Anda di halaman 1dari 6

PEMBORAN DAN PELEDAKAN

(GEOMETRI PELEDAKAN MENURUT PARA AHLI)

DISUSUN OLEH :
GITA FEBRIANTI 03021181924109
KELAS A INDRALAYA

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
GEOMETRI PELEDAKAN

Geometri peledakan merupakan rancangan peledakan yang bertujuan untuk mengontrol hasil
peledakan. Geometri peledakan dapat dimodifikasi berdasarkan kondisi geologi dan diameter
lubang ledak. Geometri peledakan terdiri dari burden, spasi, subdrilling, stemming, tinggi jenjang,
kedalaman lubang ledak dan panjang isian bahan peledak. Para ahli pertambangan
mengembangkan metode-metode dalam menentukan rancangan geometri peledakan, salah satu
metode perhitungan geometri peledakan yang umum digunakan adalah metode R.L. Ash.
Penentuan metode ini dibuat berdasarkan diameter lubang ledak, kondisi geologi serta spesifikasi
bahan peledak. Selain metode R.L. Ash, metode C.J. Konya dan metode ICI - Explosive juga dapat
dijadikan standar sebagai dasar perhitungan geometri peledakan.

A. GEOMETRI PELEDAKAN MENURUT R.L. ASH


1. Burden
Burden merupakan jarak antara baris suatu lubang ledak ke bidang bebas (free space) atau
baris lubang ledak lain yang mengarah ke bidang bebas. Menurut R.L. Ash, untuk
menentukan nilai burden terdapat beberapa parameter yang harus diketahui seperti diameter
lubang ledak dan nilai burden rasio (Kb).
𝑘𝑏 𝑥 𝐷𝑒
𝐵=
39,3
Keterangan :
B = Burden (m)
Kb = Burden rasio
De = Diameter lubang ledak (inchi)
2. Spasi

Spasi merupakan jarak terdekat antara lubang ledak yang terdapat dalam satu baris yang
diukur sejajar terhadap yang bebas. Penentuan nilai spasi mempertimbangkan besarnya nilai
burden agar mendapatkan fragmentasi batuan yang sesuai. Spasi yang terlalu dekat
cenderung menghasilkan ukuran batuan hasil peledakan yang kecil dan berdampak pada
penggunaan bahan peledak yang lebih banyak. Sedangkan spasi yang terlalu jauh dapat
menghemat penggunaan bahan peledak tetapi cenderung menghasilkan bongkahan batuan
yang besar (boulder).
S = Ks x B

Keterangan :

S = Spasi (m)

Ks = Spasi Rasio (1,0-2,0)

B = Burden (m)

3. Subdrilling (J)
Subdrilling merupakan tambahan kedalaman pada lubang ledak yang terdapat di bagian
bawah lantai jenjang. Tujuan dari subdrilling adalah agar batuan dapat meledak dan
terbongkar pada batas lantai jenjang sehingga menghindari adanya lantai hasil peledakan
yang tidak rata.
J = Kj x B
Keterangan :
J = Subdrilling (m)
Kj = Subdrilling ratio (0,2-0,4)
B = Burden (m)
4. Stemming
Stemming merupakan bagian lubang ledak yang tidak diisi dengan bahan peledak, tetapi
diisi material seperti kerikil atau material batuan hasil pengeboran yang ditempatkan di atas
kolom isian bahan peledak. Stemming berfungsi sebagai penyeimbang tekanan di dalam
lubang ledak dengan mengurung gas-gas hasil peledakan agar energi yang terlepas tidak
terbuang sia-sia serta mengontrol kemungkinan terjadinya air blast dan flyrock.
T = Kt x B
Keterangan :
T = Stemming (m)
Kt = Stemming ratio (0,7-1,0)
B = Burden (m)
5. Kedalaman lubang ledak (H)
Kedalaman lubang ledak ditentukan dengan mempertimbangkan geoteknik, tingkat produksi
dan kapasitas alat gali muat yang digunakan.
𝐿+𝐽
𝐻=
𝑆𝑖𝑛 𝛼
Keterangan :
H = Kedalaman lubang ledak (m)
L = Tinggi lereng (m)
J = Subdrilling (m)
α = Kemiringan lubang ledak (o)
6. Panjang kolom isian
Panjang kolom isian (charge length) merupakan panjang isian bahan peledak pada lubang
ledak. Nilai panjang kolom isian dapat ditentukan dengan mengurangi kedalaman lubang
ledak dengan panjang stemming.
PC = H – T
Keterangan :
PC = Panjang kolom isian (m)
H = Kedalaman lubang ledak (m)
T = Stemming (m)

B. GEOMETRI PELEDAKAN MENURUT C.J KONYA


1. Burden
Menurut Konya nilai burden dapat ditentukan berdasarkan diameter lubang ledak, densitas
batuan yang akan diledakkan dan densitas bahan peledak yang digunakan.
3 𝑆𝐺𝑒
B = 3,15 x De x √𝑆𝐺𝑟

Keterangan :
B = Burden (ft)
De = Diameter lubang ledak (inch)
SGe = berat jenis bahan peledak yang dipakai
SGr = berat jenis batuan yang akan dibongkar
2. Spasi (S)
Nilai spasi ditentukan berdasarkan nilai burden, tinggi jenjang dan waktu tunda yang
digunakan.
Untuk peledakan serentak pada low bench,
𝐿 + 2𝐵
𝑆=
3
Untuk peledakan serentak high bench
S = 2B
Untuk peledakan menggunakan selang waktu (delay) pada low bench
𝐿 + 7𝐵
𝑆=
8
Untuk peledakan menggunakan selang waktu (delay) pada high bench
S = 1,4B
Keterangan :
S = Spasi (m)
B = Burden (m)
L = Tinggi lereng (m)
3. Subdrilling (J)
Untuk menentukan nilai subdrilling digunakan
J = 0,3 x B
Keterangan :
J = Subdrilling (m)
B = Burden (m)
4. Stemming (T)
Untuk menentukan nilai stemming digunakan
T = 0,7 x B
Keterangan :
T = Stemming (m)
B = Burden (m)

C. GEOMETRI PELEDAKAN MENURUT ICI-EXPLOSIVES


Rumusan geometri peledakan ICI – Explosives mempertimbangkan penggunaan diameter
lubang ledak dan burden.
Untuk mendapatkan nilai burden, spasi, subdrilling dan stemming dapat menggunakan
1. Burden (B) = 25 De – 40 De
2. Spasi (S) = 1B – 1,5B
3. Subdrilling (J) = 8 De – 12 De
4. Stemming (T) = 20 De- 30 De

Keterangan :
B = Burden (m)
De = Diameter lubang (mm)

Anda mungkin juga menyukai