Anda di halaman 1dari 21

MODUL 4

Isu dan masalah social budaya dalam


pembelajaran IPS di sekolah dasar
Tren Globalisasi dan Keragaman
Budaya
• Globalisasi

Globalisasi inti katanya adalah global, yang artinya bumi atau dunia.
Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-
masalah yang ada menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan
seluruh dunia. Pengertian lain berasal dari kata global yang bermakna
keseluruhan.
Contoh-contoh Masalah dan Isu Yang
Sifatnya Global Sebagai Berikut:
• Krisis energi, baik persediaan kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga maupun
penelitian tentang sumber sumber energi pengganti.
• Jurang antara negara kaya dan miskin.
• Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta terjangkitnya penyakit-penyakit yang
diakibatkan oleh kelaparan dan kemiskinan.
• Populasi yang meliputi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan, pencemaran akibat
industrialisasi, pencemaran udara sampai lapisan ozon yang semakin menipis.
• Perang nuklir
• Perdagangan internasional
• Komunikasi
• Perdagangan obat terlarang
Ciri-ciri isu dan masalah global:
• Ruang lingkupnya bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari masalahnya
melintasi lebih dari satu negara.
• Isu-isu dan masalah-masalah hanya dapat diselesaikan melalui tindakan
multilateral: penyelesaian dan perbaikaan tidak dapat dicapai hanya oleh
tindakan satu negara.
• Konflik berasal dari ketidaksepakatan tentang hakikat dan sebab masalah dalam
membedakan nilai dan tujuan tentang hasil dan cara, dan dalam kesulitan
menemukan tindakan yang tepat yang diperlukan untuk menjamin hasil yang
diharapkan.
• Masalah dan isu-isu mempunyai sifat terus menerus (persistence). Masalah dan
isu telah berkembang sebagai masalah dan isu yang berkelanjutan.
• Isu dan masalah terkait dengan hal lain.
KERAGAMAN BUDAYA
• Keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu
keadaan di mana suatu masyarakat memiliki lebih dari satu
perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya. Keanekaragaman
budaya di antaranya mengambil wujud perbedaan ras dan
etnik yang dimiliki oleh sebuah masyarakat.
• Dalam masyarakat yang memiliki keanekaragaman budaya
timbul berbagai masalah dan isu-isu diantaranya adalah
pembauran, prasangka dan ethnocentrism (melahirkan
superioritas dan inferioritas).
Pembauran adalah proses sosial yang
timbul apabila ada hal-hal berikut:
• Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda.
• Saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama.
• Kebudayaan-kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya
yang khas dan juga unsur-unsurnya berubah wujud menjadi unsur-unsur
kebudayaan campuran.
Faktor-faktor yang menghambat proses
pembauran, antara lain:
• Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi.
• Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas.
• Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan
memandang rendah terhadap kebudayaan lain atau perasaan
superioritas.
Globalisasi dan Keragaman Budaya di
Indonesia
Indonesia sebagai dari masyarakat dunia merasakan gelombang globalisasi yang semakin lama
semakin terasa menerpa segala segi kehidupan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi,
teknologi, politik, sosial, dan budaya.
Derasnya arus informasi yang masuk ke Indonesia memberikan keuntungan-keuntungan,
misalnya penyerapan ilmu pengetahuan lebih cepat dilakukan. Peristiwa penting di seluruh dunia
bisa diketahui dengan cepat karena jarak menjadi tidak begitu berarti, terutama bagi yang
menggunakan parabola.
Masalah globalisasi yang melanda Indonesia adalah penggunaan jaringan internet dalam
telekomunikasi. Individu yang menjadi anggota atau mempunyai akses dalam jaringan tersebut
tidak lagi mengenal batas kepentingan. Orang Indonesia bisa mengetahui informasi tentang
negara dan bangsa lain. Sebaliknya, bangsa lain pun bisa memperoleh informasi yang berkaitan
dengan Indonesia.
Pembelajaran IPS dalam Era Globalisasi Dan
Keragaman Budaya
Pengajaran keanekaragaman dalam IPS harus mengandung tujuan, yaitu:
• Mampu mentransformasikan bahwa “sekolah” akan memberikan pengalaman dan kesempatan
yang sama kepada semua siswa baik putra maupun putri sekalipun mereka memiliki perbedaan
budaya, sosila, ras, dan kelompok etnik.
• Membimbing para siswa utnuk mengembangkan sikap-sikap positif dalam mendekati masalah
perbedaan budaya, ras, etnik, dan kelompok agama.
• Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan dengan cara memberikan
ketrampilan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan sikap-sikap sosial.
• Membimbing para siswa mengembangkan kemampuan memahami saling keterhubungan dan
ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari pandangan yang berbeda-beda.
Tujuan pengajaran globalisasi dalam IPS sebagai berikut:

• Mampu menanamkan pengertin bahwa sekalipun mereka berbeda tetapi


sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan.
• Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman
bahwa bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan dan
lebih banyak memiliki kesamaan budaya daripada perbedaannya.
• Membantu para siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah
yang dihadapi bersama.
• Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang
diterimanya.
Masalah-masalah Lingkungan dan
Pendidikan Lingkungan
Dengan Iptek manusia di satu sisi dapat menjelajahi, mengungkap
cakrawala, dan menaklukkan alam dengan cara-cara yang eksplosif,
tetapi di sisi lain dengan Iptek pula manusia dihadapkan pada masalah-
masalah baru sehubungan dengan semakin rusak dan terganggunya
semena-mena untuk keperluan industri perkayuan, penyerobotan lahan-
lahan pertanian untuk keperluan pendirian pabrik-pabrik, dan akibat-
akibat dari proses industrialisasi, seperti populasi, urbanisasi, sanitasi
yang tidak sehat merupakan dampak-dampak yang kurang
menguntungkan dalam pengalaman hidup manusia.
Masalah-masalah Hukum Ketertiban dan
Kesadaran Hukum
• Interaksi manusia membutuhkan aturan-aturan
• Aturan-aturan tersebut kemudian dikenal dengan istilah hukum.

Apabila di antara individu tersebut tidak mengindahkan kaidah-kaidah


hukum yang berlaku maka akan muncul masalah hukum. Masalah-masalah
hukum adalah suatu keadaan yang memperlihatkan ketidakselarasan antara
kepentingan satu individu/kelompok dengan individu/kelompok lain, yang
ditandai adanya pelanggaran terhadap tatanan hukum yang berlaku. Di
sinilah pentingnya kesadaran hukum dimiliki oleh setiap individu atau
anggota masyarakat sehingga suasana tertib, aman dan damai dapat
terwujud.
Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan
Kesadaran Hukum Warga Negara

• Masalah-Masalah Keadaan Hukum


Dalam melakukan interaksinya, manusia selalu menghadapi dua lingkungan,
yaitu lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial atau masyarakat.
Ketika manusia melakukan interaksi dengan kedua lingkungan tersebut maka
dihadapkan pada aturan-aturan atau hukum-hukum yang tertulis maupun
tidak tertulis. Interaksi dalam suatu kelompok masyarakat, baik interaksi di
antara sesama anggota kelompok masyarakat tersebut maupun dengan alam
sekitarnya yang diikat oleh hukum yang berlaku dalam masyarakat tersebut
akan terbentuk suatu masyarakat hukum.
Terbangunnya kesadaran hukum dalam masyarakat sangat penting karena tujuan
hukum memberikan peraturan-peraturan (petunjuk, pedoman) dalam pergaulan hidup,
untuk melindungi individu dalam hubungannya dengan masyarakat.
Hukum memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
• Penertiban (penataan) masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup.
• Penyelesaian pertikaian.
• Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan jika perlu dengan
kekerasan.
• Pengubahan tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian pada kebutuhan-
kebutuhan dari masyarakat.
• Pengaturan tentang perubahan hukum harus mewujudkan fungsi-fungsi tersebut di
atas agar ia dapat memenuhui tuntutan keadilan, hasil guna dan kepastian hukum.
• Selain itu, terdapat pula dalam kehidupan bermasyarakat terdapat hukum yang tidak
tertulis dan tidak ada sanksinya apabila ada yang melanggar. Walaupun demikian,
hukum wajib ditaati oleh masyarakat dan memiliki kekuatan mengikat. Hukum
dinamakan juga norma.
Besar kecilnya kekuatan mengikat norma, secara sosiologis
dapat dibedakan dalam empat pengertian sebagai berikut.
• Cara (usage)
• Kebiasaan (folkways)
• Tata kelakuan (mores)
• Adat istiadat (custom)
Pendidikan Kesadaran Hukum Warga
Negara
Manusia sebagai makhluk yang bermasyarakat memperlihatkan sifat-
sifat yang paradoks. Sifat-sifat tersbut, misalnya di satu pihak ia
menjadi produk masyarakat, sedangkan di pihak lain ia juga menjadi
produser masyarakat, di satu pihak ia menjadi pengendali
masyarakat (controller), sedangkan di pihak lain ia merupakan objek
yang dikendalikan masyarakat (controlled).
Sifat paradoksnya tersebut terjadi pula dalam hal hukum, satu sisi manusia memiliki kebijakan
menentukan hukum dan pada sisi lain manusia harus pula memiliki kesadaran untuk mematuhi hukum
yang telah menjadi kesepakatan bersama. Dengan sifat yang paradoks, lebih baik manusia mampu
membangun suasana yang seimbang antara dirinya sebagai objek dan sebagai subjek atau antara hak dan
kewajiban yang dimilikinya
Untuk membangun kesadaran hukum terhadap warga negara, dapat dilakukan dengan pendidikan.
Pengenalan dan penanaman nilai, mana yang baik dan tidak mana yang boleh dan tidak mana hak dan
kewajiban akan lebih mudah dilakukan dengan proses pendidikan. Jadi, pendidikan nilai sangat berperan,
bahkan penanaman nilai harus ditanamkan sedini mungkin.
Pendidikan tidak hanya dipahami sebagai transfer ilmu pengetahuan saja. Sebab kalau hal ini saja
dilakukan akan membuat kecenderungan siswa yang hanya sekedar menghafal dan tidak berdampak pada
sikap. Perlu ditanamkan nilai dan skill yang mampu membangkitkan kesadaran hukum dalam diri siswa.
Antara pengetahuan, nilai, dan skill harus terintegrasi dalam proses pendidikan. Sudah barang tentu
penerapan pendidikan, dapat bertitik tolak dari patokan nilai atau standar yang sudah diterima oleh warga
negara secara umum. Dengan cara ini, siswa akan mengetahui, apabila terjadi pelanggaran hukum baik
menurut tata peraturan negara maupun menurut norma masyarakat.
Keterkaitan Pendidikan IPS dengan Masalah-Masalah
Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum
Negara
Menurut E. Wesley, IPS bukan ilmu sosial, tetapi bidang perhatiannya
sama, yaitu hubungan timbal balik di kalangan manusia. IPS hanya
terdapat pada pengajaran program sekolah semata-mata. Ilmu-ilmu sosial
dipolakan untuk menggambarkan human knowledge melalui penelitian,
penemuan, eksperimen, dan sebagainya, dengan materi dan permasalahan
yang kompleks. IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan instruksioanl dengan
materi sesederhana mungkin, menarik, mudah dimengerti, dan mudah
dipelajari.
Peranan IPS
IPS harus dapat berperan bagi siswa dalam mengembangkan berbagai aspek kehidupan
di masyarakat. Peranan dari IPS ini adalah berikut ini.
• Sosialisasi. Membantu siswa menjadi anggota masyarakat yang berguan dan efektif.
• Pengambilan keputusan. Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir
(intelektual), dan ketrampilan akademis.
• Sikap dan nilai. Membantu siswa menandai, menyelidiki, merumuskan, dan menilai
diri sendiri dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat sekitarnya.
• Kewargan negara. Membantu siswa menjadi warga negara yang baik.
• Pengetahuan. Tanggap dan peka terhadap kemajuan pengetahuan dan teknologi,
dapat mengambil manfaat dari padanya
Tujuan IPS
Menurut Bruce Joyce, IPS memiliki tiga tujuan sebagai berikut.
• Pendidikan kemanusiaan (Human education), yaitu membantu siswa
memahami pengalamannya dan menemukan arti kehidupan.
• Pendidikan kewarganegaraan (citizenship education), yaitu siswa ikut
berpartisipasi secara efektif dalam dinamika kehidupan masyarakat
dengan penuh kesadaran sebagai warga negara.
• Pendidikan intelektual (Intellectual education), siswa mampu
menganalisis dan memecahkan masalah dengan menggunakan ilmu
sosial sebagai alat.
Pendidikan kesadaan hukum dapat ditanamkan kepada anak didik melalui IPS
dengan syarat sebagai berikut:
• Guru IPS memiliki pengetahuan yang luas mengenai permasalahan sosial, melalui
kemampuan membaca, mendengar, dan melihat.
• Guru tidak semata-mata berorientasi kepada subjek matter, tetapi juga harus dapat
mengintegrasikan bahan ilmu-ilmu sosial melalui pendekatan interdisipin dengan
menampilkan permasalahan sehari-hari dari masyarakat.
• Guru IPS harus dapat memilih materi yang aktual dan menarik.
• Latar belakang kebudayaan anak didik hendaknya mendapat perhatian.
• Untuk memudahkan pelaksanaan integrasi bahan pelajaran, guru IPS harus
mengetahui “struktur dasar” dari berbagai cabang ilmu sosial (konsep-konsep,
metode), dan dapat bekerjasama dengan guru-guru lain di dalam kelompok Team
Teaching.

Anda mungkin juga menyukai