Anda di halaman 1dari 31

FALSAFAH DAN PARADIGMA

KEPERAWATAN ISLAMI

Oleh
Abdul Syafei

1
FALSAFAH KEPERAWATAN ISLAMI
 Keyakinan perawat terhadap nilai-
nilai keperawatan yang menjadi
pedoman dalam memberikan
asuhan keperawatan, baik kepada
individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat
 Falsafah keperawatan islami
adalah suatu keyakinan yang
mendasari profesi keperawatan
2
Esensi merupakan falsafah keperawatan
 Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang
utuh(holistik) yang harus dipenuhi segala
kebutuhannya baik bio, psiko, sosial, spiritual
yang diberikan secara komprehensif.
 Pelayanan keperawatan yang diberikan secara
langsung dan manusiawi.
 Setiap orang berhak mendapatkan perawatan
tanpa perbedaan suku, status sosial, agama dan
ekonomi.
 Pelayanan keperawatan tersebut merupakan
bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
dimana perawat bekerja dalam lingkup tim
kesehatan, bekerjasama dengan yang lain.
3
PARADIGMA KEPERAWATAN ISLAMI
 Paradigma Keperawatan Islam adalah cara
pandang persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan
konsep-konsep dalam menyelenggarakan
profesi keperawatan yang melaksanakan
sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.

 Paradigma Keperawatan Islam di bangun


melalui empat komponen besar, yaitu :
manusia dan kemanusiaan, lingkungan,
sehat dan kesehatan serta keperawatan.
4
KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN
ISLAM

Manusia dan kemanusiaan


Lingkungan
Sehat dan kesehatan
Keperawatan.

5
MANUSIA DAN KEMANUSIAAN
 Surah At-Tiin ayat 4

 Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik bentuknya yang


dimuliakan Allah, terdiri atas jasad, ruh, dan psikologis, dimana
seluruh mahluk lainnya yang berada di langit dan dibumi ditundukan
oleh Allah kepada manusia kecuali Iblis yang menyombongkan diri.

 Manusia bertindak sebagai klien yang merupakan makhluk bio,psiko,


sosial dan spritual yang terjadi merupakan kesatuan dari aspek jasmani
dan rohani yang memiliki sifat unik dengan tingkat perkembangan
masing-masing. 6
 Manusia di dalam Alquran diistilahkan antara lain dengan sebutan Al-
Basyar
 Allah menjelaskan dalam ayat-ayat :[QS. Shaad : 71] [ QS Al-Anbiyaa :
8 ] [ QS. Al-Mulk : 14 ]

 (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat : “Sesungguhnya


Aku akan menciptakan manusia dari tanah” :[QS. Shaad : 71]

7
Lanjutan,,,

“Dan tidaklah Kami jadikan mereka (rasul-rasul) suatu tubuh yang tiada memakan
makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.” [ QS Al-Anbiya : 8]

“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau
rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [QS. Al-Mulk : 14]

Makna Al-Basyar adalah mengambarkan manusia dalam bentuk


fisik: diciptakan dari tanah, dapat dilihat, memakan sesuatu,
mendengar, berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan
hidupnya. 8
 An-naas

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Al-Hujurat : 13]
 Makna An-Naas dalam Al-qur’an mengindikasikan bahwa manusia adalah
mahluk sosial.

9
KOMPONEN MANUSIA
 Manusia sebagai salah satu mahluk ciptaan Allah terdiri atas
beberapa komponen yang meliputi jasad (fisik ), ruh, dan nafs
(jiwa).
 Jasad (Fisik): [ QS. At-Tiin : 4 ], [ QS. Al-Anbiyaa : 8 ],[ QS. Al-
Anbiya : 2]
 Komponen fisik adalah komponen jasad/bentuk, yang dapat
makan dan minum, berjalan, mendengar, melihat, dan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti yang dijelaskan oleh
beberapa ayat dalam Al-quran.

10
 Ruh Allah berfirman dalam Al-Quran [ QS. Shaad (38) : 72 ]
“Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya (manusia) dan
kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku; maka hendalah kamu
(malaikat, jin dan iblis) tunduk dengan bersujud.”

 Nafs (Jiwa) Allah berfirman dalam Al-Quran :


“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tentram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tentram.” [QS. Ar-Ra’d : 28 ]

11
FASE SIKLUS KEHIDUPAN MANUSIA
Manusia juga dapat diterangkan dalam siklus kehidupannya melalui
proses reproduksi hingga regenerasi, yang meliputi fase :
1. Pernikahan [Q.S Ar-Ruum:21], [Q.S. An-Nisaa’: 22-24]
2. Kehamilan [Q.S. Al-Hajj : 5]
3. Kelahiran, Nifas, Tumbuh kembang [Q.S. Luqman: 14], [Q.S. Al-
Baqarah: 233]
4. Kematian [Q.S Ali Imran : 185]

12
FUNGSI MANUSIA
Manusia diyakini sebagai khalifah dan hamba Allah, sebagai khalifah
Allah di bumi, manusia diberi tugas untuk melaksanakan fungsi
kemanusiaan diantaranya :

