Anda di halaman 1dari 8

Nama : Husna Syarifful Amin

Npm : 192191108
Kelas : C
Mata Kuliah : Strategi dan Model Pembelajaran Penjas

METODE MENGAJAR RESIPROKAL

A.   Gaya Mengajar Resiprokal


Untuk menciptakan sebuah realita baru dalam ruang lingkup olahraga yang menciptakan
hubungan baru antara guru dan siswa, lebih banyak keputusan yang diambil oleh siswa.
Keputusan tersebut diambil alih di akhir bagian untuk mengambil umpan balik secara cepat.
Semakin awal siswa mengetahui bagaimana dia tampil, semakin besar kesempatan untuk
memperbaiki kesalahan dari penampilan tersebut. Jadi rasio optimum yang diberikan untuk
umpan balik secara langsung adalah seorang guru kepada seorang siswa. Lalu bagaimana guru
menjelaskan tujuan ini dalam kelas pendidikan jasmani? Gaya mengajar resiprokal/C cocok
untuk sebuah organisasi kelas yang menawarkan kondisi semacam ini. Kelas diatur secara
berpasangan pada masing-masing kelompok yang ditandai dengan aturan-aturan tertentu. Satu
kelompok berperan sebagai pelaku (d) kelompok lainnyaberperan sebagai pengamat (o), ketika
guru (T) terlibat dengan pasangan yang diberikan.
Dalam formas tersebut setiap anggota mempunyai keputusan spsifik dalam peran masing-
masing. Aturan bagi pelaku sama dengan gaya mengajar latihan ,meliputi komunikasi hanya
dengan pengamat/observer. Aturan bagi pengamat adalah memberikan umpan balik bagi pelaku
dan berkomunikasi dengan guru. Aturan guru adalah mengamati pelaku dan pengamat dengan
berkomunikasi hanya dengan pengamat.
Guru membuat semua keputusan dalam tahap preimpact, pelaku membuat Sembilan
keputusan dalam tahap impact dan perubahan keputusan bisa terjadi dalam tahap postimpact.
Dan pada saat itu juga pengamat membuat keputusan umpan balik.
B.  Implementasi Gaya Mengajar Resiprokal
Meskipun gaya mengajar komando dan latihan adalah biasa bagi setiap orang dalam satu
bentuk atau lainnya, gaya mengajar resiprokal merupakan hal baru  bagi kebanyakan orang.
Kenyataan dan peran baru menciptakan kebutuhan sosial dan permintaan psikologi baru pada
guru dan siswa, penyesuaian dan perubahan perilaku tetap terjadi. Semua ini menghasilkan
presepsi baru tentang apa yang memungkinkan dalam dunia olahraga. Ini merupakan pertama
kalinya dalam proses pembuatan keputusan bahwa guru  mengalihkan keputusan umpan balik
kepada siswa. Kemampuan selengkapnya dalam pemberian umpan balik yang selalu menjadi
milik guru kemudian dialihkan kepada siswa. Karena itu siswa harus bertanggung jawab
menggunakan kemampuan ini ketika memberikan dan menerima umpan balik kapada pelaku,
keduanya yaitu guru dan siswa harus/perlu merasakan kenyataan baru ini dengan kepercayaan
dan kenyamanan tentunya. Keduanya harus memahami nilai gaya mengajar ini dalam
pertumbuhan siswa individu.
Pembahasan berikut menggabungkan deskripi sebuah episode dengan langkah-langkah
bagaimana cara melakukannya, langkah-langkah dari penjelasan tersebut hanya membutuhkan
dua atau tiga episode pertama. Ketika guru dan siswa merasakan perilaku dan keuntungan dari
gaya mengajar ini, mereka bisa dengan mudah mengusainya ketika guru mengumumkan nama
masing-masing dari gaya mengajar ini pada awal pelajaran atau episode.

C.  Gambaran dari suatu episode pengajaran dan bagaimana melakukannya


Sebagaimana yang tercantum dalam dua gaya mengajar sebelumnya, anatomi gaya
mengajar tersebut menjadi acuan implementasi sebuah proses yang membuat keputusan dalam
tahap perimpact, tahap impact, dan tahap postimpact, dan menetapkan beberapa harapan baru.

D.  Tahap Preimpact


Sebagai tambahan dalam keputusan yang dibuat guru dalam gaya mengajar
latihan/B,guru dalam gaya mengajar Resiprokal/C mempersiapkan dan membuat lembar kriteria
(atau/kartu kriteria) yang digunakan oleh pengamat
E.  Tahap Impact
Tugas utama dari guru disini adalah membentuk adegan untuk peran baru dan hubungan
baru. Berikut ini merupakan urutan kejadian dalam episode tersebut.
1.      Memberitahukan kepada siswa bahwa tujuan gaya mengajar resiprokal/C adalah bekerja sama
dengan rekan dan untuk belajar memberikan umpan balik pada rekan tersebut
2.      Mengidentifkasi formasi tiga rangkaian dan menjelaskan bahwa setiap orang mempunyai peran
khusus, setiap siswa bisa menjadi pelaku dan pengamat.
3.      Menjelaskan bahwa aturan untuk pelaku (d) adalah untuk menampilkan latihan dan membuat
Sembilan keputusan yang sama dengan gaya mengajar latihan. Pelaku jugasaling berkomunikasi
hanya dengan pengamat.
4.      Aturan pengamat (o) adalah untuk memberikan umpan balik kepada pelaku berdasarkan pada
kriteria yang ditetapkan oleh guru. Umpan balik ini berlangsung selama penampilan dan atau
setelah penyelesaian latihan. Jadi pelaku membuat keputusan dalam tahap impact, pengamat
membuat keputusan dalam tahap postimpact

F.     Tahap Postimpact


Bagi pengamat bisa memenuhi aturan dalam tahap postimpact, dia harus mengikuti langkah-
langkah berikut:
1.      Menerima kriteria yang diberikan oleh guru untuk mengoreksi mengenai penampilan (biasanya
disediakan kartu kriteria)
2.      Menagamati penampilan dari si pelaku
3.      Membandingkan dan membedakan penampilan dengan kriteria yang ada.
4.      Menyimpulkan apakah penampilan tersebut sudah dikatakan benar
5.      Mengkomunikasikan hasilnya dengan pelaku. Umpan balik dapat ditawarkan selama
penampilan atau setelah penyelesaian latihan ini tergantung pada kerumitan jenis tugas yang ada.
Selama penampilan berlangsung, pelaku dapat mendengar dan memadukan apa yang telah
dilakukan dengan yang diterima (umpan balik) dimungkinkan, tapi dalam kasus ini si pengamat
harus menunggu sampai penampilan tersebut dilakukan.
6.      Mengawali, jika perlu, komunikasikan pengamatan dengan guru.
7.      Aturan bagi guru adalah:
Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengamat
Mempunyai inisiatif untuk berkomunikasi hanya dengan pengamat.
8.      Dalam pembelajaran ini, siswa harus menyadari strktur gaya mengajar baru, aturan-aturan
khusus, dan garis komunikasi yang ada. Guru boleh mendemonstrasikan materi yang akan
diberikan.
9.      Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan lembar kriteria dan menggambarkan item spesifik
untuk episode sekarang. Langkah ini tidak bisa dijalankan begitu saja. Menggunakan kriteria
sebagai sarana untuk menilai penampilan dari rekanan adalah pengalam baru bagi sebagian besar
orang. Keinginan untuk menghasilkan perbedaan dan pilihan personal adalah sangat kuat.
Karena itu penting untuk menekankan kriteria ini sebagai panduan untuk observasi dan umpan
balik.
10.  Menspesifikasikan logistic dan parameter untuk episode (yaitu dimana harus mengambil lembar
kriteria, parameter waktu, dan sebagainya)
11.  Mengatakan pada kelas anda “pilih rekan anda, memutuskan siapa yang menjadi pelaku dan
pengamat, kemudia mulai”
12.  Proses pemilihan rekan membutuhkan waktu satu menit, pasangan kemudia menyebar, dan
aktivitas bisa dimulai.
13.  Pelaku menjalankan tugasnya, dan pengamat akan mengambil langkah yang dibutuhkan untuk
memberikan umpan balik sekaligus membuat keputusan dalam tahap postimpact. Seringkali guru
akan menjalankan pengamatan kinerja dari pelaku dan pengamat dan berkomunikasi dengan
pengamat.
14.  Ketika pelaku menyelesaikan penilaian, pelaku dan pengamat berubah peran (gaya mengajar
Resiprokal/C)
Ketika pengamat kelas berfungsi dengan baik dalam gaya mengajar resiprokal/C, semua
peran dan keputusan akan muncul secara hidup. Seseorang dapat melihat hubungan tersebut bisa
menjadi kuat dan berkembang. Dimensi baru yang berkembang hanya penampilan fisik belaka
seperti interaksi sosial, pemberian, penerimaan, uji coba ide, ketepatan dan pergantian.

G. Teknik Pemasangan
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menyusun kelas secara berpasangan.
1.      Membariskan dan mengambil dua- dua
2.      Secara alphabet
3.      Guru yang memilih peran
4.      Siswa memilih satu sama lain (seleksi sendiri)
5.      Pemasangan menurut tinggi
6.      Pemasangan menurut berat
7.      Pemasangan dengan orang disamping anda
8.      Level Keahlian
Setiap teknik dapat digunakan untuk tujuan ini, tapi dikaitkan dengan tujuan dari gaya
mengajar resiprokal/C (menghasilkan komunikasi antara pelaku dan pengamat), teknik yang
paling tepat adalah seleksi diri. Biasanya orang    suka bekerja sama dengan orang yang dikenal
dan disukainya. Ribuan episode dalam gaya mengajar ini bisa memperkuat asumsi tersebut.
Untuk awalnya, ketika siswa memilih rekan yang diinginkan untuk bekerja sama, episode
bisa dijalankan lebih cepat dan dilajutkan secara lebih produktif. Bisa jadi lebih nyaman untuk
memberikan dan menerima umpan balik dengan orang yang dipercayai dan disukai.
Tujuan pertama yang harus dicapai dalam beberapa episode pertama adalah perilaku yang
tepat dalam peran pelaku dan pengamat. Ini adalah focus episode awal. Rekan seleksi sendiri
mencapai tujuan ini lebih cepat dan lebih aman dengan konflik sosial-emosional yang minimal.
Jika sebuah rekanan bisa dipilih dengan berbagai teknik pemasangan lainnya, friksi antara
rekanan bisa menunda kesuksesan awal dari episode tersebut. Guru pertama kali harus mengatasi
konflik yang ada dan kemudian baru mempelajari peran baru. Biasanya ini tidak bisa terjadi
begitu saja. Rekanan yang diawali dengan konflik menolak untuk melanjutkan. Jika pengalaman
pertama dalam gaya mengajar ini adalah negative dan tidak menghargai, siswa biasanya menolak
berpartisipasi di dalamnya. Seringkali perasaan negative muncul selama aktivitas. Contoh, siswa
yang diperkenalkan dengan cara berguling dalam gaya mengajar resiprokal/C dan mempunyai
sebuah pengalaman neatif akan sering mengatakan, “Saya tidak suka berguling”.
Perlu menciptakan kondisi yang kondusif bagi pengenalan gaya mengajar ini dengan
sukses, dalam hal ini, ketahui teknik pemasangan yang tepat. Setelah beberapa episode, ketika
guru memastikan bahwa semua partisipan telah ahli dalam kedua peran, baik pelaku dan
pengamat, guru dapat mengumunkan awal dari sebuah episode selanjutnya. Setalah anda
mengetahui peran dan keputusan dalam gaya mengajar resiprokal/C, episode sekarang ini adalah
memilih rekan baru, rekan harus bisa dipertahankan pada satu, dua, atau tiga episode, kemudian
sekali lagi, seleksi baru terhadap rekanan bisa dijalankan dengan memperluas dimensi sosial.
Mungkin salah satu dari hasil yang paling bagus dalam prosedur ini adalah peningkatan
dalam toleransi sosial dan komunikasi antar anggota dari kelas. Anda dapat melihat peningkatan
ketenangan dan toleransi dalam menerima dan memberikan umpan balik. Ini adalah sebuah
perkembangan luar biasa bagi guru dan siswa dalam mencapai level iklim sosial-emosional
sekaligus belajar menjalankan tugas dengan sukses.
           
H.  Beberapa Hal yang perlu dipikirkan
Pengalaman yang didapat dalam gaya mengajar ini tentunya banyak dan beragam
sebagian besar yang digambarkan disini telah dirasakan oleh banyak guru dalam banyak episode.
Komentar tersebut adalah yang perlu diperhatikan. Tidak mungkin (dan mungkin tidak
diinginkan) untuk mengidentifikasi setiap kejadian. Ketika anda menghadapi masalah dalam
gaya mengajar ini, segera periksa. Periksa perilaku anda, periksa peralihan keputusan dan peran,
dan pecahkan masalah dalam semangat dan tujuan gaya mengajar  Resiprokal/C
1.      Ketika anda berkomunikasi dengan pengamat, arahkan mata anda pada kelas dengan sekilas.
Ini hanya membutuhkan beberapa detik, dan anda akan mempunyai informasi konstan tentang
apa yang terjadi.
2.      Jika anda berpendapat bahwa ada beberapa perilaku menyimpang dalam pasangan tertentu,
lengkapi umpan balik anda kepada pengamat yang adadan kemudian atasi masalah yang ada.
3.      Ketika anda beralih dari pasangan ke pasangan lainnya, lakukan itu secara random, hindari
pola seperti searah jarum jam, berlawanan jarum jam, pasangan yang paling dekat dan
seterusnya.
4.      Karena siswa dapat memberikan pertanyaan untuj tujuan klarifikasi bila dibutuhkan, buatlah
sebuah prosedur atau sebuah signal untuk proses ini, ketika anda mengamati kelas, anda akan
mengetahui sinyalnya dan siapa yang membutuhkan perhatian anda.
5.      Beberapa konsep yang salah tentang gaya mengajar resiprokal
·         Yang pintar bersama yang bodoh. Gaya pembelajaran ini tidak bermaksud untuk membedakan
siswa melalui level kepintaran/
·         Dalam gaya mengajar resiprokal guru tidak mengajar. Guru harus aktif dalam memberikan
umpan balik
·         Gaya ini bukan untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sebaliknya pembelajaran
model ini cocok untuk mereka yang kurang pada tahap kognisi. Mereka lebih membutuhkan
praktek.
·         Pengamat tidak bisa mengevaluasi pelaku. Gaya ini menekankan pada umpan balik yang
diberikan pengamat.
6.      Sebagian besar siswa menilai kesamaan peran ini dan biasanya mengikutinya dengan perilaku
dan kenyamanan yang tepat.
7.      Secara umum, sebagian masalah yang dihadapi antar rekan dalam gaya mengajar resiprokal/C
masuk dalam dua kategori besar, benturan dan persengkongkolan. Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, temuan masalah atau isu dan atasilah berdasarkan dengan gaya mengajar ini.

I. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran resiprokal


Ann Brown dalam Mayasa berpendapat bahwa pada pembelajaran berbalik, para siswa
diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik sebagai berikut:
1) Siswa mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum atau
meringkas materi tersebut.
2) Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diringkasnya. Pertanyaan ini
diharapkan mampu mengungkap penguasaan atas materi yang bersangkutan.
3)   Siswa mampu menjelaskan kembali isi materi tersebut kepada pihak lain.
4)   Siswa dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi yang dipelajarinya saat itu.
Menurut Muslim kelebihan metode pembelajaran reciprocal teaching adalah
1)   Melatih kemampuan siswa dalam belajar mandiri.
2)   Melatih kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, ide dan gagasan.
3)   Meningkatkan kemampuan bernalar siswa.
4)   Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep dan pemecahan masalah.
Adapun kelemahan pada model Reciprocal Teaching menurut Hashey ialah terletak pada siswa
dengan kesulitan dekoding atau merangkai kata-kata dan mereka merasa tidak nyaman atau malu
ketika bekerja dalam kelompok yang terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan demikian maka
pada kegiatan tanya jawab hanya akan dikuasai oleh siswa yang berani mengungkapkan
pendapat saja sedangkan siswa yang pasif akan cenderung diam.

J.Jenis Pembelajaran Resiprokal   


Enam jenis pembelajaran resiprokal terbaik yang akan dijelaskan berikut memberi
kerangka bagi siswa untuk membantu satu sama lain secara terarah dalam menguasai konten
pelajaran dan mebangun berbagai ketrampilan berbasis disiplin yang merupakan tujuan utama
pengajaran bagi sebagaian besar pengajar.
1.      Note Taking Pairs adalah sebuah teknik dimana siswa mengumpulkan informasi dari catatan-
catatan mereka untuk membuat catatan berpasangan yang lebih dikembangkan. Sangat berguna
khususnya untuk membantu mahasiswa mendapat informasi yang kurang atau terlewat dan
mengoreksi ketidakakuratan catatan mereka serta belajar untuk menjadi pencatat yang lebih baik
2.      Learning Cell adalah sebuah teknik dimana siswa saling menanyai satu sama lain
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mereka buat sendiri mengenai bacaan yang
ditugaskan atau kegiatan belajar lainnya. Sangat berguna khususnya untuk melibatkan siswa
secara aktif dalam memikirkan konten dan mendorong mereka untuk saling menantang satu sama
lain untuk meraih tingkat pemikiran yang lebih dalam.
3.      Fishbowl adalah teknik dimana siswa membentuk lingkaran konsentris dengan kelompok yang
lebih kecil untuk berdiskusi sedangkan kelompok yang lebih besar mendengarkan dan
mengamati. Sangat berguna khususnya untuk memberi kesempatan pada siswa untuk membuat
model atau mengamati proses-proses kelompok dalam suasana diskusi
4.      Role Play adalah sebuah teknik dimana siswa mengasumsikan identitas yang berbeda dan
menjalankan sebuah scenario. Sangat berguna khususnya untuk melibatkan siswa dalam sebuah
kegiatan kreatif yang dapat membantu mereka menerapkan learning by doing (belajar dengan
melakukan)
5.      Jigsaw adalah sebuah teknik dimana siswa mebangun pengetahuan mengenai topic yang
diberikan kemudian mengajarkannya kepada orang lain. Sangat berguna khususnya untuk
memotivasi siswa untuk belajar dan memproses informasi dengan cukup dalam untuk
mengajarkannya kepada teman mereka
6.      Test Taking Teams (Tim pengkiut ujian) mempersiapkan ujian dengan kerja kelompok,
melaksanakan ujian secara individual, kemudian melaksakannya lagi secara berkelompok.
Sangat berguna khususnya untuk membantu mahasiswa menilai dan meningkatkan pemahaman
mereka terhadap materi sambil mereka saling mengajari strategi-strategi mengikuti ujian kepada
satu sama lain

Anda mungkin juga menyukai