Bab 1 Sampai 3
Bab 1 Sampai 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beriklim tropis dan subtropis. Penyakit DBD merupakan salah satu masalah
tropis dan sub-tropis, dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan
pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Terhitung sejak tahun
1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara
Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit
DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang utama di Indonesia, karena jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, jumlah kasus terus
meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara
sporadik terjadi KLB setiap tahun, KLB yang terbesar terjadi pada tahun 1998
dilaporkan dari 16 propinsi dengan IR 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR
2,0%, kemudian menurun pada tahun 1999 dengan IR 10,17 per 100.000
penduduk, mengalami peningkatan kembali pada tahun 2000 dengan IR 15,99 per
100.000 penduduk dan kembali meningkat pada tahun 2001 dengan IR 21,66 per
100.000 penduduk, kembali menurun pada tahun 2002 yaitu IR 19, 24 per
100.000 penduduk dan meningkat tajam kembali pada tahun 2003 yaitu IR 23,87
fenomena yang sangat sulit diatasi dimana kejadian DBD setiap tahunnya
kasus dengan CFR 0,86% dan IR sebesar 59,02 per 100.000 penduduk, dan
mengalami kenaikan pada tahun 2009 yaitu sebesar 154.855 kasus dengan CFR
0,89% dengan IR sebesar 66,48 per 100.000, dan pada tahun 2010 Indonesia
menempati urutan tertinggi kasus DBD di ASEAN yaitu sebanyak 156.086 kasus
dengan kematian 1.358 orang. Tahun 2011 kasus DBD mengalami penurunan
memiliki angka DBD yang cukup tinggi , di wilayah tersebut sudah ada 15 orang
tenaga kerja dirawat di puskesmas karena DBD. Hal ini disebabkan karena bahan
hujan yang cukup banyak, dan hujan turun setiap hari sehingga berpotensi
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum :
desa Pitutur
2. Tujuan khusus :
di desa Pitutur
A. Skenario
Kerja
kewilayah tersebut dan menemukan sebagai berikut: bahan baku (ban bekas)
bergantungan karena tidak ada ruang ganti pakaian. Sampah berserakan dan
dibuang ke saluran air yang ada. Sementara saluran air yang mengalir ke arah
dengan lancar. Saat ini musim hujan, hujan turun setiap hari. Akibatnya
genangan air cukup banyak di sekitar perusahaan dan perkampungan. Sebagai
kepala Puskesmas, apakah yang harus anda lakukan untuk menanggulangi hal
tersebut?
B. Analisis
sebagai berikut :
5. Sampah berserakan
yang turun setiap hari akan menyebabkan genangan air hujan dimana disekitar
yang ditumpuk diluar beserta sampah yang berserakan dapat menampung air
vektor, yaitu nyamuk Aedes (Ae) dari subgenus Stegomya. Vektor adalah
DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama dan
permukiman dengan air yang relatif jernih. Nyamuk Ae. aegypti lebih
buatan antara lain : bak mandi, ember, vas bunga, tempat minum burung,
kaleng bekas, ban bekas dan sejenisnya didalam rumah meskipun juga
penduduknya lebih padat, satu individu nyamuk yang infektif dalam satu
periode waktu menggigit akan mampu menularkan virus kepada lebih dari
satu orang.
yang melakukan proses perbaikan (daur ulang) ban yang sudah aus
menjadi baru dengan cara memberi telapak / tread pada permukaan ban
(crown) tanpa merubah bentuk ataupun merk pada ban dasar dengan
dengan ban original, bahan baku pabrik ini merupakan ban yang sudah aus
merupakan salah satu asset penting bagi suatu perusahaan supaya barang
genangan air bila terjadi hujan oleh kren ban yang ditumpuk diluar
berdarah dengue.
