Anda di halaman 1dari 12

Nama : Kamaruddin

Nim : B1A119229

Kelas : Alih Jenjang 02

INTERAKSI HEREDITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PENYAKIT

I. PENDAHULUAN

Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit yang disebabkan

oleh karena ada perubahan struktur dan fungsi sel dan jaringan tubuh. Patologi

mempunyai tujuan utama yaitu mengidentifikasi penyebab sebuah penyakit

sehingga akan memberikan petunjuk pada program pencegahan, pengobatan

dan perawatan terhadap penyakit yang diderita pasien (Sriyanti cut, 2016).

Secara harfiah patologi adalah ilmu (logos) tentang penderitaan (Pathos).

Patologi adalah disiplin ilmu yang menjembatani praktik klinis dan ilmu dasar,

dan mencakup penelitian tentang penyebab suatu penyakit (Etiologi) serta

mekanisme (Patogenesis) yang menyebabkan munculnya tanda dan gejala pada

pasien (Kumar vinay.,dkk, 2007).

Ilmu patologi berkembang sejak seorang ahli patologi yang bernama

Rudolf Virchow (1821-1902) menemukan bahwa bagian terkecil yang

membentuk tubuh manusia adalah sel. Patologi bertujuan untuk

mengidentifikasi penyebab sebuah penyakit sehingga akan memberikan

petunjuk pada program pencegahan, pengobatan dan perawatan terhadap suatu

penyakit yang diderita pasien (Sriyanti cut, 2016).


Sebagai contoh yaitu sel saluran pencernaan yang mengalami perubahan

karena sering terpapar zat karsinogen yang terdapat dalam makanan yang

dikonsumsi pasien setiap hari, kondisi seperti ini menyebabkan terjadinya

perubahan struktur sel di colon dan akibatnya terbentuklah neoplasma yang

kita kenal yaitu kanker colon. Dengan demikian bila terjadi kelainan struktur

sel, organ atau jaringan maka akan terjadi perubahan atau gangguan fungsi sel,

organ atau jaringan tersebut (Sriyanti cut, 2016).

II. TUJUAN DAN CAPAIAN

1. Memahami Faktor ekstrinsik

2. Memahami Faktor intrinsik

3. Memahami interaksi antar faktor ekstrinsik dan intrinsik

4. Memahami tentang gen dan terminologi genetik

5. Memahami tentang variasi genetik

6. Memahami tentang konsep mendelian

III. TELAAH DAN LITERATUR

A. Faktor ekstrisik
Faktor ekstrinsik atau eksternal adalah faktor yang terdapat diluar
individu. Sebagai contoh, faktor-faktor seperti asap rokok , regimen diet,
obat, dan pajanan kepolutan diketahui ikut berperan dalam timbulnya
penyakit. Seberapa besar seseorang memiliki kendali atas faktor-faktor ini
bervariasi, berkisar dari kemungkinan control total terhadap diet sampai
control minimal terhadap polutan yang terdapat di air. Selain itu, seberapa
besar masing-masing faktor berperan dalalm pembentukan dan
perkembangan penyakit juga bervariasi. Sebagai contoh, makanan-
makanan rendah lemak membantu mencegah penyakit jantung, tetapi
makanan saja bukan satu-satunya predictor timbulnya penyakit, dan
mengonsumsi makanan rendah lemak saja tidak mencegah semua kasus
penyakit jantung. Jelaslah, setiap orang akan berespon secara berbeda
terhadap tipe diet ini tergantung pada kontribusi intrinsic masing-masing.

B. Faktor intrinsik

Faktor intrinsik atau internal adalah faktor-faktor yang terdapat


didalam masing-masing orang dan jarang berada dibawah control orang
yang bersangkutan. Faktor-faktor ini mencakup usia, jenis kelamin dan
tinggi badan. Serupa dengan faktor ekstrinsik, kontribusi masing-masing
faktor bervariasi. Mungkin faktor intrinsik yang paling signifikan adalah
susunan genetik masing-masing orang (gene pool) yang diterima pada saat
konsepsi menimbulkan pengaruh yang kuat pada pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Walaupun tidak semua penyakit bersifat genetik
perse, namun pada tahap tertentu semua penyakit pada manusia di
pengaruhi oleh genom. Sebagai contoh seseorang mungkin mengidap sakit
akibat suatu infeksi yag ditularkan melalui udara (Faktor ekstrinsik) yang
tampaknya bukan penyakit genetik, namun susunan genetik orang tersebut
akan sangat menentukan respon imun terhadap ancaman mikroorganisme
tersebut.

C. Interaksi antara faktor ektrinsik dan intrinsik

Mengetahui definisi sejumlah istilah kunci yang berkaitan dengan

penyakit merupakan hal yang esensial. Kaitanya congenital mengacu pada

penyakit atau anomali yang terdapat sejak lahir, penyakit herediter

mengacu pada penyakit yang secara genetis diwarisi dari salah satu orang

tua dan penyakit pamilial adalah penyakit yang mengenai anggota

keluarga yang sama tanpa harus bersifat herediter.


Dengan pengecualian kecelakaan seperti lalu lintas, sebagian besar

penyakit manusia disebabkan oleh interaksi antara faktor ekstrinsik dan

faktor intrinsik. Interaksi ini membentuk suatu kelanjutan, dengan

sebagian penyakit terutama disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan

demikian sebaliknya. Sebagai contoh, walaupun kontribusi genetic

terhadap kanker paru masih belum jelas sampai saat ini, merokok adalah

suatu prediktor dan faktor resiko yang sudah terbukti untuk proses

penyakit ini. Sebaliknya, walaupun faktor ekstrinsik dapat mempengaruhi

keparahan trisomi 21 (Sydrom down) namun penyakit ini disebabkan oleh

adanya sebuah kromosom 21 ekstrak . kontribusi susunan genetik disebut

sebagai heretabilitas penyakit. Memahami hubungan dan kontribusi faktor-

faktor ini memungkinkan kita memberikan pengobatan yang sesuai dan

merancang strategi untuk mencegahnya. Namun, masih banyak yang

belum diketahui tentang kontribusi faktor-faktor ini pada sebagian besar

penyakit. Interaksi faktor-faktor ini mengaris bawahi perlunya dokter

memperoleh riwayat kesehatan keluarga yang akurat dan lengkap, serta

rinci yang akurat mengenai riwayat atau aktivitas sosial dan lingkungan.

D. Gen dan terminologi penyakit

Genom manusia terdiri dari 3 milyar nukleotida persel. Gen adalah

suatu unit transkripsional, suatu bagian dari DNA yang akan ditranskipkan

untuk menghasilkan RNA. Sebagian besar transkip RNA di translasikan

menjadi protein. Gen-gen yang akhirnya ditranslasikan menjadi protein

disebut gen fungsional.


Untuk memahami genetik klinik, pembaca harus terbiasa dengan beberapa

istilah kunci. Istilah lokus mengacu kepada lokasi sebuah gen di

kromosom. Untuk semua orang, sebuah gen dalam keadaan normal

ditemukan dilokus yang sama dari suatu kromosom. Namun, apabila gen-

gen dari berbagai orang diperbandingkan, maka salinan dari gen tertentu

kemungkinan besar memiliki rangkaian nukleotida yang sedikit berbeda.

Rangkaian-rangkaian yang berbeda ini disebut alel . Polimorfisme

didefinisikan sebagai suatu alel bersama yang terdapat pada satu persen

atau lebih populasi. Apabila seseorang memiliki alel yang sama pada

sepasang kromosom, maka ia dikatakan homozigot, dan seseorang yang

alelnya berbeda dimasing-masing kromosom disebut heterezigot.

Genotipe adalah representasi alel yang sebenarnya bagi seseorang,

baik dilokus tertentu maupun genom keseluruhan. Fenetip mengacuh

kepada ciri khas yang sebenarnya diamati sebagai hasil genotipe. Sebagai

contoh, seorang pasien memiliki 2 varian alelik di lokus tertentu dilokus

tertentu : alel “B” di salah satu pasangan kromosom dan alel “b”

dipasangan yang lain. Genotype orang ini untuk lokus tertentu tersebut

adalah Bb. Ia adalah heterozigot untuk lokus tertentu. Misalnya “B”

menyebabkan mata berwarna cokelat dan “b” menyebabkan warna mata

biru dan bahwa “B” adalah alel dominan, maka ia akan secara fenotipe

mengekspresikan sifat fisik mata cokelat yang dominan, walaupun

genotipnya mengandung satu alel mata biru (“b”) contoh ini


mengambarkan kenyataan bahwa genotipe tidak selalu berkorespondensi

dengan fenotipe.

E. Variasi genetik
Terdapat variasi ginetik yang cukup besar. Ketidak miripan ini

mudah terlihat hanya dengan mengamati orang-orang dan melihat ciri fisik

yang beragam dan khas. Dengan pengecualian kembar identik, tidak ada

dua manusia yang benar-benar sama yaitu tidak ada dua manusia yang

sama-sama memiliki genom identik. Variasi ginetik ini dapat

menghasilkan sifat yang tidak membahyakan misalnya variasi warna

rambut, atau menyebabkan kerugian misalnya penyakit, variasi adalah

hasil dari perubahan di DNA, suatu fenomena yang dikenal sebagai

mutasi. Mutasi jarang dijumpai dan terjadi pada kurang dari 1% populasi.

Mutasi umunya mengubah ekspresi suatu gen.

Diperkirakan bahwa sebuah mutasi terjadi dengan kecepatan satu

per sel per pembelahan sel. baik sel somatik maupun sel germinativum

dapat terkena. mutasi dapat mengenai genom keseluruhan sebuah

kromosom tertentu atau sebuah gen.trisomi 21 adalah salah satu contoh

yang mengenai genom keseluruhan. Akibat kromosom 21 yang tidak

membelah saat pembelahan sel hampir semua sel tubuh memiliki

tambahan kromosom 21 (47 kromosom di setiap sel). Sel yang tidak

memiliki kelipatan 23 kromosom memperlihatkan aneuploidi. Monosomi

(tidak adanya sebuah kromosom) dan trisomi (penambahan sebuah

kromosom) adalah suatu keadaan aneuploidi. Sebuah kromosom juga


dapat mempertukarkan sebagian bahan ginetik dengan kromosom lain

yang bukan pasangan (nonhomolog). Pertukaran ini disebut sebagai

translokasi. Salah satu contoh traslokasi yang umum adalah traslokasi

antara kromosom 9 dan 22 yang dikenal sebagai kromosom Philadelphia

(Ph1) yaitu sebagian dari kromosom 9 berpindah ke kromosom 22

demikian sebaliknya. Kromosom yang mengalami traslokasi ini berkaitan

dengan leukemia. Sekitar 70% sampai 90% pengidap leukemia

mielogenosa kronik (LMK) memperlihatkan traslokasi ini. Informasi

ginetik dapat ditambahkan kesebuah kromosom (insersi),dieksisi dari

sebuah kromosom (delesi) dan disusun ulang (inverse). Sebuah gen juga

dapat mengalami mutasi nukleotida lain dapat mengatikan sebuah

pasangan basa. Makna suatu mutasi terutama ditentukan oleh efeknya pada

prouk protein yang dihasilkan.

Rangkaian asam amino yang terbentuk dari traskrip mRNA asli

adalah metionin-prolin-lisin-valin-STOP. Subtansi sebuah pasangan basa

dapat menyebabkan mutasi nonsense kodon berhenti yang muncul

premature atau hilang nya kodon berhenti. Pada contoh ini rangkaian asam

amino terhenti terlalu dini dan protein menjadi lebih pendek. Subtansi satu

pasangan basa juga dapat mengubah satu asam amino menjadi asam amino

lain.mutasi missense mengacu kepada mutasi yang mengubah rangkaian

asam amino semula. Istilah mutasi titik mengacu kepada semua subtitusi

satu pasangan basa ini. Makna mutasi semacam ini bergantung pada

bagaimana protein yang terbentuk terpengaruh. Perubahahan urutan asam


amino tanpa menimbulkan efek yang bermakna dapat terjadi apabila asam

amino yang bersangkutan tidak penting dalam menentukan bentuk atau

fungsi protein.

Apabila terjadi penambahan atau pengurangan sebuah nukleotida

maka terjadi pergeseran kodon-kodon. Terjadi mutasi frameshif setiap kali

terjadi insersi (penambahan) atau delesi (pengurangan) yang bukan

kelipatan tiga sebuah nukleotida G ditambahkan keuntaian asli diposisi

nukleotida keempat. Rangkaian asam amino berbeda dari rangkaian asli

seolah–olah pembacaan naskah bergeser satu atau dua nukleotida. Mutasi

frameship selalu bermakna secara klinis karena menghasilkan protein yang

sama sekali berbeda.

Terdapat banyak jenis mutasi sebagai contoh mencakup duplikasi

gen keseluruhan dan peningkatan jumlah pengulangan nukleotida didalam

gen. mutasi terjadi melalui sejumlah mekanisme dari kesalahan replikasi

DNA yang tidak dikoreksi sampai pengaruh eksogen (eksternal) misalnya

merokok, sinar ultraviolet atau infeksi virus.

F. Konsep mendelian

Gregor mendel (1822-1884) merupakan bapak ginetika yang

mengemukakan prinsip yang berlaku pada gen-gen manusia:

1) Prinsip pemisahan. Organisme yang mampu melakukan reproduksi

memiliki sepasang kromosom yaitu dua untuk setiap gen satu dari ayah

dan satu dari ibu. Selama reproduksi hanya salah satu dari dua gen

tersebut diwariskan ke keturunannya.


2) Prinsip independent assortment. Gen-gen didua lokus yang berbeda

terdistribusikan ke anak-anak mereka tanpa bergantung satu sama lain.

Secara klinis prisip-prinsip ini mengisyaratkan bahwa setiap orang tua

mewariskan salah satu dari setiap pasangan kromosom kepada

keturunan mereka dan kromosom mana yang diterima oleh anak-anak

mereka bersifat acak dan independent. Pemisahan acak gen-gen ini

dapat diperkirakan dan dinyatakan sebagai probabilitas serta dapat

dipahami secara visual dengan menggunakan bagan punnett.

Bagan punnet juga dapat digunakan untuk memperkirakan

probabilitas pemisahan untu gen-gen yang terletak di kromosom X.

Dengan mengigat bahwa perempuan memiliki dua kromosom X (XX)

sedangkan laki-laki hanya memiliki satu (XY) maka selama pembelahan

sel kromosom Y bertindak sebagai kromosom homolog bag X. apabila

sebuah gen kromosom di X memiliki dua alel B dan b maka perempuan

dapat bersifat homozigot atau heterozigot untuk alel ini, sedangkan laki-

laki akan hemizigot (memiliki satu salinan gen) karena ia hanya memiliki

satu kromosom X apabila seseorang perempuan yang heterozigot untuk

gen ini (XB Xb) kawin dengan seseorang laki-laki yang memiliki satu

salinan gen resesif (XbY) maka perempuan tersebut akan menyumbangkan

alel B atau b kepada masing-masing anaknya pihak laki-laki hanya dapat

menyumbangkan alel b apabila ia wariskan kromosom X dan ia

menyumbangkan kromosom Y anak perempuan dapat bersifat homozigot

atau b (Xb Xb) atau (XbY) karena hemizigot ini, maka fenotip laki-laki
akan berkorespodensi dengan genotip kromosom X nya karena itu laki-

laki lebih sering terkena penyakit genetik yang terkait X.

Alel yang diekspresikan apabila ada di genotipe yang hanya

terdapat dalam satu salinan alel dianggap sebagai dominan dan umumnya

dinyatakan dengan huruf besar. Sebagian besar alel dominan biasanya

mengkode atau memiliki sifat yang positif sifat ini juga dapat

memperlihatkan kondominasi seperti pada kasus golongan darah ABO

dengan alel A maupun alel B di ekspresikan sebagai fenotip. Individu yang

heterozigot untuk sifat-sifat resesif disebuat carrier (pembawa sifat) karena

mereka membawa mutasi tanpa mengekspresikannya. Agar mutasi dapat

dieskpresikan maka harus terdapat kedua salinan alel resensif pada contoh

sebelumnya individu dengan genetipe AA jelas akan mengekspresikan

fenotipe dominan individu heterozigot (Aa) juga mengekspresikan

fenotipe dominan hanya dengan individu genotipe aa yang

mengekspresikan sifat resesif (a) prinsip ini berlaku pada sifat fisik

manusia maupun penyakit.

Silsilah adalah alat visual untuk meneliti hubungan suatu penyakit

atau sifat diantara anggota keluarga. Alat yang sering digunakan ini adalah

representasi visual riwayat medis keluarga dan mencerminkan fenotipe

anggota-anggota keluarga. Pengamatan terhadap silsilah adalah kunci

untuk menentukan bagaimana suatu sifat atau penyakit diwariskan .


IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai