Anda di halaman 1dari 3

1.

Melayu

suku melayu adalah nama yang menunjuk pada suatu kelompok yang ciri utamanya adalah
penuturan bahasa Melayu. Suku Melayu bermukim di sebagian besar Malaysia, pesisir timur
Sumatera, sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, serta pulau-pulau kecil yang
terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. Di Indonesia, jumlah suku Melayu
sekitar 15% dari seluruh populasi, yang sebagian besar mendiami propinsi Sumatera
Utara,Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,dan Kalimantan
Barat. Meskipun begitu, banyak pula masyarakat Minangkabau, Mandailing, dan Dayak
yang berpindah ke wilayah pesisir timur Sumatra dan pantai barat Kalimantan, mengaku
sebagai orang Melayu.
Di Sumatera Utara suku Melayu terdapat di Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli
Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat.

2. Batak Karo

Suku Karo adalah suku yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia.
Suku ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatera Utara. Nama suku ini
dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran
tinggi Karo) yaitu Tanah Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo
atau Cakap Karo.

3. Batak Toba :

Batak Toba merupakan sub atau bagian dari suku bangsa Batak. Suku Batak Tobameliputi
Kabupaten Toba Samosir sekarang yang wilayahnya meliputi Balige, Laguboti, Parsoburan,
dan sekitarnya.

4. Batak Mandailing/Angkola

Suku Mandailing merupakan nama suku bangsa yang mendiami Kabupaten Mandailing
Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan sebagian
Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sebagian pihak mengatakan bahwa
Mandailing merupakan bagian dari Suku Batak. Namun pihak lainnya berpendapat bahwa
Mandailing merupakan kelompok masyarakat yang berbeda. Hal ini terlihat dari perbedaan
sistem sosial, asal usul, dan kepercayaan.

5. Batak Pesisir
Suku Batak Pesisir disebut juga sebagai suku Pasisi atau suku Pesisi, adalah salah satu
suku yang terdapat di kota Sibolga dan Tapanuli Tengah. Masyarakat suku Batak Pesisir ini,
hidup di sepanjang pesisir pantai sebelah barat Sibolga dan Tapanuli Tengah.

Suku Batak Pesisir ini sebenarnya berawal dari suku Batak Toba, Mandailing dan Angkola
yang telah menetap di Sibolga dan Tapanuli Tengah, sejak beratus-ratus tahun yang lalu.
Setelah sekian lama terjadi pembauran dari ketiga suku Batak ini, maka datanglah imigran
lain yang berasal dari Minangkabau dan Melayu dari pesisir Timur Sumatra, lalu terjadi
perkawinan-campur di antara ke 5 suku bangsa ini. Dari percampuran ke 5 suku bangsa ini
lah terbentuk suatu komunitas yang disebut sebagai suku Pesisir. Pada awalnya mereka
berbicara menggunakan bahasa Batak, tetapi setelah berabad-abad tercampur dengan
budaya Minang dan Melayu, maka akhirnya bahasa merekapun berubah dan berganti
menjadi bahasa Pesisir, seperti yang mereka ucapkan sehari-hari saat ini.
Adat dan kebudayaan yang diamalkan oleh suku Batak Pesisir ini, lebih banyak
dipengaruh oleh budaya Melayu. Pada awalnya suku Batak Pesisir ini lebih suka kalau
disebut sebagai orang Melayu Pesisir saja, tetapi belakangan ini, tidak sedikit dari mereka
yang tidak menolak disebut sebagai suku Batak Pesisir. Bahkan belakangan ini sebagian
dari masyarakat suku Pesisir ini mulai mencantumkan kembali marga-marga lamanya
seperti Pohan, Siregar, Sitompul, Tanjung, Pasaribu dan lain-lain.

6. Simalungun

Suku Simalungun atau juga disebut Batak Simalungun adalah salah satu suku asli dari
provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yang menetap di Kabupaten Simalungun dan
sekitarnya. Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur suku ini berasal dari daerahIndia
Selatan. Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Marga asli
penduduk Simalungun adalah Damanik, dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, Sinaga, dan
Purba. Kemudian marga marga (nama keluarga) tersebut menjadi 4 marga besar di
Simalungun.
Orang Batak menyebut suku ini sebagai suku "Si Balungu" dari legenda hantu yang
menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut, sedangkan orang Karo menyebutnya
Timur karena bertempat di sebelah timur mereka.

7.Pakpak

Suku Pakpak adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Pulau Sumatera Indonesia
dan tersebar di beberapa kabupaten/kota diSumatera Utara dan Aceh, yakni di Kabupaten
Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah
(Sumatera Utara), Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam (Provinsi Aceh).
Suku Pakpak terdiri atas 5 subsuku, dalam istilah setempat sering disebut dengan istilah
Pakpak Silima suak yang terdiri dari :
-Pakpak Klasen (Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah, Sumatera
Utara)
-Pakpak Simsim (Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara)
-Pakpak Boang (Kabupaten Singil dan kota Sabulusalam-Aceh)
-Pakpak Pegagan (Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)
-Pakpak Keppas (Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

8.Nias
Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya,
orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia)
dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah).
Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang
masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi
kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam
budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar
yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. Kasta : Suku Nias
mengenal sistem kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah
"Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar
dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama
berhari-hari.

Anda mungkin juga menyukai