Anda di halaman 1dari 6

TUGAS II

PENGANTAR METODE PELAKSANAAN DAN


PEMBONGKARAN KONSTRUKSI
PENGAWASAN STRUKTUR GEDUNG TINGGI

DOSEN : FAJAR NUGROHO, S.Pd., M.T.

NAMA : ZAKI AFRIDO


NO BP : 2018210064

JURUSAN TEKNIK SIPIL S1


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DAN PERENCANAAN

TAHUN 2021
PENGAWASAN STRUKTUR GEDUNG TINGGI

Menurut Pendapat Ahli Struktur


a. Menurut Andrew Charleson, 1984.

Sewaktu gempa bumi terjadi, struktur beton bertulang akan merespons gaya
lateral gempa sesuai dengan kemampuan daktilitasnya, daktilitas itu ditentukan oleh
detail penulangan yang baik. Jadi, walaupun struktur gedung dihitung dengan baik
dan benar, tapi kalau pelaksanaan detail penulangan nya tidak sesuai dengan
standar struktur daktail, maka struktur akan gagal

b. Menurut Prof. Dr. Ir. Wiriyanto Dewobroto, 2014.


Detail penulangan itu sangat penting. Kita sering dengar,bahwa untuk
bangunan tinggi tahan gempa, maka syaratkekuatan dan kekakuan saja tidakcukup,
harus jugadidukung oleh syarat daktilitas. Nah yang terakhir itukinerja
hasilnyasangat tergantung dari detail penulanganyang digunakan.
Jadi kalau hanya bisa menghitungdengan baik, tetapi tidak tahu bagaimana
detailpenulangan maka tentu tidak bisa dihasilkan bangunantahan gempa.
Berdasarkan detail penulangan yangdigunakan, maka dapat diketahui apakah suatu
bangunandapat digolongkan sebagai rangka spesial penahanmomen atau bukan.

.
c. Menurut Jack Moehle, 2015.

Sistem beton bertulang tahan gempa adalah sebuah sistem yang


kompleks yang kinerjanya tergantung pada implementasi yang tepat dari
persyaratan desain selamapelaksanaan konstruksi.
Inspektor harus di bawah pengawasan Engineerprofesional bersertifikat
yang bertanggung jawab untuk desain struktural atau engineer profesional
bersertifikat dengan kemampuan yang mumpuni untuk mengawasi inspeksi
pelaksanaan konstruksi.
Inspektor diharuskan memeriksa pekerjaan untuk kesesuaian dengan
gambar dan spesifikasi rencana yangdisetujui; untuk menyerahkan laporan
sementara yangmengidentifikasi perbedaan dan resolusi mereka; danuntuk
menyerahkan laporan akhir yang menyatakanapakah pekerjaan itu sesuai
dengan rencana danspesifikasi yang disetujui dan ketentuan pengerjaan
yangberlaku dari peraturan bangunan.
Definisi Gedung Tinggi.

1. Tall Building.
Mulai tinggi 40 m sampai 300 m.

2. Super Tall Building.


Tinggi 300 – 600 m.

3. Mega Tall Building.


Tinggi 600 m keatas,

Aspek Regulasi.
Direksi pengawas (Dirwas) memeriksa kesesuaian gambar IMB dengan
pelaksanaan.
Tugas Dirwas :
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan membangun dan memberikan
petunjuk teknis agar pelaksanaannya sesuai dengan IMB dan kualitas/mutunya sesuai
dengan standar teknis yang berlaku.

2. Membuat Laporan hasil pelaksanaan kegiatan membangun bidang struktur


yang dilakukan oleh Direksi Pengawas sebagaimana dimaksud sesuai tahapan
pekerjaan.
Bekisting dan Perancah pada Struktur Gedung.

Tanggungjawab Pelaku Jasa Konstruksi dalam pengadaan, pemasangan, dan


keamanan Bekisting dan Perancah.

Dalam pengajuan system bekisting dan perancah oleh kontraktor umumnya dominanan
mempertimbangkan biaya karena dianggapnya sebagai konstruksi sementara. Maka peran
konsultan MK diperlukan untuk memastikan bahwa bekisting dan perancah yang diajukan
oleh kontraktor memenuhi syarat fungsi dan keamanan pelaksanaan.
Material Bekisting :
a. Bekisting kayu
b. Bekisting besi
c. Bekisting aluminium
Detail Penulangan Beton
1. Material beton
Beton merupakan bahan dari campuran antara air, semen, agregat halus (pasir) dan
agregat kasar (kerikil), dengan tambahan adanya rongga-rongga udara, campuran bahan-
bahan pembentuk beton harus ditetapkan sedimikian rupa, sehingga menghasilkan beton
basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan
cukup ekonomis.

Secara umum proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah

 Agregat kasar + Agregat halus : 60% s/d 80%


 Semen : 7% s/d 15%
 Udara : 1% s/d 8 %

2. Material tulangan baja

Baja tulangan beton merupakan baja berbentuk silinder batangan yang digunakan untuk
penulangan beton yang terbuat dari billet dengan proses canai panas (hot rolling). Baja
tulangan diperlukan dalam struktur beton untuk menambah kekuatan tarik. Hal ini
dikarenakan baja memiliki kekuatan tarik tinggi sedangkan beton memiliki kekuatan tarik
yang relatif rendah. Baja dan Beton sendiri dapat berinteraksi karena beberapa sebab,
diantaranya:

 Lekatan / bond antara tulangan baja dengan beton keras di sekelilingnya


 Campurampuran beton yang bersifat anti resap sehingga dapat mencegah karat
pada baja
 Angka muai baja dengan beton yang hamper sama, yaitu 0,000010 – 0,000013
℃ pada beton dan 0,000012 ℃ pada baja.
3. Selimut Beton

Selimut beton adalah bagian terluar dari permukaan beton yang melindungi
tulangan beton, dimana tebal selimut beton berbeda – beda tergantung penempatan
dan fungsi beton bertulang untuk sebuah bangunan. Selimut beton berfungsi untuk
melindungi tulangan beton dari korosi, dimana pada bangunan beton bertulang jika
tulangan beton tersebut korosi, dapat mengakibatkan gagal struktur. Bila sebuah
bangunan mengalami gagal struktur dapat mengakibatkan banguan tersebut tidak
layak digunakan dan akhirnya bangunan tersebut harus di bangun ulang atau
menjadi bangunan sejarah yang tidak layak fungsinya, oleh sebab itu tebal selimut
beton pada sebuah bagunan  harus diperhatikan dan jangan dipandang sebelah
mata.

4. Jarak Atar Tulangan

Batasan Spasi Tulangan menurut pasal 7.6 SNI-2847-2002


 Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama tidak boleh kurang
dari 25 mm.
 Jika tulangan terdiri dari lebih dari satu lapis (baris), maka jarak bersih antar baris
tulangan adalah 25 mm.
 Untuk kolom, boundary element pada dinding geser, atau dinding yang
mempunyai confinement (sengkang pengikat), jarak bersih antar tulangan
utamanya adalah minimal   atau 40 mm (mana yang terbesar).
 Pada dinding dan pelat lantai, tulangan lentur utama jaraknya harus kurang
dari 3x tebal pelat (dinding) atau 500 mm (mana yang terbesar).

5. Tulangan Mksimum dan Minimum

Secara umum berdasarkan SNI 03-2847-2002 tentang Tata cara perhitungan


struktur beton untuk bangunan gedung, baja tulangan yang digunakan harus
tulangan ulir. Baja polos diperkenankan untuk tulangan spiral atau tendon. Baja
tulangan umumnya harus memenuhi persyaratan yang berorientasi pada ASTM
(American Society for Testing Materials) yang diantaranya memenuhi salah satu
ketentuan berikut:
 “Spesifikasi untuk batang baja billet ulir dan polos untuk penulangan beton”
(ASTM A615M).
 “Spesifikasi untuk batang baja axle ulir dan polos untuk penulangan beton”
(ASTM A617M).
 “Spesifikasi untuk baja ulir dan polos low-alloy untuk penulangan beton” (ASTM
A706M).

Anda mungkin juga menyukai