DISUSUN OLEH:
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar
keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan
kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain
dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model
dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang variabel-variabel utama yang mempengaruhi situasi klien.
Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan yang tepat
untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
aktifitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan klien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui model Dorothea E. Orem tentang perawatan diri
2. Untuk mengetahui teori Martha E. Rogers tentang manusia seutuhnya
3. Untuk mengetahui model Friedman
C. Manfaat
Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang teori dan model keperawatan
keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam
keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan. Self Care
didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman
dalam tindakan, setiap manusia menghendaki adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai
bagian dari kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
dalam Teori Hierarki kebutuhan masyarakat bahwa setiap manusia memiliki lima dasar
kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan,cinta, harga diri dan
aktualisasi diri. Seseorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan
orang lain dalam memelihara kesejahteraan, Self Care (perawatan diri) merupakan perubahan
tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas pengalaman sosial sebagai
hubungan interpersonal (hubungan antara satu individu dengan individu lain), hubungan
interpersonal dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan,
tetapi juga menentukan sekedar hubungan interpesonal. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak
hanya menuntukan conten (isi pesan) melainkan juga menentukan relationship (hubungan). Self
Care akan meningkatkan harga diri seseorang dan dapat mempengaruhi dalam perubahan
(konsep diri). Konsep diri merupakan representasi fisik seseorang individu, pusat inti dari “aku”
dimana semua persepsi dan pengalaman terorganisasi.
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi Self Care itu sendiri,
yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri
dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
1. Self Care Agency, merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri
sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-
lain.
2. Adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan
mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
3. Kebutuhan Self Care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan
perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan
manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh.
b. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan
keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang diterapkan pada anak yang belum
dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care baik secara kualitas.
Dalam pemenuhan perawatan diri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem
memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain,
sebagai pembimbing orang lain,memberi support , meningkatkan pengembangan lingkungan
pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien
terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan
tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam
melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini Orem memberikan identifikasi
dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya :
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada
pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri
yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulasi serta adanya
manipulasi gerakan. Contohnya, pemberian bantuan pada pasien koma (penurunan kesadaran
akibat penyakit).
2. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System )
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan
kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post operasi
abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka
akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.
Contohnya perawatan pada pasien post operasi apendikstomi(operasi pembuangan total
apendiks pada saluran pencernaan) dimana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan
perawatan pada luka bekas operasi tersebut.
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini
dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.
Contoh pemberian pendidikan kesehatan pada ibu dan bapak (keluarga) yang memerlukan
informasi tentang pengaturan kelahiran anak dengan menggunakan kontasepsi (alat mencegah
pembuahan).
a. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri secara menyeluruh) kondisi yang
seimbang.
b. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan) fungsi klien
sesuai dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan Diabetes Melitus
antara lain menimbulkan peningkatan dalam rasa haus, peningkatan selera makan,
keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina atau
pandangan pada mata berakibat mata kabur.
c. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan)
penyimpangan kesehatan seperti adanya Sindrom Hipergilkemik (kumpulan penyakit
akibat peningkatan kadar gula dalam darah) yang dapat menimbulkan kehilangan cairan
dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi (tekanan darah rendah) ,perubahan sensorik
(perubahan pada indera perasa), kejang-kejang, takikardi (frekuensi jantung yang
meningkat) dan hemiparesis (kelumpuhan separu badan). Klien Diabetes Melitus akan
mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi
kerharmonisan pasangan dalam melakukan hubungan intim (misal infeksi vagina dan
bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh klien dengan
Diabetes Melitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit. Menurut Orem peran perawat
dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan
mengklasifisikannya sesuai dengan klafisikasi kemampuan klien.
Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan
lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan
informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan. Karena
pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi
utama Martha E Roger.
Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses
kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan
hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers
mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di
kemukakannya.
3. Prinsip-prinsip Hemodinamika
Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk
melayani manusia, yaitu :
a. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan antar manusia
dan lingkungannya secara berkesinambungan.
b. Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang
terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-
pola gelombang yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah
ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
c. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan
lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis
pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan,
menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan
bukan menyatakan ritmitasi.
C. MODEL FRIEDMAN
1. Teori Friedman
Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari teori sistem, teori
perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional sebagai teori-teori utama yang
merupakan dasar dari model dan alat pengkajian keluarga. Teori-teori lain yang ikut berperan
kedalam dimensi struktural dan fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress keluarga.
Diagnosa keperawatan keluarga dan strategi intervensi didasarkan pada identifikasi data, sosial
kultural, perkembangan, struktural, fungsional, dan pengkajian stress serta koping.
Dalam teori sistem, keluarga dipandang sebagai suatu sistem terbuka dengan batas-batasnya.
Sebuah sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan pada tujuan, dibentuk
dari bagian-bagian yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat
bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk menjelaskan
sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi dengan sistem yang
lain.
Pendekatan perkembangan keluarga didasarkan pada observasi bahwa keluarga adalah
kelompok berusia panjang dengan suatu sejarah alamiah, atau siklus kehidupan, yang perlu dikaji
jika dinamika kelompok diinterpretasikan secara penuh dan akurat (Duvall, dan Miller, 1985).
Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke waktu dengan
membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan yang diskrit. Konsep tentang tahap-tahap
siklus kehidupan keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi antara anggota keluarga;
keluarga dipaksa untuk berubah setiap kali ada penambahan atau pengurangan anggota keluarga.
Sedangkan dalam teori struktural fungsional keluarga dipandang sebagai sistem sosial, tapi
lebih berorientasi pada hasil daripada proses, yang lebih merupakan karakteristik teori sistem.
Perspektif struktural fungsional yang diterapkan pada keluarga bersifat komprehensif dan
mengakui pentingnya interaksi antara keluarga dan lingkungan eksternal dan internal.
Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji keluarga harus
mampu memutuskan kategori mana yang relevan dengan kasus yang dihadapi sehingga dapat
digali lebih dalam pada saat kunjungan dengan demikian masalah dalam keluarga dapat mudah
diidentifikasi. Tidak semua dari kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan, masalah dan
sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Berikut adalah uraian dari pengkajian keluarga
model Friedman:
a. Identifikasi Data Keluarga.
Informasi identifikasi tentang anggota keluarga sangat diperlukan untuk mengetahui
hubungan masing-masing anggota keluarga dan sebagi upaya untuk lebih mengenal masing-
masing anggota keluarga. Data yang diperlukan meliputi :
1. Nama keluarga
2. Alamat dan Nomor telepon
3. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari
keluarga mereka. Friedman dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri
dari penghuni rumah, tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif yang menjadi
bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang sama.
Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota keluarga yang sudah dewasa
kemudian diikuti anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang
menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukan dalam bagian akhir dari komposisi keluarga.
Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga atau pohon
keluarga.Genogram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga atau
pohon keluarga dan merupakan pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan riwayat
serta sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal ( lintas generasi )
dan horisontal ( dalam generasi yang sama )dan dapat membantu kita berfikir secara sistematis
tentang suatu peristiwa dalam keluarga dilihat dari hubungan keluarga dengan pola penyakit,
sehingga dapat menciptakan hipotesis tentatif tentang apa yang sedang terjadi dalam keluarga.
Genogram keluarga memuat informasi tentang tiga generasi ( keluarga inti dan keluarga asal
masing-masing / orang tua keluarga inti ). Genogram juga dapat menentukan tipe dari keluarga.
6. Identifikasi Religius
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif keluarga dalam
melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam
kehidupan keluarga.
c. Lingkungan Keluarga
Meliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan bidang-bidang yang
paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai komunitas yang lebih luas dimana keluarga
tersebut berada. Pengkajian lingkungan meliputi :
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :
Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa kamar),
Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah).
Interior rumah meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan ruangan ( ruang tamu,
kamar tidur, ruang keluarga ), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar
matahari ), macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai, kontruksi bangunan,
keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah, jenis septic tank, jarak sumber air
minum dengan septic tank, sumber air minum yang digunakan, keadaan dapur ( kebersihan,
sanitasi, keamanan ). Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap rumah, identifikasi
teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan keluarga terhadap pengaturan rumah.
Lingkungan luar rumah meliputi keamanan ( bahaya-bahaya yang mengancam ) dan
pembuangan sampah.
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas.
Menjelaskan tentang :
Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe lingkungan/komunitas ( desa, sub
kota, kota ), tipe tempat tinggal ( hunian, industri, hunian dan industri, agraris ),
kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan
umum ( fisik, sosial, ekonomi )
Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas, meliputi kelas sosial rata-rata
komunitas, perubahan demografis yang sedang berlangsung.
Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum lainnya
seperti pasar, apotik dan lain-lain.
Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga.
Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga dalam mengakses
fasilitas yang ada.
Insiden kejahatan disekitar lingkungan.
d. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1. Pola dan komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem komunikasi yang
digunakan, efektif tidaknya ( keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang lain/anggota keluarga
untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam mengambil keputusan, yang
berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut.
3. Struktur Peran
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a. Struktur peran formal.
Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga dalam
melaksanakan peran tersebut.
Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan harapan keluarga, apakah
terjadi konflik peran dalam keluarga.
Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten
Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan.
4. Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut Friedman adalah :
a. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
b. Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c. Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga
d. Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga serta kesadaran
dalam menganut sistem nilai.
e. Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan keluarga terhadap
nilai keluarga
g. Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi
e. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
1. Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :
a. Pola kebutuhan keluarga
Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya, serta bagaimana
orang tua mampu menggambarkan kebutuhan dari anggota keluarganya.
Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan masing-masing anggota
keluarga
b. Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu sama lain serta
bagaimana mereka saling mendukung
Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu sama lain, serta bentuk
kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.
c. Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan keterikatakan serta
sejauhmana keluarga memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina keterikatan dalam
keluarga
2. Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a. Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai dengan usia,
memberi dan menerima cinta serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga
b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
f. Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam membesarkan anak
g. Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.
f. Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
1. Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh keluarga, serta
lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh keluarga.
2. Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi.
3. Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa yang digunakan
untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang
digunakan oleh keluarga.
4. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga. Identifikasi bentuk yang
digunakan secara ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos keluarga yang merusak,
pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu tujuan penting dari keperawatan keluarga adalah membantu keluarga dan
anggotanya bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
Untuk mencapai tujuan ini, perawat keluarga harus mampu membantu keluarga untuk mencapai
dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan pribadi dari anggota keluarga secara
individual dan fungsi keluarga yang optimum. Friedman mencoba membuat suatu format
pengkajian keluarga yang mampu menggali aspek-aspek yang penting dalam membantu keluarga
dengan didasari oleh tiga teori utama yaitu teori perkembangan keluarga, teori sistem dan teori
struktural fungsional.
Bila bekerja dengan keluarga atau individu yang bermasalah, teori perkembangan keluarga
membantu para profesional kesehatan keluarga berpikir tentang siklus kehidupan keluarga yang
telah membentuk konteks dimana masalah-masalah keluarga dan individu terjadi. Sedangkan
teori sistem lebih memandang keluarga sebagai suatu sistem sosial yang hidup. Keluarga
merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang mempunyai
hubungan erat satu sama lain dan saling tergantung, yang diorganisir dalam satu unit tunggal
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu yakni fungsi-fungsi keluarga. Perspektif
struktural fungsional yang diterapkan pada keluarga bersifat komprehensif dan mengakui
pentingnya interaksi antara keluarga dengan lingkungan eksternal dan internal.
Pendekatan perkembangan dibutuhkan untuk memberikan informasi tentang perkembangan
keluarga dan tugas-tugas siklus kehidupan, menguji perubahan-perubahan dalam kehidupan
keluarga dari waktu ke waktu dan mengkaji bagaimana sebuah keluarga menangani tugas-tugas
perkembangan. Pendekatan sistem umum yang diterapkan pada keluarga juga diperlukan untuk
memandang proses adaptasi dan komunikasi dalam keluarga. Analisa struktural fungsional
cenderung mengemukakan suatu pandangan terhadap keluarga yang bersifat statis, sementara itu
teori perkembangan dan teori sistem menangani peruabahan dari waktu ke waktu dengan baik.
Ketiga teori ini saling melengkapi dalam format pengkajian keluarga Friedman untuk membantu
perawat keluarga memberikan asuhan keperawatan yang optimal.
B. Saran
Dalam berusaha melengkapi makalah ini, tentu ada sesuatu yang kurang dan kami sebagai
penulis baik dari pembahasan ataupun dari segi tulisan menyadari akan hal demikian. Maka dari
itu kami akan berusaha lebih baik dengan selalu mengedapankan sumber-sumber yang lebih
layak sebagai reverensi. Kami sangatlah mengharapkan masukan baik berupa kritik ataupun
saran sehingga dapat menjadi sebuah instropeksi dari karya kami juga sebagai semangat dan
landasan baru untuk terus berinovasi dalam berkarya.
DAFTAR PUSTAKA