Anda di halaman 1dari 12

METODOLOGI DAN PENELITIAN DASAR

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI MAHASISWA SEMESTER


AKHIR DENGAN PERENCANAAN KARIR DIMASA PANDEMI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

Dosen Pengampu : Drs. Yanto Prasetyo, M.Si, Psikolog

Disusun Oleh :

Nur Farayani 1511700109

Kelas B

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

2021
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sample Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 2006). Menurut
Azwar (2013) populasi adalah kelompok subjek yang memiliki ciri atau
karakteristik- karakteristik tertentu. Sugiyono mengemukakan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok
orang, masyarakat, organisasi, benda objek peristiwa, atau laporan yang semuanya
memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua
(Sugiyono, 2008).

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa semester akhir jurusan


psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Mahasiswa semester akhir
dijadikan populasi penelitian karena mayoritas mereka setelah lulus nanti akan
merencanakan karir dimasa mendatang sehingga mereka dirasa paling cocok
dijadikan subjek penelitian dalam penelitian “Hubungan Antara Regulasi Diri
Mahasiswa Semester Akhir dengan Perencanaan Karir di Untag Surabaya”

2. Sample

Menurut Sugiyono (2008) sampel adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel
itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) yaitu benar-benar
mencerminkan populasinya. Suharsimi (2006) menyebutkan jika jumlah subyek
kurang dari 100 lebih baik digunakan semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-
15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit dan luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti, untuk penelitian yang
resikonya besar tentu saja jika sampel besar hasilnya akan lebih baik.
Penelitian ini menggunakan metode pemilihan random sampling, yang
dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memerhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dalam penelitian ini juga
mengambil sampel penelitian sebanyak 85 orang.

B. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian


1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar penelitian
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang
menekankan analisis pada data numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika.
Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial dan
menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suat probabilitas kesalahan penolakan
hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan
kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel (Azwar, 2013), seperti yang
dilakukan oleh peneliti.
Jenis peneilitian yang akan digunakan oleh peneiliti dalam penelitian ini
adalah jenis peneilitian kuantitatif korelasional. Menurut Azwar (2013) penelitian
korelasional ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel
berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain yang didasarkan pada
koefisien korelasi. Dari penelitian ini dapat diperoleh informasi mengenai taraf
hubungan yang terjadi antar variabel, bukan mengenai ada atau tidak nya pengaruh
variabel satu terhadap variabel yang lain.

2. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Suharsimi, 2006). Menurut Azwar (2013) variabel dari sebuah penelitian
dapat berupa apapun yang variasinya perlu diperhatikan agar dapat diambil
kesimpulan mengenai fenomena yang terjadi. Adapun variabel-variabel yang akan
diteliti, antara lain:
a. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas adalah variabel sebab yang mempengaruhi dayng yang
menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat, dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah Regulasi Diri
b. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel
bebas, dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Perencanaan Karir

C. Definisi Operasional
1. Definisi Operasional Problem Focus
Regulasi diri (self regulation ) merupakan proses dimana individu secara
sistematis mengarahkan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan tindakan-tindakan
kepada pencapaian tujuan. Regulasi diri adalah suatu upaya untuk mengendalikan
pikiran, perasaan, dan perilaku dalam rangka mencapai suatu tujuan. Definisi
operasional tersebut didasari oleh pendapat Zimmerman yang dikemukakan oleh
Annisa, 2017
2. Definisi Operasional Perencanaan Karir

Perencanaan karir adalah proses yang harus dilewati sebelum melakukan


pengambilan keputusan karir. Perencanaan karir menjadi suatu hal yang penting
karena dengan adanya perencanaan karir maka akan mengurangi ketegangan dan
kekalutan individu dalam mencari informasi karir pengambilan keputusan akan
karir yang diinginkan. Definisi operasional tersebut didasari oleh pendapat Witko,
dikk ( 2005 ) yang dikemukakan oleh Eldasari, 2020

D. Teknik Pengambilan Data Penelitian


Menurut Winarsunu (2002) metode pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode skala. Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Menurut Azwar (2013) metode skala
yaitu perangkat pertanyaan maupun pernyataan yang disusun untuk mengungkap
atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan maupun pernyataan tersebut.
Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala regulasi diri dan skala
perencanaan karir yang mengacu pada skala likert, alat ukur yang akan digunakan
dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2008). Menurut Azwar, skala sikap model Likert berisi
pernyataan-pernyataan sikap (attitude statement), yaitu suatu pernyataan mengenai
obyek sikap. Pernyataan favourable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang
positif atau mendukung terhadap obyek sikap. Pernyataan unfavourable merupakan
pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif yakni tidak mendukung atau kontra
terhadap obyek sikap yang hendak diungkap (Azwar, 2013). Bentuk skala
menyediakan 4 alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai
(TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Dalam menjawab skala, subyek diminta untuk
menyatakan kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap isi pernyataan. Untuk
pernyataan favourable penilaian bergerak dari angka 4 sampai 1, dan untuk
pernyataan unfavourable penilaian bergerak dari angka 1 sampai 4, dengan perincian
sebagai berikut:
Tabel 1. Skor Skala Likert
Jawaban Skor favourable Skor unfavourable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Blue print dari skala regulasi diri didasari oleh ketentuan-ketentuan dari aspek-
aspek yang di aplikasikan dalam belajar yaitu:

1. Metakognitif, pemahaman dan kesadaran tentang proses kognitif (pikiran) tentang


berpikir.
2. Motivasi, fungsi dari kebutuhan dasar sebagai pengontrol dan berkaitan dengan
kemampuan yang ada pada seseorang.
3. Perilaku, upaya seseorang untuk mengatur diri, menyeleksi serta menciptakan
lingkungan yang mendukung aktivitasnya.
Tabel 2. Blue Print Skala Regulasi Diri

Blue print dari skala perencanaan karir didasari oleh ketentuan-ketentuan dari
aspek-aspek perencanaan karir menurut Super ada 5 yaitu:

1. Penilain Diri (self Assesment)

2. Mencari Peluang Kesempatan ( Exploring Apportunities)

3. Pembuatan keputusan dan penetapan tujuan (Making decisions and goal setting)

4. Perencanaan (Planning)

5. Mengejar tujuan prestasi (Pursit of achievement)


Tabel 3. Blue Print Skala Perencanaan Karir

E. Validitas dan Reliabilitas Alat ukur


Uji coba alat ukur diberikan kepada mahasiswa semester akhir jurusan
psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang memiliki ciri hampir sama
dengan populasi dalam penelitian tetapi tidak termasuk menjadi responden penelitian
yang sesungguhnya. Tujuan uji coba untuk menyempurnakan alat ukur yang telah
disusun sehingga apabila alat ukur tersebut diberikan kepada responden sebenarnya
sudah menunjukkan alat ukur yang baik (sudah terpercaya).
Pelaksanaan uji coba dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2021. Alat ukur
diujikan kepada 85 responden yaitu para mahasiswa semester akhir jurusan psikologi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
1. Uji Validitas
Validitas mengacu pada sejauh mana bukti dan teori mendukung interpretasi
untuk skor tes yang disyaratkan oleh penggunaan tes yang diusulkan. Karenanya
validitas adalah pertimbangan paling mendasar dalam mengembangkan dan
mengevaluasi tes. Proses validasi melibatkan pengumpulan bukti untuk memberikan
dasar ilmiah yang kuat untuk penggunaan yang diusulkan yang dievaluasi, bukan tes itu
sendiri. Ketika skor tes digunakan atau ditafsirkan dalam lebih dari satu cara, setiap
interpretasi yang dimaksud harus divalidasi (AERA, APA & NCME, 1999).
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan validitas isi (content validity).
Menurut Siregar (2010) validitas isi yaitu kemampuan suatu alat ukur mengukur isi
(konsep) yang harus diukur, yang berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi
suatu konsep atau variabel yang akan diukur. Reksoatmodjo (2007) mengatakan bahwa
validitas isi merupakan derajat kesesuaian isi (content) butir-butir sampel dari suatu tes
dengan karakteristik yang akan diukur, untuk mengetahui validitas isi (content validity)
alat ukur dilakukan rational judgement, yaitu apakah butir tersebut telah
menggambarkan indikator yang dimaksud. Hal ini seiring dengan pendapat Siregar
(2010) bahwa penentuan validitas isi (content validity) instrument berkaitan dengan
analisis logis, untuk menguji validitas isi (content validity) alat ukur dapat dilakukan
dengan meminta pendapat dari ahli (expert judgement), dalam hal ini ahli yang menjadi
penilai alat ukur adalah pembimbing proposal penelitian dan psikolog sosial.
Penilaian yang harus diberikan oleh para penilai terdiri dari 3 kualifikasi penilaian
yaitu:
a. Sufficiency (kesesuaian isi dengan variabel yang akan diukur)
b. Clarity (kejelasan isi tes dalam menggambarkan variabel yang akan diukur)
c. Relevance (kesesuaian isi tes dengan variabel yang akan diukur).
Untuk mengetahui bukti validitas isi (content validity) alat ukur, dilakukan dengan
teknik koefisien validitas isi Aiken’s V. Aiken (1985) merumuskan formula Aiken’s V
untuk menghitung content-validity coefficient yang didasarkan pada hasil penilaian dari
panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu aitem dari segi sejauh mana aitem tersebut
mewakili konstrak yang diukur. Formula yang diajukan oleh Aiken adalah sebagai berikut
(dalam Azwar, 2012):
V = Σ s / [n(c-1)]
s = r – lo
lo = angka penilaian validitas yang terendah (misalnya 1)
c = angka penilaian validitas tertinggi (misalnya 5)
r = angka yang diberikan oleh penilai
Menurut Azwar (2012) pada umumnya untuk penelitian di bidang ilmu pendidikan dan
psikologi digunakan taraf signifikansi 0,05 atau 0,01. Suatu koefisien validitas dianggap
memuaskan atau tidak, penilaian dikembalikan kepada pihak pemakai skala atau kepada
mereka yang berkepentingan dalam penggunaan hasil ukur skala yang bersangkutan.
Kesahihan item tiap-tiap skala self monitoring dan kebutuhan sosial menggunakan taraf
signifikansi p < 0,05. Jadi dari semua item yang dianggap baik dan telah mewakili suatu
indikator adalah item yang mempunyai angka peluang ralat p tidak lebih dari 5% (p < 0,05).
Standar pengukuran yang digunakan untuk menentukan validitas item berdasarkan pada
pendapat Azwar (1999) bahwa suatu item dikatakan valid apabila koefisien validitas isi
memiliki makna jika bergerak dari 0.00 sampai 1.00 dan batas minimum koefisien validitas
isi sudah dianggap memuaskan dan dapat diterima jika v minimal 0.50 per item. Perhitungan
diatas dilakukan secara manual menggunakan rumus di atas.

1. Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi pengukuran ketika prosedur pengujian diulang
pada populasi individu maupun kelompok (AERA, APA & NCME, 199). Azwar (2012)
menerangkan bahwa reliablitas dinyatakan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam
rentang 0 sampai dengan 1.00. semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00
berarti semakin tinggi reliabilitas dan sebaliknya koefisien yang rendah akan semakin
mendekati angka 0.
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus
Alfa Cronbach karena setiap satu skala dalam penelitian ini disajikan dalam sekali waktu saja
pada sekelompok responden (single trial administration). Uji Alfa Cronbach dilakukan
dengan cara menghitung koefisien alpha. Data dikatakan reliabel apabila r alpha positif dan r
alpha > r tabel. Nilai uji akan dibuktikan dengan menggunakan uji 2 sisi pada taraf signifikan
0,05. Dapat pula dilihat dengan menggunakan nilai batasan penentu, misalnya 0,6. Nilai yang
kurang dari 0,6 dianggap memiliki realibilitas yang kurang, sedangkan nilai 0,7 dapat
diterima dan nilai 0,8 dianggap baik (Azwar,2004). Penghitungan estimasi reliabilitas
penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Product and
Service Solution) for Windows Release versi 16.00.

A. Teknik Analisa Data


1. Uji Prasyarat
Uji asumsi klasik yang akan digunakan adalah uji normalitas dan uji linieritas karena
jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif korelasional, berikut
penjelasannya:
a. Uji Normalitas
Menurut Misbahuddin dkk uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai
prasyarat untuk melakukan analisis data. Uji normalitas dilakukan sebelum data diolah
berdasarkan jenis penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk
mendeteksi distribusi data dalam satu variabel yang akan digunakan dalam penelitian.
Data yang baik dan layak untuk membuktikan jenis penelitian tersebut adalah data
distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov karena
partisipan > 100 orang (Misbahuddin dkk, 2013). Untuk mempermudah mengetahui data
tersebut berdistribusi normal atau tidak, peneliti menggunakan bantuan SPSS (Statistical
Product and Service Solution) for Windows Release versi 16.00 dengan uji Kolmogorov-
Smirnov.
Berikut langkah-langkah dalam menghitung uji normalitas dengan bantuan SPSS
16.0 for windows:
1) Langkah 1: Aktifkan program SPSS 16.0
2) Langkah 2: Buat data pada Variable View
3) Langkah 3: Masukkan data pada Data View
4) Langkah 4: Klik Analyze → Descriptive Statistics → Explore → Masukkan variabel Y
(Self Monitoring) ke Dependent List → Plots → Centang Stem, Histogram, Normality
plots → Continue → Klik Ok.
5) Langkah 5: Kriteria pengambilan keputusan uji normalitas.
Data dikatakan normal, apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (P>0,05).
Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (P<0,05), maka data dikatakan
tidak normal.
b. Uji Linieritas
Nurgiyantoro menyatakan bahwa uji linieritas bertujuan untuk menguji apakah
keterkaitan antara dua variabel bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan
menggunakan analisis variansi terhadap garis regresi yang nantinya akan diperoleh harga
Fhitung. Harga F yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga F tabel pada taraf
signifikan 5%. Kriterianya apabila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel pada
taraf signifikan 5% maka hubungan antara variabel bebas dikatakan linier. Sebaliknya,
apabila Fhitung lebih besar dari pada Ftabel maka hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikat tidak linier (Nurgiyantoro, 2012). ). Untuk mempermudah mengetahui data
tersebut linier atau tidak, peneliti menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and
Service Solution) for Windows Release versi 16.00.
Berikut langkah-langkah dalam menghitung uji linieritas dengan bantuan SPSS
16.0 for windows:
1) Langkah 1: Aktifkan program SPSS 16.0
2) Langkah 2: Buat data pada Variable View
3) Langkah 3: Masukkan data pada Data View
4) Langkah 4: Klik Analyze → Compare Means → Means → Masukkan kebutuhan
sosial ke Independent List dan self monitoring ke Dependent List → Option →
Centang Test for linierity → Continue → Klik Ok.
5) Langkah 5: Kriteria pengambilan keputusan uji linieritas.
Data dikatakan linier, apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (P>0,05).
Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (P<0,05), maka data dikatakan
tidak linier.
2. Analisis Data
Teknik analisa data merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah dan uji hipotesis dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan
dari hasil penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran
bentuk hubungan dari variabel X (Hubungan Sosial) dengan variabel Y (Self Monitoring),
maka teknik analisa data yang digunakan adalah korelasi product moment. Menurut Sugiyono
(2013) Korelasi product moment ini didasarkan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara
korelasi kedua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan
atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol).
Menurut Sugiyono (2013) penentuan koefisien korelasi menggunakan metode korelasi
Product Moment dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
n ∑ xi y i−(∑ x i)( ∑ y i )
√ ¿ ¿¿
Keterangan:
𝑟xy = Koefisien korelasi pearson
𝑥i = Variabel independen
𝑦i = Variabel dependen
𝑛 = Banyak sampel
Dari hasil yang diperoleh dengan rumus di atas, dapat diketahui tingkat pengaruh
variabel X dan variabel Y. Pada hakikatnya nilai r dapat bervariasi dari -1 hingga +1, atau
secara matematis dapat ditulis menjadi -1 ≤ r ≤ +1. Hasil dari perhitungan akan memberikan
tiga alternatif, yaitu:
1. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi antar kedua variabel sangat lemah atau tidak
terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y.
2. Bila r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antar kedua variabel adalah kuat dan searah,
dikatakan positif.
3. Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antar kedua variabel adalah kuat dan
berlawanan arah, dikatakan negatif.
Sebagai bahan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil,
maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut ini (Sugiyono, 2013):
Tabel 5. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Perhitungan diatas dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer SPSS (Statistical


Product and Service Solution) for Windows Release versi 16.00.

Anda mungkin juga menyukai