1. Memimpin dan mengatur bumi berdasarkan


petunjuk dan peraturan Allah[Q.S Al-Baqarah: 30] ,
[Q.S. Al-Ahzab:72].
2. Memakmurkan bumi dan mengeluarkan potensi
yang terkandung di dalamnya untuk kesejahteraan
umat manusia berdasarkan petunjuk dan peraturan
Allah [Q.S Huud : 61].
3. Menyebarkan keadilan dan kemaslahatan [ QS. Al-
Hadiid (57): 25 ], [ QS. Shaad (38) :26 ], [ QS. Al-
Qasas (28): 77 ]
13
Manusia sebagai khalifah dan hamba Allah, maka manusia dalam
aspek keperawatan dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu
manusia sebagai perawat dan manusia sebagai klien.
 Manusia sebagai perawat adalah mahluk ciptaan Allah yang
paling mulia dan sempurna (terdiri dari jasad, ruh dan nafs) dan
memiliki iman , ilmu dan mempunyai kewajiban untuk
mengamalkannya bagi kemaslahatan umat.

14
 Manusia sebagai klien yang menjadi fokus pelayanan keperawatan
pada dasarnya adalah makhluk yang berpotensi secara aktif
menjadikan dirinya sebagai manusia yang sempurna, sebagaimana
firman Allah :

“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena


sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan
merubah suatu nikmat yang telah di
anugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga
kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka
sendiri dan sesungguhnya Allah maha mendengar
lagi maha mengetahui.” [ QS. Al-Anfal (8) : 53 ].
15
LINGKUNGAN
Dasar ayat-ayat yang menjelaskan tentang
lingkungan:
[QS. Al-Baqarah : 164 ][QS. Al-Jaatsiyah ; ayat 3 - 7 ],
[ QS. Al-A`raf, ayat 54 ].

Allah menjelaskan kepada kita bahwa alam semesta


dan seisinya di ciptakan atas hak dan kehendak Allah
SWT dan di peruntukkan bagi manusia agar manusia
bersyukur serta dapat mempelajari alam semesta ini
guna memperkokoh keimanan dan ketaqwaan
terhadap sang Maha Khaliq (Pencipta). Dan Allah juga
mengancam manusia yang berdusta dan berdosa.
16
 Apabila manusia mampu memelihara lingkungan dengan baik
maka akan baiklah kehidupan ini, begitupula sebaliknya jika
manusia merusaknya maka malapetakalah yang akan
menimpanya, seperti : bencana banjir, wabah penyakit-
penyakit menular, polusi udara, dll.
 Unsur lingkungan di bagi dalam lingkungan internal dan
lingkungan eksternal

17
LINGKUNGAN INTERNAL
 Lingkungan internal meliputi ;
 Genetika [QS. An-Nisa : 19].
 Struktur fungsi tubuh“Tiap jasad yang tumbuh dari yang haram
maka neraka lebih utama baginya.” (HR. Tirmidzi)
 Psikologis [ QS : Al-Israa’ : 73-74 ]
 Internal spiritual [QS.Asy-Syams : 9-10], [QS. An-Nisa : 48-50]

18
LINGKUNGAN EKSTERNAL
 Lingkungan eksternal adalah lingkungan disekitar
manusia baik fisik [QS. Al-A`raf (7) ; ayat 57], [QS.
Al-Anfal (8) : 11]
 Biologis, [QS. Al-Jaatsiyah (45) ; ayat 3, 4, 5, 6, 7 ]
[QS. At-Taubah :108]
 Sosial [QS. An-Nisa (4) : 1] [QS. Al-Hujarat (49) :
13] [QS. Al-Hujarat (49):10]
 Spiritual [QS. Al-Baqarah (2) : 222], “Kebersihan
itu adalah separuh dari iman.” (Hadits riwayat
Muslim) “Terangilah rumahmu dengan shalat dan
membaca Al-Qur`an.” (Al-Hadits)
19
 Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi
sikap dan perilaku manusia termasuk persepsinya
terhadap sehat-sakit. Manusia sebagai mahluk sosial
mempunyai hubungan yang dinamis dengan
lingkunganya serta tidak dapat dipisahkan dari
lingkungannya tersebut.

 Islam memandang lingkungan sebagai sesuatu rahmat


yang diperuntukkan bagi manusia yang harus
senantiasa dijaga, dipelihara dan dilestarikan untuk
kemakmuran dan kesejahteraan manusia baik individu
, kelompok dan masyarakat sebagai sarana
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
20
Sehat & sakit dalam Pandangan
Al – Qur’an
َ‫)َفَاستَ َجبنَا‬٨٣( ‫ين‬ ََ ‫اح ِم‬ َّ ََ‫ض َُّرَ َوأَنتَََأَر َحم‬
ِ ‫الر‬ ُّ ‫يَال‬ َّ ‫وبَإِذََنَادَىَ َربَّهََأَنِيَ َم‬
ََ ِ‫سن‬ ََ ُّ‫َوأَي‬ 
َ‫لَهَ َفَ َكشَفنَا َ َما َبِ َِه َ ِمنَ َضرَ َ َوآتَينَاهَ َأَهلَهَ َ َو ِمثلَهمَ َ َمعَهمَ َ َرح َمةَ َ ِمنَ َ ِعن ِدنَا‬
)٨٤( ‫ِين‬ ََ ‫َوذِك َرىَ ِللعَا ِبد‬

“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya:


“(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit
dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara
semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan
seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada
padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya,
dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu
rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi
semua yang menyembah Allah”. (QS al-Anbiyâ’, 21: 83-84)
Lanjutan …
Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi
Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit,
kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari
seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya
yang tidak tertimpa penyakit, karena dua
organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik
dan digunakan oleh Nabi Ayyub a.s. untuk
berdzikir dan memohon keridhaan Allah,
dan Allah pun mengabulkan doanya, hingga
akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan
dikembalikan harta dan keluarganya.
SEHAT DAN KESEHATAN
 “ Ya Allah , ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat. Serta peliharalah kami dari siksa api
neraka” [Al-Baqarah (2) :201].
Islam mendorong ummat manusia yang beriman untuk mencapai
sesuatu yang baik bagi mereka didunia dan di akhirat.
 Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan ilmu dan amal saleh
dan sebagai prasyarat yang harus dimiliki adalah sehat
/kesehatan.

23
 Manusia yang sehat adalah manusia yang sejahtera dan
seimbang secara berlanjut dan penuh daya mampu.
 Dengan kemampuannya itu ia dapat menumbuhkan dan
mengembangkan kualitas hidupnya seoptimal mungkin.
 Memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memfungsikan
dirinya sebaik mungkin untuk beramal sholeh dan beribadat
serta menjadi rahmat bagi lingkungannya.

24
UPAYA KESEHATAN
 Dalam Al-Qur`an maupun hadist, telah diperingatkan akan
pentingnya memperhatikan kesehatan baik dalam konteks
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Beberapa dalil sebagai landasan upaya kesehatan adalah :
1) Upaya promotif (QS: Al-Baqarah (2): 95 ).
“Ada dua kenikmatan yang sering dilalaikan orang, yaitu
sehat dan waktu senggang”.( HR. Bukhori dan Muslim )

Berdasarkan dalil tersebut di atas maka manusia dilarang


merusak diri baik jasmani maupun rohani, dalam arti manusia
wajib memelihara kesehatan dan meningkatkannya.. Dan
uraian hadist tersebut dapat dipahami, janganlah kita
mengabaikan kesehatan dan waktu senggang.
25
2) Upaya Preventif [QS. At-Tahrim (66):6 ]
Berkaitan dengan upaya preventif dalam Al-Quran dan Al-
Hadist dijelaskan sebagai berikut.
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu
dari siksa api neraka…….”

“Perhatikanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara,


yaitu :1. Masa hidupmu sebelum datang ajalmu, 2. Masa
sehatmu sebelum datangnya sakit. 3. Masa lapangmu
sebelum datangnya sempitmu, 4. Masa mudamu sebelum
datangnya masa tua dan 5. Masa kayamu sebelum
datangnya miskin.” (HR. Ahmad dan Baihaqi).

“Jika kamu mendengar berita ada wabah penyakit disuatu


daerah, maka janganlah memasuki daerah itu. Dan jika
kamu berada didalamnya, janganlah kamu keluar dari
daerah itu.” (Al Hadits)
26
3) Upaya kuratif [QS. Asy-Syuara (42) : 80 ]
“Berobatlah kamu wahai manusia, karena
sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu
penyakit tanpa menurunkan obatnya, kecuali
penyakit tua (mati)” (HR. Ashabus Sunan)

4) Upaya rehabilitatif [ QS. Ar-Ra`du (13) :11]


“Berbuatlah untuk bekal duniamu seakan-akan
engkau akan hidup selamanya-lamanya dan
beramllah untuk bekal akheratmu seakan-akan
engkau mati besok pagi.” (Al Hadist)
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada
wajahmu dan hartamu, tetapi ia melihat hatimu
dan amalmu”. (Al Hadist)
27
 Dapat disimpulkan bahwa manusia harus memelihara keseimbangan antara
kehidupan duniawi dan ukhrowi, antara jasmani dan rohani serta perlu
adanya usaha pemulihan yang didasari niat yang sungguh-sungguh dan
bekerja keras.

28
KEPERAWATAN

 Manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan


profesional dan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada keimanan,
keilmuan dan amal serta kiat keperawtan berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang kompehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus
kehidupan manusia

29
 Keperawatan merupakan manifestasi dari fungsi
manusia sebagai kholifah dan hamba Allah dalam
melaksanakan kemanusiaaannya.
 Keunikan manusia harus didekati dengan silaturahmi
(interpesonal)
 Didasari iman, ilmu dan amal
 Perawat dituntut untuk memiliki kemampuan
intelektual, tehnikal, interpersonal dan amar ma’ruf
nahi munkar

30
SEKIAN & TERIMA KASIH

31

Anda mungkin juga menyukai