Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BOTANI FARMASI

TANAMAN MAHKOTA DEWA


Diajukan sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Botani Farmasi
Dosen Pengampu:
Saiful Bahri, S.Si., M.Si.

Disusun oleh :

Maharani Raihan 17330058

Renisa Wiranti 17330108

Botani Farmasi Kelas D

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penyusun ucapkan, karena berkat rahmat serta
bimbingan-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah yang penulis berjudul "Morfologi
Mahkota Dewa". Adapun Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Botani
Farmasi.
Penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulis
yakin Makalah ini masih jauh dari nilai kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis demi menjadikan makalah ini bisa lebih
baik lagi.
Semoga makalah "Morfologi Mahkota Dewa" Memberikan informasi yang berguna
bagi masyarakat serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 31 Oktober 2020

Penulis

i|MAKALAHBotaniFarmasi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
Latar Belakang.................................................................................................................1
Rumusan Masalah............................................................................................................1
Tujuan..............................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3

2.1 Sejarah Morfologi Tumbuhan..................................................................................3


2.2 Ruang Lingkup Morfologi ...................................................................................
2.3 Sejarah Mahkota Dewa........................................................................................
2.4 Klasifikasi Mahkota Dewa...................................................................................
2.5 Kandungan dan Manfaat Mahkota Dewa .............................................................
2.6 Tanaman Mahkota Dewa .....................................................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................


3.1 Akar ...................................................................................................................
3.2 Batang ...............................................................................................................
3.3 Daun ..................................................................................................................
3.4 Biji.....................................................................................................................
3.5 Buah ..................................................................................................................
3.6 Bunga.................................................................................................................

BAB IV KESIMPULAN ...............................................................................................


4.1 Kesimpulan ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

ii | M A K A L A H B o t a n i F a r m a s i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik
mengenal akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya, tumbuhan
terdiri atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium).
Tumbuhan yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita
(kormofita berasal dari Bahasa Yunani yaitu, cormus berarti akar, batang dan daun;
sedangkan phyta berarti tumbuhan). Selain itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat
dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang
telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi (Setiawan 2010: 32).
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tumbuh
tubuh tumbuhan yang berupa kormus. Kormus merupakan tubuh tumbuhan yang dengan
nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar (radix), batang
(caulis) dan daun (folium). Kormus hanya dimiliki oleh tumbuhan paku (Pteridophyta)
dan tumbuhan biji (spermatophyte). Oleh karena itu para ahli ilmu tumbuhan
menempatkan kedua golongan tumbuhan tersebut dalam satu kelompok yang disebut
tumbuhan kormus(Cormophyta).
Dengan mempelajari morfologi tumbuhan kita dapat mengetahui menegetahui organ-
organ yang digunakan oleh tumbuhan baik itu berupa organum nutritivum maupun
organum reproductivum yang mempunyai bentuk dan bagian-bagian tersendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu morfologi tumbuhan?
2. Bagaimana morfologi tumbuhan mahkota dewa?
3. Klasifikasi tanaman mahkota dewa?
4. Bagian apa saja yang dapat di jadikan obat?
5. Apa yang terkandung di dalam mahkota dewa?
6. Apa manfaat dari mahkota dewa?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi morfologi dan taksonomi mahkota dewa

2. Untuk mengetahui konsep morfologi

1|MAKALAHBotaniFarmasi
3. Untuk mengenal mahkota dewa berdasarkan bagian –bagiannya

4. Untuk mengetahui manfaat mahkota dewa untuk pengobatan

2|MAKALAHBotaniFarmasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Morfologi Tumbuhan

Morfologi tumbuhan diperkenalkan pertama kali oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman


yaitu Johann Wolfgang von Goethe pada tahun 1790. Sejarah perkembangan morfologi
tumbuhan berpusat di Jerman, selain Goethe tokoh lain yang paling berpengaruh antara
lain yaitu: Wilhelm Hofmeister, Karl von Goebel, Walter Zimmermann, dan Wilhelm
Troll.
Metode yang digunakan oleh Goethe adalah morfologi komparatif atau tipologi yang
berpandangan bahwa meskipun organ pada tumbuhan berbunga menunjukkan
keragaman, terdapat sebuah bentuk rancangan dasar yang disebut Bauplan yang
mendasari keragaman bentuk tubuh tumbuhan tersebut. Studi morfologi di Jerman
melibatkan perbedaan pandangan dan perdebatan oleh masing-masing ilmuwan. Goethe
yang hanya bisa menerima konsep jenis tumbuhan sedangkan Zimmermann yang hanya
menerima kelompok secara alami terbentuk melalui evolusi serta berasal dari nenek
moyang yang sama. Pada saat yang sama, Agnes Arber pada tahun 1950
mempublikasikan kelompok alami tumbuhan, yang berangkat dari pandangan bahwa
perkembangan tumbuhan akan terjadi terus-menerus.
Sejak pertama kali diperkenalkan oleh Goethe sampai melalui sejarah perdebatan antar
ilmuwan, konsep morfologi tumbuhan telah berkembang dan diterima secara umum
bahwa tumbuhan merupakan organisme yang berkembang melibatkan aspek dasar
botani yaitu: morfologi, dimensi, fungsi, dan anatomi; Fungsinya pun berkembang
selaras dengan evolusi organisme moyangnya.

2.2 Ruang Lingkup Morfologi

Definisi dari morfologi tumbuhan adalah “studi tentang perkembangan bentuk, dan
struktur tumbuhan, yang berimplikasi upaya untuk menginterpretasi berdasarkan
kesamaan asal dan tujuan”. Fokus dari morfologi tumbuhan adalah bentuk dan susunan
luar tubuh tumbuhan pada tumbuhan yang telah terdiferensiasi yang termasuk dalam
kelompok kormus (Cormophyta). Sedangkan golongan lain: Cyanobacteria,
Thallophyta, dan Bryophyta yang masuk kedalam bahasan anatomi tumbuhan karena
tubuhnya belum terdiferansiasikan.

Sehingga hanya dua golongan tumbuhan yang menjadi bahasan morfologi tumbuhan
yaitu: Pteridophyta (tumbuhan paku), dan Spermatophyta (tumbuhan biji). Studi
tentang morfologi tumbuhan harus melihat dari tiga aspek utama yang
merepresentasikan arti dan fakta dari studi morfologi, yaitu: deskripsi secara lisan dari
suatu bentuk, klasifikasi bentuk, genesis bentuk atau morfogenesis. Sistematika
tumbuhan dan morfologi tumbuhan saling bersinggungan, meskipun begitu keduanya
merupakan disiplin ilmu yang berbeda dengan fokus dan tujuan yang berbeda pula.
Sistematika lebih menekankan homologi atau kesamaan dari dua spesies dengan asal
nenek moyang yang sama, sedangkan morfologi menekankan pada analogi atau
konvergensi. Praktik dua disiplin ilmu ini bekerja secara berlawanan, sistematika
menggunakan karakteristik morfologi untuk mengelompokan keragaman kedalam
subunit taksonomi-nya, sedangkan morfologi tumbuhan menggunakan keragaman
tersebut untuk menyimpulkan dasar-dasar bentuk tanpa memperhatikan hubungan
sistematikanya.

2.3 Sejarah Mahkota Dewa

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan family Thymelaeaceae atau suku


gaharu- gaharuan adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem
klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa Malvales, klad eurosids II.
Phaleria macrocarpa (buah mahkota dewa, God's crown, pau) adalah pohon berdaun
hijau lebat, biasa juga ditanam sebagai tanaman peneduh, merupakan tanaman asli
Indonesia. Ditemukan di daerah tropis papua new guinea atau irian jaya hingga
ketinggia 1,200 m (3,900 ft) diatas permukaan laut.
Jika tanahnya subur, ketinggiannya bisa mencapai hingga 5 meter. Buahnya berwarna
merah menyala seperti apel dan dapat berbuah sepanjang tahun jika tidakdiganggu oleh
polusi dan aktivitas manusia. Meski berasal dari tanah Papua, Irian Jaya, namun dewasa
ini tanaman mahkota dewa bisa dijumpai di berbagai daerah. Uniknya, masing-masing
daerah memiliki nama masing-masing merujuk pada mahkota dewa. Nama lain
mahkota dewa yang telah disebutkan sebelumnya adalah Simalakama. Nama ini
populer di daerah Melayu. Nama lainnya adalah Makutadewa, makuto Mewo, makuto
Ratu, atau Makuto Rojo. Nama-nama tersebut dikenal luas di daerah Pulau Jawa. Untuk
nama ilmiah, tanaman mahkota dewa dikenal dengan nama Phaleria macrocarpa.
Sedangkan untuk bagian buah dinamai Simplisia Phaleriae Fructus.
Sudah berabad lama khasiat Mahkota Dewa menjadi rahasia istana Kesultanan
Kepulauan Jawa. Sejak diketahui umum, Mahkota Dewa sehingga kini banyak
digunakan dalam pengobatan alternatif untuk mengobati berbagai jenis penyakit di
Indonesia khususnya.
2.4 Klasifikasi Mahkota Dewa

Klasifikasi tanaman mahkota dewa menurut Cronquist 1981

Ketinggian P. macrocarpa berkisar dari 1–6 m bahkan lebih dengan kulit hijau
kecokelatan dan kayu putih. Ini memiliki daun hijau, meruncing. Bunganya dibuat
hingga dua hingga empat kelopak, dan mulai dari hijau hingga merah marun dalam
warna. Tumbuh 10–
1.200 m (33–3.900 kaki) di atas permukaan laut dengan usia produktif yang berkisar 10
hingga 20 tahun. Daun hijau dan meruncing dengan panjang dan lebar mulai dari 7-10
cm (2,8-3,9 in) dan 3-5 cm (1,2-2,0 in), masing-masing. Bunganya membuat campuran
dua hingga empat, dengan warna dari hijau menjadi merah marun. Buah-buahan
berbentuk Eclipse berwarna hijau ketika mentah, dan memiliki diameter 3 cm (1,2 in).
Mereka merah saat matang. Lubang bulat putih beracun dan buah berbentuk gerhana
dengan diameter 3 cm (1,2 in). Setiap buah memiliki satu hingga dua biji coklat, bulat
telur, dan biji per buah. Ekstrak tanaman telah dievaluasi untuk penggunaan
farmakologis potensial.
Berbicara mengenai mafaat buah mahkota dewa, mulai dari penyakit biasa seperti
eksim sampai penyakit serius seperti kangker bisa ditaklukkan buah yang satu ini.
Tetapi tak hanya sebagai tanaman obat, pemanfaatan awal tanaman mahkota dewa
justru hanya sebagai tanaman hias.
2.5 Manfaat Mahkota Dewa bagi Kesehatan
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti :
Alkoid : Bersifat detokfikasi yang dapat menetralkan racun di dalam tubuh
Saponin :

a. Sumber anti bakteria dan antivirus

b. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

c. Meningkatkan kadar vitamin dalam tubuh

d. Mengurangi kadar gula dalam darah

e. Mengurangi penggumpalan darah

Flavanoid :

a. Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya


penyumbatan pada pembuluh darah.
b. Mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumpukan lemak pada
dinding pembuluh darah.
c. Mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner.

d. Antiinflamasi (antiradang).

e. Berfungsi sebagai anti-oksidan.

f. Membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan

Polifenol : Berfungsi sebagai anti histamin (antialergi)

Mahkota dewa sebagai obat herbal 


Dari seluruh tanaman mahkota dewa, bagian yang paling banyak digunakan untuk
pengobatan adalah bagian buahnya. Umumnya, buah mahkota dewa diekstraksi dan
diolah menjadi kapsul agar mudah dikonsumsi. Namun, ada pula buah mahkota dewa
yang diolah menjadi minyak untuk digunakan sebagai pengobatan luar. 
Berikut manfaat mahkota dewa sebagai obat herbal. 
a. Obat diabates 
Mahkota dewa mengandung Saponin yang befungsi untuk mengurangi kadar darah
dalam tubuh. Selain itu, zat aktif tersebut juga berperan untuk meningkatkan vitalitas
dan mengurangi penggumpalan darah. 
b. Menurunkan kolesterol 
Buah Mahkiota dewa mengandung flavonoid yang berfungsi untuk menurunkan
kandungan kolesterol serta mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh
darah. Artinya, selain mampu menurunkan kadar kolesterol mahkota dewa juga bisa
menurunkan risiko seseorang terkena penyakit jantung koroner. 

