Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AKHLAK TERPUJI

Di Susun Oleh :
Devita Putri M.
Kelas : VII B

MTsN Sidorejo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi, perkataan
“akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya “Khuluqun” yang
menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat
tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan “khalkun” yang berarti
kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq” yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang
berarti yang diciptakan.
Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka
kebiasaannya itu disebut akhlak .Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang
mengerti benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata –
mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah
memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara
hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk
suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam.
Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang
itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah
memahami akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan
itu selalu diulang – ulang dengan kecenderungan hati (sadar) .Akhlak merupakan
kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan
dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang
dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan itu akan
melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai
fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana
yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang
buruk.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan latar belakang dari
permasalahan sebagai berikut:
1. Pengertian dari akhlak?
2. Apa saja macam-macam dari akhlak terpuji?
3. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Sebagai bentuk penyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
2. Untuk menjelaskan macam-macam akhlak terpuji yang dianjurkan dan di ridhoi
Allah SWT serta penerapannya di kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat penulisan
Penyusunan berharap makalah ini mampu menambah wawasan pembaca
mengenai akhlak terpuji yang di ridhoi Allah SWT dan Penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari yang mampu menambah iman para pembaca.
BAB II
ISI

A. Pengertian akhlak
Diterjemah dari kitab Is’af thalibi Ridhol Khllaq bibayani Makarimil Akhlaq.
Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai
gambaran batin yang bersifat maknawi dan rohani.Dimana dengan gambaran itulah
manusia dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.
Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan manusia,
kata khuluk lawan kata dari kholq.
Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut
dengan akhlak. Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain,
perilaku manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan
hidup.
Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan
sehari-hari disebut akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah. Acuhannya adalah Al-
Qur’an dan Hadist serta berlaku universal.

B. Macam-macam akhlak terpuji


Akhlakul karimah(sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya, diantaranya adalah
husnudzan, gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata karma terhadap makhluk Allah, adil,
ridho, amal shaleh, sabar, tawakal, qona’ah, bijaksana, percaya diri, dan masih banyak
lagi.
Husnudzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive thinking.Lawan
dari kata ini adalah su’udzan yang artinya berprasangka buruk ataup negative thinking.
Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni
percaya akan hasil positif dalam segala usaha.
Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu
berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan sikap terburu-buru
bertindak kedalam situasi sulit, bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu
perintah dan selalu menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna
kepentingan masyarakat.
Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau
demi seseorang. Semua ini apabila dengan maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang
baik.
Tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT ini sangat dianjurkan kepada
makhluk Allah karena ini adalah salah satu anjuran Allah kepada kaumnya.
Adil dalam bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-‘adl dan
al-‘idl.Al-‘adl adalah keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio, sedangkan
al-‘idl adalah keadilan yang dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh
pancaindera seperti hitungan atau timbangan.
Ridho adalah suka, rela, dan senang.Konsep ridho kepada Allah mengajarkan
manusia untuk menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita.
Amal Shaleh adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif
atau bermanfaat.
Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan
sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau
menunggu hasil dari suatu pekerjaan.
Qona’ah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari
sifat ketidakpuasan atau kekurangan.
Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan dengan
cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi, baik itu
terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain.
Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan
postur tubuh, keturunan, status social, pekerjaan ataupun pendidikan.
1. Akhlak kepada Pencipta
Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta
adalah Taubat. Taubat secara bahasa berarti kembali pada kebenaran. Secara istilah
adalah meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak baik, salah atau dosa dengan
penuh penyesalan dan berniat serta berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan
yang serupa. Dengan kata lain, taubat mengandung arti kembali kepada sikap,
perbuatan atau pendirian yang baik dan benar serta menyesali perbuatan dosa yang
sudah terlanjur dikerjakan.
- Menurut Ibnu Katsir
Taubat adalah menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan menyesali atas dosa
yang pernah dilakukan pada masa lalu serta yakin tidak akan melakukan
kesalahan yang sama pada masa mendatang.
- Menurut A.Jurjani
Taubat adalah kembali pada Allah dengan melepaskan segala keterikatan hati
dari perbuatan dosa dan melaksanakan segala kewajiban kepada Tuhan.
- Menurut Hamka
Taubat adalah kembali ke jalan yang benar setelah menempuh jalan yang sangat
sesat dan tidak tentu ujungnya.
2. Akhlak terhadap Sesama
Setelah mencermati kondisi realitas social tentunya tidak terlepas berbicara
masalah kehidupan. Masalah dan tujuan hidup adalah mempertahankan hidup untuk
kehidupan selanjutnya dan jalan mempertahankan hidup hanya dengan mengatasi
masalah hidup. Kehidupan sendiri tidak pernah membatasi hak ataupun
kemerdekaan seseorang untuk bebas berekspresi dan berkarya. Kehidupan adalah
saling berketergantungan antara sesama makhluk dan dalam kehidupan pula kita
tidak terlepas dari aturan-aturan hidup baik bersumber dari norma kesepakatan
ataupun norma-norma agama, karena dengan norma hidup kita akan jauh lebih
memahami apa itu akhlak dalam hal ini adalah akhlak antara sesama manusia dan
makhluk lainnya. Dalam aklak terhadap sesama dibedakan mnjadi dua macam :
- Akhlak kepada sesama muslim.
Sebagai umat pengikut Rasullulah tentunya jejak langkah beliau
merupakan guru besar umat Islam yang harus diketahui dan patut ditiru, karena
kata rasululah yang di nukilkan dalam sebuah hadist yang artinya
“sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Yang
dimaksud akhlak yang mulia adalah akhlak yang terbentuk dari hati manusia
yang mempunyai nilai ibadah setelah menerima rangsangan dari keadaan social.
Karena kondisi realitas social yang membentuk hadirnya karakter seseorang
untuk menggapai sebuah keadaan. Contohnya: ketika kita ingin di hargai oleh
orang lain, maka kewajiban kita juga harus menghargai orang lain,
menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menyantuni
yang fakir karena hal itu merupakan cirri-ciri akhlak yang baik dan terpuji.
Contoh lain yang merupakan akhlak terpuji antar sesame muslim adalah
menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita
tersinggung bahkan lebih menyakitkan lagi ketika kita berbicara hanya dengan
melalui bisikan halus ditalinga teman dihadapan teman-teman yang lain, karena
itu merupakan etika yang tidak sopan bahkan diharamkan dalam islam.
- Akhlak kepada sesama non muslim
Akhlak antara sesama non muslim, inipun diajarkan dalam agama karena
siapapun mereka, mereka adalah makhluk Tuhan yang punya prinsip hidup
dengan nilai-nilai kemanusiaan. Namun sayangnya terkadang kita salah
menafsirkan bahkan memvonis siapa serta keberadaan mereka ini adalah
kesalahan yang harus dirubah mumpung ada waktu untuk perubahan
diri.Karena hal ini tidak terlepas dari etika social sebagai makhluk yang hidup
social. Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai
asasi kemerdekaan yang tidak bias dicampur adukkan hak asasi kita dengan hak
merdeka orang lain, apalagi masalah keyakinan yang terpenting adalah kita
lebih jauh memaknai kehidupan social karena dalam kehidupan ada namanya
etika social. Berbicara masalah etika social adalah tidak terlepas dari karakter
kita dalam pergaulan hidup, berkarya hidup dan lain-lain. Contohnya bagaimana
kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka, ketika upacara
keagamaan sedang berlangsung , mereka hidup dalam minoritas sekalipun.
Memberi bantuan bila mereka terkena musibah atau lagi membutuhkan karena
hal ini akhlak yang baik dalam kehidupan non muslim.

