EMAIL : adityadennisa16@gmail.com
NO BP : 1910003600364
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Berkat limpahan rahmat, karunia
dan kuasa-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “HUKUM
TATA NEGARA”
Shalawat beserta salam juga disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Tata Negara,
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang memahami hakikat
Hukum Tata Negara dan penjelasan-penjelasannya yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis
melakukan metode penelahan melalui studi pustaka dan dari bahan bacaan media lainnya
yang bertujuan untuk melengkapi materi atau data-data dalam penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini telah diupayakan semaksimal mungkin, namun disadari bahwa masih
terdapat berbagai kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang
dimiliki. Karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaannya dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR.………………………….……..……………….............…….…....1
DAFTAR ISI..…………...……………………....………………………................….…...2
BAB I PENDAHULUAN..……………….…………………………...........…...……........3
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………,..............…........7
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa lalu, istilah “teori hukum tata negara” sangat jarang sekali terdengar,
apalagi dibahas dalam perkuliahan maupun forum-forum ilmiah. Hukum Tata Negara yang
dipelajari oleh mahasiswa adalah Hukum Tata Negara dalam arti sempit. Hal ini dipengaruhi
oleh watak rezim orde baru yang berupaya mempertahankan tatanan ketatanegaraan pada saat
itu yang memang menguntungkan penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya.
Pemikiran Hukum Tata Negara secara langsung maupun tidak langsung akhirnya menjadi
terhegemoni/terbelenggu. Tatanan ketatanegaraan berdasarkan Hukum Tata Negara pada saat
itu adalah pelaksanaan dari Pancasila dan UUD 1945 secara murni dengan memberlakukan
asas tunggal Pancasila dan penerapan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Akibatnya, pembahasan sisi teoritis dari Hukum Tata Negara menjadi ditinggalkan, bahkan
dikekang karena dianggap sebagai pikiran yang “anti kemapanan” dan dapat mengganggu
stabilitas nasional.
Hukum Tata Negara juga dapat dibedakan antara Hukum Tata Negara Umum dan
Hukum Tata Negara Positif. Hukum Tata Negara Umum membahas asas- asas, prinsip-
prinsip yang berlaku umum, sedangkan Hukum Tata Negara Positif hanya membahas hukum
tata negara yang berlaku pada suatu tempat dan waktu tertentu. Misalnya, hukum tata negara
Indonesia, Hukum Tata Negara Inggris, ataupun Hukum Tata Negara Amerika Serikat yang
dewasa ini berlaku di masing-masing negara yang bersangkutan, adalah merupakan hukum
tata negara positif.
Barulah setelah reformasi 1998 terjadi perkembangan yang dominan dalam studi
Hukum Tata Negara. Lahirnya para ahli Hukum Tata Negara juga turut membantu
perkembangan tersebut. Melalui amandemen pancasila akhirnya menghasilkan perubahan
dan perombakan pada struktur / unsur kenegaraan. Terlahirnya lembaga-lembaga negara baru
itu tak lain bermaksud mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan demokratis.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini kami akan menguraikan beberapa permasalahan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari mengenai Hukum Tata Negara antara lain yaitu :
PEMBAHASAN
2. J. H. A. Logemann
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. Negara adalah
organisasi jabatan-jabatan. Jabatan merupakan pengertian yuridis dan fungsi, sedangkan
fungsi merupakan pengertian yang bersifat sosiologis. Karena negara merupakan organisasi
yang terdiri dari fungsi-fungsi dalam hubungannya satu dengan yang lain maupun dalam
keseluruhannya, maka dalam pengertian yuridis, negara merupakan organisasi jabatan.
3. J. R. Stellinga
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur wewenang dan kewajiban alat-alat
perlengkpan negara, mengatur hak dan kewajiban warga negara.
4. Kusumadi Pudjosewojo
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara dan bentuk
pemerintahan, yang menunjukkan masyarakat hukum yang atasan maupun yang bawahan,
beserta tingkatan-tingkatannya yang selanjutannya menegaskan wilayah dan lingkungan
rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukkan alat-alat
perlengkapan yang memegang kekuasaan dari masyarakat hukum itu, beserta susunan,
wewenang, tingkatan imbangan dari dan antara alat perlengkapan negara itu.
5. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim
Hukum Tata Negara dapat dirumuskan sebagai sekumpulan peraturan hukum yang
mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antar alat perlengkapan negara dalam garis
vertikal dan horizontal, serta kedudukan warga negara dan hak azasinya
6. Paul Scholten
Menurut Paul Scholten, Hukum Tata Negara itu tidak lain adalah het recht dat regelt
de staatsorganisatie, atau hukum yang mengatur tata organisasi negara. Dengan rumusan
demikian, Scholten hanya menekankan perbedaan antara organisasi negara dari organisasi
non-organisasi, seperti gereja dan lain-lain.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kita sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Jendral Achmad Yani tentunya perlu memahami pengertian Hukum Tata
Negara Indonesia. Karena hubungan antara Ilmu Politik dan Hukum Tata Negara sangat erat.
Ibarat tulang dan daging. Yang satu mempelajari dan mengatur negara sebagai organisasi,
sementara yang satu lagi mempelajari perikehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Secara sederhana, Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi
negara, hubungan alat perlengkapan negara, susunan dan wewenang serta hak dan kewajiban
warga negara. Hukum Tata Negara merupakan cabang Ilmu Hukum yang membahas
mengenai tata struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antar struktur kenegaraan, serta
mekanisme hubungan antara struktur negara dengan warga negara.
DAFTAR PUSTAKA
Darmini Roza, Laurensius Arliman S, Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
https://doi.org/10.14710/mmh.47.1.2018.10-21.
Darmini Roza, Laurensius Arliman S, Peran Pemerintah Daerah untuk Mewujudkan Kota
Layak Anak di Indonesia, Ius Quia Iustum Law Journal, Volume 25, Nomor 1, 2018,
https://doi.org/10.20885/iustum.vol25.iss1.art10.
Darmini Roza, Laurensius Arliman S, Peran Badan Permusyawaratan Desa di Dalam
Pembangunan Desa dan Pengawasan Keuangan Desa, Padjadjaran Journal of Law, Volume 4,
Nomor 3, 2017. https://doi.org/10.15408/jch.v4i2.3433.
Debora Angelia Pardosi, Peran Jabatan Fungsional Auditor Terhadap Peningkatan Kinerja
Birokrat Di Lingkungan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Soumatera Law Review, Volume
1, Nomor 2, 2018, 10.22216/soumlaw.v1i2.3718.
Dewi Fiska Simbolon, Kurangnya Pendidikan Reproduksi Dini Menjadi Faktor Penyebab
Terjadinya Pelecehan Seksual Antar Anak, Soumatera Law Review, Voume 1, Nomor 1,
2017, http://doi.org/10.22216/soumlaw.v1i1.3310.
Asshidddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Hukum Tata Negara Jilid I. Konstitusi Press: Jakarta
Mariam Budiarjo. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia.
Radjab, Dasril. 1994. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Website:
http://dwiwijayanti07.wordpress.com/2010/03/28/hukum-tata-negara/
(26 September 2012 pukul 16:12)
http://panji1102.wordpress.com/2011/03/01/definisi-hukum-tata-negara/
(26 September 2012 pukul 16:14)
http://www.scribd.com/doc/86588346/Definisi-Hukum-Tata-Negara-Menurut-Para-Ahli (26
September 2012 pukul 16:16)