Abstract
A. Pendahuluan
Penyebaran berita hoax pada periode akhir-akhir ini membuat para
pengguna internet atau biasa disebut sebagai netizen sangatlah khawatir. Hal
tersebut tentunya sangat tidak baik, mengingat dampak negatif yang dapat
ditimbulkan oleh hoax. Terdapat 4 hal dampak negatif yang ditimbulkan
yaitu hoax sebagai pembuang-buang waktu, pengalihan isu, penipuan publik
dan pemicu kepanikan sosial.2 Berita bohong atau hoaks adalah informasi
yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
1
STIT Pemalang
2
Eikal hali, pengaruh Hoax Dala Kehidupan asyarakat,
https://www.kompasiana.com/eikalhalimn/58fd66f5d6937388063dcc89/pengaruh-hoax-
dalam-kehidupan-bermasyarakat-berbahaya?page=all
131
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
Pada kajian Hadits terdapat ilmu yang disebut dengan jarah wa ta’dil
yaitu ilmu yang mempelajari tentang cacat dan tidaknya seseorang yang
menyampaikan hadits atau informasi dari Rasulullah sehingga dengan ilmu
itu dapat diketahui shahih dan tidaknya hadits atau informasi tersebut. Dalam
studi hadits, persoalan sanad dan matan merupakan dua unsur penting yang
menentukan keberadaan dan kualitas suatu hadits sebagai sumber otoritas
ajaran Nabi Muhammad saw. Kedua unsur itu begitu penting artinya, dan
antara yang satu dengan yang lain saling berkaitan erat, sehingga kekosongan
salah satunya akan berpengaruh, dan bahkan merusak eksistensi dan kualitas
suatu hadits. Karenanya suatu berita yang tidak memiliki sanad tidak dapat
disebut hadits, demikian sebaliknya matan, sangat memerlukan keberadaan
sanad. Secara kualitas, menurut Ibnu Shalah bahwa hadits shahih adalah
hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh yang orang-orang yang
berwatak adil, dlabit, haditsnya tidak syadz dan tidak mengandung cacat.
Berbicara tentang sanad maka ilmu jarh wa ta’dil merupakan ilmu
yang penting dalam menilai apakah Rijal dalam sanad tersebut mengandung
kecacatan atau tidak, berikut akan dipaparkan tentang jarh wa ta’dil.
B. Pembahasan
1. Pengertian Jarah Wa Ta’dil
Jarh menurut bahasa, bermakna : luka, cela, atau cacat, atau melukai
tubuh, yang karenanya menyebabkan juruh. Apabila dikatakan: Hakim
132
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
3
Jamaluddin Abi al Fadhl, Lisanul ‘Arab, Jilid 3, (Beirut: Dar al Kutub al ‘Ilmiyah,
2003), hlm. 246
4
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pokok-pokok Ilmu Diroyah Hadits, (Jakarta: PT Bulan
Bintang, 1994), hlm. 324
5
Nur al-Din’Itr, Manhaj al-Naqdi fi ‘Ulum al-Hadits, (Beirut:Dar al Fikr, 1979), hlm.
31
6
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pokok-pokok Ilmu, hlm. 204
133
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
“Suatu yang dirasakan oleh diri, bahwasannya dia itu, adalah dalam
keadaan lurus” 7
Sedangkan at-ta’dil yang secara bahasa berarti at-taswiyah
(menyamakan), menurut istilah berarti :
“Ilmu yang membahas tentang para perawi hadits dari segi yang dapat
menunjukkan keadaan mereka, baik yang dapat mencacatkan atau
membersihkan mereka, dengan ungkapan atau lafadz tertentu.”11
7
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pokok-pokok Ilmu, hlm. 2055
8
Nur al-Din’Itr, Manhaj al-Naqdi, hlm. 92
9
Ibnu Shalah, Muqaddimah Ibnu Shalah ( Beirut: Dar al Fikr,1989), hlm. 327
10
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pokok-pokok Ilmu, hlm. 327
11
Munzier Suparta, Ilmu Hadits, (Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 32
134
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
Hal ini merupakan kesaksian bahwa perawi itu adil dapat diterima
periwayatannya. Hukumnya sama dengan hukum kesaksian, yaitu harus
dilakukan oleh orang yang mempunyai ilmu yang diterima perkataannya
dalam bidang hadits.12
2. Pertumbuhan Ilmu Jarah Wa Ta’dil
Ilmu ini tumbuh bersama-sama dengan tumbuhnya periwayatan dalam
Islam, karena untuk mengetahui hadits-hadits yang shahih perlu mengetahui
keadaan perawi-perawinya, ini cara yang memungkinkan ahli ilmu
menetapkan kebenaran perawi atau kedustaannya sehingga ia dapat
membedakan antara yang diterima dan ditolak. Karena itu para ulama
menanyakan tentang keadaan para perawi, meneliti kehidupan ilmiah mereka,
hingga mengetahui siapa yang lebih hafal, lebih kuat ingatan, lebih lama
menyertai guru. Demikianlah ilmu ini tumbuh bersama-sama dengan
tumbuhnya periwayatan dalam Islam.13
3. Seluk Beluk Ilmu Jarah Wa Ta’dil
Untuk dapat menyimpulkan kredibilitas seorang rawi yang diteliti,
seorang peneliti haruslah memiliki pengetahuan yang cukup tentang ilmu
jarh wa ta’dil atau ilmu yang membahas di dalamnya penilaian baik dan
cacat dari seorang kritikus terhadap rawi hadits. Berikut ini seluk beluk ilmu
jarh wa ta’dil yang diambilkan dari buku Melacak Hadits Nabi SAW karya
A. Hasan Asy’ari yang dikutip dari al-Rafa’ wa al takmil fi al jarah wa ta’dil
karya al Laknawi.14
a. Syarat Penjarh dan Penta’dil
Syarat kritikus (mencacat atau menta’dilkan seseorang) adalah
berilmu, bertaqwa, wara’, jujur, menjauhi diri dari sifat fanatis, serta
memahami sebab pencacatan seseorang ataupun sebab dikukuhkannya
12
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pokok-pokok Ilmu, hlm. 279
13
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pokok-pokok Ilmu, hlm. 207
14
A. Hasan Asy’ari Ulama’i, Melacak Hadits Nabi saw, (Semarang:Walisongo Press
Rasail, 2006), hlm. 37-55
135
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
sebagai seorang yang adil, sebaliknya bila tidak memiliki sifat-sifat ini,
maka tidak diterima penilaiannya. Sebagaimana pernyataan Ibnu Hajar
bahwa pencacatan ataupun penta’dilan harus didasarkan pada sebab-
sebab yang jelas.15
b. Pro kontra sekitar ilmu al-Jarh wa al-Ta’dil
Menurut al Nawawi dalam kitabnya Riyadl al-Shalihin16, al
Ghazali dalam Ihya ‘Ulum al-Din17, serta beberapa ulama lainnya
bahwa ghibah seseorang terhadap orang lain baik yang telah meninggal
maupun masih hidup diperbolehkan selama untuk maksud syara’ yaitu
segala sesuatu yang tidak memungkinkan mencapai maksud syara’
kecuali dengan cara tersebut.
Al-Sakhrawi menyatakan dalam kitab Fath al-Mughits18 bahwa
tidak diperkenankan melakukan pencacatan terhadap seseorang dengan
dua perkara bila telah mencukupi dengan satu perkara saja.
Perlu dipahami pula bahwa jarh dan ta’dil ada kalanya mufassar
(jelas keterangannya), ada kalanya mubham (tidak jelas
keterangannya). Artinya bila seseorang kritikus menta’dil ataupun
menjarh dengan menjelaskan sebab-sebab penilaiannya disebut
mufassar, sebaliknya bila tanpa penjelasan sebab-sebabnya disebut
dengan mubham.
c. Lafadz al jarh wa al-Ta’dil
Lebih jauh berikut ini akan dikemukakan sekilas tentang lafadz
jarh wa ta’dil, hal ini sangat penting mengingat ungkapan kritikus
antara yang satu dengan yang lainnya berbeda, oleh karenanya akan
dijumpai beberapa ungkapan yang sama tetapi karena muncul dari
15
Al-Sakhrawi, Fathul Mughits, Maktabah Syamilah, Bab Ma’rifatu man Taqabbala
Riwayatuhu wa man Taraddada, Juz 1, hlm. 361-362
16
Al-Nawawi, .Riyadl al-Shalihin, Maktabah Syamilah, Bab Ma Yubah min alghibah,
Juz 2, hlm. 185
17
Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin, Maktabah Syamilah, Juz 4, hlm. 260
18
Al-Sakhrawi, Fathul Mughits, hlm. 482
136
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
19
Al-Sakhrawi, Fathul Mughits, hlm. 129-131
137
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
138
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
20
Muhammad ‘Abdul Hayyi Al Laknawi, al-Raf’u wa al-Takmil fi al-Jrhi wa al-
Ta’dil (Beirut: Daar al Aqsha, 1987), hlm. 132-139
139
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
140
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
141
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
142
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
143
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
C. Penutup
Ilmu jarh wa ta’dil sangat penting untuk menentukan kualitas hadits
dari Nabi. Seorang peneliti haruslah memiliki pengetahuan yang cukup
21
A. Hasan Asy’ari Ulama’i, Melacak Hadits Nabi saw, (Semarang:Walisongo Press
Rasail, 2006) hlm. 49-55
144
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
DAFTAR PUSTAKA
145
Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Srifariyati, Urgensi Ilmu Jarah Wa Ta’dil Dalam ISSN (online) : 2548-6993
Menentukan Kualitas Sebuah Hadits
146