Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

“KAPASITOR KEPING SEJAJAR”

Oleh:

Karmila Sulistiyani ( 20312241008 )

Asisten Praktikum: Nur Ihsan Amalia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
A. Judul : Kapasitor Keping Sejajar
B. Tujuan :
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami mekanisme atau cara kerja kapasitor ketika
terjadi pengisian muatan.

2. Mahasiswa mampu menghitung nilai permitivitas listrik ruang hampa secara virtual
laboratory.

C. Dasar Teori:
Sebagai ilmu sains dasar (fundamentals science) fisika dipelajari baik di tingkat
sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Fisika merupakan dasar berkembangnya
teknologi canggih seperti processor, material sensor dengan akurasi hingga level nano,
teknologi digital dan lain sebagainya. Bagi peserta didik pembelajaran Fisika
merupakan salah satu wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir ( Arista, 2013
).
Setiap mahasiswa mempunyai daya yang berbeda dalam menghubungkan
konsep fisika dengan kejadian alam. Mahasiswa juga dapat mengalami kesalahan dalam
menghubungkan konsep fisika yang mereka pelajari sehingga dapat menyebabkan
perbedaan antara konsep yang mereka bentuk sendiri demngan konsep yang dibentuk
oleh para ahli. Hal ini disebabkan karena mahsiswa mempunyai cara yang berbeda
dalam membangun abstraksi konsep fisika. Tafsiran seseorang terhadap suatu konsep
disebut sebagai konsepsi (Berg.1991).
Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa
dengan cara mengkaitkan kejadian-kejadian alam di sekitarnya. Tujuan pembelajaran
fisika adalah menguasai pengetahuan (konsep) (Suparno. 2007). Simulasi komputer
adalah media interaktif yang merupakan kombinasi dari teks, gambar atau film yang
disusun berdasarkan bahasa pemograman untuk dapat menjelaskan sesuatu konsep,
dengan perintah yang mudah di mengerti (Tolga, 2011).
Google mengeluarkan google meet yang memungkinkan pengguna untuk
melakukan panggilan video dengan 25 pengguna lainnya per pertemuan. Dengan kata
lain, google meet bisa menjadi media alternatif untuk proses belajar mengajar,
bersosialisasi dengan rekan kantor atau bahkan melakukan rapat kerja dari dalam
rumah. Dengan merebaknya wabah Covid-19, Google meet kini menjadi salah satu
layanan Google yang mengalami pertumbuhan tercepat. Angka penggunanan hariannya
meningkat 25 kali lipat dalam periode antara bulan Januari hingga Maret 2020. Google
meet menjadi versi yang lebih kuat dibanding Hangouts pendahulunya karena Google
Meet mampu ditampilkan pada aplikasi web, aplikasi Android dan iOS. Google Meet
dapat digunakan secara gratis untuk skala kecil sebanyak 25 orang. Dengan banyaknya
orang yang juga berselancar dan melakukan pekerjaan secara online turut mengganggu
kelancaran konferensi online. Maka dari itu banyak yang mencari alternatif dengan
menggunakan berbagai macam aplikasi agar mereka tetap dapat berhubungan dan
menyampaikan rapat tanpa terputusputus, salah satunya adalah mengunakan Google
Meet. Selain itu Google Meet memiliki Interface atau antarmuka yang unik dan
fungsional dengan ukuran ringan serta cepat, mengedepankan pengelolaan yang efisien,
mudah guna (user friendly) yang dapat diikuti semua pesertanya ( Zaenal, 2011 )
Simulasi PhET adalah suatu simulasi interaktif di internet dengan memakai
bahasa pemograman java dan flash, yang dikembangkan oleh tim dari Universitas
Colorado Amerika Serikat. PhET telah mengembangkan serangkaian simulasi interaktif
yang sangat menguntungkan dalam pengintegrasian teknologi komputer ke dalam
pembelajaran. Terdapat lebih dari 50 simulasi berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Simulasi tersebut terdiri dari beberapa topik fisika, kimia,
bahkan matematika. Simulasi-simulasi ini mudah didapatkan, dapat dijalankan secara
online dengan bantuan koneksi internet maupun dengan cara didownload sehingga
dapat dijalankan secara offlline. Simulasi dirancang secara interaktif sehingga
penggunanya dapat melakukan pembelajaran secara langsung. (The PhET Team. 2014.
PhET (Intective Simulations).http://phet.colorado.edu/in/).
PhET merupakan simulasi yang sangat bermanfaat untuk mengajar dan belajar
fisika, dengan menekankan hubungan fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang
mendasarinya, dengan membuat model visual dan konseptual fisika, sehingga
mendukung keterlibatan sisa dalam memahami konsep-konsep ( Perkins, dkk, 2006).
Kapasitor adalah salah satu komponen listrik yang sering digunakan dalam
pembuatan rangkaian listrik. Kapasitor adalah alat yang berfungsi untuk menyimpan
energi potensial listrik maupun muatan listrik. kapasitor plat sejajar adalah kapasitor
yang terdiri dari dua konduktor dengan luas masingmasing A yang berdekatan namun
terisolasi satu sama lain, terpisah dengan jarak d dan membawa muatan yang sama besar
namun berlawanan yaitu +q dan –q.( Tipler, 2001)
Kapasitor adalah piranti yang berguna untuk menyimpan muatan dan energi
listrik. Kapasitor pada dasarnya tersusun dari dua plat sejajar yang disisipi bahan
dielektrik (Tipler, 2001). Menurut Young dan Freedman (2003), menyatakan pada
kapasitor terdapat bahan dielektrik yaitu zat yang dapat dipergunakan untuk
memperbesar kapasitas kapasitor. Bahan dielektrik biasanya terikat kuat oleh masing-
masing atom sehingga tidak dapat bergerak meskipun berada dalam medan listrik.
Kapasitor adalah komponen elektrik yang berfungsi menyimpan energi
potensial listrik dan muatan listrik. Kapasitor adalah piranti elektronika yang mampu
menyimpan muatan listrik (kapasitansi). Umumnya, nilai kapasitansi sebuah kapasitor
ditentukan oleh bahan dielektrik yang digunakan. Kapasitor memiliki berbagai macam
bentuk dan ukuran, tetapi pada prinsipnya sama saja tersusun dari dua keping konduktor
dan dipisahkan oleh dielektrik. Kedua keping konduktor pada kapasitor diberi muatan
sama, tetapi berlawanan jenis. Keping yang satu diberi muatan positif dan keping yang
lain diberi muatan negatif. Namun, secara keseluruhan kapasitor bermuatan netral.
Berdasarkan kemampuan menyimpan muatan, kapasitor dapat dibedakan menjadi dua
jenis. Kapasitor dengan kapasitansi tetap dan kapasitor dengan kapasitansi dapat
diubah-ubah atau kapasitor variable (Young dan Freedman, 2000: 72 ).
Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan listrik didefinisikan sebagai
kapasitansi. Kapasitansi bergantung pada luas permukaan keping, jarak antara kedua
keping, dan dielektrik yang digunakan. Nilai kapasitansi akan besar jika luas permukaan
keping besar. Akan tetapi kapasitansi akan mengecil bila jarak antara kedua keping
besar. Dengan kata lain kapasitansi berbanding lurus dengan luas permukaan keping
dan berbanding terbalik dengan jarak antara kedua keeping ( Saripudin, 2008: 22 ).
Berdasarkan bentuknya, salah satu kapasitor yang biasa kita kenal adalah
kapasitor plat sejajar. Kapasitor ini adalah kapasitor yang terdiri dari dua plat konduktor
yang ditempatkan berdekatan tetapi tidak bersentuhan. Nilai kapasitansi dari suatu
kapasitor plat sejajar juga bergantung pada ukuran, bentuk dan posisi relatif dari dua
plat konduktor serta bahan penyekat antara dua konduktor tersebut yang disebut dengan
bahan dielektrik. Bahan dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus
yang sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada( Zahrotin, 2014: 129 )
Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas. Tidak seperti konduktor,
pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak di
seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan
pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan
dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua electron-
elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur regangan
(lattice) benda padat, atau dalam hal cairan atau gas, bagian-bagian positif dan
negatifnya terikat bersama-sama sehingga tiap aliran massa tidak merupakan
perpindahan dari muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik diberi muatan listrik, muatan
ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana muatan tadi ditempatkan ( Mujib dan
Murtini, 2013: 6).
Kapasitor ini juga bisa disebut kapasitor keping sejajar, yaitu 2 keping alat yang
terdiri dari 2 buah konduktor yang dipisah oleh suatu isolator atau zat dielektrik
(Frederick, 1994). Untuk Q dan V sama, jika ada dielektrik, maka dari hubungan C =
q/v diperoleh bahwa kapasitas sebuah kapasitor akan semakin bertambah besar jika
sebuah dielektrik ditempatkan diantara plat-plat kapasitor. Perbandingan kapasitans
dengan dielektrik terhadap kapasitans tanpa dielektrik dinamakan konstanta dielektrik
k dari bahan tersebut. Konstanta dielektrik merupakan perbandingan energi listrik yang
tersimpan pada bahan tersebut jika diberi sebuah potensial, relatif terhadap vakum
(ruang hampa). Konstanta dielektrik dilambangkan dengan huruf Yunani εr atau
kadang-kadang κ, K, atau Dk (Halliday & Resnick, 2000)
Kebanyakan kapasitor mempunyai material non-konduksi, atau dielektrik, di
antara pelat-pelat konduksinya. Penempatan sebuah dielektrik padat diantara pelat-pelat
sebuah kapasitor mempunyai tiga fungsi. Pertama, dielektrik itu menyelesaikan
permasalahan mekanis yang mempertahankan dua lembar logam besar terpisah dalam
jarak yang sangat kecil tanpa ada sentuhan yang sesungguhnya ( Young dan Freedman,
2003 )
Kapasitansi adalah suatu ukuran dari “kapasitas” penyimpanan muatan untuk
suatu perbedaan potensial tertentu.Untuk menuliskan simbol kapasitansi biasanya
dilambangkan dengan huruf C yang dicetak miring (C), hal ini untu membedakan
dengan C yang merupakan satuan dari muatan yaitu Coulomb. Pada medan listrik
disebarang titik di dalam daerah diantara konduktor – konduktor, sebanding dengan
besar muatan q pada tiap konduktor. Didapatkan bahwa selisih potensial Vab diantara
konduktor sebanding dengan q. Jika besar muatan dilipat gandakan pada tiap konduktor
maka kerapatan muatan, medan listrik pada titik tersebut menjadi dua kali lipat, dan
selisih potensial diantara konduktor – konduktor itu juga menjadi dua kali lipat. Akan
tetapi rasio muatan terhadap selisih potensial tidak berubah. Rasio muatan terhadap
selisih potensial disebut kapasitansi C dari kapasitor, yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑞
C=
𝑉𝑎𝑏
Nilai kapasitansi hanya bergantung pada bentuk dan ukuran konduktor– konduktor serta
sifat alami dari material pengisolasi diantara konduktor – konduktor (Young dan
Freedman, 2003 ).

Bentuk paling sederhana dari kapasitor terdiri dari dua plat konduksi sejajar,
dengan luas masing – masing A terpisah dengan jarak d yang kecil jika dibandingkan
dengan dimensi – dimensi plat itu ( Young dan Freedman, 2003 ).

Gambar 1. Sebuah kapasitor plat sejajar yang bermuatan


Medan listrik pada kapasitor hanya terdapat di ruang antara kedua keping.
Medan listrik diantara kedua keping tersebut bersifat homogen. Besarnya kuat medan
listrik di luar keping adalah nol (E=0). Sedangkan besarnya medan listrik diantara dua
keping tersebut dapat dihitung melalui persamaan berikut ini:
𝜎 𝑞 𝑞
E= dengan 𝜎 = maka E = ( Mujib dan Murtini, 2013: 6).
𝜀0 𝐴 𝜀0𝐴

Kapasitor keping sejajar terdiri dari dua keping yang sama luasnya A dan
terpisah dengan jarak d. Harga d lebih kecil dibanding panjang dan lebar keping. Pada
salah satu keping diberikan muatan +q dan keping lainnya diberikan muatan – q. Medan
listrik pada suatu titik diantara keping (tidak termasuk titik – titik didekat ujung keping)
mendekati besar medan yang diakibatkan oleh dua bidang tak berhingga yang sejajar
tetapi muatannnya berlawanan.Rumus kapasitansi pada kapasitor :
𝑞
C=𝑣
𝜀𝐴
C=
𝑑

Kapasitansi tidak bergantung pada muatan maupun tegangan kapasitor tetapi hanya
bergantung pada faktor–faktor geometri (Halliday & Resnick, 2000)
Dielektrik adalah suatu material non konduktor seperti kaca, kertas, atau kayu.
Michael Faraday secara eksperimental menemukan ketika diantara dua konduktor pada
suatu kapasitor diisi dengan dielektrik, kapasitansi naik + q - q A d Gbr 2. Sebuah
kapasitor plat sejajar yang bermuatan Gbr.3 Medan listrik diluar kapasitor plat sejajar a
E= 0 d E= 0 bsebanding dengan faktor k. Faktor k merupakan karakterisitik dielektrik
yang disebut konstanta dielektrik ( Young dan Freedman, 2000 ).
Menurut Harmen (2001) sifat dielektrik menggambarkan kemampuan suatu
bahan untuk menyimpan, mentransmisikan dan memantulkan energi gelombang
elektromagnetik. Setiap bahan pertanian memiliki sifat dielektrik yang khas dan
besarnya sangat ditentukan oleh kandungan airnya. Pemanfaatan sifat ini cenderung
semakin banyak diterapkan di bidang pertanian, seperti pemanfaatan dalam proses
pengeringan bahan pangan. Aplikasinya didasarkan pada kemampuan bahan untuk
menyerap radiasi gelombang elektromagnetik dan mengubahnya menjadi panasSifat
dielektrik menggambarkan kemampuan suatu bahan untuk menyimpan,
mentransmisikan dan memantulkan energi gelombang elektromagnetik. Setiap bahan
pertanian memiliki sifat dielektrik yang khas dan besarnya sangat ditentukan oleh
kandungan airnya. Pemanfaatan sifat ini cenderung semakin banyak diterapkan di
bidang pertanian, seperti pemanfaatan dalam proses pengeringan bahan pangan.
Aplikasinya didasarkan pada kemampuan bahan untuk menyerap radiasi gelombang
elektromagnetik dan mengubahnya menjadi panas
Efek dielektrik adalah untuk memperbesar kapasitans dengan faktor sebesar k.
Untuk sebuah kapasitor plat sejajar dapat dituliskan sebagai sebuah hasil eksperimental.
Eksperimen memperlihatkan bahwa kapasitans dari semua jenis kapasitor semakin
besar dengan faktor sebesar k jika ruang diantara pelat-pelat tersebut diisi dengan
sebuah dielektrik. Konstanta dielektrik K adalah sebuah bilangan murni. Karena C
selalu lebih besar dari pada , maka K selalu lebih besar dari pada satu. Tidak ada
dielektrik yang benar-benar merupakan isolator sempurna. Maka selalu ada arus yang
bocor di antara pelat-pelat bermuatan dari sebuah kapasitor denagn sebuah dilektrik.
Secara diam-diam kita mengabaikan efek ini ( Young dan Freedman, 2003 ).
Definisi dari permitivitas dielektrik adalah kuat medan listrik di dalam dielektrik
bentuk rumusnya dapat serupa dengan kuat medan listrik di dalam vakum. Pada ruang
hampa / vakum digunakan permitivitas ruang hampa/vakum yaitu 𝜀0, dan pada
dielektrik digunakan permitivitas dielektik yaitu 𝜀 (Halliday & Resnick, 2000)
Suatu kapasitor plat sejajar dengan luas penampang A dan berjarak d, disisipi
oleh bahan dielektrik dengan luas penampang yang sama A dan mempunyai ketebalan
t. Kapasitor tersebut identik dengan kapasitor yang tesusun seri ( Young dan Freedman,
2000 ).
Bahan dielektrik sangat penting dalam pembuatan kapasitor, terutama kapasitor
keping sejajar. Tetapi selama ini bahan dielektrik hanya sebatas plastik, celah udara
transformator, mica, gelas, porselin, karet. Padahal dalam dunia ini masih banyak bahan
yang berguna sebagai bahan dieletrik. Dimana bahan-bahan tersebut lebih mudah
didapat dan familiar dalam kehidupan sehari hari, seperti kertas karton, kertas karton
memang tergolong kertas, tetapi secara fisik kertas ini bertekstur lebih padat dan tebal,
dimungkinkan pada kertas karton memiliki konstanta dielektrik yang berbeda dengan
kertas pada umumnya yang memiliki konstanta dielektrik sebesar 3,5. Penelitian ini
bertujuan untuk mencari besar konstanta dielektrik pada bahan kertas karton (Halliday
& Resnick, 2000)
Bahan dielektrik ada dua jenis molekul yaitu polar dan non-polar. Molekul
dielektrik polar berarti bahwa molekul dielektrik tersebut dalam keadaan tanpa medan
listrik, antara elektron dan intinya telah membentuk dipol listrik. Sedangkan molekul
nonpolar ketika tidak terdapat medan listrik antar elektron dan inti tidak terlihat sebagai
muatan yang terpisah. Molekul dielektrik polar maupun nonpolar jika diletakkan di
dalam medan listrik akan mengalami polarisasi (Zemansky, 1994).
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil
atau bahkan tidak ada. Bahan dielektrik tidak mempunyai elektron konduksi yang bebas
bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan
menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang
menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan
dielektrik semua elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu
struktur regangan, bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga pada
tiap aliran massa tidak disertai perpindahan muatan (Diyaning dkk, 2015).
Kapasitor ini juga bisa disebut kapasitor keping sejajar, yaitu 2 keping alat yang
terdiri dari 2 buah konduktor yang dipisah oleh suatu isolator atau zat dielektrik. Untuk
𝑞
Q dan V sama, jika ada dielektrik, maka dari hubungan C = 𝑣 diperoleh bahwa kapasitas