c. Obat asam urat 


Mahkota Dewa juga dipercaya mampu mengobati penyakit asam urat. Hal ini
disebabkan, mahkota dewa mengandung flavonoid dan Polifenol yang menghambat
produksi asam urat dalam tubuh.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh 
Di masa wabah penyakit menular seperti sekarang, daya tahan tubuh harus selalu
maksimal. Sebab, saat daya tahan tubuh yang kuat bisa mengalahkan virus yang
masuk ke dalam tubuh. Kandungan saponin di dalam kulit buah dan daun mahkota
dewa berfungsi untuk meningkarkan sistem kekebalan tubuh.
e. Mencegah kanker 
Mahkota dewa kaya akan flavonoid yang berfungsi sebagai anti oksidan dan
menangkal radikal bebas. Meski mengandung banyak senyawa aktif yang baik untuk
kesehatan, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi mahkota dewa secara
berlebihan. Sebab, mahkota dewa juga mempunyai efek samping. Mengutip dari
buku berjudul Mahkota Dewa: Obat Pusaka Para Dewa karya Ning Harmanto,
mahkota dewa memiliki efek merangsang kerja otot rahim. Sehingga, ibu hamil tidak
boleh mengonsumsi mahkota dewa.

2.6 Syarat Tanaman Mahkota Dewa


a. Syarat Tumbuh
Mahkota dewa merupakan tanaman perdu yang dapat tubuh dengan baik pada tanah
yang subur baik itu di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi yaitu pada
ketinggian antara 10 m hingga 1200 m diatas permukaan laut.
b. Lahan Tanam
Lahan yang akan digunakan untuk menanam tanaman mahkota dewa terlebih
dahulu di gemburkan dengan cara dicangkul atau dengan cara lain. Kemudian diberi
pupuk kandang dengan dosis sekitar 20ton/hektar, Setelah itu buatlah lubang
dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm, lalu pada bagian dasar lubang tanam diberi
tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 1 : 1. Diamkan lubang tanam sekitar
1 minggu agar lubang tanama dapat mendapatkan cukup sinar matahari. Biarkan
selama 1 hingga 2 jam barulah buat lubang tanam untuk menanam bibit tumbuhan
mahkota dewa tersebut.
c. Perawatan Dan Pemeliharaan Tanaman
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan saat tumbuhan baru ditanam atau sesudah ditanamhingga
berumur 6 bulan. Pada saat sudah berumur 6 bulan penyiraman sudah tidak
diperlukan lagi karena akan pada tanaman mahkota dewa tersebut sudah dalam.

2. Pemupukan

Pemupukan juga perlu dilakukan, pemupukan dianjurkan menggunakan pupuk


organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos, karena jika menggunakan
pupuk non organik ditakutkan dapat mengurangi khasiat dari tanaman mahkota
dewa tersebut sebagai tanaman obat.

3. Penyiangan

Karena tanaman mahkota dewa termasuk dalam tanaman tanaman tahunan,


sepanjang tahun penyiangan dilakukan secara berkala yaitu setidaknya 3 hingga 4
kali.
4. Hama Tanaman
Hama yang sering menyerang tanaman mahkota dewa adalah ulat buah, belalang
dan kutu putih. Hama tersebut dapat diberantasmenggunakan pestisida alami
sesuai dengan dosis.
d. Pemanenan
Pemanenan buah mahkota dewa dapat dilakukan pada saat tumbuhan sudah berumur
sekitar 2 bulan. Buah mahkota dewa yang siap panen umumnya berwarna merah.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 AKAR

Akar (radiks) adalah bagian pokok samping batang dan daun bagi tumbuhan yang
tubuhnya telah merupakan kormus. Sifat-sifat akar antara lain:
1. Bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh
kepusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop) meninggalkan udara dan
cahaya
2. Tidak berbuku-buku, tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sirik-sirik
maupun bagian-bagian yang lainnya,
3. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan,

4. Tumbuh terus pada ujungnya tetapi umumnya pertumbuhan masih kalah pesat
jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah,
5. Bentuk ujungnya sering kali merunjing sehingga lebih mudah untuk menembus
tanah (Anonima 2010: 2).
Morfologi akar tanaman mahkota dewa yaitu akar tunggang dengan warna kuning
kecoklatan.Panjang akarnya bisa mencapai kira-kira 100 cm .
Akar tunggang adalah akar tanaman yang berupa akar besar dan bagian dari kelanjutan
batang.Pada bagian akar utama tersebut terdapat banyak cabang akar yang berukuran lebih
kecil dari akar utama. biasanya terdapat pada tanaman yang berkeping dua (dikotil). Fungsi
akar tunggang cukup banyak bagi tanaman seperti memperkokoh tanaman agar tidak mudah
rubuh, menyerap air dan unsur hara yang ada dari dalam tanah untuk digunakan tumbuha,
berperan sebagai alat reproduksi, berfungsi untuk meynyimpan cadangan makanan pada
jenis tertentu.
3.2 BATANG

Morfologi Mahkota dewa adalah tanaman yang dapat tumbuh sepanjang tahun dan
ketinggian bisa mencapai 1 sampai 2,5 meter, dan bisa mencapai 6 meter bila dibiarkan.
Batang mahkota dewa adalah batang kayu. Kulit batang mahkota dewa berwarna cokelat
kehijauan sementara kaynya berwarna putih. Batang mahkota dewa berbentuk bulat, jika
kita raba maka permukaan batang akan terasa kasar. Percabangannya yaitu sympodial dan
bergetah, diameter batang tanaman yang sudah dewasa mencapai 15 cm.
3.3 DAUN

Daun (folium) merupakan bagian vegetatif dari tumbuhan, dimana proses fotosintesis dapat
berlangsung. Daun pertama berkembang dari bagian embrio yang disebut plumule. Ada 3
(tiga) ciri daun yang penting, yaitu tipis melebar, berwarna hijau, dan duduk pada batang
dengan posisi menghadap sinar matahari. Sifat-sifat tersebut sesuai dengan fungsi daun
sebagai tempat untuk asimilasi, respirasi, transpirasi, dan gutasi (Setiawan 2010: 34).
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat beragam.
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan daun utama biasanya mirip dengan dalam
batang. Ciri yang paling penting pada daun adalah bahwa pertumbuhan pada aspeknya
segera terhenti. Berdasarkan macamnya, dikenal adanya daun tunggal dan daun majemuk.
Perbedaan utama dari keduanya adalah pada katiak daun tunggal terdapat tunas, sedangkan
pada ketiak anak daun majemuk tidak ditemukan adanya tunas (Hidayat 1995: 195).
Morfologi Daun Mahkota Dewa
Daun mahkota dewa adalah daun tunggal. Bentuk daunnya yaitu lonjong, ramping
memanjang, dan berujung lancip. Letak daun berhadapan, tangkainya pendek, bentuknya
jorong dan bagian tepi daun rata (tidak bergerigi). Ujung dan pangkal dan meruncing,
pertulangan daunya menyirip, permukaan licin dan tidak berbulu, berwarna hijau tua,
panjang sekitar 7-10 cm dan lebar 2-5 cm. Sekilas, daun mahkota dewa berbentu mirip
daun jambu air. Daun tua mahkota dewa berwarna lebih gelap. Pertumbuhan danu mahkota
dewa lebat. Daun mahkota dewa termasuk bagian organ tanaman yang paling sering
digunakan untuk berbagai pengobatan, seperti penyakit lemah syahwat, disentri, alergi, dan
pengobata tumor.
3.4 BIJI
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon
individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau
persarian yang diikuti oleh pembuahan. Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji
(ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Dari sudut pandang evolusi, biji
merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih
lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Morfologi Biji Mahkota Dewa
Dalam buah terdapat biji yang berbentuk bulat agak lonjong, keras dan berwarna cokelat,
terdapat lebih dari satu biji dalam satu buah (terkadang bisa 1, 2, atau 3 dalam satu buah),
saat biji dibelah akan terlihat biji berwarna putih dan dibungkus oleh selaput berwarna
cokelat muda. Dengan diameter pengukuran rata rata 1 cm
Biji mahkota dewa merupakan bagian tanaman yang paling berbahaya karena mempunyai
sifat yang beracun. Jika biji tergigit, lidah akan terasa kaku atau mati rasa dan badan akan
meriang. Oleh sebab itu biji hanya digunakan sebagai pengobatan luar untuk bermacam-
macam jenis penyakit kulit.
3.5 BUAH

Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari
bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan
bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar
biji tumbuhan.
Morfologi Buah Mahkota Dewa
Buah mahkota dewa berbentuk bulat dengan diameter 3 sampai 5 cm, permukaannya licin
dan beralur. Ketika muda, buah mahota dewa berwarna hijau dan setelah masak berwarna
merah. Ukuran buah bervariasi, dari sebesar bola ping pong hingga sebesar buah apel.
Daging buah mahkota dewa berwarna putih, berserat dan berair, ketebalan cangkang pada
buah mahkota dewa adalah 2mm. Dalam buah terdapat biji yang berbentuk bulat, keras dan
berwarna cokelat.
3.6 BUNGA

Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna, dan
susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Oleh karena itu, bunga ini
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat
dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka
pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan fungsinya
sebagai penghasil alat perkembangbiakan, pada umumnya bunga mempunyai warna
menarik, berbau harum, bentuknya bermacam-macam, dan biasanya mengandung madu.
Morfologi Bunga Mahkota Dewa
Bunga mahkota dewa termasuk jenis bunga majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia) atau
tumbuhan berbunga banyak (planta multifora), berwarna putih dan berbau harum.
Bunganya berukuran kecil seperti bunga cengkeh yang tumbuh disekitar batang atau
ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris). Bunga ini tersusun dalam kelompok 2-4
bunga. Mahkota dewa berbunga sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Bunga ini
biasanya banyak muncul pada saat musim penghujan. cara penyerbukan emtimofili atau
penyerbukan dibantu oleh kupu-kupu Bentuk bunga; terompet/tabung (tubulosis) bagian
cupingnya oval seperti buah cengkeh, kelopak (calix) bunga kecil 4 buah, mahkota
(carolla) bunga berkelekatan, jumlah mahkotanya 2-5, warna bunga; putih, jumlah benang
sari; 8-10 berkelekatan dengan mahkota. Warna tangkai sari putih, jumlah bakal buah; 1,
letak bakal buah; menumpang, bentuk kepala putik seperti tombol, warna kepala; putih.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mahkota dewa merupakan tanaman herbal yang mengandung zat aktif seperti alkaloid,
saponin, flavonoid, polifenol, antihistamin, axytosin dan sintosin yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan. Terbukti bahwa berbagai jenis penyakit seperti hipertensi, lever, kanker, sakit
jantung, kencing manis, asam urat, reumatik, sakit ginjal dan ketergantungan obat-obatan
terlarang dapat disembuhkan dengan tanaman mahkota dewa.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Hadad, Atekan, M., Malik, A., dan Wamaer, D., 2006, Karakteristik dan potensial tanaman
buah merah (Pandanus conoideus Lamk.) di Papua, Prosiding Seminar Nasional
BPTP Papua, Jayapura 24-25 Juli 2006. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor, hlm. 243-255.
Muchtadi, D. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-buahan. Penerbit Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Baheramsyah, 2009, Tumbuhan Obat Disekitar Rumah Kita, Penerbit Lampung Herba
Center, Lampung.

Anda mungkin juga menyukai