Penyelesaian :
Dengan pengendalian administrative dilakukan pelebaran gudang
mencegah bahan baku yang berupa ban tersebut tidak menjadi tempat
genangan air.
dimana tempat tersebut merupakan salah satu habitat (resting place) bagi
nyamuk Aedes aegypti, ruangan lembab, tempat yang berwarna gelap dan
dapat menampung air bila terjadi hujan. Seperti yang telah dijelaskan
maka sampah yang menampung air ini dapat menjadi tempat perindukan
(TPA), termasuk kaleng bekas, pecahan botol, pecahan gelas, vas bunga,
menguras dan mengubur barang atau tempat yang dapat menjadi tempat
5. Genangan air
pada genangan air bersih buatan manusia (man made breeding place).
bekas, ban mobil bekas, pecahan botol, pecahan gelas, vas bunga, dan
pisang, pohon kelapa, pohon aren, potongan pohon bambu, dan lubang
pohon. Secara teoritis nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembang biak
biak nyamuk Aedes aegypti dimana suka bertelur di air tercemar seperti
campuran air dengan kotoran sapi, campuran air dengan tanah dan
Hasil analisis tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: (lihat diagram fish
bone.)
PROSES INPUT
Tingginya
kejadian
DBD
1) Berikan banyak minuman larutan oralit atau jus buah, ,air tajin, air
pendarahan.
tiap 6 jam.
12
d) Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik,
secepat- cepatnya
30ml/kgBB/24 jam.
13
6) Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-
Jika terjadi perdarahan berat segera beri darah bila mungkin. Bila
potongan bambu, talang air dan tempat di mana air tertampung yang
14
Penyuluhan tentang upaya membatasi jentik nyamuk penularnya
dalamnya.
pada larvasida.
di wilayah yang sulit air bersih dan tidak memungkinkan untuk dikuras
15
Efek residu larvasida selama 3 bulan sehingga dilakukan abatisasi
berkala oleh kader jumantik atau untuk daerah yang termasuk dalam
menjadi cukup besar dan mengingat mahalnya abate maka biaya yang
selektif adalah efek toksisitas bila diberikan terus - menerus dan demi
16
Dimaksudkan untuk mencegah penularan lebih lanjut dengan
17
menunjuk seorang petugas atau membentuk satuan kerja/unit organisasi
kerja.
melaksanakan kegiatan.
jumlah)
18
kerja dan merumuskan alternatif pemecahan masalah, apabila terdapat
arah (horizontal), yang dalam konteks tempat kerja adalah pada semua
kerja. Jadi lebih jauh lagi agar semua pekerja berpartisipasi sesuai dengan
melakukannya.
19
administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan
20
merupakan sumber yang potensial sebagai tempat
yang berserakan.
21
BAB III
RENCANA PROGRAM
A. Rencana Kejadian
No Kegiatan M I V C M × I ×V
P=
C
1 Penatalaksanaan pasien 4 3 3 3 12
DBD
2 PSN (Pemberantasan 4 4 3 3 16
Sarang Nyamuk)
3 Memperbaiki manajemen 4 2 3 1 24
lingkungan kerja
Keterangan :
22
Berdasarkan tabel perbaikan prioritas masalah yang dilakukan dengan
Rencana program
23
2 Penyampa Seluruh 80% 1 1.Paparan Perusaha Petugas Minggu -LCD
ian staff dan memaha kali tentang an kesehat ke IV -Sound
rekomend pemimpin mi perte masalah vulkanis- an kerja system
asi perusahaa mu- higiene ir ban Puskes -ATK
perbaikan n an lingkung- mas/
manajem- an kerja dinkes
en 2.Alternat
lingkung- -if solusi
an kerja 3.
Membent-
uk satu
unit tata
kelola
lingkung-
an kerja
4.
Sosialisasi
tentang
lingkung-
an kerja
5.
Menyusun
SOP
6.
Pengawas
an K3
24
BAB IV
A. Kesimpulan
daerah beriklim tropis dan subtropis. Penyakit DBD merupakan salah satu
oleh 5 faktor :
4. Sampah berserakan
merupakan tempat tinggal vektor dari nyamuk penyebab demam berdarah yaitu
25
Masyarakat yang kurang peduli kebersihan lingkungan dan ancaman penyakit
sampah)
B. Saran
namun juga diperlukan kesadaran dan peran aktif dari masyarakat didalam
26
1. Membentuk unit tata kelola lingkungan kerja
3. Menyusun SOP
DAFTAR PUSTAKA
27
Tim Adaptasi Indonesia. 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.
Pedoman Bagi Rumah Sakir Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota,
Jakarta: WHO Indonesia.
28