Kesimpulan Akhlak Kepada Sesama


Setelah menelaah dan memahami akhlak kepada sesama sebagai
kesimpulannya adalah sesungguhnya dalam kehidupan, kita tidak terlepas dari apa
yang sudak ada dalam diri kita sebagai manusia termasuk salah satunya adalah
akhlak. Karena akhlak adalah salah satu predikat tang disandang oleh manusia
akhlak akan berjalan setelah manusia itu sendiri berada dalam alam social. Baik dan
buruknya akhlak kepada sesama tergantung dari orang menjalani hidup, apakah
membentuk karakternya dengan akal atau dengan hati karena keduanya adalah
sumber.Jadi kesimpulan akhlak antar sesama yaitu sangat dianjurkan selama apa
yang dilakukan punya nilai ibadah .
Dengan demikian orang yang berakal dan beriman wajib untuk mengerahkan
segala kemampuannya untuk meluruskan akhlaknya dan berperilaku dengan
perilaku yang dicintai Allah SWT.Serta melaksanakan maksud dan tujuan dari
terutusnya baginda Rasullulah SAW yang bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan Akhlak”
Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa: kesempurnaan akhlak yang hanya
untuk itu Rasullulah diutus, merupakan ukuran baik dan tidaknya seseorang baik di
dunia ini atau di akhirat nanti. Oleh karena itu wajib bagi setiap kaum muslimin
agar budi pekertinya. Baik kepada dirinya, keluarga, dan orang-orang yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. ADIL
Pengertian adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.Adil juga
berarti tidak berat sebelah, tidak memihak.Dengan demikian berbuat adil adalah
memerlukan hak dan kewajiban secara seimbang tidak memihak dan tidak
merugikan pihak manapun. Sebagai contoh seseorang yang adil akan melaksanakan
tugas sesuai fungsi dan kedudukannya, menghukum orang yang bersalah
melakukan tindak pidana, membarikan hak orang lain sesuai dengan haknya tanpa
mengurngi sedikitpun.
Firman Allah di dalam Al-Qur’an yang mamarintahkan berbuat adil antara
lain :
Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 8
        
         
           
Artinya : Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Berlaku adil harus diterapkan kapada siapa saja tanpa membedakan suku,
agama atau status sosial. Bahkab perlaku adil diterapkan kepada keluarga dan
kerabat sendiri. Sebagaimana firman Allah berikut ini
Al-Qur’an surat An-nisa Ayat 135
        
        
          
          
 
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia[361] kaya
ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui
segala apa yang kamu kerjakan.
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada hambanya yang
beriman supaya menjadi orang yang benar-benar menegakkan keadilan ditengah
masyarakat.Berani menjadi saksi akrena Allah, walaupun yang menjadi tergugat
dan terdakwa adalah diri sendiri, orang tua dan kerabat.
Oleh karena itu hukum harus diterapkan secara adil kepada semua
masyarakat, karena sekali ada pihak yang merasa dizalimi dengan cara
diperlakukan secara tidak adil, maka akan menimbulkan gejolak. Firman Allah lain
tentang dali terdapat dalam surat An Nahl ayat 90
        
       
 
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku ADIL dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu daoat mengambil pelajaran.
4. RIDHO
Ridho menurut bahasa artinya rela, sedangkan menurut istilah ridha artinya
menerima dengan senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah SWT. Yakni
berupa ketentuan yang telah ditetapkan baik berupa nikmat maupun saat terkena
musibah. Orang yang mempunyai sifat tidak mudah bimbang, tidak mudah
menyesal ataupan menggerutu atas kehidupan yang diberikan olaeh Allah, tidak iri
hati atas kelebihan orang lain, sebab dia berkeyakinan bahwa semua berasal dari
Allah SWT, manusia hanya berusaha.Ridho bukan ebrarti menyerah tanpa usaha
namanya putus asa. Dan sikap putus asa tidak dibenarkan dalam agama islam.
Firman Allah dalam Al-qur’an surat A-baqarah ayat 153
         
 
Artinya : Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu
Bagaimanakah caranya agar seseorang bisa memunculkan rasa ridho ketika
menerima kenyataan pahit yang tidak dikehendaki?Caranya yang paling jitu adalah
dengan menyadari bahwa Allah SWT maha adil dan bijaksana dalam setiap
ketetapan dan keputusannya.hendaklah seseorang yakin bahwa Allah tidak pernah
salah dalam memutuskan suatu hal.
Sebenarnya sikap ridho adalah perasan hati yang senantiasa merasa bahagia
ketika menerima takdir baik apapun. Melalui sikap ridho seseorang akan mudah
bersabar menghadapi berbagai macam cobaan.
Ridho mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang.Orang yangtelah
menempati tingkatan ridho tidak akan mudah tergoncang apapun yang dihadapinya.
Baginya apapun yang terjadi dialam ini merupakan kodrat atau kekuasaan dan
irodat kehendak Allah. Segalanya harus diterima dengan rasa tenang danikhlas
karena hal tersebut adalah pilihan Allah SWT yang berarti pilihan terbaik.
5. AMAL SHALIH
Amal berasal dari bahasa arab yang terbantuk masdar yaitu ya’mal yang
artinya segala pekerjaan atau perbuatan.Sedangkan shalih artimya bagus. Amal
shalih berarti segala perbuatan/pekerjaan yang bagus yang berguna bagi pribadi,
keluarga, masyarakat dan manusia secara keseluruhan.Kebalikan dari amal shalih
adalah amalan sayyi’an atau amal jelek yaitu perbuatan yang mendatangkan
madhorot, baik bagi pelaku maupun orang lain.
Secara garis besar amal shalih dapat dibagi dua macam:
1. Amal shalih yang bersifat vertikal, dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk
ibadah ritual kepada Allah SWT
2. Amal shalih ag bersifat horisontal yakni segala bentuk aktivitas sosial
kemasyarakatan, bentuk politik yang diniati untuk bekal kehidupan alam
akhirat.
Islam merupakan agama yang sama sekali tidak membadakan nilai ibadah
yang terkandung dalam amal shalih yang barsifat vertikal maupum horisontal.
Karena islam menghendaki umatnya menjadi penganut agama yang memiliki kedua
keshalihan tersebut yaitu keshalihan individual setelah menunaikan amal shalih
vertikal dan sekaligus manjadi anggota masyarakat yang memiliki keshalihan sosial
setelah melakukan amal shalih horisontal.
Perintah Allah agar kita mangerjakan amal shalih terdapat dalam Ai-Qur’an
anara lain:
Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 82
        
  
Artinya : Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu
penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
- Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari
disebut akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah
- Akhlakul karimah(sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya, diantaranya adalah
husnuzzan, gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata karma terhadap makhluk Allah, adil,
ridho, amal shaleh, sabar, tawakal, qona’ah, bijaksana, percaya diri, dan masih banyak
lagi.
- Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah
Taubat.

Anda mungkin juga menyukai