sebuah kapasitor akan semakin bertambah besar jika sebuah dielektrik ditempatkan
diantara plat-plat kapasitor. Perbandingan kapasitans dengan dielektrik terhadap
kapasitans tanpa dielektrik dinamakan konstanta dielektrik k dari bahan tersebut
(Halliday & Resnick, 2000)
Konstanta dielektrik merupakan perbandingan energi listrik yang tersimpan
pada bahan tersebut jika diberi sebuah potensial, relatif terhadap vakum (ruang hampa).
Konstanta dielektrik dilambangkan dengan huruf Yunani εr atau kadang-kadang κ, K,
atau Dk. Kebanyakan kapasitor mempunyai material non-konduksi, atau dielektrik, di
antara pelat-pelat konduksinya. Penempatan sebuah dielektrik padat diantara pelat-pelat
sebuah kapasitor mempunyai tiga fungsi. Pertama, dielektrik itu menyelesaikan
permasalahan mekanis yang mempertahankan dua lembar logam besar terpisah dalam
jarak yang sangat kecil tanpa ada sentuhan yang sesungguhnya ( Young dan Freedman,
2003 ).
Penggunaan sebuah dielektrik akan menambah selisih potensial maksimum
yang mungkin diantara pelat-pelat kapasitor. Setiap material pengisolasi, bila
dipengaruhi oleh sebuah medan listrik yang cukup besar, akan mengalami kerusakan
dielektrik (dielectric breakdown), yakni ionisasi parsial yang memungkinkan konduksi
melalui elektrik itu. Banyak material dielektrik dapat mentolelir medan listrik yang
lebih kuat tanpa kerusakan lebih dari pada yang dapat ditolelir udara. Jadi, penggunaan
dielektrik memungkinkan sebuah kapasitor mempertahankan selisih potensial V yang
lebih tinggi sehingga akan menyimpan jumlah muatan dan energi yang lebih besar.
Muatan yang sama pada kapasitor-kapasitor, maka akan terlihat bahwa perbedaan
potensial Vd adalah lebih kecil dari pada potensial Vo dengan factor sebesar 1/k.
(Zemansky, 1994).
Menurut Sutrisno ( 1993 ) kapasitor plat sejajar adalah kapasitor yang terdiri
dari dua plat konduktor yang ditempatkan berdekatan tetapi tidak bersentuhan. Nilai
kapasitansi dari suatu kapasitor plat sejajar bergantung pada ukuran, bentuk dan posisi
relatif dari dua plat konduktor serta bahan penyekat antara dua konduktor tersebut yang
disebut dengan bahan dielektrik. Dalam penelitian ini bahan dielektrik yang digunakan
adalah air hujan yang akan diukur ketinggiannya. Penambahan mikrokontroler Arduino
bertujuan agar nilai kapasitansi yang ada dapat diolah dan dikontrol untuk dirubah
dalam satuan tinggi yang nantinya data tinggi curah hujan dapat ditampilkan digital
setiap saat pada layar LCD.

D. Prosedur Percobaan
a. Alat dan Bahan:
Aplikasi Phet Interactive Simulation dan Google meet
b. Tempat dan Waktu Percobaan : di Rumah pada tanggal 4 Maret 2021
c. Langkah Percobaan :

Mempelajari konsep tentang kapasitor keeping sejajar.

Membuka simulasi virtual laboratory di Besmart atau mendownload di Capacitor


Lab: Basics - Parallel Plate Capacitor | Capacitance | RC Circuit - PhET Interactive
Simulations (colorado.edu)

Mengklik 2x capacitance sehingga muncul desain percobaan kapasitor keping


sejajar

Mengklik Plate Charges, Bar Graphs, Electric Field, dan Current Direction
kemudian mengklik Capacitance, Top Plate Charge, dan Stored Energy

Pada nilai tegagan tertentu dengan luas plat tertentu menggeser / menggerakkan
naik turun plat tersebut untuk mengatur jarak antar plat dengan mengklik dan
mendrag

Mencatat nilai capasitansi ( C ) dan jarak d pada tabel percobaan

Mengulangi prosedur di atas untuk luas ( A ) yang sama dan jarak d yang berbeda
dan mencatat nilai capasitansi ( C ) pada tabel percobaan

Pada nilai tegagan tertentu dengan jarak plat tertentu menggeser / menggerakkan
kanan kiri plat tersebut untuk mengatur luas plat dengan mengklik dan mendrag

Mencatat nilai capasitansi ( C ) dan luas plat ( A ) pada tabel percobaan

Mengulangi prosedur di atas untuk jarak d yang sama dan luas plat ( A ) berbeda
dan mencatat nilai capasitansi ( C ) pada tabel percobaan
E. Data Percobaan
1. V = 1V dan A = 400 mm2
NO Jarak d Capasitansi C

1. 2 mm 1,77 pF

2. 4 mm 0,89 pF

3. 6 mm 0,59 pF

4. 8 mm 0,44 pF

5. 10 mm 0,35 pF

2. V = 1V dan d = 6,0 mm
NO Luas Plat A Capasitansi C

1. 100 mm2 0,15 pF

2. 150 mm2 0,22 pF

3. 200 mm2 0,30 pF

4. 250 mm2 0,37 pF

5. 300 mm2 0,44 pF

F. Analisis Data
1. V = 1V dan A = 400 mm2

Data pertama : Data kedua :

d = 2,00 mm = 2 x 10-3 m d = 4 mm = 4 x 10-3 m

C = 1,77 pF = 1,77 x 10-12 F C = 0,89 pF = 0,89 x 10-12 F

A = 400 mm2 = 400 x 10-6 m2 A = 400 mm2 = 400 x 10-6 m2


𝐴 𝐴
𝐶 = 𝜀0 𝐶 = 𝜀0
𝑑 𝑑

400 𝑥 10−6 400 𝑥 10−6


1,77𝑥 10−12 = 𝜀0 0,89 𝑥 10−12 = 𝜀0
2𝑥 10−3 4 𝑥 10−3

1,77 𝑥 10−12 = 𝜀0 . 200 𝑥 10−3 0,89 𝑥 10−12 = 𝜀0 . 100 𝑥 10−3

1,77 𝑥 10−12 0,89 𝑥 10−12


𝜀0 = 𝜀0 =
200 𝑥 10−3 100𝑥 10−3

𝜀0 = 0,00885 𝑥 10−9 𝜀0 = 0,0089 𝑥 10−9

Data ketiga : Data keempat :

d = 6 mm = 6 x 10-3 m d = 8 mm = 8 x 10-3 m

C = 0,22 pF = 0,59 x 10-12 F C = 0,44 pF = 0,44 x 10-12 F

A = 400 mm2 = 400 x 10-6 m2 A = 400 mm2 = 400 x 10-6 m2

𝐴 𝐴
𝐶 = 𝜀0 𝐶 = 𝜀0
𝑑 𝑑

400 𝑥 10−6 400 𝑥 10−6


0,59 𝑥 10−12 = 𝜀0 0,44 𝑥 10−12 = 𝜀0
6 𝑥 10−3 8 𝑥 10−3

0,59𝑥 10−12 = 𝜀0 . 66,66 𝑥 10−3 0,44 𝑥 10−12 = 𝜀0 . 50 𝑥 10−3

0,59 𝑥 10−12 0,44 𝑥 10−12


𝜀0 = 𝜀0 =
66,66 𝑥 10−3 50 𝑥 10−3

𝜀0 = 0,0088 𝑥 10−9 𝜀0 = 0,0088 𝑥 10−9

Data kelima :

d = 10 mm = 10 x 10-3 m

C = 0,35 pF = 0,35 x 10-12 F


A = 400 mm2 = 400 x 10-6 m2

𝐴
𝐶 = 𝜀0
𝑑

−12
400 𝑥 10−6
0,35 𝑥 10 = 𝜀0
10 𝑥 10−3

0,35 𝑥 10−12 = 𝜀0 . 40 𝑥 10−3

0,35 𝑥 10−12
𝜀0 =
40 𝑥 10−3

𝜀0 = 0,00875 𝑥 10−9

2. V = 1V dan d = 6,0 mm

Data pertama : Data keempat :

d = 6,00 mm = 6 x 10-3 m d = 6 mm = 6 x 10 -3 m

C = 0,15 pF = 0,15 x 10-12 F C = 0,37 pF = 0,37 x 10-12 F

A = 100 mm2 = 100 x 10-6 m2 A = 250 mm2 = 250 x 10-6 m2

𝐴 𝐴
𝐶 = 𝜀0 𝐶 = 𝜀0
𝑑 𝑑

−12
100 𝑥 10−6 −12
250 𝑥 10−6
0,15𝑥 10 = 𝜀0 0,37 𝑥 10 = 𝜀0
6𝑥 10−3 6 𝑥 10−3

0,15 𝑥 10−12 = 𝜀0 . 16,67 𝑥 10−3 0,37 𝑥 10−12 = 𝜀0 . 41,67 𝑥 10−3

0,15 𝑥 10−12 0,37 𝑥 10−12


𝜀0 = 𝜀0 =
16,67 𝑥 10−3 41,67𝑥 10−3

𝜀0 = 0,0089 𝑥 10−9 𝜀0 = 0,0088 𝑥 10−9


Data kedua : Data kelima :

d = 6 mm = 6 x 10-3 m d = 6 mm = 6 x 10 -3 m

C = 0,22 pF = 0,22 x 10-12 F C = 0,44 pF = 0,44 x 10-12 F

A = 150 mm2 = 150 x 10-6 m2 A = 300 mm2 = 300 x 10-6 m2

𝐴 𝐴
𝐶 = 𝜀0 𝐶 = 𝜀0
𝑑 𝑑

−12
150 𝑥 10−6 −12
300 𝑥 10−6
0,22 𝑥 10 = 𝜀0 0,44 𝑥 10 = 𝜀0
6 𝑥 10−3 6 𝑥 10−3

0,22𝑥 10−12 = 𝜀0 . 25 𝑥 10−3 0,44 𝑥 10−12 = 𝜀0 . 50 𝑥 10−3

0,22 𝑥 10−12 0,44 𝑥 10−12


𝜀0 = 𝜀0 =
25 𝑥 10−3 50 𝑥 10−3

𝜀0 = 0,0088 𝑥 10−9 𝜀0 = 0,0088 𝑥 10−9

Data ketiga :

d = 6 mm = 6 x 10-3 m

C = 0,30 pF = 0,30 x 10-12 F

A = 200 mm2 = 200 x 10-6 m2

𝐴
𝐶 = 𝜀0
𝑑

−12
200 𝑥 10−6
0,30 𝑥 10 = 𝜀0
6 𝑥 10−3

0,30 𝑥 10−12 = 𝜀0 . 33,34 𝑥 10−3

0,30 𝑥 10−12
𝜀0 =
33,34 𝑥 10−3

𝜀0 = 0,0089 𝑥 10−9
Gradien :

1. V = 1V dan A = 400 mm2

( 1,77+0,89+0,59+0,44+0,35 ) 𝑝𝐹 4,04 𝑥10−12 𝐹


∆C = = = 0,808 x 10-12 F
5 5

(2+4 +6+8 +10)𝑚𝑚 2 30 𝑥 10−3 𝑚 2


∆d = = = 6 x 10-3 m2
5 5

∆𝐶
𝑚 = ∆𝑑

0,808 𝑥 10−12 𝐹
𝑚= 6 𝑥 10−3 𝑚 2

𝑚 = 0,1346 𝑥 10−9

2. V = 1V dan d = 6,0 mm

( 0,15+0,22+0,30+0,37+0,44 ) 𝑝𝐹 1,48 𝑥10−12 𝐹


∆C = = = 0,296 x 10-12 F
5 5

(100+150 +200 +250 +300)𝑚𝑚 2 1000 𝑥 10−3 𝑚 2


∆A = = = 200 x 10-3 m2
5 5

∆𝐶
𝑚 = ∆𝐴

0,296 𝑥 10−12 𝐹
𝑚= 200 𝑥 10−3 𝑚 2

𝑚 = 0,00148 𝑥 10−9
Grafik 1

V= 1V dan A = 400
2
1,8 1,77
1,6
1,4
1,2
1
0,89
0,8
0,6 0,59
0,4 0,44
0,35
0,2
0
2 mm 4 mm 6 mm 8 mm 10 mm

Grafik 2

V = 1V dan d = 6,0 mm
0,5

0,45 0,44
0,4
0,37
0,35

0,3 0,3

0,25
0,22
0,2

0,15 0,15

0,1

0,05

0
100 mm2 150 mm2 200 mm2 250 mm2 300 mm2
G. Pembahasan
Praktikum fisika dasar dua yang dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2021
dengan judul percobaan yaitu “Kapasitor Keping Sejajar”. Tujuan dari praktikum ini
yang pertama adalah agar mahasiswa mengetahui dan memahami mekanisme atau cara
kerja kapasitor ketika terjadi pengisian muatan. Dan yang kedua yaitu agar mahasiswa
mampu menghitung nilai permitivitas listrik ruang hampa secara virtual laboratory.
Praktikum fisika dasar dua ini dilaksanakan di rumah masing-masing mahasiswa
dikarenakan pandemic, oleh karena itu praktikum ini menggunakan virtual lab dengan
menggunakan aplikasi google meet dan aplikasi PhET Colorado. Aplikasi google meet
digunakan agar mahasiswa dapat berinteraksi dengan mudah bersama kelompoknya.
Dan aplikasi PhET Colorado digunakan praktikan untuk mengambil data.
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Zaenal (2011) Google
mengeluarkan google meet yang memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan
video dengan 25 pengguna lainnya per pertemuan. Dengan kata lain, google meet bisa
menjadi media alternatif untuk proses belajar mengajar, bersosialisasi dengan rekan
kantor atau bahkan melakukan rapat kerja dari dalam rumah. Dengan merebaknya
wabah Covid-19, Google meet kini menjadi salah satu layanan Google yang mengalami
pertumbuhan tercepat. Oleh karena itu praktikan memilih google meet untuk berdiskusi
dan berinteraksi dengan kelompok agar mempermudah saat praktikum dilaksanakan.
Selain itu kelompok kami juga menggunakan aplikasi PhET Colorado untuk
melakukan praktikum secara online. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Perkins,
dkk, 2006) yang menjelaskan bahwa PhET merupakan simulasi yang sangat bermanfaat
untuk mengajar dan belajar fisika, dengan menekankan hubungan fenomena kehidupan
nyata dengan ilmu yang mendasarinya, dengan membuat model visual dan konseptual
fisika, sehingga mendukung keterlibatan sisa dalam memahami konsep-konsep.
Praktikan menggunakan aplikasi ini karena aplikasi ini mudah digunakan, selain itu
dapat dijalankan secara online dengan bantuan koneksi internet maupun dengan cara
didownload sehingga dapat dijalankan secara offlline. Simulasi dirancang secara
interaktif sehingga penggunanya dapat melakukan pembelajaran secara langsung.
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam praktikum ini yaitu mempelajari
konsep tentang kapasitor keeping sejajar. Setelah itu membuka simulasi virtual
laboratory di Besmart atau mendownload di Capacitor Lab: Basics - Parallel Plate
Capacitor | Capacitance | RC Circuit - PhET Interactive Simulations (colorado.edu).
Lalu mengklik 2x capacitance sehingga muncul desain percobaan kapasitor keping
sejajar. Lalu mengklik Plate Charges, Bar Graphs, Electric Field, dan Current Direction
kemudian mengklik Capacitance, Top Plate Charge, dan Stored Energy.
Pada nilai tegagan tertentu dengan luas plat tertentu menggeser / menggerakkan
naik turun plat tersebut untuk mengatur jarak antar plat dengan mengklik dan mendrag.
Setelah itu mencatat nilai capasitansi ( C ) dan jarak d pada tabel percobaan. Lalu
mengulangi prosedur di atas untuk luas ( A ) yang sama dan jarak d yang berbeda dan
mencatat nilai capasitansi ( C ) pada tabel percobaan. Pada nilai tegagan tertentu dengan
jarak plat tertentu menggeser / menggerakkan kanan kiri plat tersebut untuk mengatur
luas plat dengan mengklik dan mendrag. Setelah itu mencatat nilai capasitansi ( C ) dan
luas plat ( A ) pada tabel percobaan. Lalu mengulangi prosedur di atas untuk jarak d
yang sama dan luas plat ( A ) berbeda dan mencatat nilai capasitansi ( C ) pada tabel
percobaan.
Praktikum ini membahas mengenai kapasitor keping sejajar. Kapasitor adalah
komponen elektrik yang berfungsi menyimpan energi potensial listrik dan muatan
listrik. Kapasitor adalah piranti elektronika yang mampu menyimpan muatan listrik
(kapasitansi). Umumnya, nilai kapasitansi sebuah kapasitor ditentukan oleh bahan
dielektrik yang digunakan. Kapasitor memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran,
tetapi pada prinsipnya sama saja tersusun dari dua keping konduktor dan dipisahkan
oleh dielektrik. Kedua keping konduktor pada kapasitor diberi muatan sama, tetapi
berlawanan jenis. Keping yang satu diberi muatan positif dan keping yang lain diberi
muatan negatif. Namun, secara keseluruhan kapasitor bermuatan netral. Berdasarkan
kemampuan menyimpan muatan, kapasitor dapat dibedakan menjadi dua jenis.
Kapasitor dengan kapasitansi tetap dan kapasitor dengan kapasitansi dapat diubah-ubah
atau kapasitor variable
Menurut Tipler (2001) kapasitor adalah salah satu komponen listrik yang sering
digunakan dalam pembuatan rangkaian listrik. Kapasitor adalah alat yang berfungsi
untuk menyimpan energi potensial listrik maupun muatan listrik. kapasitor plat sejajar
adalah kapasitor yang terdiri dari dua konduktor dengan luas masingmasing A yang
berdekatan namun terisolasi satu sama lain, terpisah dengan jarak d dan membawa
muatan yang sama besar namun berlawanan yaitu +q dan –q.Kapasitor adalah piranti
yang berguna untuk menyimpan muatan dan energi listrik. Kapasitor pada dasarnya
tersusun dari dua plat sejajar yang disisipi bahan dielektrik.
Young dan Freedman (2003), menyatakan pada kapasitor terdapat bahan
dielektrik yaitu zat yang dapat dipergunakan untuk memperbesar kapasitas kapasitor.
Bahan dielektrik biasanya terikat kuat oleh masing-masing atom sehingga tidak dapat
bergerak meskipun berada dalam medan listrik.
Kapasitor plat sejajar adalah kapasitor yang terdiri dari dua plat konduktor yang
ditempatkan berdekatan tetapi tidak bersentuhan. Nilai kapasitansi dari suatu kapasitor
plat sejajar bergantung pada ukuran, bentuk dan posisi relatif dari dua plat konduktor
serta bahan penyekat antara dua konduktor tersebut yang disebut dengan bahan
dielektrik.
Menurut Halliday & Resnick (2000) kapasitor keping sejajar terdiri dari dua
keping yang sama luasnya A dan terpisah dengan jarak d. Harga d lebih kecil dibanding
panjang dan lebar keping. Pada salah satu keping diberikan muatan +q dan keping
lainnya diberikan muatan – q. Medan listrik pada suatu titik diantara keping (tidak
termasuk titik – titik didekat ujung keping) mendekati besar medan yang diakibatkan
oleh dua bidang tak berhingga yang sejajar tetapi muatannnya berlawanan.Rumus
kapasitansi pada kapasitor :
𝑞
C=𝑣
𝜀𝐴
C= 𝑑

Kapasitansi tidak bergantung pada muatan maupun tegangan kapasitor tetapi hanya
bergantung pada faktor–faktor geometri.
Dalam praktikum kapasitor keeping sejajar ini, praktikan melakukan dua
kegiatan. Kegiatan pertama praktikan menggunakan V = 1V dan A = 400 mm2 dengan
besar d yang difariasikan lalu mencari nilai kapasitansi (C). sedangkan dalam kegiatan
kedua, praktikan menggunakan V = 1V dan d = 6,0 mm dengan besar luas plat yang
divariasikan lalu mencaru nilai kapasitansi (C).
Pada kegiatan pertama yaitu memvariasi jarak ( d ) dan menggunakan V = 1V
dan A = 400 mm2 praktikan memperoleh lima data hasil. Untuk data hasil yang pertama
yaitu dengan menggunakan V = 1V dan A = 400 mm2 dengan jarak 2 mm maka
Capasistansi yang diperoleh sebesar 1,77 pF. Untuk data hasil yang kedua yaitu dengan
menggunakan V = 1V dan A = 400 mm2 dengan jarak 4 mm maka Capasistansi yang
diperoleh sebesar 0,89 pF. Untuk data hasil yang ketiga yaitu dengan menggunakan V
= 1V dan A = 400 mm2 dengan jarak 6 mm maka Capasistansi yang diperoleh sebesar
0,59 pF. Untuk data hasil yang keempat yaitu dengan menggunakan V = 1V dan A =
400 mm2 dengan jarak 8 mm maka Capasistansi yang diperoleh sebesar 0,44 pF. Dan
untuk data hasil yang kelima yaitu dengan menggunakan V = 1V dan A = 400 mm2
dengan jarak 10 mm maka Capasistansi yang diperoleh sebesar 0,35 pF.
Pada kegiatan kedua yaitu memvariasikan luas plat dan menggunakan V = 1V
dan d = 6,0 mm praktikum juga memperoleh lima data hasil. Untuk data hasil yang
pertama yaitu dengan menggunakan V = 1V dan d = 6,0 mm dengan luas plat 100 mm2
maka Capasistansi yang diperoleh sebesar 0,15 pF. Untuk data hasil yang kedua yaitu
dengan menggunakan V = 1V dan d = 6,0 mm dengan luas plat 150 mm2 maka
Capasistansi yang diperoleh sebesar 0,22 pF. Untuk data hasil yang ketiga yaitu dengan
menggunakan V = 1V dan d = 6,0 mm dengan luas plat 200 mm2 maka Capasistansi
yang diperoleh sebesar 0,30 pF. Untuk data hasil yang keempat yaitu dengan
menggunakan V = 1V dan d = 6,0 mm dengan luas plat 250 mm2 maka Capasistansi
yang diperoleh sebesar 0,37 pF. Dan untuk data hasil yang kelima yaitu dengan
menggunakan V = 1V dan d = 6,0 mm dengan luas plat 300 mm2 maka Capasistansi
yang diperoleh sebesar 0,44 pF.
Setelah memperoleh hasil dan memasukkannya kedalam table maka praktikan
dapat melakukan analisis perhitungan dari data hasil tersebut. Langkah pertama dalam
𝐴
melakukan analisis data yaitu mencari nilai 𝜀0 menggunakan rumus 𝐶 = 𝜀0 𝑑 . Untuk

kegiatan pertama yaitu dengan V = 1V dan A = 400 mm2 diperoleh hasil sebagai berikut.
Untuk data pertama dengan d = 2,00 mm = 2 x 10-3 m, C = 1,77 pF = 1,77 x 10-12 F, dan
A = 400 mm2 = 400 x 10-6 m2 maka nilai 𝜀0 yang diperoleh sebesar 0,00885 𝑥 10−9 .
Untuk data kedua dengan d = 4 mm = 4 x 10-3 m, C = 0,89 pF = 0,89 x 10-12 F, dan A =
400 mm2 = 400 x 10-6 m2 maka nilai 𝜀0 yang diperoleh sebesar 0,0089 𝑥 10−9 . Untuk
data ketiga dengan d = 6 mm = 6 x 10-3 m, C = 0,22 pF = 0,59 x 10-12 F, dan A = 400
mm2 = 400 x 10-6 m2 maka nilai 𝜀0 yang diperoleh sebesar 0,0088 𝑥 10−9 . Untuk data
keempat dengan d = 8 mm = 8 x 10-3 m, C = 0,44 pF = 0,44 x 10-12 F, dan A = 400 mm2
= 400 x 10-6 m2 maka nilai 𝜀0 yang diperoleh sebesar 0,0088 𝑥 10−9 . Untuk data kelima
dengan d = 10 mm = 10 x 10-3 m, C = 0,35 pF = 0,35 x 10-12 F, dan A = 400 mm2 = 400
x 10-6 m2 maka nilai 𝜀0 yang diperoleh sebesar 0,00875 𝑥 10−9 .
Untuk kegiatan kedua yaitu dengan V = 1V dan d = 6,0 mm diperoleh hasil
sebagai berikut. Untuk data pertama dengan d = 6,00 mm = 6 x 10-3 m, C = 0,15 pF =
0,15 x 10-12 F, dan A = 100 mm2 = 100 x 10-6 m2 maka nilai 𝜀0 yang diperoleh
sebesar 0,0089 𝑥 10−9 . Untuk data kedua dengan d = 6 mm = 6 x 10-3 m, C = 0,22 pF
= 0,22 x 10-12 F, dan A = 150 mm2 = 150 x 10-6 m2 maka nilai 𝜀0 yang diperoleh sebesar
0,0088 𝑥 10−9 . Untuk data hasil ketiga dengan d = 6 mm = 6 x 10-3 m, C = 0,30 pF =
0,30 x 10-12 F, dan A = 200 mm2 = 200 x 10-6 m2 maka nilai 𝜀0 yang diperoleh
sebesar 0,0089 𝑥 10−9 . Untuk data hasil keempat dengan d = 6 mm = 6 x 10-3 m, C =
0,37 pF = 0,37 x 10-12 F, dan A = 250 mm2 = 250 x 10-6 m2 maka nilai 𝜀0 yang diperoleh
sebesar 0,0088 𝑥 10−9 . Untuk data kelima dengan d = 6 mm = 6 x 10-3 m, C = 0,44 pF
= 0,44 x 10-12 F, dan A = 300 mm2 = 300 x 10-6 m2 maka nilai 𝜀0 yang diperoleh sebesar
0,0088 𝑥 10−9 .

Setelah itu, praktikan mencari gradiennya, dengan cara sebagai berikut. Pada
( 1,77+0,89+0,59+0,44+0,35 ) 𝑝𝐹 4,04 𝑥10−12 𝐹
data pertama ∆C = = = 0,808 x 10-12 F lalu cari
5 5
(2+4 +6+8 +10)𝑚𝑚 2 30 𝑥 10−3 𝑚 2
∆d. ∆d = = = 6 x 10-3 m2 setelah itu mencari gradien
5 5
∆𝐶 0,808 𝑥 10−12𝐹
dengan rumus 𝑚 = ∆𝑑 perhitungan yang digunakan yaitu 𝑚 = . Jadi
6 𝑥 10−3 𝑚 2

geadien yang diperoleh sebesar 0,1346 𝑥 10−9 .

( 0,15+0,22+0,30+0,37+0,44 ) 𝑝𝐹 1,48 𝑥10−12 𝐹


Pada data kedua ∆C = = = 0,296 x
5 5
(100+150 +200 +250 +300)𝑚𝑚 2 1000 𝑥 10−3 𝑚 2
10-12 F. ∆A = = = 200 x 10-3 m2 setelah
5 5
∆𝐶
itu mencari gradien dengan rumus 𝑚 = ∆𝐴 perhitungan yang digunakan yaitu 𝑚 =
0,296 𝑥 10−12 𝐹
. Jadi geadien yang diperoleh sebesar 0,00148 𝑥 10−9 .
200 𝑥 10−3 𝑚 2

Setelah itu membuat grafik agar lebih mudah dalam mengamati data hasil. Pada
grafik pertama dapat dilihat bahwa semakin kecil jarak ( d ) maka semakin tinggi nilai
Capasitansi (C) jadi grafik ini menunjukkan garis turun. Sedangkan pada grafik kedua
dapat dilihat bahwa semaik besar luas plat maka semakin tinggi pula nilai Capasitansi
(C) jadi grafik ini menunjukkan garis naik.
H. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2021 dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Kapasitor keping sejajar terdiri dari dua keping yang sama luasnya A dan terpisah
dengan jarak d. Harga d lebih kecil dibanding panjang dan lebar keping. Pada salah satu
keping diberikan muatan +q dan keping lainnya diberikan muatan – q. Medan listrik
pada suatu titik diantara keping (tidak termasuk titik – titik didekat ujung keping)
mendekati besar medan yang diakibatkan oleh dua bidang tak berhingga yang sejajar
tetapi muatannnya berlawanan.Rumus kapasitansi pada kapasitor :
𝑞
C=𝑣
𝜀𝐴
C= 𝑑

Kapasitansi tidak bergantung pada muatan maupun tegangan kapasitor tetapi hanya
bergantung pada faktor–faktor geometri. Untuk Q dan V sama, jika ada dielektrik, maka
𝑞
dari hubungan C = diperoleh bahwa kapasitas sebuah kapasitor akan semakin
𝑣

bertambah besar jika sebuah dielektrik ditempatkan diantara plat-plat kapasitor.


Perbandingan kapasitans dengan dielektrik terhadap kapasitans tanpa dielektrik
dinamakan konstanta dielektrik k dari bahan tersebut.
2. Nilai permitivitas listrik ruang hampa dapat dihitung dengan menggunakan rumus

𝜀0𝐴 1
C= = 𝜀0. A. 𝑑 . Nilai permitivitas listrik ruang hampa pada percobaan diperoleh
𝑑

dengan memvariasikan jarak ( d ) dengan tegangan ( V ) dan luas plot ( A ) . Untuk


gradien pada percobaan pertama diperoleh hasil 𝑚 = 0,1346 𝑥 10−9 sedangkan pada
percobaan kedua diperoleh hasil 𝑚 = 0,00148 𝑥 10−9
I. Daftar Pustaka
A. Zaenal. 2011. Buku Pintar Google. Jakarta: Jakarta Internet.
Berg, Euwe Van Den. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Pengantar Lokakarya
di Universitas Kristen Satya Wacana 7 – 10 Oktober 1990. Salatiga: Universitas
Kristen Satya Wacana.

Dianing, G. N., Trihandaru, S., dan Shanti, M. R. S. 2015. Identifikasi Sifat Dielektrik

Pisang pada Tingkat Kematangan Berbeda dengan Rangkaian RLC. Jurnal

Radiasi. Vol. 6, No. (2): 1-7.

F. S. Arista, M. Nasir, dan Azhar. 2013. Analisis Kesulitan Belajar Fisika Siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri Se-Kota Pekanbaru. UNRI.
Halliday & Resnick. 2000. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Harmen. 2001. Rancang Bangun Alat dan Pengukuran Nilai Sifat Bahan Pertanian
pada Kisaran Frekuensi Radio. Tesis Ilmu Keteknikan Pertanian IPB. Bogor.
Mujib, S. & Muntini, M. S. 2013. Perancangan Sensor Kelembaban Beras Berbasis
Kapasitor. Jurnal Sains Seni Pomits. 1 (1), 1-6.
Perkins, K. Wendy Adams, Michael Dubson, Noah Finkelstein, Sam Reid, and Carl
Wieman, Ron LeMaster, 2006. PhET: Interactive Simulations for Teaching and
Learning Physics. Journal The Physics Teacher. Vol. 44.
Saripudin, A. 2008. Fisika Kelompok Teknolgi dan Kesehatan. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sutrisno. 1983. Fisika Dasar. Bandung: ITB.

The Phet Team 2014. Phet ( Intective Simulations ). http: // Phet. Colorado. Edu.
Tipler. 2001. Fisika. Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Indonesia.
Tolga GOK, 2011. The Effects of computer simulations on students’ learning,
International Journal on New Trends in Education and Their Implications.
www.ijonte.org.
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2000. University Physics. New York: Addison
Wesley Longman Inc. Jakarta: Erlangga.
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2003. University Physics. New York: Addison
Wesley Longman Inc. Jakarta: Erlangga.
Zahrotin, E. & Endarko. 2014. Rancang Bangun sensor Kapasitif Untuk Level Air.
Jurnal Berkala Fisika. 17 (4), 129-138.
Zemansky, S. 1994. Fisika Universitas. Jilid 2. Indonesia.

J. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai