Koepoe-koepoe). Bahan kimia yang α (0,05).
digunakan untuk analisis yaitu NaOH (Merck), KI
(Merck), iodium (Merck), indikator phenolphetalein HASIL DAN PEMBAHASAN
(Merck) dan amilum.
Susut Bobot
Pembuatan Edible Coating
Pada hari ke-5, tomat tanpa coating memiliki
Pembuatan edible coating berbasis pati sagu susut bobot sebesar 4,99% dan tomat yang di-
dilakukan berdasarkan metode Septiana (2009) coating berkisar (4,04-5,22%). Pada hari ke-10,
yang dimodifikasi. Pertama-tama pati sagu yang tomat tanpa coating mengalami peningkatan susut
didapat dari pasar kemudian pati tersebut di cuci 1- bobot yang paling besar dengan nilai 9,46% dan
3 kali setelah itu pati di keringkan hingga pati susut bobot tomat yang di-coating berkisar (7,32-
benar-benar kering. Pati yang sudah kering 8,43%) hasil pengamatan nilai susut bobot tomat
kemudian dihancurkan dan diayak dari hasil ayakan dilihat pada (Gambar 1 dan 2).
tersebut di simpan untuk dilakukan pembutan Hasil penelitian Usni et al. (2016), bahwa
edible coating. Proses pembuatannya sebagai buah jambu tanpa coating maupun buah jambu
berikut: pati dimasukan dalam akuades dengan yang di-coating dengan pati akan mengalami
perbandingan 1:10 kemudian pati dipanaskan peningkatan susut bobot selama penyimpanan.
mengunakan hot plate sambil diaduk pada suhu Menurut Wills et al. (1990), respirasi yang terjadi

15
AGRITEKNO, Jurnal Teknologi Pertanian
Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno Vol. 6(1): 14-20, Th. 2017
DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.1.14 ISSN: 2302-9218

pada buah-buahan dan sayuran merupakan proses


biologis untuk menghasilkan energi dari proses 10
pembakaran bahan-bahan organik dan penyerapan 8
6
oksigen. 5 5

Warna
6 5
4
10
2
Susut Bobot (%)

8
0
6 4,3 4,5 Tanpa 10% 30% 50%
3,5 coating
4 2,5
Konsentrasi Gliserol (%)
2
0 Gambar 3. Pengaruh Edible Coating Terhadap
Tanpa 10% 30% 50%
Warna Buah Tomat Selama
coating
Penyimpanan Hari Ke-0.
Konsentrasi Gliserol (%)

Gambar 1. Pengaruh Edible Coating Terhadap 10


Susut Bobot Buah Tomat Selama
8
Penyimpanan Hari Ke-5 6
5 5
Warna

6 5
10 9, 8,43 4
8,19
Susut Bobot (%)

7,32 2
8
6 0
Tanpa 10% 30% 50%
4 coating
2 Konsentrasi Gliserol (%)
0
Tanpa 10% 30% 50% Gambar 4. Pengaruh Edible Coating Terhadap
coating Warna Buah Tomat Selama
Konsentrasi Gliserol (%) Penyimpanan Hari Ke-5.

Gambar 2. Pengaruh Edible Coating Terhadap 10


Susut Bobot Buah Tomat Selama
Penyimpanan Hari Ke-10. 8
6
5 5
Warna

6 5
Warna
4
Berdasarkan indikator kematangan warna 2
tomat terlihat bahwa warna tomat tanpa coating 0
pada hari ke-5 dan ke-10 sudah berada pada tahap 6 Tanpa 10% 30% 50%
(merah gelap). Sedangkan tomat yang di-coating coating
masih berada pada tahap 5 (merah terang). Hal ini Konsentrasi Gliserol (%)
disebabkan karena penggunaan edible coating pada
buah tomat dapat memperlambat proses respirasi
yang memicu kematangan buah tomat sehingga Gambar 5. Pengaruh Edible Coating Terhadap
mempercepat terjadinya degradasi warna buah Warna Buah Tomat Selama
tomat. Tingkat kematangan buah tomat berdasarkan Penyimpanan Hari Ke-10
warna untuk semua perlakuan selama penyimpanan
dapat dilihat pada Gambar 3, 4 dan 5).

16
AGRITEKNO, Jurnal Teknologi Pertanian
Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno Vol. 6(1): 14-20, Th. 2017
DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.1.14 ISSN: 2302-9218

Selama penyimpanan warna buah tomat Nilai kekerasan buah tomat tanpa edible
mengalami perubahan, dari warna hijau menuju coating maupun dilapisi edible coating semakin
oranye (tahap 2) menjadi warna merah gelap (tahap menurun seiring lama penyimpanan. Hal ini
6). Selama penyimpanan laju respirasi berlangsung disebabkan karena secara fisiologis umumnya
terus menerus sehingga terjadi degradasi klorofil semakin lama buah disimpan maka permukaan
dan akhirnya terbentuk warna merah. buah semakin lunak. Hal ini sejalan dengan
Menurut Pantastico (1993) dalam Novita et penelitian Mahfudin et al. (2016).
al. (2015), perombakan pigmen klorofil sejalan
dengan sintesis pigmen likopen sehingga warna
buah menjadi kemerahan. Buah tomat mensintesis 20

Kekerasan (kg/cm2)
15,07
likopen dalam jumlah banyak selama pemasakan 16 13,67 12,5
yaitu mencapai 50% dari fraksi karotenoid total. 14,37
12
Selain itu kadar likopen juga menunjukkan indeks
warna pada tomat, jadi semakin merah warna tomat 8
maka semakin banyak pula kandungan likopen 4
didalamnya.
0
Kekerasan Tanpa 10% 30% 50%
coating
Peubah kekerasan tomat pada penyimpanan Konsentrasi Gliserol (%)
hari ke-0 dengan nilai kekerasan berkisar 15,55-
16,4 kg/cm2 dan hari ke-5 sebesar 12,5-15,07 Gambar 7. Pengaruh Edible Coating Terhadap
kg/cm2. Sedangkan pada hari ke-10 (Lampiran 5 c) Kekerasan Buah Tomat Selama
menunjukkan bahwa perlakuan gliserol Penyimpanan Hari Ke-5.
berpengaruh nyata terhadap peubah kekerasan
tomat dengan nilai yang paling terendah yaitu 12,32
kg/cm2 untuk tomat tanpa edible coating dan nilai 20
Kekerasan (kg/cm2)

kekerasan tomat yang di-coating berturut-turut 16 13,22


12,31 12,34
sebesar (12,34, 13,22, dan 14,04 kg/cm2). Selama
12 14,04
penyimpanan buah tomat yang di-coating dapat
mempertahankan tingkat kekerasan dibandingkan 8
dengan tomat tanpa coating, karena bahan dasar
4
edible coating yang bersifat hidrofilik untuk
menghambat keluar masuknya oksigen dapat dilihat 0
pada Gambar 6, 7 dan 8. Tanpa 10% 30% 50%
coating
Konsentrasi Gliserol (%)
20 17,4
Kekerasan (kg/cm2)

15,7 15,61
16 Gambar 8. Pengaruh Edible Coating Terhadap
12 15,55 Kekerasan Buah Tomat Selama
Penyimpanan Hari Ke-10.
8
4 Total Asam
0 Perubah total asam pada penyimpanan hari
Tanpa 10% 30% 50%
ke-0 dengan nilai total asam berkisar (0,22-0,26%),
coating
menunjukan bahwa perlakuan hari ke-5, tomat
Konsentrasi Gliserol (%) tanpa coating (T0) memiliki nilai total asam yang
lebih kecil (0,13%). Untuk perlakuan tomat yang
Gambar 6. Pengaruh Edible Coating Terhadap di-coating memiliki nilai total asam berturut-turut
Kekerasan Buah Tomat Selama sebesar (0,13, 0,19, dan 0,24%). Sedangkan Pada
Penyimpanan Hari Ke-0. hari ke-10, nilai total asam sebesar 0,07%. Nilai
total asam pada perlakuan tomat tanpa coating

17
AGRITEKNO, Jurnal Teknologi Pertanian
Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno Vol. 6(1): 14-20, Th. 2017
DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.1.14 ISSN: 2302-9218

sangat kecil jika dibandingkan dengan perlakuan


tomat yang di-coating yaitu berturut-turut sebesar 1

Total Asam (%)


(0,12, 0,13, dan 0,16 %). 0,8
0,6
1 0,4
0,17
Total Asam (%)

0,8 0,07 0,13 0,12


0,2
0,6 0
0,4 0,26 Tanpa 10% 30% 50%
0,22 0,23 0,24
coating
0,2 Konsentrasi Gliserol (%)
0
Tanpa 10% 30% 50% Gambar 11. Pengaruh Edible Coating Terhadap
coating Total Asam Buah Tomat Selama
Konsentrasi Gliserol (%) Penyimpanan Hari Ke-10.

Gambar 9. Pengaruh Edible Coating Terhadap Vitamin C


Total Asam BuahTomat Selama
Penyimpanan Hari Ke-0. Terhadap peubah vitamin C pada
penyimpanan hari ke-0 dengan nilai vitamin C
berkisar (25,86-29,96%). Pada hari ke-5 terjadi
1 penurunan vitamin C buah tomat pada semua
Total Asam (%)

0,8 perlakuan. Dari hasil menunjukan bahwa perlakuan


tomat tanpa coating memiliki nilai vitamin C lebih
0,6 kecil (15,45%). Tomat yang di-coating, memiliki
0,4 0,22 nilai vitamin C berturut-turut (22,02, 19,74, dan
0,13 0,19 0,17 21,82%). Pada hari ke-10 vitamin C tomat juga
0,2
mengalami penurunan yaitu tomat tanpa coating
0 sebesar 11,40%. Tomat yang di-coating memiliki
Tanpa 10% 30% 50% kandungan vitamin C berturut-turut sebesar (19,12,
coating 19,23, dan 19,16%). Hasil pengamatan nilai vitamin
Konsentrasi Gliserol (%) C tomat untuk semua perlakuan selama
penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 12, 13, 14.
Gambar 10. Pengaruh Edible Coating Terhadap
Total Asam Buah Tomat Selama 50
Penyimpanan Hari Ke-5
Vitamin C (%)

40
29,95
Menurut Wills et al. (1990) asam-asam 30 25,86 25,88 29,96
organik selama penyimpanan umumnya digunakan
sebagai energi untuk respirasi sehingga semakin 20
lama penyimpanan akan semakin menurun nilai 10
total asam buah tersebut. Sesuai dengan hasil
penelitian Fitri (2016), bahwa total asam tomat 0
yang di-coating dengan pektin lebih tinggi Tanpa 10% 30% 50%
dibandingkan dengan tomat tanpa coating. Semakin coating
tinggi kandungan asam buah maka semakin tinggi Konsentrasi Gliserol (%)
pula ketahanan simpan buah tersebut. Nilai total
asam pada buah tomat semakin berkurang selama
penyimpanan. Hal ini berkaitan dengan laju Gambar 12. Pengaruh Edible Coating Terhadap
respirasi, pada buah tomat tanpa coating laju Vitamin C Buah Tomat Selama
respirasinya lebih besar sehingga asam organik Penyimpanan Hari Ke-0.
akan cepat berkurang.

18
AGRITEKNO, Jurnal Teknologi Pertanian
Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno Vol. 6(1): 14-20, Th. 2017
DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.1.14 ISSN: 2302-9218

KESIMPULAN
50
Vitamin C (%)

40 Berdasarkan hasil dan pembahasan maka


29,96 dapat disimpulkan bahwa selama penyimpanan
30 25,88 25,86 29,95
untuk perlakuan edible coating dengan konsentrasi
20 gliserol yang terbaik yaitu konsentrasi 10% karena
dapat mempertahankan mutu buah tomat dan lebih
10
ekonomis dibandingkan dengan konsentrasi gliserol
0 30% dan 50%.
Tanpa 10% 30% 50%
coating DAFTAR PUSTAKA
Konsentrasi Gliserol (%)
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of the
Gambar 13. Pengaruh Edible Coating Terhadap Association of Analytical Chemists.
Vitamin C Buah Tomat Selama Washington D.C.
Penyimpanan Hari Ke-5. AOAC. 2005. Official Methods of Analysis of the
Association of Official Analytical Chemists.
Penurunan vitamin C pada buah tomat Washington D.C.
selama penyimpanan karena terjadinya proses Canene-Adams K., S.K. Clinton., J.L. King, C.
oksidasi. Vitamin C sangat mudah teroksidasi Wharton, B.L. Lindshield, B.L. Jeffery, and
menjadi asam L-dehidroaskorbat yang cenderung J.W.Jr. Erdman. 2005. The growth of the
mengalami perubahan lebih lanjut menjadi L- Dunning R-3327-H transplantable prostate
dikotigulonat (Winarno, 1997). Hal ini sesuai adenocarcinoma in rats fed diets containing
dengan penelitian Usni et al. (2016), bahwa nilai tomato, broccoli, lycopene, or receiving
vitamin C buah jambu yang dilapisi edible. finasteride treatment. FASEB Journal 18:
A886 (591.4).
Fitri, A. 2016. Pektin Dari Kulit Buah Kakao
50 (Theobroma cacao L.) Sebagai Edible
Vitamin C (%)

40 Coating Buah Tomat. [Skripsi] Jurusan


Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
30 19,16
19,12 19,23 Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo
20 Kendari.
11,4
Garcia, N.L., L. Ribba, A. Dufresne, M. Aranguren,
10 and S. Goyanes. 2011. Effect of glycerol on
0 the morphology of nanocomposites made
Tanpa 10% 30% 50% from thermoplastic starch and starch
coating nanocrystals. Carbohydrate Polymers 84:
Konsentrasi Gliserol (%) 203−210.
Lin, D. and Z. Zhao. 2007. Innovations in the
Gambar 14. Pengaruh Edible Coating Terhadap development and application of edible
Vitamin C Buah Tomat Selama coatings for fresh and minimally processed
Penyimpanan Hari Ke-10. fruits and vegetables. Comprehensive
Reviews in Food Science and Food Safety 6:
Coating berbasis pati akan semakin menurun 60-68.
selama penyimpanan akibat terjadinya proses Novita, M., Satriana, and E. Hasmarita. 2015.
oksidasi, selain itu terjadinya respirasi selama Kandungan likopen dan karotenoid buah
penyimpanan juga mengakibatkan perombakan tomat (Lycopersicum pyriforme) pada
senyawa kompleks menjadi sederhana, yaitu berbagai tingkat kematangan: pengaruh
perombakan vitamin C menjadi substrat pada buah pelapisan dengan kitosan dan penyimpanan.
tersebut. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian
Indonesia 7: 35-39.
Oriani, B.V., G. Molina, M. Chiumarelli, G.M.
Pastore, and M.D. Hubinger. 2014.

19
AGRITEKNO, Jurnal Teknologi Pertanian
Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno Vol. 6(1): 14-20, Th. 2017
DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.1.14 ISSN: 2302-9218

Properties of cassava starch-based edible ubi kayu terhadap kualitas dan umur simpan
coating containing essential oils. Journal of buah jambu biji merah pada suhu kamar.
Food Science 79: 189-194. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian 4:
Polnaya, F.J., Haryadi, dan D.W. Marseno. 2006. 293-303.
Karakterisasi edible film pati sagu alami dan Wattimena, D., L. Ega, dan F.J. Polnaya. 2016.
termodifikasi. Agritech 26: 148-154. Karakteristik edible film pati sagu alami dan
Polnaya, F.J., J. Talahatu, Haryadi, and D.W. pati sagu fosfat dengan penambahan gliserol.
Marseno. 2012. Properties of biodegradable Agritech 36: 247-252.
films from hydroxypropyl sago starches. Wills, R., T. Lee, D. Graham, Glasson, and E.G.
Asian Journal of Food and Agro-Industry 5: Hall. 1990. Postharvest: An Introduction to
183-192. The Phisiology and Handling of Fruits and
Septiana, E. 2009. Formulasi dan Aplikasi Edible Vegetables. Springer US.
Coating Berbasis Pati Sagu Dengan Gunawan. 2009. Formulasi dan Aplikasi Edible
Penambahan Minyak Sereh Pada Paprika Coating Berbasis Pati Sagu dengan
(Capsicum Annuum Var Athena). [Skripsi]. Penambahan Vitamin C pada Paprika
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut (Capsicum annuum varietas Athena).
Pertanian Bogor. [Skripsi] Fakultas Teknologi Pertanian.
Troller, J.A. and J.H. Chritian. 1978. Water Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Activity and Food. Academic Press, NY. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.
Usni, A., T. Karo-Karo, dan E. Yusraini. 2016. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Pengaruh edible coating berbasis pati kulit

20

Anda mungkin juga menyukai