Anda di halaman 1dari 16

Agama Islam

Jassen Devito Irdhista Sugiharto

Vitan Muhamat Taufik


Pembahasan

Pengertian Islam
Secara Umum Definisi atau pengertian Islam adalah suatu agama yang ada dimuka bumi
dengan ajarannya yang berupaya mengimani satu Tuhan yaitu Allah SWT melalui Nabi
Muhammad S.A.W yang bertugas menyampaikan ajaran Allah kepada umatnya di dunia.

Islam merupakan agama yang mempunyai lebih dari 1 miliar orang pengikut yang ada di
seluruh dunia. hal ini menjadikan Islam sebagai agama terbesar yang kedua setelah agama
Kristen di dunia barat.

Islam mempunyai arti penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Pengikut ajaran
agama Islam disebut sebagai muslim yang bermakna seseorang yang tunduk pada Tuhan.

Sebutan bagi kaum laki laki adalah muslimin, sedangkan bagi kaum perempuan adalah
muslimat. Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa Allah SWT menurunkan firman-Nya
dan KalamNya kepada manusia melalui utusannya yaitu Nabi dan Rasul serta menyakini
dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan sekaligus rasul
terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah SWT.

Menurut Kitab Arba’in Annawawiyah, Islam adalah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT
dan Muhammad SAW itu utusan Allah SWT, dan mendirikan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa di bulan suci Ramadhan, dan pergi berhaji ke Baitullah apabila engkau mampu
untuk melakukannya. Sedangkan menurut Mabadi Fiqih, Islam adalah suatu agama yang
diturunkan oleh Allah melalui utusanNya yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi
manusia dan sebagai kebahagiaan bagi manusia.

1. Menurut Bahasa
Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab, Islam merupakan mashdar
dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya taat, tunduk, patuh, berserah diri kepada
Allah. Sedangkan jika dilihat dari asal katanya maka Islam berasal dari kata assalmu, aslama,
istaslama, saliim, dan salaam. Pengertian lengkapnya sebagai berikut:
- Assalmu artinya damai, perdamaian. Islam adalah agama yang damai dan setiap muslim
hendaknya menjaga perdamaian.
- Aslama artinya taat, berserah diri. Seorang muslim hendaknya  berserah diri pada Allah
dan mengikuti ajaran Islam dengan taat.
- Istaslama artinya berserah diri.
- Saliim artinya bersih dan suci. Ini merupakan gambaran dari hati seorang muslim yang
bersih, suci, jauh dari sifat syirik atau menyekutukan Allah.
- Salaam artinya selamat, keselamatan. Islam adalah agama yang penuh keselamatan. Jika
seorang muslim menjalankan ajaran Islam dengan baik, maka Allah akan senantiasa
menyelamatkannya baik di dunia maupun akhirat.

2. Pengertian Islam menurut AlQuran


Kata Islam sebagai agama disebut dalam Alquran dalam surah Al Maidah ayat 3, yang
artinya:
"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu."
Kemudian dalam surah Ali Imran ayat 9 yang artinya:
"Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam."
Lalu disebutkan pula dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya:
"Dan siapa saja yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."

3. Pengertian Menurut Hadits


Dalam Hadits, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadits tersebut terkenal sebagai
hadits Jibril. Karena saat itu, malaikat Jibril dengan wujud laki-laki datang dan menemui
Rasulullah. Malaikat Jibril yang bertanya tentang Islam dan meminta penjelasan pada
Rasulullah, sebagai berikut:
Dari Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu berkata,
"Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul
seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya tidak
terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di antara kami yang
mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia menempelkan lututnya ke lutut Nabi
SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi.
Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW menjawab:
Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Bitullah jika engkau mampu
melaksanakannya." (HR. Muslim)

4. Pengertian Islam Menurut Ulama dan tokoh Muslim


- Umar bin Khattab:
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, agama islam
meliputi akidah, syariat, dan akhlak.
- Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at Tawaijiri:
Islam adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan cara
mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh ketaatan dan
keikhlasan.
- Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab:
Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakan-Nya, tunduk serta patuh
kepada Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan yang syirik
serta para pelakunya.
- Hasan Al Basri:
Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap muslim merasa selamat dari
gangguan.
- Mustafa Abdur Raziq:
Islam adalah agama (ad din) peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-
kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan keadaan suci, artinya bisa
membedakan mana yang halal dan haram, yang dapat membawa dan mendorong umat
untuk menganutnya untuk menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.
- Gaffar Ismail:
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berisi kelengkapan dari
pelajaran-pelajaran meliputi kepercayaan, seremoni peribadatan, tata tertib
penghidupan abadi, tata tertib pergaulan hidup, peraturan-peraturan Tuhan, bangunan
budi pekerti yang utama dan menjelaskan rahasia kehidupan yang kedua (akhirat).
-Syaikh Mahmud Syaltut:
Islam itu agama Allah yang diperintahkannya untuk mengajarkannya tentang pokok-
pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi Muhammad dan menugaskannya untuk
menyampaikan agama tersebut kepada seluruh umat manusia dan mengajak mereka
untuk memeluknya.
Karakteristik Agama Islam
1. Islam Merupakan Agama Yang Sempurna

Islam dikenal dengan agama yang sempurna, yaitu sempurna dalam mengatur segala bidang
termasuk di dalamnya

 Hubungan manusia dengan Allah SWT (hablumminallah),


 Hubungan manusia dengan sesama manusia (hablumminannas),
 Hubungan manusia dengan alam sekitarnya (hablumminalalam).

Islam juga mengatur segala aspek, mulai dari hal kecil sampai hal besar dalam kehidupan
sehari-hari contohnya rukun-rukun, doa-doa di setiap melakukan aktivitas seperti ketika
makan, bersih-bersih, bersuci, yang mana tidak ada agama lain yang mengatur hal tersebut
selain Islam.

2. Islam sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin

Salah satu karakter agama Islam yang lain yaitu Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin
atau rahmat untuk seluruh alam. Artinya bahwa kehadiran Islam di dunia membawa rahmat,
keberkahan, kedamaian, dan keadilan bagi seluruh manusia di bumi. Tanda-tanda Islam
sebagai rahmatan lil’alamin yaitu:

1. Orang lain ikut menikmatinya. Menikmati kebenarannya dan kebaikannya walaupun


mereka non muslim.
2. Orang lain terangkat martabatnya. Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi
kebenaran turut mengangkat martabat orang-orang yang berada di sekitarnya.
3. Orang lain merasakan faedahnya. Kemajuan yang diraih umat Islam terasa
manfaatnya oleh orang non muslim.
4. Siapapun sangat membutuhkannya. Islam tidak eksklusif hanya untuk umat Islam
sendiri tapi seluruh manusia di muka bumi.
5. Tak satu pun orang yang merasa tidak terbantu olehnya. Keagungan Islam yang
membawa kebaikan turut membantu siapa saja.

3. Islam Merupakan Agama Tauhid

Kata tauhid merupakan konsep dalam Islam yang mempertegas keesaan Allah, atau
mengakui bahwa tidak ada satupun yang setara dengan Dzat, Sifat, dan Asma Allah.

Tauhid dapat dipecah dalam 3 aspek yaitu

1. Bertauhid dalam kekuasaan Allah (rububiyyah),


2. Ibadah (uluhiyyah) dan
3. Dalam nama dan sifat Allah (Asma wa Sifat).
4. Islam sebagai Agama yang mengajarkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Yaitu menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan buruk

Karakteristik Agama Islam Menurut Al-Qur’an

Karakteristik agama islam menurut Al-Qur’an ada beberapa yang harus kita ketahui
diantaranya:

1. Ketuhanan atau Rabbaniyah: Yaitu ajaran yang sumbernya dari Allah SWT bukan dari
manusia.
2. Kemanusian atau Insânîyyah: yaitu Semua tuntunannya sesuai dengan fitrah
manusia. Pengaturan yang dilakukan bertujuan untuk menjaga agar fitrah tidak
membawa pada runtuhnya nilai kemanusiaan, namun tidak berlawanan.
3. Realistis atau Al-Waqi’îyyah: Yaitu ajarannya dapat diamalkan oleh semua manusia,
terlepas dari status sosial dll.
4. Ketercakupan semua aspek atau Asy-Syumûl: Yaitu Ajarannya menyangkut segala
aspek kehidupan.
5. Tidak memberatkan atau ‘Adam Al-Haraj: Yaitu Islam bertujuan menyelamatkan
manusia, bukan memberatkannya.
6. Moderasi atau Al-Wasathîyyah: Yaitu tuntunannya bersifat
pertengahan. Menjadikan kehidupan dunia untuk kebahagiaan akhirat.
7. Kejelasan atau Al-Wudhûh: Yaitu ajarannya jelas dan logis. Tidak ada yang
bertentangan dengan akal.
8. Penahapan dan Keberangsuran atau At-Tadarruj: Yaitu ajaran Islam diturunkan
secara bertahap. Diawali dengan hal yang berkaitan dengan akidah lalu persoalan
hukum.
9. Sesuai dengan semua tempat dan situasi atau Al-Khair, nilai-nilai universal, yaitu
prinsip dan ketentuan berkaitan dengan fitrah dan keperluan tetap manusia, contoh
kasih sayang orangtua, kebutuhan akan makanan, dan pakaian.
10. Sedikitnya tugas-tugas keagamaan atau Qillat At-Taklîf: Yaitu islam tidak membebani
manusia dengan tugas yang berat dan banyak. Semua disesuaikan dengan
kemampuan manusia itu sendiri.

Karakteristik Islam di Bidang Ilmu dan Budaya


Kebudayaan dalam arti sederhana yaitu merupakan hasil cipta manusia dengan
menggunakan dan mengerahkan segenap potensi lahir batin yang dimilikinya.
Di dalamnya terdapat pengetahuan, keyakinan, seni, moral, dan adat istiadat. Kebudayaan
bisa dipakai untuk memahami agama yang tampil dalam tatanan empiris atau agama yang
tampil dalam bentuk formal yang menggejala di masyarakat.

Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersifat selektif, yaitu tidak
begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan Islam.

Islam merupakan sebuah paradigm terbuka, islam adalah mata rantai peradaban dunia.
Banyak contoh yang bisa dijadikan bukti tentang peranan Islam sebagai mata rantai
peradaban dan kebudayaan dunia.

Dengan meletakkan agama sebagai sasaran penelitian budaya tidaklah berarti agama yang
diteliti itu merupakan hasil kreasi budaya manusia.

Sebagian agama tetap diyakini sebagai wahyu dari Tuhan, yang dimaksud bahwa
pendekatan yang digunakan disitu adalah pendekatan penelitian yang lazim digunakan
dalam penelitian budaya. Yang termasuk penelitian budaya, contohnya adalah:

1. Penelitian tentang naskah-naskah (filologi),


2. Alat-alat ritus keagamaan,
3. Benda-benda purbakala agama (arkeologi),
4. Sejarah agama,
5. Nilai-nilai dari mitos-mitos yang dianut para pemeluk agama .

Agama dan budaya merupakan dua bidang yang bisa kita bedakan namun tidak bisa
dipisahkan. Agama bersifat mutlak, yaitu tidak akan berubah karena perubahan waktu dan
tempat.

Sedangkan budaya yang berdasarkan agama, bisa berubah dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat. Sebagian besar budaya didasarkan pada agama, tidak pernah sebaliknya.

Oleh karena itu, agama seperti primer dan budaya seperti sekunder. Budaya bisa berupa
ekspresi hidup keagamaan karena budaya sub ordinat terhadap agama dan tidak pernah
sebaliknya Agama pada hakikatnya mengandung dua kelompok ajaran, yaitu:

1. Kelompok Pertama, ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui para Rrosul-Nya
kepada masyarakat manusia. Ajaran dasar ini terdapat dalam kitab – kitab suci dan
ajaran – ajaran itu memerlukan penjelasan, baik mengenai arti dan pelaksanannya.
2. Kelompok kedua, karena merupakan penjelasan dan hasil para pemikiran pemuka atau
ahli agama, pada hakikatnya tidaklah absolute, tidak mutlak benar dan tidak kekal.

Dalam Islam, kelompok pertama terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits mutawatir.
Sedangkan kelompok kedua ini diambil dari penjelasan-penjelasan para pemuka atau ahli
agama tersebut.
Karakteristik Agama Islam Menurut Tokoh Agama

Karakteristik Agama Islam Menurut Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas: “Di antara
karakteristik yang mengokohkan kelebihan Islam dan membuat umat manusia sangat
membutuhkan agama Islam adalah sebagai berikut”

1. Islam datang dari sisi Allah SWT dan sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang
menjadi kebaikan bagi hamba-hamba-Nya.
2. Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir kehidupannya, serta tujuan
manusia diciptakan.
3. Islam adalah agama fitrah. yaitu tidak akan pernah bertentangan dengan fitrah dan
akal pikiran manusia.
4. Islam adalah ilmu syar’i. Ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah,
dan ilmu mengangkat derajat orang-orang yang memilikinya ke derajat yang paling
tinggi.
5. Allah Azza wa Jalla menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi orang
yang berpegang teguh kepada Islam dan menerapkannya dalam kehidupan, baik bagi
perorangan maupun masyarakat.
6. Dalam agama Islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika, karena syari’at
dan dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum bagi segala peristiwa yang tidak
terbatas.
7. Syari’at Islam adalah syari’at yang paling bijak dalam mengatur semua bangsa, paling
tepat dalam memberikan solusi dari setiap masalah, memperhatikan kemaslahatan
dan sangat memperhatikan hak-hak manusia.
8. Islam merupakan agama yang fleksibel cocok untuk semua tempat, zaman, bangsa
dan berbagai macam situasi).
9. Islam merupakan agama cinta, kebersamaan, persahabatan dan kasih sayang sesama
kaum muslim.
10. Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan amal.
11. Islam adalah agama yang sangat jauh dari kontradiksi.
12. Islam itu sangat jelas dan sangat mudah, mudah dipahami oleh setiap orang.
13. Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal soleh.
14. Islam memelihara kesehatan.
15. Islam seiring dengan penemuan ilmiah. Oleh karena itu tidak mungkin penemuan
ilmiah yang benar ber-tentangan dengan nash-nash syari’at Islam yang jelas.
Kerangka Dasar Ajaran Islam
Islam pada hakikatnya adalah aturan atau undang – undang Allah yang terdapat dalam kitab
Allah dan Sunnah Rasul-Nya yang meliputi perintah dan larangan serta petunjuk supaya
menjadi pedoman hidup dan kehidupan umat manusia guna kebahagiaannya di dunia dan
akhirat.

Secara umum aturan itu dibagi menjadi 3 hal pokok, yaitu Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq.

1. Aqidah

Aqidah adalah sistem keyakinan yang mendasari seluruh aktivitas muslim. Ajaran
Islam berisikan tentang apa saja yang mesti dipercayai, diyakini, dan diimani oleh setiap
muslim. Karena agama Islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan kepada Allah
swt, maka aqidah merupakan sistem kepercayaaan yang mengikat manusia kepada Islam.
Seorang manusia disebut muslim jika dengan penuh kesadaran dan ketulusan bersedia
terikat dengan sistem kepercayaan Islam. Karena itu, aqidah merupakan ikatan dan simpul
dasar dalam Islam yang pertama dan utama.

Aqidah dibangun atas 6 dasar keimanan yang lazim disebut Rukun Iman. Rukun iman
meliputi : iman kepada Allah swt, para malaikat, kitab – kitab, para Rasul, hari akhir, dan
Qodlo dan Qodar. Allah berfirman dalam QS.An-Nisa’, ayat 136 yang artinya “ Wahai orang
yang beriman, tetaplah beriman kepaada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang
diturunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar
kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-Nya, hari Kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh- jauhnya”.

Berdasarkan 6 fondasi tersebut, maka keterikatan setiap muslim yang semestinya ada
pada jiwa setiap muslim adalah :

Meyakini bahwa Islam adalah agama yang terakhir, mengandung syariat yang
menyempurnakan syariat – syariat yang diturunkan Allah sebelumnya.

Meyakini bahwa Islam adalah satu- satunya agama yang benar di sisi Allah. Islam dating
dengan membawa kebenarana yang bersifat absolute guna menjadi pedoman hidup dan
kehidupan manusia selaras dengan fitrahnya.

Meyakini bahwa Islam adalah agama yang universal serta berlaku untuk semua manusioa
dalam segala lapisan masyarakat dan sesuai dengasn tuntutan budaya manusia.

2. Syari’ah

Komponen Islam yang kedua adalah syari’ah yang berisi peraturan dan perundang-
undangan yang mengatur aktifitas yang seharusnya dikerjakan manusia. Syari’at adalah
sistem nilai yang merupakan inti ajaran Islam. Syari’ah aatau sistem nilai Islam yang
diciptakan oleh Allah sendiri. Dalam kaitan ini, Allah disebut Syaari atau pencipta hukum.

Sistem nilai Islam secara umum meliputi 2 bidang :

Syari’at yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah (ibadah mahdah /
khusus). Disebut ibadah mahdah karena sifatnya yang khas dan sudah ditentukan secara
pasti oleh Allah dan dicontohkan secara rinci oleh Allah. Dalam konteks ini, syari’at berisikan
ketentuan tentang tata cara peribadatan manusia kepada Allah, seperti kewajiban shalat,
puasa, zakat, haji.

Syari’at yang mengatur hubungan manusia secara horizontal dengan sesama dan makhluk
lainnya ( mu’amalah ). Mu’amalah meliputi ketentuan perundang- undangan yang mengatur
segala aktivitas hidup manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan alam sekitarnya.

Adanya sistem mu’amalah ini membuktikan bahwa Islam tidak meninggalkan urusan dunia,
bahkan tidak pula melakukan pemisahan terhadap persoalan dunia maupuu akhirat. Bagi
Islam, ibadah yang diwajibkan Allah atas hambanya bukan sekedar bersifat formal belaka,
melainkan disuruhnya agar semua aktivitas hidup dijalankan manusia hendaknya bernilai
ibadah. Ajaran ini sesuai dengan ajaran Islam tentang tujuan diciptakannya manusia supaya
beribadah. Allah berfirman dalam QS. Az-Zarariyat, ayat 56

“ Dan tiadalah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya beribadah kepada- Ku “

Hubungan horizontal ini disebut pula dengan ibadah gairu mahdah / umum karena sifatnya
umum, di mana Allah atau Rasul-Nya tidak memerinci macam dan jenis perilakunya, tetapi
hanya memberikan prinsip dasarnya saja.

3. Akhlaq

Akhlaq merupakan komponen dasar Islam yang ketiga yang berisi ajaran tentang
perilaku atau sopan santun. Akhlaq maupun syari’ah pada dasarnya membahas perilaku
manusia, tetapi yang berbeda di antaranya adalah obyek materia. Syari’ah melihat
perbuatan manusia darin segi hukum yaitu : wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram.
Sedangkan aklaq melihat perbuatan manusia dari segi nilai / etika, yaitu perbuatan baik
ataupun buruk.

Akhlaq merupakan sistematika Islam, sebagai sistem, akhlaq memiliki spektrum yang
luas, mulai sikap terhadap dirinya, orang lain, dan makhluk lain, serta terhadap Allah SWT.
Keterkaitan antara Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq

Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran
Islam. ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.

Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen – elemen dasar


keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syari’ah
sebagai sistem nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sdangkan akhlaq
sebagai sistem etika menggambarkan arah dan tujuan yuang hendak dicapai agama. Oleh
karena itu, ketiga komponen tersebut seyogyanya terintegrasi dalam diri seorang muslim.
Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran Islam ibarat sebuah pohon. Akarnya
adalah aqidah, sementar batang, dahan, dan daunnya adalah syari’ah, sedangkan buahnya
adalah aqidah. Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat
yang mendorongnya untuk melaksanakan syari’ah yang hanya ditujukan kepada Allah
sehingga tergambar akhlaq yang terpuji.

Atas dasar hubungan itu, maka :

· Seseorang yang melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi oleh aqidah ,
maka orang itu termasuk dalam kategori kafir.

· Seseorang yang mengaku beraqidah, tetapi tidak mau melaksanakan syari’ah, maka
orang itu disebut fasik.

· Seseorang yang mengaku beraqidah dan melaksanakan syari’ah, tetapi dengan


landasan aqidah yang tidak lurus, maka orang itu disebut munafik.

v Seseorang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi aqidah, maka
perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik adalah
perbuatan yang sesuai dengan nilai- nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu dipandang benar
menurut Allah.

v Perbuatan baik yang didorong oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud pelaksanaan
syari’ah disebut sebagai amal sholeh. Oleh karena itu, dala Al-Qur’an kata amal sholeh selalu
diawali dengan kata iman, antar lain dalam QS. An-Nur, ayat 55
Islam Sebagai Agama Rahmatan lil Alamin
Istilah “Islam rahmatan lil alamin” itu merujuk pada ayat wa mâ arsalnâka illâ rahmatan li
l-‘âlamîn yang terdapat pada surah Al-Anbiya’ (21) ayat 107. Arti ayat itu, menurut Al-Qur’an
dan Terjemahannya Edisi Penyempurnaan, Kementerian Agama RI, 2019, kurang lebih
demikian: Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi seluruh alam. Dalam Tafsir Al-Mishbah-nya, M Quraish Shihab menjelaskan
bahwa rahmatan yang disebut pada ayat di atas mengandung empat hal. Pertama, yang
mengutus, yakni Allah swt., adalah Tuhan yang Maha Pengasih (Rahmân) dan Maha
Penyayang (Rahîm). Kedua, orang yang diutus, yakni Nabi Muhammad saw., adalah rahmat.
Ketiga, pihak yang menerima utusan, yakni masyarakat obyek dakwah Nabi saw., adalah
masyarakat rahmat. Keempat, ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. adalah ajaran yang
penuh rahmat. Berikut ini sedikit penjelasannya.

Pertama, Allah Rahmân dan  Rahîm.

Di dalam Al-Qur’an, sumber utama ajaran Islam, Allah mengenalkan diri kepada makhluk-
Nya sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih (Ar-Rahmân) dan Maha Penyayang (Ar-Rahîm).
Memang ada sembilan puluh sembilan nama Tuhan, tetapi Ar-Rahmân dan Ar-Rahîm adalah
yang paling sering kita sebut setiap hari. Nama itu terdapat di dalam surah Al-Fatihah yang
selalu kita baca dalam salat kita.

Dua nama dan sifat Allah ini, secara kebahasaan, terbentuk dari akar kata yang sama,
yaitu rahima (‫)ر ِح َم‬,
َ mengasihi, menyayangi, merahmati. Ulama-ulama menjelaskan
bahwa Ar-Rahmân berarti bahwa Allah mengasihi semua manusia dan semua makhluk
tanpa kecuali. Manusia yang jahat, durhaka, bahkan yang tidak mengakui-Nya sebagai
Tuhan pun tetap dikasihi, diberi udara untuk bernapas, diberi sinar matahari, diberi fasilitas
untuk hidup di dunia, dan seterusnya. Bukankah kita menyaksikan ada bangsa yang lalim,
menjajah bangsa lain, tetap eksis sebagai bangsa dan tidak dimusnahkan? Itu antara lain
karena Allah memiliki sifat Rahmân. Hanya saja, orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah hanya akan merasakan rahmat kasih sayang Allah itu di dunia saja. Kelak, di akhirat,
mereka tidak akan mendapat kasih sayang Allah. Sedangkan orang yang beriman dan
beramal saleh akan merasakan rahmat Allah itu di dunia dan di akhirat. Ini yang kita tangkap
dari makna Ar-Rahîm, bahwa kasih sayang-Nya hanya akan diberikan kepada orang-orang
mukmin, orang-orang yang taat kepada-Nya kelak di akhirat. Dan rahmat itu berlangsung
selamanya tanpa batas. Itulah surga.
Kasih sayang (rahmat) Allah itu mengalahkan marah-Nya. Artinya, meskipun Allah
bersifat Al-Muntaqim (Maha Pembalas kejahatan), misalnya, sifat kasih-Nya lebih dominan
daripada sifat membalas-Nya. Terbukti, jika kita bermaksiat, berkali-kali atau banyak, Dia
tetap akan menerima tobat dan penyesalan kita selama kita lakukan dengan penuh
ketulusan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,

“Ketika Allah menciptakan makhluk, Dia menulis di dalam Kitab-Nya, di sisi-Nya di atas Arsy,
‘sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan marah-Ku’.” (HR Muslim).

Ini sejalan dengan hadis qudsi di mana Allah berfirman,

“Tidak ada yang berdoa kepada-Ku lalu tidak Aku kabulkan, meminta kepada-Ku dan tidak
Aku berikan, dan memohon ampun kepada-Ku dan tidak Aku ampunkan, karena Aku adalah
Tuhan Maha Penyayang di antara para penyayang?” (HR Abu Nu’aim).

Kedua, orang yang diutus yakni Nabi Muhammad saw adalah rahmat.

Ini dapat kita lihat pada sikap Rasulullah saw. terhadap orang-orang Taif. Dikisahkan bahwa
Aisyah r.a. bertanya kepada Rasulullah saw., “Adakah hari dalam hidupmu yang lebih buruk
dari pada hari perang Uhud?” Yang manakah hari terburuk dalam hidupmu?” Rasulullah
saw. menjawab, “Ya, hari paling buruk itu adalah hari Aqabah di Thaif.” Ketika Rasulullah
saw. menyampaikan dakwah Islam kepada penduduk Taif, mereka justru melemparinya
dengan batu, tidak mendengarkan pesannya. Ini adalah hari terburuk yang pernah dialami
Rasulullah saw. dalam hidupnya. Lalu ketika Rasulullah berbaring dengan wajahnya
menghadap matahari, tiba-tiba beliau melihat segumpal awan kelabu meneduhi kepalanya.
Ketika beliau menengadah, beliau melihat malaikat Jibril a.s. berkata, “Allah telah
menyaksikan apa yang mereka lakukan kepadamu, dan bagaimana perlakuan mereka
kepadamu.

Jadi Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk membantumu.” Malaikat Jibril
kemudian memanggil malaikat penjaga gunung. Ketika malaikat penjaga gunung datang, ia
berkata kepada Rasulullah saw., “Tuhanmu telah mengutusku, dan kami telah mendengar
dan menyaksikan apa yang dilakukan orang-orang kepadamu. Perintahkanlah apa yang
harus kulakukan. Apa pun yang kau perintahkan, akan aku lakukan. Apa kau ingin aku
mengangkat dua gunung di kota Mekkah? Sehingga orang-orang itu akan remuk karena
terhimpit gunung itu?” Rasulullah menjawab,

“Tidak, aku lebih berharap Allah swt. menjadikan keturunan orang-orang ini sebagai orang-
orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.” (HR Bukhari).

Contoh lain, ketika seorang pemuda Yahudi yang pernah membantu Rasulullah saw. sakit
keras, beliau menjenguknya. Beliau duduk di sisi kepalanya dan berkata dengan lembut,
“Peluklah Islam.” Anak muda itu menengok ke arah ayahnya seolah meminta pendapat, dan
ayahnya berkata, “Ikuti apa kata Abu al-Qasim (Rasulullah) saw.” Anak muda itu pun
mengucap syahadat memeluk Islam. Rasulullah saw. lalu keluar sambil berkata,

“Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak muda itu dari
neraka.” (HR Bukhari).

Ketiga, masyarakat yang menerima ajaran beliau adalah masyarakat rahmat.


Seorang Abdullah bin Rawahah r.a., yang diutus oleh Rasulullah saw. untuk menarik pajak,
pernah disodori uang (suap) oleh orang Yahudi dengan maksud agar mereka tidak perlu
membayar pajak. Tetapi ia menolak dan mengatakan kurang lebih begini, “Wahai saudara-
saudara Yahudi. Keyakinan kalian memang berbeda dengan keyakinan agama saya, tetapi
itu tidak berarti bahwa saya boleh berbuat zalim.”

Keempat, ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. juga ajaran rahmat
dan kasih sayang.
Perbuatan maupun petuah-petuah beliau banyak sekali yang terkait dengan ajaran rahmat.
Beliau bersabda,

“Bukan termasuk kelompok kita orang yang tidak menyayangi orang yang lebih kecil (muda)
dan tidak menghormati orang yang lebih besar (tua).” (HR At-Tirmidzi).

Pada kesempatan lain, Rasulullah berpesan,

“Siapa yang tidak mengasihi dan menyayangi sesama manusia, Allah tidak mengasihi dan
menyayanginya.” (HR At-Tirmidzi).
Daftar Pustaka
Belajargiat.id.2018.Pengertian Agama Islam.https://belajargiat.id/islam/#:~:text=Definisi
%20atau%20pengertian%20Islam%20adalah,Allah%20kepada%20umatnya%20di
%20dunia.&text=Islam%20mempunyai%20arti%20penyerahan%20diri%20sepenuhnya
%20kepada%20Allah%20SWT.(2021)

Al-khoir.2021.Pengertian Islam Menurut Bahasa Arab, Quran, Hadits dan


Ulama.https://www.alkhoirmoslemwear.com/pengertian-islam-menurut-bahasa-arab-
quran-hadits-dan-ulama/.(2021)

Brilio.net.2020.Pengertian Islam Menurut Bahasa, alquran,hadits, dan


ulama.https://www.brilio.net/wow/pengertian-islam-menurut-bahasa-alquran-hadits-dan-
ulama-200423k.html.(2021)

Nilmatislam.2019.arti islam rahmatan lil alamin. https://nikmatislam.com/apa-arti-islam-


rahmatan-lil-alamin/.(2021)

Dhayattoni.2014.kerangka dasar ajaran


islam.http://dhayattoni80.blogspot.com/2014/09/kerangka-dasar-ajaran-islam.html.(2021)

Imujio.2020.karakteristik agama islam.https://imujio.com/karakteristik-agama-islam/.(2021)

Anda mungkin juga menyukai