Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU MADRASAH


KABUPATEN KAYONG UTARA

Yuslianto, Aunurrahman, Sukmawati.


Program Studi Administrasi Pendidikan FKIP UNTAN Pontianak
Email :yusliantoiyus@yahoo.com

Abstract:
This study aims to determine the effect of visionary leadership and work motivation on
the work discipline of Madrasah teachers in Kayong Utara Regency. This research is a
quantitative study with data collection using a tool or instrument in the form of a
questionnaire or questionnaire. The subjects of this study were all Madrasah teachers in
North Kayong Regency, amounting to 60 people. Based on data analysis: (1) the
visionary leadership of the principal has a significant effect on teacher work discipline
that is equal to 23.2%, (2) the picture of teacher work motivation has a significant effect
on teacher work discipline that is equal to 21.2%, (3) the picture of leadership visionary
principals and work motivation together have a significant effect on teacher work
discipline that is equal to 45.2%. The conclusions in this study are as follows: (1)
visionary leadership significantly influences the work discipline of Madrasah teachers in
Kayong Utara Regency, ( 2) work motivation significantly influences the work discipline
of Madrasah teachers in Kayong Utara Regency, (3) visionary leadership and work
motivation together have a significant effect on Madrasah teacher work discipline in
Kayong Utara Regency.

Keywords: Visionary, Work Motivation, Work Discipline.

PENDAHULUAN penting yang dapat menentukan kualitas


Kedisiplinan merupakan salah satu hal pendidikan. Peningkatan mutu tenaga
yang penting dalam sebuah proses kependidikan harus dilakukan secara terus
pembelajaran. Disiplin sebagai salah satu menerus mengingat perkembangan ilmu
dimensi kebebasan yang perlu ditinjau pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
bagaimana pelaksanaannya untuk pesat. Guru merupakan salah satu bagian dari
kepentingan situasi pengajaran (Rohani, tenaga kependidikan yang memegang kunci
2004:22). Kedisiplinan sebagai proses keberhasilan dalam penyelenggaraan
seseorang menjadi lebih baik yang tercermin pendidikan. Guru merupakan faktor sentral di
dalam tingkah laku, nilai-nilai, dan tanggung dalam sistem pembelajaran terutama di
jawab. Disiplin bertujuan agar guru dalam sekolah. Peranan guru sangat penting dalam
dunia pendidikan patuh pada saat belajar mentransfer input-input pendidikan, sehingga
mengajar, patuh pada aturan sekolah, dan dapat di pastikan bahwa di sekolah tidak akan
obyektif dalam menjalankan. Kedisiplinan ada perubahan atau peningkatan kualitas
sangat berpengaruh terhadap kinerja. tanpa adanya perubahan dan peningkatan
Kedisiplinan yang tinggi maka kinerja juga kualitas guru. Hal ini berarti, pendidikan
tinggi, begitu pula sebaliknya. yang baik dan unggul tetap akan bergantung
Menurut Mulyasa (2009:144) tenaga pada kondisi mutu guru Guru harus berperan
kependidikan merupakan salah satu faktor secara aktif dan menempatkan kedudukannya

1
sebagai tenaga profesional, sesuai dengan sekolah selalu berusaha agar para guru
tuntutan masyarakat yang semakin mempunyai disiplin yang baik demi
berkembang. Dalam hal ini guru tidak keberhasilan dalam mencetak para siswanya.
semata-mata sebagai pengajar yang Seorang pimpinan dalam hal ini kepala
melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi sekolah dikatakan efektif dalam
juga sebagai pendidik yang melakukan kepemimpinannya jika para guru di bawah
transfer nilai-nilai sekaligus sebagai tanggungjawabnya tersebut mempunyai
pembimbing yang memberikan pengarahan disiplin yang baik. Kinerja memiliki kaitan
dan menuntun siswa dalam belajar. yang sangat erat dengan disiplin kerja
Kelengkapan dari jumlah tenaga pengajar, karyawan. Alasan dari hal ini karena
dan kualitas dari guru tersebut akan kedisiplinan merupakan fungsi operatif
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam keenam dari Manajemen Sumber Daya
belajar, yang berujung pada peningkatan Manusia (Hasibuan, 2012:193). Semakin
mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut baik disiplin guru, maka semakin tinggi pula
lebih profesional dalam menjalankan prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa
tugasnya. disiplin guru yang baik, sulit bagi sekolah
Tugas keprofesionalan guru menurut untuk mencapai hasil pendidikan berkualitas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor yang optimal.
14 Tahun 2005 pasal 20 (a) tentang Guru dan Hasil pengamatan awal penulis terhadap
Dosen adalah merencanakan pembelajaran, guru-guru di Madrasah Kabupaten Kayong
melaksanakan proses pembelajaran yang Utara, terdapat permasalahan yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi menimbulkan disiplin kerja. Adapun
hasil pembelajaran. Tugas pokok guru permasalahan tersebut yaitu : 1) guru tidak
tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan disiplin saat masuk ke sekolah, masih ada
belajar mengajar serta tugas-tugas guru beberapa guru yang terlambat masuk sekolah,
dalam kelembagaan merupakan bentuk tidak izin jika tidak masuk sekolah; 2)
disiplin kerja guru. Apabila disiplin kerja lemahnya motivasi intrinsik yaitu ketika
guru meningkat, maka berpengaruh pada memberikan pembelajaran kepada peserta
peningkatan kualitas keluaran atau outputnya. didik, guru tidak membuat rencana
Oleh karena itu perlu dukungan dari berbagai pembelajaran (RPP) dan tidak ada dorongan
pihak sekolah untuk meningkatkan disiplin untuk memperbaiki RPP yang telah dibuat
kerja guru. Disiplin kerja guru akan menjadi tahun sebelumnya; 3) guru kurang
optimal, bilamana diintegrasikan dengan memanfaatkan sarana alat peraga yang telah
komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, di sediakan, sehingga pembelajaran terlihat
iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak sangat monoton dan siswa merasa bosan; 4)
didik (Pidarta, 2004: 126). lemahnya motivasi dalam menjalankan tugas
Menurut Arikunto (2012:54) disiplin sebagai pengajar yaitu dilihat dari motivasi
kerja adalah menunjuk kepada kepatuhan ekstrinsik contoh kurangnya dorongan untuk
seseorang dalam mengikuti peraturan atau mengadakan pelajaran tambahan kepada
tata tertib karena didorong oleh adanya siswa yang kurang memahami mengenai
kesadaran yang ada pada kata hatinya. Pada materi yang disampaikan; 5) tidak berada di
umumnya seorang guru dapat mencapai sekolah pada saat jam kerja; 6) menunda
harapan dalam bekerja apabila terdapat pekerjaan; 7) pulang sebelum waktunya dan
disiplin diri yang baik. Disiplin yang baik 8) kurangnya motivasi untuk mengikuti
mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan
seseorang terhadap tugas-tugas yang yang berhubungan dengan belajar mengajar.
diberikan kepadanya. Hal ini mendorong Hal ini dikarenakan belum adanya faktor
gairah kerja, semangat kerja, dan yang kuat untuk mendorong memperbaiki
terwujudnya tujuan sekolah, guru, dan disiplin kerja guru tersebut.
masyarakat. Oleh karena itu, pemimpin di

2
Rendahnya disiplin kerja guru akan dalam meningkatkan disiplin kerja guru.
mengakibatkan buruknya mutu pendidikan di Kepala sekolah bertanggung jawab atas
sekolah, salah satunya adalah akreditasi penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
sekolah. Semua Madrasah Kabupaten administrasi sekolah, pembinaan tenaga
Kayong Utara masih berstatus akreditasi C. kependidikan lainnya, dan pendayagunaan
Akreditasi sejatinya adalah pengakuan formal serta pemeliharaan sarana dan prasarana
yang diberikan oleh Badan Akreditasi (Mulyasa 2006: 25).
terhadap kompetensi suatu lembaga atau Disiplin kerja menjadi lebih penting
organisasi. Secara simpelnya, akreditasi sejalan dengan semakin kompleksnya
adalah nilai lembaga pendidikan tersebut tuntutan tugas kepala sekolah, yang
dalam beberapa kriteria berdasarkan Standar menghendaki dukungan disiplin kerja yang
Nasional Pendidikan : 1) standar isi; 2) semakin efektif dan efisien. Di samping itu,
standar proses; 3) standar kompetensi perkembangan ilmu pengetahuan dan
kelulusan; 4) standar sarana dan prasarana; 5) teknologi, serta seni dan budaya yang
standar pengelolaan; 6) standar pembiayaan; diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga
7) standar penilaian dan 8) standar pendidik cenderung bergerak semakin maju, sehingga
dan tenaga kependidikan. Akreditasi ini menuntut penguasaan secara profesional.
selalu diperbaharui setiap 5 tahun sekali oleh Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah
sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. dihadapkan pada tantangan untuk
Oleh karena itu kedisiplinan harus melaksanakan pengembangan pendidikan
ditanamkan kepada setiap individu, baik itu secara terarah, berencana dan
para guru atau pun siswanya. Sebagai berkesinambungan. Kepala sekolah sebagai
pendidik, segala sikap dan perilaku yang pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh
dilakukannya tentu akan dilihat dan dan menentukan kemajuan sekolah harus
dicontohkan oleh siswanya. Jika seorang memiliki kemampuan administrasi, memiliki
guru memiliki sikap kedisiplinan, maka tidak komitmen tinggi, dan luwes dalam
dapat disalahkan bila siswanya juga melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan
mengikuti prilaku sang guru yang disiplin kepala sekolah yang baik harus dapat
tersebut. mengupayakan peningkatan disiplin kerja
Ada beberapa faktor yang dapat guru melalui program pembinaan
mempengaruhi disiplin kerja guru dalam kemampuan tenaga kependidikan. Oleh
melaksanakan tugasnya yaitu: 1) karena itu kepala sekolah harus mempunyai
Kepemimpinan kepala sekolah, 2) Iklim kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan
sekolah yang baik sehingga hubungan antara serta keterampilan-keterampilan untuk
komponen di sekolah dapat berjalan dengan memimpin sebuah lembaga pendidikan.
baik, 3) Harapan-harapan dari guru, 4) Menurut Permadi dan Arifin (2010: 64)
motivasi guru untuk dapat menjalankan sebagai penanggung jawab dalam
tugasnya dengan baik dan 5) Kepercayaan penyelenggaraan pendidikan, kepala sekolah
personalia sekolah (Handoko, 2008: 319). juga mempunyai fungsi antara lain: (1)
Dengan demikian nampaklah bahwa Educator (guru); (2) Manager (pengurus
efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, administrasi); (3) Administrator (pengurus
hubungan antara personal di sekolah dan administrasi); (4) Supervisior (pengawas,
motivasi guru untuk dapat bekerja dengan pengoreksi, dan melakukan evaluasi); (5)
baik akan ikut menentukan baik buruknya Leader (pemimpin); (6) Inovator; dan (7)
disiplin kerja guru. Keberhasilan pendidikan Motivator (pemberi motivasi).
di sekolah sangat ditentukan oleh Kepemimpinan kepala sekolah yang
keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola relevan dengan tuntutan manajemen berbasis
tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah “school based management” dan
sekolah. Kepala sekolah merupakan salah didambakan bagi produktivitas pendidikan
satu komponen pendidikan yang berpengaruh adalah kepemimpinan yang memiliki visi

3
(visionary leadership) yaitu kepemimpinan kepemimpinan yang visioner (Danim,
yang kerja pokoknya difokuskan pada 2010:36).
rekayasa masa depan yang penuh tantangan, Mutu pendidikan di Madrasah
menjadi agen perubahan (agent of change) Kabupaten Kayong Utara dipengaruhi oleh
yang unggul dan menjadi penentu arah kepemimpinan kepala sekolah yang visioner
organisasi yang tahu prioritas, menjadi dalam melaksanakan tugas dan tanggung
pelatih yang profesional dan dapat jawabnya. Salah satu cermin peningkatan
membimbing personil lainnya ke arah motivasi dan disiplin kerja guru adalah
profesionalisme kerja yang diharapkan. kemampuan kepala sekolah yang visioner
Kepemimpinan yang bervisi merupakan dalam mengelola sekolah sesuai dengan visi,
syarat kepemimpinan di era otonomi, dimana misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
organisasi harus menampilkan kekuatan dan Kepemimpinan yang visioner dalam hal
ciri khas budayanya menuju kualitas ini Kepala sekolah Madrasah Kabupaten
pendidikan yang diharapkan. Visi tercipta Kayong Utara harus dapat mengemban
dari kreativitas pikir pemimpin sebagai tanggung jawabnya memimpin sekolah
refleksi profesionalisme dan pengalaman dengan berhasil. Kepimpinan visioner harus
pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran tahu persis visi dan misi apa yang ingin
mendalam dengan pengikut (personel lain), dicapai dan bagaimana mewujudkan visi dan
yaitu berupa ide-ide ideal tentang cita-cita misi tersebut dalam sebuah amanah yang
organisasi di masa depan yang ingin diemban. Kepala sekolah yang visioner harus
diwujudkan bersama. memahami betapa pentingnya mengajak
Beach dalam Suhardan (2009:142) semua pihak terkait dalam sekolahnya untuk
mendefinisikan visi sebagai berikut: “Vision bersama-sama mewujudkan visi yang telah
defines the ideal future, perhaps implying dirumuskan bersama. Implikasi sifat visioner,
retention of the current culture and the kepala sekolah harus memiliki sejumlah
activities, or perhaps implying change”. kompetensi dan integritas untuk
Artinya, visi menggambarkan masa depan melaksanakan misi guna mewujudkan visi
yang ideal, menyiratkan ingatan budaya yang itu, dan selanjutnya kepala sekolah juga harus
sekarang dan aktivitas, atau menyiratkan memiliki sejumlah karakter tertentu yang
perubahan. Selanjutnya menurut Gaffar menunjukkan integritasnya.
(2007:56) terbentuknya visi dipengaruhi oleh Sebuah lembaga atau sekolah tentunya
pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman memiliki sebuah visi yang dibuat oleh kepala
profesional, interaksi dan komunikasi, sekolah, visi ini sebagai rencana awal yang
penemuan keilmuan serta kegiatan intelektual memiliki tujuan jangka panjang untuk
yang membentuk pola pikir (mindset) kesuksesan sebuah lembaga. Kepemimpinan
tertentu. visioner menurut Robbins dalam Wahyudi
Seorang pemimpin yang mempunyai (2009:25) adalah kemampuan pemimpin
konsep tentang: (1) bagaimana merekayasa untuk menciptakan dan mengartikulasikan
masa depan untuk menciptakan pendidikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,
yang produktif; (2) menjadikan dirinya atraktif tentang masa depan bagi suatu
sebagai agen perubahan; (3) memposisikan organisasi atau unit organisasional yang terus
sebagai penentu arah organisasi; (4) pelatih bertumbuh dan meningkat sampai saat ini.
atau pembimbing yang profesional; (5) Kepemimpinan yang bervisi bekerja
mampu menampilkan kekuatan pengetahuan dalam 4 (empat) pilar sebagaimana dikatakan
berdasarkan pengalaman profesional dan Nanus dalam Komariah dan Triatna
pendidikannya, dengan didukung oleh ciri (2010:81-82) yaitu kemampuan dalam
khas budaya kerja dalam mencapai tujuan menentukan arah, memahami keinginan
yang ditetapkan dalam visi dan dijabarkan masyarakat atau konsumen, berpengaruh
dalam misi, dapat dikatakan sebagai dalam aktivitas dan menjadi pemandu, dan

4
mampu mengantisipasi masa depan/sebagai mereka mempunyai semangat kerja yang
agen perubahan. tinggi, maka mereka pada umumnya akan
Sesuai dengan indikator dalam mempunyai kedisiplinan. Sedangkan apabila
kepemimpinan visioner di atas, diharapkan mereka merasa setiap pekerjaannya adalah
kepala sekolah mampu mendorong para guru beban, maka mereka cenderung akan
agar senantiasa meningkatkan kinerjanya melakukan kegiatan-kegiatan yang kurang
dalam kerangka visi yang telah dibuat. produktif. Sikap disiplin bukan sekedar
Komunikasi yang terjalin dengan baik selalu rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan
diupayakan agar terjadi sharring untuk arah, apa yang harus dipatuhi dan dihindari,
meningkatkan mutu sekolah. Kepala sekolah sehingga mempunyai daya pendorong atau
sebagai pimpinan dituntut mampu motivasi (Permadi dan Arifin, 2010:110).
merencanakan program untuk Guru yang mampu bekerja optimal
keberlangsungan sekolah. Baik rencana yang dalam mengemban tugasnya akan memiliki
bersifat jangka pendek maupun jangka kemauan dan keinginan yang kuat untuk
panjang. mewujudkan tujuan pembelajaran. Guru yang
Perkembangan zaman yang terus terjadi mempunyai motivasi yang tinggi akan
merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan sendirinya akan menjadi disiplin, dan
dengan baik. Hidayah (2012:32-33) hal ini sangat berpengaruh terhadap proses
mengemukakan keberhasilan sekolah dalam belajar mengajar. Guru sangat perlu
meningkatkan mutu pendidikannya, baik memotivasi siswa dalam belajar agar siswa
mutu akademik maupun non akademik sangat tumbuh kesadaran dan semangat untuk
tergantung pada kepala sekolah untuk pentingnya belajar. Siswa yang termotivasi
memimpin dengan visi. Perannya sebagai dalam belajar akan memberikan pengaruh
pemimpin visioner dapat meningkatkan mutu kepada kualitas hasil belajar. Hasil belajar
sekolah, salah satunya dengan peningkatan yang bersemangat dengan disertai disiplin
kualitas guru. Namun jika kepala sekolah belajar dapat mewujudkan tujuan yang telah
tidak mempunyai visi ke depan maka akan ditetapkan bersama.
menghambat perkembangan kreativitas guru. Sukses tidaknya proses belajar mengajar
Dalam proses mengajar, guru hanya dalam pencapaian pendidikan yang
mengajar sesuai dengan tugasnya saja, berkualitas sangat dipengaruhi oleh
mereka tidak mempunyai target yang jelas kedisiplinan. Kepala sekolah sebagai puncak
sebagai hasil dari proses pembelajaran kepemimpinan dengan model kepemimpinan
tersebut. visioner harus dapat meningkatkan kinerja
Sejalan dengan pernyataan tersebut, guru Madrasah Kabupaten Kayong Utara.
kepala sekolah yang visioner menjadi Kepemimpinan visioner ini dapat
variabel penting dalam penelitian ini untuk memberikan pengaruh yang signifikan
mewujudkan pendidikan yang bermutu bagi terhadap peningkatan kinerja guru karena
Madrasah Kabupaten Kayong Utara. Dengan kepala sekolah dapat memberikan visi yang
kepemimpinan kepala sekolah visioner jelas dan dapat mengimplementasikan visi
merupakan komponen penting yang dapat yang telah dibuatnya untuk masa depan guru
meningkatkan kualitas persekolahan melalui tersebut, sehingga memberikan motivasi
fungsi dan perannya. Oleh karena itu terhadap peningkatan kinerja guru.
diperlukan kepala sekolah yang berkualitas,
memiliki visi dan misi, memiliki kompetensi
dan integritas yang tinggi. METODE PENELITIAN
Kepala sekolah yang visioner juga harus Penelitian ini menggunakan pendekatan
memiliki kemampuan dalam memberikan kuantitatif. Pemilihan pendekatan kuantitatif
motivasi dan pembinaan disiplin kepada para didasarkan pada pertimbangan bahwa pada
guru. Hubungan antara semangat kerja dan dasarnya penelitian ini bertujuan untuk
disiplin guru sangat erat kaitannya. Apabila

5
menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu cukup untuk menjawab
fakta atau mendeskripsikan secara statistik. pertanyaan/pernyataan, (2) setiap responden
Menurut tingkat eksplanasinya, menghadapi sususnan dan cara pengisian
penelitian ini tergolong asosiatif. Penelitian yang sama atas pertanyaan/pernyataan yang
asosiatif merupakan penelitian yang diajukan, (3) responden memiliki kebebasan
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara untuk memberikan jawabannya, dan (4) dapat
dua variabel atau lebih. Dengan penelitian digunakan untuk mengumpulkan data atau
ini, maka akan dapat dibangun suatu teori keterangan dari banyak responden dalam
yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, waktu yang cepat.
meramalkan, dan mengontrol suatu gejala”. Pengembangan instrument dalam
Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud penelitian ini dilakukan dengan cara yaitu : 1)
adalah kepemimpinan visioner, motivasi menyusun indikator variabel penelitian; 2)
kerja dan disiplin kerja guru. menyusun kisi-kisi instrument; 3) melakukan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji uji coba instrument; dan 4) melakukan
kebenaran hipotesis yang berkaitan dengan pengujian validitas dan realibitas instrument.
kepemimpinan visioner (X1) terhadap Instrumen dalam penelitian ini
disiplin kerja guru (Y), motivasi kerja (X2) dikembangkan dengan menggunakan skala
terhadap disiplin kerja guru (Y) dan likert dengan empat skala. Pilihan respon
kepemimpinan visioner (X1) dan motivasi skala empat mempunyai variabilitas respon
kerja (X2) disiplin kerja guru (Y). Dapat lebih baik atau lebih lengkap dibandingkan
dilihat pada gambar 3.1. skala tiga sehingga mampu mengungkap
lebih maksimal perbedaan sikap responden
(Widoyoko, 2015: 106).
X1 Empat alternatif jawaban yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi
Y selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak
pernah. Berikut merupakan keterangan skala
Likert dengan empat alternatif jawaban:
X2
Tabel 1 Pedoman Penskoran Instrumen
Penelitian
Gambar 3.1 Diagram gambar hubungan Kriteria Pernyataan + Pernyataan -
antar variabel penelitian Sangat 4 1
Keterangan: tinggi
X1 : Variabel komunikasi kepala sekolah Tinggi 3 2
sebagai pemimpin. Rendah 2 3
X2 : Variabel pengorganisasian. Sangat 1 4
Y : Variabel motivasi kerja guru. rendah
Sumber : Widoyoko (2015: 106)
Populasi pada penelitian ini adalah
semua guru madrasah di Kabupaten Kayong Dengan bobot skor sebagai berikut : “sangat
Utara. Jumlah populasi di dalam penelitian tinggi” berbobot 4, “tinggi” berbobot 3,
ini adalah 60 guru. Angket (kuesioner) yang “rendah” berbobot 2, dan “sangat rendah”
disusun berdasarkan tiga variabel yakni berbobot 1.
kepemimpinan visioner, motivasi kerja dan
disiplin kerja guru. Pemilihan angket HASIL DAN PEMBAHASAN
(kuesioner) sebagai instrument utama dalam Hasil Penelitian
penelitian ini berdasarkan empat alasan Pemimpin Visioner
berikut: (1) responden memiliki waktu yang

6
Untuk mengukur uji reliabilitas bahwa hipotesis diterima. Atau dengan kata
instrumen berdasarkan tabel terlampir lain kepemimpinan visioner (X1) dan
diketahui nilai Cronbach Alpha adalah: (1) motivasi kerja (X2) secara simultan
Kepemimpinan visioner kepala sekolah 0,903 berpengaruh terhadap disiplin kerja guru (Y).
> 0,60 maka angket penelitian dinyatakan Dan diketahui F hitung adalah sebesar
reliabel atau konsisten. Dan berdasarkan r 11,333. Karena nilai Fhitung 11,333 > Ftabel
tabel nilai Cronbach Alpha 0,903 > 0,254 3,16, maka sebagaimana dasar pengambilan
maka angket penelitian dinyatakan reliabel. keputusan dalam uji F dapat disimpulkan
(2) Motivasi kerja guru 0,893 > 0,60 maka bahwa hipotesis diterima atau dengan kata
angket penelitian dinyatakan reliabel atau lain kepemimpinan visioner (X1) dan
konsisten. Dan berdasarkan r tabel nilai motivasi kerja (X2) secara simultan
Cronbach Alpha 0,893 > 0,254 maka angket berpengaruh terhadap disiplin kerja guru (Y).
penelitian dinyatakan reliabel. (3) Disiplin Adapun berdasarkan tabel output SPSS
kerja guru 0,816 > 0,60 maka angket model summary terlampir, diketahui nilai
penelitian dinyatakan reliabel atau konsisten. koefisien determinasi atau R square adalah
Dan berdasarkan r tabel nilai Cronbach sebesar 0,452. Nilai R square 0,452 ini
Alpha 0,816 > 0,254 maka angket penelitian berasal dari pengkuadratan nilai koefisien
dinyatakan reliabel. korelasi R, yaitu 0,226 x 0,226 = 0,452.
Selanjutnya berdasarkan tabel output Besarnya angka koefisien determinasi (R
SPSS terlampir, diketahui nilai sig. adalah square) adalah 0,452 atau sama dengan 45,20
0,005 < 0,05, maka sesuai dengan dasar %. Angka tersebut mengandung arti bahwa
pengambilan keputusan dalam uji t dapat variabel Kepemimpinan visioner (X1) dan
disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Atau Motivasi Kerja (X2) secara simultan
dengan kata lain kepemimpinan visioner (X1) berpengaruh terhadap variabel Disiplin Kerja
secara parsial berpengaruh terhadap disiplin Guru (Y) sebesar 45.20 %. Sedangkan
kerja guru (Y). Dan diketahui t hitung adalah sisanya 54,80 % (100 % - 45,20 % )
sebesar 1,672. Karena nilai t hitung 1,672 > t dipengaruhi oleh variabel luar diluar
tabel 0,996, maka sebagaimana dasar persamaan regresi ini atau variabel yang
pengambilan keputusan dalam uji t dapat tidak diteliti.
disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau
dengan kata lain kepemimpinan visioner (X1) Pembahasan
secara parsial berpengaruh terhadap disiplin Pengaruh Kepemimpinan Visioner
kerja guru (Y). Sedangkan untuk variabel Kepala Sekolah Terhadap Disiplin
motivasi kerja (X2), diketahui nilai sig. Kerja Guru
adalah 0,000 < 0,05, maka sesuai dengan
dasar pengambilan keputusan dalam uji t Hasil pengujian seperti yang tercantum
dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. pada tabel 4.6 bahwa kepemimpinan visioner
Atau dengan kata lain motivasi kerja (X2) kepala sekolah berpengaruh positif terhadap
secara parsial berpengaruh terhadap disiplin disiplin kerja guru (B = 0,232 ; sig. 0,005 <
kerja guru (Y). Dan diketahui t hitung adalah 0,05) artinya ada pengaruh kepemimpinan
sebesar 1,733. Karena nilai t hitung 1,733 > t visioner kepala sekolah terhadap disiplin
tabel 1,672, maka sebagaimana dasar kerja guru. Yang berarti kepemimpinan
pengambilan keputusan dalam uji t dapat visioner kepala sekolah diikuti oleh naiknya
disimpulkan bahwa hipotesis ditolak atau kompetensi disiplin kerja guru. Semakin
dengan kata lain motivasi kerja (X2) secara tinggi tingkat kepemimpinan visioner kepala
parsial berpengaruh terhadap disiplin kerja sekolah, makin tinggi juga tingkat disiplin
guru (Y). dan Berdasarkan tabel output SPSS kerja guru. Hal ini menguatkan argumentasi
di atas, diketahui nilai sig. adalah 0,002 < bahwa disiplin kerja guru ditentukan oleh
0,05, maka sesuai dengan dasar pengambilan banyak faktor diantaranya adalah
keputusan dalam uji F dapat disimpulkan

7
kepemimpinan transformasional visioner karena tingginya tingkat disiplin dan
kepala sekolah. intensitas menciptakan pendidikan yang
Tercapai tidaknya tujuan organisasi berkualitas dari kendali perilaku yang tinggi,
sangat tergantung pada pimpinan sebagai sehingga dapat dikatakan tingkat kedisiplinan
faktor penggerak dalam membimbing, anggota sekolah akan sangat dipengaruhi
mengarahkan dan meningkatkan semangat oleh kepemimpinan visioner yang berpikir
dan disiplin kerja guru baik melalui kreatif dan berorientasi pada tujuan.
penerapan tata tertib sekolah maupun
keteladanan yang dapat dijadikan panutan Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap
para guru dan staf. Disinilah pentingnya Disiplin Kerja Guru
peranan kepemimpinan visioner kepala Hasil pengujian seperti yang tercantum
sekolah untuk mempelajari dan mengetahui pada tabel 4.6 bahwa motivasi kerja guru
sejauh mana peranannya dalam berpengaruh positif terhadap disiplin kerja
mempengaruhi dan meningkatkan disiplin guru (B = 0,212 ; sig. 0,000 < 0,05) artinya
kerja guru guna mencapai tujuan pendidikan ada pengaruh motivasi kerja guru terhadap
yang berkualitas. Visi pendidikan disiplin kerja guru. Yang berarti motivasi
mempengaruhi kinerja pendidikan. Visi kerja guru yang tinggi dimiliki oleh guru
sekolah mempengaruhi kinerja sekolah. Visi maka guru akan semakin memiliki disiplin
menjadi trigger semangat meraih yang tinggi. Hal ini menguatkan argumentasi
kemenangan pendidikan. Visi dapat mengisi bahwa disiplin kerja guru ditentukan oleh
kehampaan, membangkitkan semangat, banyak faktor diantaranya motivasi kerja
menimbulkan kinerja, bahkan mewujudkan guru.
prestasi sekolah, apalagi ditengah-tengah Menurut Usman (2014:56) Banyak
tuntutan kemandirian berpikir dan bertindak. faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
Kepemimpinan kepala sekolah yang visioner guru dalam melaksanakan tugas dan
pada akhirnya menunjukkan kepemimpinan tanggung jawabnya sebagai pendidik seperti:
efektif dan berkualitas. kompetensi kerja, lingkungan kerja,
Karakteristik pemimpin (kepala sekolah) penghasilan, jaminan
yang berkualitas antara lain (Komariah & sosial, kondisi kerja, dan pengaruh kerja yang
Triatna, 2006 : 112): (1) Memiliki integritas harmonis di antara sesama guru.
pribadi; (2) Memiliki antusiasme terhadap Menurut Robbins (2006:26)
perkembangan lembaga (sekolah) yang “...motivation is the willingness to do
dipimpinnya; (3) Mengembangkan something, and is conditioned by this action's
kehangatan, budaya, dan iklim organisasi ability to satisfy some need for the
(sekolah); dan (4) Tegas dan adil dalam individual”. Robbins berpendapat bahwa
mengambil tindakan/kebijakan kelembagaan motivasi adalah kemauan untuk melakukan
(sekolah). sesuatu, dan dikondisikan oleh kemampuan
Pendidikan yang berkualitas di sekolah tindakan ini untuk memenuhi beberapa
membutuhkan visi misi yang kuat dan jelas kebutuhan individu.
untuk mencapai keberhasilan. Bila dalam Danim (2012:2) mendefenisikan
sekolah sudah terdapat nilai-nilai yang dianut motivasi sebagai “...kekuatan, dorongan,
bersama, maka seluruh anggota sekolah akan kebutuhan, semangat, tekanan, atau
merasa tenang dalam sekolah tersebut karena mekanisme psikologi yang mendorong
tahu apa yang harus dikerjakan. Keberhasilan seseorang atau sekelompok orang untuk
sekolah untuk mengimplementasikan mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa
pendidikan yang berkualitas dapat yang dikehendakinya”.
mendorong sekolah tersebut tumbuh dan Hal senada juga diutarakan Siagian
berkembang secara berkelanjutan. Sekolah (2012:138) sebagai berikut: “motivasi adalah
yang kuat akan memberikan pengaruh yang daya pendorong yang mengakibatkan
besar pada perilaku anggota-anggotanya seseorang anggota organisasi mau dan rela

8
untuk mengerahkan kemampuan dalam hipotesis diterima atau dengan kata lain
bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan kepemimpinan visioner (X1) dan motivasi
waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kerja (X2) secara simultan berpengaruh
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya terhadap disiplin kerja guru (Y).
dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka Seorang kepala sekolah perlu memiliki
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran sebuah kemampuan dalam menggerakkan
organisasi yang telah ditentukan seluruh sumber daya organisasi terutama
sebelumnya”. sumber daya manusianya yaitu para guru
Dengan demikian dalam upaya untuk melakukan apa yang diharapkan,
meningkatkan disiplin kerja guru Madrasah sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
Kabupaten Kayong Utara, faktor motivasi dengan baik. Cara kepala sekolah bertindak
kerja perlu mendapatkan perhatian. Untuk dalam memengaruhi bawahan membentuk
menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap suatu gaya kepemimpinannya. Salah satu
pelaksanaan tugasnya guru harus memiliki faktor yang memengaruhi motivasi kerja
motivasi kerja yang tinggi sehingga ada seseorang adalah gaya kepemimpinan
upaya persaingan yang sehat diantaranya (Danim, 2012: 19).
guru untukmeningkatkan kualitas kerjanya Gaya kepemimpinan yang efektif akan
dalam bentuk motivasi dalam disiplin dalam tercipta apabila diterapkan dalam tempat dan
bekerja agar mencapai pekerjaan yang baik suasana yang tepat. Faktor gaya
dan maksimal. kepemimpinan kepala sekolah mempunyai
Untuk mencapai pendidikan yang pengaruh terhadap kedisiplinan guru selaku
berkualitas maka guru harus melakukan bawahannya. Seorang kepala sekolah harus
pekerjaan sesuai dengan aturan, mematuhi mampu menumbuhkan disiplin diri (self
kewajiban-kewajiban dan tidak melanggar discipline) pada para guru. Peningkatan
semua larangan-larangan yang telah kedisiplinan guru juga diharapkan
ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berpengaruh pada meningkatnya
berlaku yang didasari dengan kesadaran profesioanalisme tenaga kependidikan dalam
dalam dirinya untuk menjalankan tugas-tugas mencapai hasil belajar peserta didik,
keguruannya tanpa adanya pelanggaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
dirinya sendiri, orang lain atau sekolah. dengan baik.
Dengan kata lain memiliki motivasi kerja Hubungan kerja sama yang baik antara
yang tinggi berarti mendorong seseorang kepala sekolah dengan bawahannya dapat
untuk berperilaku disiplin menunjang kemantapan kegiatan kerja dan
semakin maksimal pencapaian tujuan
Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala sekolah. Gaya kepemimpinan yang
Sekolah dan Motivasi Kerja Guru mempunyai prinsip dan memaksimalkan
Terhadap Disiplin Kerja Guru potensi kerja yang dimilikinya, dan
Hasil pengujian seperti yang tercantum kemudian diikuti oleh bawahannya sehingga
pada tabel 4.7 bahwa diketahui nilai sig. menanamkan jiwa disiplin dalam bekerja.
adalah 0,002 < 0,05, maka sesuai dengan Dengan demikian, maka kesadaran untuk
dasar pengambilan keputusan dalam uji F berdisiplin akan tumbuh tanpa paksaan dari
dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. pimpinan namun tumbuh dari dalam diri
Atau dengan kata lain kepemimpinan pribadi guru tersebut.
transformasional (X1) dan motivasi kerja Menurut Mulyasa (2009: 81)
(X2) secara simultan berpengaruh terhadap menyatakan dalam menumbuhkan kepala
disiplin kerja guru (Y). Dan diketahui F sekolah profesional dalam paradigma baru
hitung adalah sebesar 11,333. Karena nilai manajemen pendidikan di sekolah diperlukan
Fhitung 11,333 > Ftabel 3,16, maka adanya peningkatan disiplin untuk
sebagaimana dasar pengambilan keputusan menciptakan iklim sekolah yang lebih
dalam uji F dapat disimpulkan bahwa kondusif dan dapat memotivasi kerja, serta

9
dapat menciptakan budaya kerja dan budaya dalam meningkatkan disiplin kerja guru. (2)
disiplin para tenaga kependidikan dalam Bagi kepala sekolah, diharapkan untuk terus
melakukan tugasnya di sekolah. Upaya memberikan dorongan dan motivasi kepada
kepala sekolah yang mendorong timbulnya para guru untuk terus meningkatkan disiplin
kemauan yang kuat dan penuh semangat kerja mereka. Motivasi kerja guru diperlukan
(motivasi), serta membantu guru dalam untuk meningkatkan disiplin kerja guru,
menciptakan percaya diri tentang apa disiplin kerja guru yang baik dapat
yang dilakukannya adalah benar, dengan membantu perkembangan karir guru kearah
tetap memberikan bimbingan dan pengarahan yang lebih baik. (3) Bagi kepala sekolah
kepada para guru. Dengan adanya motivasi, untuk terus membimbing dan mengevaluasi
maka mereka akan menentukan arah dalam disiplin guru disekolah. Guru tidak hanya
melakukan hal yang harus dipatuhi dan berfokus pada peningkatan motivasi kerja
dihindari. saja, namun perlu juga memperhatikan
aspek-aspek lain yang berhubungan dengan
KESIMPULAN DAN SARAN disiplin kerja. Dengan disiplin kerja yang
Kesimpulan baik maka akan mampu meningkatkan mutu
Berdasarkan hasil penelitian yang pendidikan menjadi lebih baik.
diawali dari proses pengumpulan data,
analisis data, dan pengujian hipotesis, dapat
ditarik kesimpulan umum bahwa terdapat DAFTAR RUJUKAN
pengaruh yang signifikan antara Arikunto, S. 2012. Dasar Dasar Evaluasi
kepemimpinan visioner dan motivasi kerja Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
terhadap disiplin kerja guru Madrasah di Danim, S. 2012. Motivasi Kepemimpinan &
Kabupaten Kayong Utara. Sedangkan secara Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT
khusus dapat ditarik kesimpulan sebagai Rineka Cipta.
berikut: (1) Kepemimpinan visioner Handoko, T. H. 2008. Manajemen
berpengaruh secara signifikan terhadap Personalia Sumber Daya Manusia.
disiplin kerja guru Madrasah di Kabupaten Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.
Kayong Utara. (2) Motivasi kerja Hasibuan, M.S.P. 2012. Organisasi &
berpengaruh secara signifikan terhadap Motivasi Dasar Peningkatan
disiplin kerja guru Madrasah di Kabupaten Produktivitas. Jakarta: PT Bumi
Kayong Utara. (3) Kepemimpinan visioner Aksara.
dan motivasi kerja secara bersama-sama Komariah, A., & C. Triatna. 2006.
berpengaruh secara signifikan terhadap Manajemen Pendidikan. Bandung:
disiplin kerja guru Madrasah di Kabupaten Alfabeta.
Kayong Utara. .............. 2010. Manajemen Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Saran Mulyasa, E. 2006. Manajemen Berbasis
Berdasarkan hasil penelitian dan Sekolah Konsep, Strategi, dan
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di Implementasi. Bandung: PT Remaja
atas ada beberapa saran yang dikemukan Rosdakarya.
adalah sebagai berikut: (1) Bagi kepala .............. 2009. Menjadi Kepala Sekolah
sekolah diharapkan di masa yang akan datang Profesional. Bandung: PT Remaja
untuk lebih memperhatikan secara seksama Rosdakarya.
terhadap pengembangan kepemimpinan. Permadi, D. & Arifin, D. 2010.
Kreatitifitas dan visi yang menjadi unsur Kepemimpinan Transformasional
pendorong penting bagi peningkatan disiplin Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
kerja guru. Dengan upaya-upaya yang serius, Bandung: PT Sarana Panca Karya
maka diharapkan untuk masa yang akan Nusa.
datang peranan kepemimpinan Kepala
Sekolah akan tetap memberikan kontribusi

10
Pidarta, M. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Sugiyono. 2013. Metode
Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka PenelitiaKombinasi(Mixed Methods).
Cipta Bandung: Alfabeta.
Rohani, A. 2014. Pengelolaan Uno, H. B. 2015. Teori Motivasi &
Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Pengukurannya Analisis di Bidang
cipta Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian, S.P. 2007. Fungsi-fungsi Usman, H. 2014. Manajemen, Teori, Praktik
Manajerial. Jakarta: PT Bumi dan Riset Pendidikan. Edisi 4. Jakarta:
Aksara. Bumi Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai