1. PENDAHULUAN
Usaha Mikro,Kecil,dan Menengah (UMKM) adalah produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
usaha perdagangan yang di kelola oleh badan usaha perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
atau perseorangan yang merujuk pada usaha ekonomi anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
produktif sesuai dengan kriteria yang di tetapkan oleh dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
undang-undang Nomer 20 Tahun 2008. Usaha kecil maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usah kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, atau usaha besar. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan dan Menengah (UMKM) sangat penting dilakukan
usaha yang buka merupakan anak perusahan atau dalam menghadapi pandemi seperti ini.Adanya krisis
bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau perekonomian nasional seperti sekarang akibat dari
menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, covid 19 mempengaruhi stabilitas nasional padabidang
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi ekonomi dan imbasnya berdampak pada kegiatan-
kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU kegiatan usaha besar dan kecil yang semakin terpuruk
tersebut.Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomi
tangga juga akan terkoreksi antara 0,5% hingga 0,8%. berbelanja secara konvensional meskipun fasilitas
Padahal, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) fisiknya sangat nyaman dan hampir tidak ada celah.
memiliki peran yang sangat strategis dalam Tetapi dengan menghadirkan kemudahan berbelanja
perekonomian Indonesia. Data Kementerian Koperasi pada kenyataannya di era digital orang tetap enggan
dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia tahun 2018 dan lebih suka melakukan aktivitas belanja online atau
menunjukkan jumlah unit usaha UMKM 99,9% dari menggunakan aplikasi media. Berikut beberapa alasan
total unit usaha atau 62,9 juta unit. UMKM menyerap orang enggan melakukan aktivitas belanja
97% dari total penyerapan tenaga kerja, 89% di konvensional:
antaranya ada di sektor mikro, dan menyumbang 60%
terhadap produk domestik bruto.Selama ini UMKM a) Minimalkan Biaya
telah membuktikan kemampuannya bertahan dalam
Efisiensi biaya dan waktu menjadi faktor utama
situasi ekonomi yang sulit. Sebagian besar UMKM
melakukan transaksi online. Selain lebih efisien dari
belum berhubungan langsung dengan sektor keuangan
segi biaya, antara lain biaya transportasi, biaya parkir,
domestik, apalagi global.Situasi tersebut menyebabkan
dan biaya akomodasi yang merupakan satu paket
UMKM selama ini mampu bertahan terhadap krisis
dengan proses transaksi. Belum lagi dari segi efisiensi
keuangan global seperti pada tahun 1998. Meskipun
waktu, anda perlu harus meluangkan waktu khusus
telah diketahui ketahanannya dalam menghadapi
untuk melakukan aktifitas belanja, terlebih
perlambatan ekonomi, terkait dengan kondisi terkini
menghabiskan banyak waktu lagi untuk memilih dan
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo)
mencari barang, sehingga perlu tenaga fisik yang kuat.
Ikhsan Ingrabatun memperkirakan omset UMKM di
sektor non kuliner turun 30- 35% sejak Covid-19
penyebabnya adalah penjualan produk ini b) Kurangi Kelelahan
mengandalkan tatap muka atau pertemuan antara Dalam transaksi pasar online, anda tidak perlu harus
penjual dan pembeli secara fisik. UMKM yang repot mendatangi toko, mall atau tempat makan.
menjual produk non-kuliner menyasar wisatawan asing Sehingga kita tidak harus capek dan mengeluarkan
sebagai pasar. Himbauan dari Pemerintah mengenai tenaga ekstra belum lagi harus mengendarai kendaraan,
social distancing yang dicanangkan mulai tanggal 15 macet, dan berbagai masalah yang muncul dijalan. Jika
transaksi secara online, kita bisa berbelanja sambil
Maret 2020 juga diprediksi dapat berdampak serius melakukan aktifitas lain dirumah, atau tempat kerja,
terhadap penyerapan produk UMKM. Maka dari itu, sehingga dinilai sangat praktis.
diperlukan perhatian lebih dari pemerintah kepada
sektor UMKM sebagaipenggerak utama perekonomian c) Efesiensi Daya
bangsa. Aktifitas belanja melalui digital juga efisiensi dari segi
daya. Para shooper tidak perlu lagi menghabiskan
waktu untuk antri di depan kasir, antrri dan desk
desakan dalam memilih barang terbaik, belum lagi
harus menunggu untuk dilayani para penjaga toko
ketika toko sedang ramai dan banyak pengunjung.
Tentu berbeda jauh dengan belanja via online yang
hanya dengan satu aktifitas membuka smartphone
semua aktifitas belanja mulai memilih toko,memilih
barang hingga proses transaksi dan pembayaran
dilakukan hanya dengan satu klik. Tentu hal ini
menjadi sebuah kemudahan tersendiri dalam era
masyarakat millenial. Terhindar dari Masalah
Kerepotan Jika berbelanja online saat shooper ingin
berbelanja banyak tidak perlu direpotkan membawa
atau mencari kuli angkut untuk membawa kekendaraan
2 .Perubahan model bisnis dari konvensional menjadi atau kerumah kita, karena semua barang pesanan
digitalisasi Perkembangan digital dalam globalisasi langsung dikirim kerumah dengan keadaan yang aman.
sangat berpengaruh pada roda ekonomi termasuk pasar Tentu berbeda dengan belanja konvensional dimana
ritel. Pasar ritel yang beberapa waktu sebelumnya kita dibuat repot untuk mebungkus, membawa, bahkan
mencoba untuk menggusur keberadaan pasar mengirimnya kerumah, karena tidak semua toko
tradisional, tetapi pada kenyataannya keberadaan pasar penyediaakan jasa pengiriman barang yang dibeli oleh
konsumen.
ritel modern dipengaruhi oleh globalisasi terlihat
bahwa beberapa pasar ritel mulai turun seperti musim e) Tidak Lapar Mata
gugur. Satu persatu pasar ritel modern, skala besar, Salah satu faktor elemahan seorang manusia dalam
mikro, hingga kecil mulai turun satu persatu. Hal ini aktifitas belanja adalah nafsu belanja lebih saat di
disebabkan kurangnya minat konsumen untuk tempat perbelanjaan. Banyak kasus ketika hanya ingin
membeli satu barang namun sesampai di toko bisa b). Membangun ekosistem dan model bisnis baru di era
tertarik dengan barang lain yang sebenarnya tidak digital saat ini, keunggulan kompetitif diciptakan dari
menjadi niat awal untuk membelinya. Ketika belanja keterikatan kita dengan ekosistem industri yang secara
online tentu hal ini bisa diminimalisir sebab kita akan
langsung mengubah diri kita dan pesaing kita.
bisa fokus mencari barang yang dibutuhkan.
4. Merancang Strategi Sosial dan Digital
f) Harga Bersaing
Aktifitas belanja konvensional akan banyak faktor
a). Mengembangkan strategi sosial dan digital
untuk meluangkan waktu membandingkan harga
dengan toko sekitarnya, dan itu juga membutuhkan menanggapi perubahan yang terjadi di pasar dengan
waktu dan tenaga, berbeda dengan belanja online, saat menerapkan strategi digital yang tepat. Perusahaan
ingin beralih ketoko lain hanya dengan satu klik tanpa seperti American Express, Nike dan Harvard telah
kita harus berpindah secara fisik. Perbedaan harga juga berhasil mengatasi kebutuhan sosial pelanggan mereka,
tidak jauh berbeda dengan kita belanja konvensional, sehingga mengurangi retensi pelanggan dan biaya
karena selisihnya realtif sedikit. Jika dibandingkan akuisisi serta mengurangi biaya produksi.
dengan beragamnya keuntungan tentu tidak menjadi
masalah untuk memilih belanja online.
b). Memindahkan pelanggan ke pasar online yang
g) Diskon Menarik/Harga Spesial mengembangkan strategi digital membutuhkan
Sistem belanja online semacam sistem tabungan, jadi kesiapan integrasi sistem operasi offline dan online.
semakin sering berbelanja online, penjual akan Tidak hanya menembus Komunikasi Pemasaran
memberikan voucher, gift, poin, atau reward tertentu Terpadu saja, tetapi juga menjadi manual operasional
sebagai bukti terima kasih atas yang harus diterapkan bersama kita bias memperoleh
kepercayaannya.Berbeda dengan toko konvensional ilmu tersebut dengan cara mengikuti wabiner UMKM
yang hanya memberikan potongan tertentu pada yang
secara online
punya member saja atau pada saat tertentu.
h) Efesiensi Waktu
Aktifitas belanja online jga tidak akan menghabiskan
waktu kita, karena kita dimudahkan untuk tidak harus
keluar, macet dijalan, dengan beragam bahaya di
perjalanan. Dan aktifitas belanja online hanya
membutuhkan waktu beberapa menit saja, sehingga
waktu kita akan bisa diunakan untuk kegiatan yang
lainnya.
5. Perbaikan Kualitas Produk Dan Playanan
i) Faktor Kenyamanan
Faktor kenyamanan tentu tidak diragukan lagi, apabila Dimasa Pandemi covid-19 ini, konsumen lebih
elanja online kita tidak perlu harus berdandan, keluar berhati-hati dan waspada menggunakan barang dan
untuk belanja, bahkan dengan posisi santai saja kita
jasa dan terjadi penurunan kepercayaan konsumen
sudah bisa melakukan aktifitas belanja, bahkan belanja
juga bisa tengah malam dan waktu libur.Banyak terhadap barang dan jasa yg dijual oleh pelaku
keuntungan yang ditawarkan cara belanja online harus usaha.Selain itu keterbatasan konsumen dalam
ada beberapa langkah untuk dapat mempertahankan melakukan pembelian langsung juga berdampak
eksistensinya di pasar di era digital: pada berkurangnya secara jumlah pembelian
konsumen drastis.Untuk itu pelaku usaha UMKM
3. Pelanggan dan Industri Rethinking
harus melakukan perbaikan kualitas produk untuk
a). Berfokus pada kebutuhan sosial pemikiran dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan
tradisional tentang memenuhi kebutuhan pelanggan secara intensif mengkomunikasikan terhadap
dasar seperti pakaian, makanan dan rak telah menjadi kualitas produk. Penelitian(Lestari & R,
landasan pemasaran selama bertahun-tahun. Namun, 2019)dan(Tripayana & Pramono, 2020) menyatakan
revolusi sosial digital telah mengubah kebutuhan dasar bahwa peningkatan kualitas produk dan kualitas
menjadi keseimbangan konektivitas antara satu layanan berpengaruh positif dan signifikan dalam
pelanggan dan pelanggan lainnya. Berfokus pada membentuk kepuasan konsumen dan menciptakan
kebutuhan sosial berarti memahami arah percakapan loyalitas konsumen bagi pelaku UMKM. Untuk itu
pelanggan. pelaku usaha dalam masa pandemik covid-19 ini
perlu memperhatikan kualitas produk mereka agar
dapat menambah kepercayaan konsumen.MIsalnya
perbaiki mutu bahan baku yang lebih berkualitas,
tahan lama,bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi,
selain perbaikan kualitas pelaku UMKM juga bisa keharusan termasuk dalam menjalankan bisnis dan
meningkatkan kualitas pelayanan dan menambah salah satu upaya dalam memasakan produk yang
jenis pelayanan seperti pesan antar dan pelayanan dapat di adopsi oleh pelaku UMKM adalah dengan
melakukan digital marketing.Era digital yang
pembelian melalui online melalui digital dan Sosial
berkembang pesat saat ini tidak mungkin untuk
manfaatkan Penetrasi pasar baru pasar digital seperti dihindari. Pakar pemasaran Yuswohadi
Facebook, Google, You mengungkapkan bahwa jika ingin bertahan, maka
Tube,Shopee,Whatsaap,Instagram,Greb untuk pelaku UMKM harus mampu memaksimalkan
mengubah palayanan menjadi lebih cerdas dan manfaat perkembangan digital (Purwana et al.,
terinformasi dengan baik. 2017) Digital marketing adalah adalah kegiatan
promosi dan pencarian pasar melalui media digital
6. Mengembangkan Kapabilitas Organisasi Identifikasi secara online dengan memanfaatkan berbagai sarana
kebutuhan perusahaan akan perubahan, persiapkan diri misalnya jejaring sosial.(Purwana et al., 2017). Cara
untuk perubahan. DNA perusahaan kami harus pemasaran secara digital yang sering dimanfaatkan
dirancang sedemikian rupa untuk mengakomodasi oleh pelaku usaha adalah dengan menggunakan
media sosial seperti memasarkan produk melalui
kebutuhan sosial digital pelanggan.Kehadiran pasar
instagram, facebook, twitter dan masih banyak
online era digital teruama tidak hanya membawa
lagi.Selain itu pemasaran digital juga bisa dilakukan
dampak buruk tetapi juga banyak sisi positif lainnya pada e-commerce dan banyak media
yang lebih dekat dengan konsumen /pelanggan, dengan lainnya.Perkembangan teknologi yang semakin
cepat mempromosikan atau memperkenalkan produk pesat juga menjadikan digital marketing harus dapat
kepada publik, tidak adanya batasan pasar untuk dipahami dan dipelajari oleh UMKM.
menjangkau seluruh pelosok dunia yang terhubung Penelitian(Hendrawan et al., 2019)menyatakan
dengan internet, dan ketepatan serta kecepatan layanan digital marketing berpengaruh positif dan signifikan
menjadi kebutuhan utama konsumen di era globalisasi. dalam peningkatan kinerja penjualan UMKM. 70%
Di era digital, pebisnis harus memiliki kemitraan Pengusaha kreatif mengatakan digital marketing
dengan era digital sebagai reformasi bisnis.Gejolak era akan menjadi platform komunikasi utama dalam
pemasaran, dan offline store akan menjadi
globalisasi telah memberikan dampak luar biasa pada
pelengkap, dikarenakan kemudahan dan
hampir semua sendi kehidupan, salah satunya di dunia
kemampuan digital marketing dalam menjangkau
pemasaran. Tidak hanya pasar tradisional, pasar ritel lebih banyak konsumen. Hal ini juga sejalan dengan
modern menjadi dampak dari era digital komunikasi. penelitian yang dilakukan oleh (Purwana et al.,
pada perkembangan komunikasi digital, masyarakat 2017) yang menyatakan bahwa pelaku usaha harus
modern baik perkotaan maupun pedesaan alih-alih menumbuhkan keberanian dalam mencoba hal baru
memanfaatkan teknologi komunikasi dalam kegiatan seperti digital pemasaran untuk dapat terus
belanja. Di era digital, orang cenderung menghabiskan mengembangkan usahanya. Pelaku usaha UMKM
aktivitas belanja online dari melakukan kegiatan dapat membuat akun media sosial kusus usaha
belanja konvensional. Dampaknya adalah jatuhnya mereka dan secara rutin melakukan promosi
pasar pasar konvensional, kejayaan pasar sertakan juka beberapa testi dari konsumen untuk
menarik pelanggan bias juga melakukan review
konvensional secara bertahap mulai terkikis dan produk tersebut Publikasi video dan foto dengan
diprediksi akan mengalami penutupan masif di masa memanfaatkan media sosial facebook , instagram ,
depan. Ini karena banyak keuntungan yang didapat twitter dll yang sering diakses dan banyak orang
jika belanja online daripada konvensional. Maka mempunyai medsos itu.
dirumuskan beberapa hal yang dapat dijadikan
alternatif untuk dapat mempertahankan bisnis di
pasar ritel modern dalam gelombang perkembangan
komunikasi digital.
7.Strategi Pemasaran
4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI dapat kita gunakan untuk tetap berwirausaha di masa
pandemi. Jadi, pengusaha dapat memperbaiki kualitas
Pandemi virus covid-19 telah melanda banyak negara produk, menambah pelayan dan melakukan promosi
di dunia termasuk indonesia. Untuk itu diperlukan semenarik mungkin agar UMKM bisa terus berjalan di
strategi serta inovasi yang kreatif bagi pelaku masa pandemi seperti ini.
pengusaha termasuk UMKM untuk mempertahankan
bisnisnya di tengah pandemi agar terus berjalan. UCAPAN TERIMAKASIH
Banyak penguasa yang telah memanfaatkan teknologi
yaitu internet. Contohnya aplikasi belanja online yang
Bagian ini mengandung ucapan terima kasih dan pandemi serta mampu menyesuaikan diri terhadap
penghargaan bagi mereka yang telah menyumbang perubahan lingkungan diri baik dari segi produk,
dalam penulisan artikel; contohnya dalam sistem pemasaran dan penggunaan teknologi yang
penelitian dan sebagainya. Ucapan terima kasih mendukung bisnis serta teruslah berinovasi untuk
boleh ditujukan kepada individu yang tidak memajukan UMKM
termasuk sebagai penulis. 2. Pemerintah yang berwenang, diharapkan terus
memberikan edukasi dalam bentuk sosialisasi atau
SARAN pelatihan kepada pelaku usaha. Membentuk jaringan
komunikasi bagi UMKM sehingga mudah dipantau
Adapun saran yang bisa direkomendasikan adalah dan keterampilan UMKM akan semakin meningkat.
sebagai berikut ini : 3. Penelitiberikutnya dapat memperluas penelitian
1. Pelaku UMKM dapat mencoba menerapkan dan melihat efektifitas strategi bertahan yang sudah
strategi untuk mempertahankan UMKM selama di rumuskan terhadap UMKM
REFERENSI
laura Hardilawati, Wan. "Strategi Bertahan UMKM
Sugiri, Dani. "Menyelamatkan usaha mikro, kecil di Tengah Pandemi Covid-19." Jurnal Akuntansi
dan menengah dari dampak pandemi Covid- dan Ekonomika 10.1 (2020): 89-98.
1Sugiri, D. (2020). Menyelamatkan usaha mikro,
kecil dan menengah dari dampak pandemi Covid- laura Hardilawati, W. (2020). Strategi Bertahan
19. UMKM di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal
Akuntansi dan Ekonomika, 10(1), 89-98.
Fokus Bisnis: Media Pengkajian Manajemen dan
Akuntansi, 19(1), 76-86.9." Fokus Bisnis: Media LAURA HARDILAWATI, Wan. Strategi Bertahan
Pengkajian Manajemen dan Akuntansi 19.1 (2020): UMKM di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal
76-86. Akuntansi dan Ekonomika, 2020, 10.1: 89-98.
SUGIRI, Dani. Menyelamatkan usaha mikro, kecil Alfrian, Gregorius Rio, and Endang Pitaloka.
dan menengah dari dampak pandemi Covid- "Strategi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
19. Fokus Bisnis: Media Pengkajian Manajemen (UMKM) Bertahan Pada Kondisi Pandemik
dan Akuntansi, 2020, 19.1: 76-86. COVID 19 di Indonesia." Prosiding Seminar
Kramer, Erik. 2020. Cara Mencegah Virus Corona. Income." International Journal of Social Science
and Business 4.4 (2020): 528-535.
Suci, Fellyanda. 2020. Cerita Lengkap Asal Mula
Munculnya Virus Corona di Wuhan Saputra, Nopriadi, et al. "Pro-Social Behavior on
SME Resilience: Kepemimpinan UMKM dalam
Ramdani, Irham. "Analysis of The Cycling Trend Melintasi Krisis Covid-19."
During the Pandemic of COVID 19 Towards Small
and Medium Enterprises (UMKM)
Farida, N., Naryoso, A., & Yuniawan, A. (2017). Jurnal Dinamika Manajemen, 8(1), 20–29.
Model of Relationship Marketing and E- https://doi.org/10.15294/jdm.v8i1.10408
Commerce in Improving Marketing Garvin, D. A. (1998). Managing Quality: The
Performance of Batik SMEs. Strategic and Competitive Edge. The Free
Press
.