Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

“MASALAH KIA PADA MASA PANDEMI DI NTT”

Dosen Pengampu : Dewa Ayu Putu, MK. S.SiT, M.Kes

OLEH

NAMA : ASTANTRI ABDULLAH

NIM : PO530324019404

TINGKAT : II A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN DIII KEBIDANAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan proposal yang berjudul ”MASALAH KIA "

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun saya nantikan demi kesempurnaan proposal ini.

Kupang, 04 Maret 2021

penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................5
B. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori atau Konsep Dasar Komunitas............................................................7
BAB III PEMBAHASAN
A. Metodelogi..................................................................................................11
B. Rumusan Masalah.......................................................................................17
C. Implementasi...............................................................................................21
D. Evaluasi.......................................................................................................24
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................26
B. Saran............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dituntut untuk dapat memberi pelayanan
KIA/KB dan kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya baik di institusi rumah sakit
yang bersifat kuratif/klinis maupun juga dalam upaya-upaya pelayanan KIA/KB yang
bersifat promotif, preventif dan mampu menggerakkan peran serta masyarakat dalam upaya
kesehatan ibu dan anak, serta KB sesuai dengan prinsip Primary Health Care (PHC).

Dalam rangka mempersiapkan tenaga bidan yang terampil dan bermutu dalam melaksanakan
tugas seperti yang diharapkan diatas maka perlu kiranya memberikan kesempatan serta
pengalaman belajar yang terarah dan terpadu kepada mahasiswa kebidanan tidak hanya
dirumah sakit tetapi juga di puskesmas maupun dimasyarakat.

Institusi penyelenggara pendidikan kebidanan perlu untuk memberikan pengalaman belajar


secara nyata kepada mahasiswanya dalam upaya meningkatkan program KB, KIA serta
kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya sehingga mampu menggerakkan peran
serta masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan tersebut disuatu wilayah kerja.

Sehubungan dengan hal itu, salah satu pengalaman belajar yang perlu disediakan bagi
mahasiswa adalah praktek asuhan kebidanan komunitas di pedesaan dengan menggunakan
pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa).

Untuk itu, mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kupang melakukan survey secara online
dimasyarakat khususnya keluarga dengan menggunakan asuhan kebidanan komunitas serta
melakukan pendataan untuk mengetahui status kesehatan masyarakat, yang dilakukan di
Kota Waingapu yang terdiri dari 3 KK di wilayah Desa Mbatakapidu , Kecamatan Kota
Waingapu, Kabupaten Sumba Timur sejak tanggal 2 Maret 2021 .
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek asuhan kebidanan komunitas diharapkan mahasiswa
mampu memandirikan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dengan
menggunakan pendekatan asuhan kebidanan.

2. Tujuan Khusus
Dalam melakukan kegiatan praktek asuhan kebidanan komunitas, diharapkan mahasiswa
bersama masyarakat mampu :
a. Melaksanakan pengkajian / pengumpulan data asuhan kebidanan komunitas pada
tingkat keluarga secara Online.
b. Merumuskan prioritas masalah yang berhubungan dengan KIA, dan Upaya
Pencegahan Penularan Covid-19.
c. Membuat rencana Asuhan kebidanan komunitas sesuai dengan masalah dan prioritas.
d. Melaksanakan Tindakan Asuhan kebidanan komunitas sesuai dengan masalah dan
prioritas.
e. Melakukan Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
f. Membuat Laporan Kegiatan yang telah dilakukan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori atau Konsep Dasar Komunitas


1. Pengertian kebidanan komunitas
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus
ujian dengan persyaratan yang berlaku (Kepmenkes 900/2002).
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti kesamaan, publik
ataupun banyak. Istilah comunity dapat di terjemahkan sebagai masyarakat setempat yang
menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa. (Meilani dkk, 2009).
Komunitas di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseoprang tinggal
beserta aspek- aspek sosialnya. Hubungan – hubungan individu dalam sebuah komunitas
akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan
baik tentang arti kekuarga, konsep sehat , maupun sakit. Keyakinan mereka ini akan di
cerminkan daklam perilaku keluarga maupun di kelompok tertentu.Hal ini merupakan
dasar pemikiran mereka dalam pemeliharaan kesehatan maupun perawatan ketika sakit
(Meilani dkk, 2009).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaaan,
tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama (J.L. Gilin & J.P Gilin, 2009)
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat
baik individu, keluaraga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga berencana (KB), Kesehatan Reproduksi
termasuk usia wanita adi yuswa secara paripurna (Meilani dkk, 2009).
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada 4 konsep utama dalam
pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat, lingkungan, kesehatan dan pelayanan
kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga
di harapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani dkk, 2009).
Konsep Pendekatan menurut H.L Blum.
a. Lingkungan hidup
Masalah kesehatan keluarga tergantung pada lingkungan hidup, baik secara fisik,
biologi dan sosial budaya.
Tingkat pendidikan keluarga biasanya pendidikan rendah, tingkat sosial ekonomi
yang miskin dan gangguan untuk mencapai status keluarga sehat secara optimal
b. Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan serta lingkungan. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu
bagaimana manusia merespon baik secara pasif mengetahui, bersikap, mempersepsi
penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya maupun aktif
(tindakan) yang di lakukan sehubungan dengan penyakitan sakit tersebut.Perilaku
terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat- tingkat
pencegahan penyakit yakni :
1) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (Health
Promotion Behavior)
2) Perilaku pencegahan penyakit (Health Prevention Behavior) adalah respon untuk
melakukan pencegahan penyakit
3) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (Health Seeking
Behavior)yaitu untuk perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan
4) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (Health Rehabilitation Behavior)
yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah
sembuh dari suatu penyakit.
Dari uraian di atas nampak jelas bahwa perilaku adalah merupakan konsepsi yang
tidak sederhana, sesuatu yang kompleks, yakni suatu pengorganisasian proses- proses
psikologis oleh seseorang yang memberikan predisposisi melakukan responsi
menurut terhadap suatu obyek.
c. Pelayanan kesehatan
Dalam rangka meningkatan cakupan pelayanan keshatan kepada masyarakat berbagai
upaya di lakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat (Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat atau UKBM). Sampai
sekarang pelayanan kesehatan bagi keluargaa tidak dalam bentuk paket untuk setiap
menit keluarga, tetapi dsalam pelayanan individu untuk setiap anggota keluarga.
d. Genetika atau Keturunan
Keluarga dibentuk menjadi 2 macam manusia dengan bermacam- macam gen dan sifat
yang mempengaruhi anak- anak mereka. Pelayanan genetika dalam konteks pelayanan
kesehatan keluarga di anggap sulit dan mahal untuk di laksanakan dan membutuhkan
metode tehnologi yang tinggi dengan ahli khusus (Bapelkes, 2009)

2. Prioritas Masalah
Syarat untuk memutuskan adanya masalah;
a. Adanya kesenjangan
b. Adanya rasa tidak puas
c. Adanya rasa tanggung jawab
Dari berbagai masalah yang di temukan tidak mungkin seluruhnya dapat di tanggulangi,
untuk itu perlu adanya prioritas masalah. Metode yang di gunakan untuk menentukan
prioritas masalah adalah Metode Hanloon Kualitatif.
Prinsip Metode Hanloon Kualitatif adalah dengan matching. Kriteria yang di pakai
adalah :
1) Urgency (U) / mendesak yaitu : apabila masalah tersebut mendesak dalam aspek
waktu, masih dapat di tunda atau harus segera di tanggulangi.
2) Seriouness (S) / Kegawatan yaitu : besarnya akibat atau kerugian yang di
nyatakan dalam besaran kuantitatif berapa rupiah, orang, dll.
3) Growth (G) / Perkembangan yaitu : kecenderungan atau perkembangan akibat
dari suatu permasalahan . Semakin berkembang masalah semakin di prioritaskan
(Bapelkes, 2009).
3. Pemecahan masalah
Tujuan pemecahan masalah adalah menghilangkan atau mengurangi faktor- faktor
penyebab masalah. Kegiatan yang di lakukan berupa :
a. Penetapan tujuan dan sasaran
b. Mencari alternatif pemecahan masalah. (Bapelkes, 2009).

4. Konsep Manajemen Kebidanan Komunitas


a. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak
yang khusus di lakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
(Depkes RI).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan- penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney’s, 1997).

b. Langkah – langkah manajemen asuhan kebidanan


1) Langkah I : Pengumpulan data dasar.
2) Langkah II : Interpretasi data dasar.
3) Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa masalah potensial dan mengantisipasi
masalah potensial.
4) Langkah IV : Antisipasi akan kebutuhan tindakan segera.
5) Langkah V : Intervensi (Merencanakan asuhan yang menyeluruh).
6) Langkah VI : Implementasi (merencanakan perencanaan).
7) Langkah VII : Evaluasi
BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODELOGI
Metode Pengumpulan Data yang digunakan adalah secara Online
B. RUMUSAN MASALAH

NO WHAT WHO WHERE WHEN HOW


Desa
1. Kurangnya pengetahuan Ibu Nifas Tahun 2 Keluarga
Mbatakapidu
Ibu Postpartum tentang 2021
Pola hidup sehat dan
kondisi Kesehatan di
Masa Pandemi Covid-19
Balita Desa
2. Kurangnya Literasi Tahun 1 Orang
Mbatakapidu
stunting pada Masa 2021
pandemi covid-19 Bagi
Balita

C. IMPLEMENTASI

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

a) SAP PENANGANAN Covid-19 PADA IBU POSTPARTUM

Topik : Gejala dan Cara pencegahan Covid-19 pada Ibu Postpartum


Media : Whatsapp

Hari, tanggal : Rabu, 2 Maret 2021

Waktu : Pukul 08.00 –09.00

Sasaran : Ibu Nifas


A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) di NTT disebabkan oleh 75 % perdarahan pasca lahir,
infeksi post partum dan hipertensi, partus lama, aborsi yang tidak aman.Infeksi Post
Partum memberikan kontribusi kesakitan dan kematian pada ibu maternal hingga 11%.Ini
menunjukkan infeksi postpartum pada ibu merupakan komplikasi yang dapat terjadi dari
persalinan dan perlu upaya pencegahan terhadap resistensi antimikroba. Wabah
pandemic Covid-19 yang berkembang saat ini sudah ditetapkan pemerintah Bencana Non
Alam sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020.
Penyebaran Covid-19 sudah menyebar dari waktu kewaktu sehingga telah merugikan
kesehatan masyarakat di Indonesi. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap
kesehatan ibu dan anak, yang mana dalam kondisi normal masih meningkat jumlah
kesakitan dan kematian ibu dan anak masih tinggi.Saat wabah Covid-19 pelayanan
kesehatan ibu dan anak dibatasi karena dikhawatirkan penularannya yang cepat kepada
ibu dan anak. Begitu juga dengan pelayanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir mesti mendapatkan perhatian khusus dari petugas kesehatan. Ada beberapa hal yang
mesti diperhatikan ibu nifas dalam menjaga kesehatan ibu dan bayinya, kunjungan nifas
tetap dilaksanakan 4 kali dengan membuat perjanjian dengan tenaga kesehatan kunjungan
rumah atau hanya melalui media online peningkatan risiko infeksi mesti dicegah pada
masa pandemic wabah Covid-19 ini, Ibu nifas beresiko terjadi infeksi pasca persalinan
yang meningkat dengan luka perineum yang tidak terawat dengan baik, dimana jalan
masuk bagi mikroorganisme penyebab infeksi dan jaringan nekrosis di sekitar perineum
yang luka merupakan media yang paling subur bagi perkembangan mikroorganisme
perilaku yang dianjurkan bagi ibu nifas adalah mencuci tangan, menjaga jarak dan
memakai masker dengan menjaga kebersihan diri dan bayinya. Asuhan kebidanan pada
masa nifas asuhan kebidanan difokuskan untuk upaya preventif.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penanganan ibu postpartum di masa pandemi
selama 30 menit diharapkan keluarga dapat memahami secara lengkap.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan dan promosi kesehatan selama 30 menit, diharapkan
keluarga dapat :
a. Mengenali tanda dan gejala Covid-19 pada ibu postpartum
b. Melakukan tindakan pencegahan sesuai anjuran.
c. Membagikan pengetahuan kepada ibu postpartum yang belum memahami dengan
baik tentang Covid-19

C. Pokok Bahasan

Ibu postpartum di masa pandemi covid-19

D. Sub Pokok Bahasan


1. Menjelaskan pengertian ibu post partum dan covid-19
2. Menjelaskan tanda dan gejala Covid-19 pada ibu postpartum
3. Menjelaskan Cara Pencegahan Covid-19 pada ibu postpartum

E. Metode
1. Ceramah (Online)
2. Demonstrasi (Online)
3. Tanya jawab (Online)

F. Media dan Alat Pengajaran

Leaflet dan Whatsapp

G. Pelaksana :
1. Moderator
2. Presentator
3. Notulen
4. Observed

H. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Tahap Kegiatan Penanggung Jawab
kegiatan Penyuluh Sasaran
10 10 mnt Pepembukaan 1) Membuka 1. Menjawab salam
acara dengan
mengucapkan
salam kepada
sasaran
2. Mendengarkan
2) Menyampaikan
penyuluh
topik dan Moderator
menyampaikan
tujuan penkes
topik dan tujuan.
kepada sasaran
3. Menyetujui
kesepakatan waktu
3) Kontrak waktu
pelaksanaan
untuk
penkes
kesepakatan
pelaksanaan
penkes dengan
sasaran
35 10 mnt Pepenyampaia 1. Mengkaji 1. Menyampaikan Presentator
n materi ulang pengetahuannya
pengetahuan tentang materi
sasaran tentang penyuluhan
materi
penyuluhan 2. Mendengarkan Presentator
2. Menjelaskan penyuluh
materi menyampaikan
penyuluhan materi
kepada sasaran
dengan
menggunakan
leaflet Presentator
3. Mendemonstra
3. Mengikuti dan
sikan langkah-
memperhatikan
langkah cuci
pendemostrasian
tangan yang
langkah-langkah
baik dan benar Moderator
cuci tangan yang
diikuti panitia
baik dan benar
dan audience
yang dilakukan
oleh panitia
4. Menanyakan hal-
hal yang tidak
4. Memberikan
dimengerti dari
kesempatan
materi penyuluhan
kepada sasaran
untuk
menanyakan hal-
hal yang belum
di mengerti dari
meteri yang
dijelaskan
penyuluh.
10 mnt Evaluasi / 1. Presentator 1. Mereview langkah- Presentator
Penutup mereview langkah cuci
langkah-langkah tangan yang baik
cuci tangan yang dan benar yang
baik dan benar sudah di
yang sudah di demonstrasikan
demonstrasikan Moderator
tadi
2. Mendengarkan
2. Menyimpulkan
penyampaian
materi
kesimpulan
penyuluhan yang
telah Moderator
disampaikan
3. Mendengarkan
kepada sasaran
penyuluh menutup
3. Menutup acara
acara dan
dan
menjawab salam
mengucapkan
salam serta
terima kasih
kepada sasaran.

I. Evaluasi
1) Evaluasi struktur : Audience terkoordinasi dengan baik hanya beberapa saja yang
belum terkoordinir
2) Evaluasi proses  :- Penyaji menyampaikan materi dengan baik.
- Audience mengikuti penyampaian materi oleh penyaji
dan demonstrasi langkah-langkah cuci tangan yang
baik dan benar dengan antusias.
- Ada beberapa audience yang kurang
memperhatikan, tetapi lainnya lancar dan kondusif.
3) Evaluasi hasil : Audience merespon/memberikan feedback dengan baik.
J. Materi
1. Pengertian Ibu Postpartum Dan Covid-19
a. Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan. Istilah post partum
adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta atau tali pusat berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali kekeadaan
yang normal pada saat sebelum hamil
b. Corona virus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak
orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya. (Wulandari, 2014).
Corona virus adalah kumpulan sampai minggu ke enam setelah melahirkan. Masa post
partum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali pada masa sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam minggu, setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat,
seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
2. Tanda dan Gejala Covid-19 pada ibu postpartum

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam,
pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan
sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Gejala yang paling umum :


 Demam
 batuk kering
 kelelahan
Gejala yang sedikit tidak umum :
 rasa tidak nyaman dan nyeri
 nyeri tenggorokan
 diare
 konjungtivitis (mata merah)
 sakit kepala
 hilangnya indera perasa atau penciuman
 ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki
Gejala serius:
 kesulitan bernapas atau sesak napas
 nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
 hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak
 Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami gejala serius. Selalu hubungi dokter atau
fasilitas kesehatan yang ingin Anda tuju sebelum mengunjunginya.

Orang dengan gejala ringan yang dinyatakan sehat harus melakukan perawatan mandiri di
rumah.
Rata-rata gejala akan muncul 5–6 hari setelah seseorang pertama kali terinfeksi virus ini, tetapi
bisa juga 14 hari setelah terinfeksi.
3. Pencegahan Virus Corona pada ibu postpartum
Untuk mencegah penyebaran COVID-19:
a. Bersihkan tangan Anda secara rutin. Gunakan sabun dan air, atau cairan pembersih
tangan berbahan alkohol.
Langkah-langkah Mencuci Tangan :

1) Basahi tangan dengan air.


2) Tuang sabun pada tangan secukupnya untuk menutupi semua permukaan tangan.
3) Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya
4) Gosok punggung tangan dan sela jari.
5) Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan.
6) Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar.
7) Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun
8) Gosok tangan yang bersabun dengan air mengalir.
9) Keringkan tangan dengan lap sekali pakai
b. Selalu jaga jarak yang aman dengan orang yang batuk atau bersin.
c. Jangan sentuh mata, hidung, atau mulut Anda.
d. Saat Anda batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan lengan Anda atau tisu.
e. Tetaplah di rumah jika Anda merasa tidak enak badan.
f. Jika Anda demam, batuk, atau kesulitan bernapas segera cari bantuan medis. Hubungi
terlebih dahulu.
g. Ikuti arahan otoritas kesehatan lokal Anda.

b) SAP LITERASI STUNTING PADA BALITA DI MASA PANDEMI COVID-19

Topik : Pentingnya literasi stunting di masa pandemi covid-19 pada balita


Media : Whatsapp

Hari, tanggal : Rabu, 02 Maret 2021

Waktu : Pukul 09.00 – 10.00

Sasaran : Balita

A. Latar Belakang
Stunting pada anak juga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian, masalah
perkembangan motorik yang rendah, kemampuan berbahasa yang rendah, dan adanya
ketidakseimbangan fungsional (Anwar, Khomsan, dan Mauludyani, 2014). Stunting
menjadi masalah gagal tumbuh yang dialami oleh bayi di bawah lima tahun yang
mengalami kurang gizi semenjak di dalam kandungan hingga awal bayi lahir, stunting
sendiri akan mulai nampak ketika bayi berusia dua tahun (Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan, 2017). Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Schmidt
bahwa stunting ini merupakan masalah kurang gizi dengan periode yang cukup lama
sehingga muncul gangguan pertumbuhan tinggi badan pada anak yang lebih rendah atau
pendek (kerdil) dari standar usianya
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan selama 30 menit
diharapkan ibu hamil dapat memahami secara lengkap tentang pentingnya literasi
stunting pada balita.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan dan promosi kesehatan selama 30 menit, diharapkan
ibu hamil dapat :
a. Mengetahui dan memahami pentingnya literasi stunting pada balita

C. Pokok Bahasan

Pentingnya literasi stunting di masa pandemi covid-19 pada balita

D. Sub Pokok Bahasan


1. Menjelaskan pengertian stunting
2. Menjelaskan pentingnya literasi stunting pada balita di masa covid-19

E. Metode
1. Ceramah (Online)
2. Demonstrasi (Online)
3. Tanya jawab (Online)

F. Media dan Alat Pengajaran

Leaflet dan whatsapp

G. Pelaksana :
1. Moderator
2. Presentator
3. Notulen
4. Observed

H. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Tahap kegiatan Kegiatan Penanggung Jawab
Penyuluh Sasaran
10 10 mnt Pembukaan 1. Membuka 1. Menjawab
acara dengan salam
mengucapkan
salam kepada
sasaran
2. Menyampaika
2. Mendengarkan
n topik dan Moderator
penyuluh
tujuan penkes
menyampaikan
kepada sasaran
topik dan
tujuan.
3. Kontrak waktu
untuk
3. Menyetujui
kesepakatan
kesepakatan
pelaksanaan
waktu
penkes dengan
pelaksanaan
sasaran
penkes
10 mnt Penyampaian materi 4. Mengkaji 4. Menyampaikan Presentator
ulang pengetahuannya
pengetahuan tentang materi
sasaran penyuluhan
tentang materi
penyuluhan Presentator
5. Menjelaskan 5. Mendengarkan
materi penyuluh
penyuluhan menyampaikan
kepada materi
sasaran
dengan
menggunakan Presentator
leaflet
6. Mendemonstr
asikan
langkah- 6. Mengikuti dan
langkah cuci memperhatikan Moderator
tangan yang pendemostrasia
baik dan n langkah-
benar diikuti langkah cuci
panitia dan tangan yang
audience baik dan benar
yang dilakukan
oleh panitia

7. Memberikan
kesempatan
kepada sasaran
untuk
7. Menanyakan
menanyakan
hal-hal yang
hal-hal yang
tidak dimengerti
belum di
dari materi
mengerti dari
penyuluhan
meteri yang
dijelaskan
penyuluh.
10 mnt Evaluasi / Penutup 1. Presentator 1. Mereview Presentator
mereview langkah-
langkah- langkah cuci
langkah cuci tangan yang
tangan yang baik dan benar
baik dan benar yang sudah di
yang sudah di demonstrasikan Moderator
demonstrasikan
tadi
2. Menyimpulkan
materi
penyuluhan Moderator
2. Mendengarkan
yang telah
penyampaian
disampaikan
kesimpulan
kepada sasaran
3. Menutup acara
dan
mengucapkan
3. Mendengarkan
salam serta
penyuluh
terima kasih
menutup acara
kepada sasaran.
dan menjawab
salam
I. Evaluasi

1. Evaluasi struktur : Audience terkoordinasi dengan baik hanya beberapa saja yang
belum terkoordinir

2. Evaluasi proses  : - Penyaji menyampaikan materi dengan baik.


- Audience mengikuti penyampaian materi oleh penyaji
dan demonstrasi langkah-langkah cuci tangan yang
baik dan benar dengan antusias.
- Ada beberapa audience yang kurang
memperhatikan, tetapi lainnya lancar dan kondusif.

3. Evaluasi hasil : Audience merespon/memberikan feedback dengan baik.


J. Materi

1. Pengertian Stunting
Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan adanya
gangguan di masa yang akan datang yakni mengalami kesulitan dalam mencapai
perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Anak stunting mempunyai Intelligence
Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata – rata IQ anak normal (Kemenkes RI,
2018). Stunting didefinisikan sebagai keadaan dimana status gizi pada anak menurut
TB/U dengan hasil nilai Z Score = <-2 SD, hal ini menunjukan keadaan tubuh yang
pendek atau sangat pendek hasil dari gagal pertumbuhan.
2. Pentingnya literasi stunting pada balita di tengah pandemi covid-19
Literasi merupakan cara yang diyakini efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu
termasuk pengetahuan tentang pola asuh anak, pemenuhan kebutuhan gizi dan
lingkungan yang baik. Dalam era pandemi Covid-19 kegiatan literasi dilaksanakan
dengan cara virtual, yakni dengan google meeting dan konseling melalui WhatApps.
Intervensi literasi dilakukan dengan metode ceramah, diskusi interaktif,
brainstorming/curah pendapat, serta simulasi. Materi dan diskusi literasi dan konseling
meliputi seperti pola asuh balita, pola makan balita, ASI, MP-ASI, sanitasi dan
hygiene penyiapan makanan, aktifitas anak, ciri ciri stunting, bayi berat lahir rendah,
makanan kudapan ibu hamil dan balita serta pengaruh lingkungan terutama asap rokok
terhadap stunting, mengatasi kesulitan makan pada anak, makanan jajanan/kudapan
yang mendukung pengentasan masalah stunting, pengukuran status gizi anak,
perencanaan keluarga, pemanfaatan pekarangan rumah, Posyandu di masa pandemic,
suplemen untuk balita, stimulasi pertumbuhan dan perkembangan balita, alat
permainan edukatif untuk merangsang perkembangan kognitif anak serta karies gigi.
EVALUASI
1) Struktur :
a) Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap di gunakan.
Media yang akan digunakan adalah slide
b) Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan sudah siap dipakai. Alat yang dipakai yaitu
laptop, alat peraga, flip chart dan leaflet
c) Persiapan Materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dalam bentuk makalah
dan akan disajikan dalam bentuk flip chart untuk mempermudah dalam
penyampaian materi.
d) Undangan atau Peserta
Dalam penyuluhan yang diundang yakni keluarga dan ibu
2) Proses Penyuluhan
a) Kehadiran 80% dari seluruh undangan
b) 60% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan
c) Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
peserta
d) 20% mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.
3) Hasil Penyuluhan
a) Jangka Pendek
- 60% dari peserta dapat menjelaskan Gejala dan Cara Pencegahan dari
Covid-19
- 100% dari peserta mampu menjelaskan pentingnya literasi stunting bagi
balita.
b) Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai Gejala dan Cara Pencegahan dari
Covid-19 dan Pentingnya literasi stunting pada balita.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari hasil pengkajian yang di lakukan didapatkan sikap masyarakat sangat kooperatif
saat dilakukan wawancara walaupun secara Online.
2. Dari hasil observasi yang di lakukan ada masalah yang berhubungan dengan KIA
melalui pendataan yang telah dilakukan.
3. Telah direncanakan Asuhan Kebidanan Komunitas dengan diberikan penyuluhan yang
berhubungan dengan masalah yang ada dimasyarakat.
4. Tindakan segera yang harus dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang masalah
kesehatan dan mengantisipasi yang mungkin terjadi di masyarakat.

B. Saran
Agar ibu maupun balita lebih berhati-hati menyikapi covid-19 yang ada dengan melakukan
pencegahan sesuai dengan protocol kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, A.B., 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta

Matthews, M. et.al., 2000, Inmpact Managing Complication In Pregnancy and Childbirth,


Departement of Reproductive Health and Research

Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community Based Care, WB Saunders Company, Philadelphia

Kementrian Kesehatan RI
LAMPIRAN

1. LEAFLET
a) LEAFLET PENANGANAN Covid-19 PADA IBU POSTPARTUM

b) LEAFLET STUNTING PADA BALITA DI MASA PANDEMI COVID-19


2. LAMPIRAN KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai