Anda di halaman 1dari 11

1.

Pengertian berkeringat

2. Fungsi keringat

3. Pemicu keluarnya keringat

Dilansir dari New York Times, jumlah keringat yang dikeluarkan oleh tubuh Kamu
tergantung dari seberapa banyak kelenjar keringat yang Kamu punya. Manusia lahir dengan
2-4 juta kelenjar keringat. Kelenjar keringat tersebut akan mulai aktif saat memasuki masa
pubertas. Wanita memiliki kelenjar keringat yang lebih banyak dibanding laki-laki. Namun,
jumlah kelenjar keringat laki-laki yang aktif lebih banyak daripada wanita. Ada beberapa hal
yang memengaruhi produksi kelenjar keringat. 
- Panas dan Kelembapan
Peningkatan suhu tubuh atau lingkungan merupakan penyebab utama berkeringat. Suhu udara
yang panas akan membuat tubuh mengeluarkan keringat sebagai cara mendinginkan diri. Saat
kelenjar keringat diaktifkan, keringat akan keluar melalui pori-pori kulit. Saat keringat
menguap maka tubuh akan mendingin.
- Emosi Berlebih
Seluruh jenis emosi bisa menjadi penyebab keluarnya keringat. Marah, senang, malu, cemas,
emosi-emosi tersebut akan memicu kelenjar keringat untuk lebih aktif. Saat marah misalnya,
tubuhmu akan mengeluarkan hormon stres yang dapat meningkatkan detak jantung, tekanan
darah, dan suhu tubuh sehingga memicu tubuh untuk berkeringat. Ketika cemas karena
deadline yang mendekat atau saat ingin wawancara kerja, telapak tangan dan kaki sering
basah karena keringat.
- Olahraga
Kenapa saat berolahraga tubuh mengeluarkan keringat? Jawabannya adalah aktivitas olahraga
akan mengaktifkan sistem pemanasan internal tubuh. Keringat, lagi-lagi, menjadi cara tubuh
untuk mengurangi panas yang berlebih. Berkeringat saat olahraga juga menjadi salah satu
indikator yang menunjukkan bahwa latihan yang Kamu lakukan sudah cukup bagus. Pastikan
agar tubuh tetap terhidrasi saat Kamu berolahraga, ya GengS.
- Tubuh Sakit
Saat sakit atau tubuh terkena infeksi, otak secara otomatis akan menaikkan termostat tubuh
beberapa derajat. Saat ini lah Geng Sehat merasa demam, suhu tubuh naik namun badan
kedinginan dan menggigil. Kondisi ini merupakan cara tubuh untuk memerangi kuman. Saat
demam mulai reda, perlahan tubuh suhu tubuh akan kembali normal dan GengS akan
kembali merasa panas dan mulai berkeringat untuk mendinginkan tubuh kembali. Selain
demam, penyakit lain yang memicu keluarnya keringat di antaranya, diabetes, kanker,
hiperhidrosis, hipoglikemia, angina, kanker, serta HIV. Jadi Geng Sehat perlu waspada
kalau keluar keringat yang berlebihan.
- Efek Samping Obat
Beberapa jenis obat yang seharusnya membuat tubuh menjadi lebih baik juga bisa memberi
efek samping. Efek samping tersebut salah satunya adalah tubuh menjadi berkeringat. Jenis
obat-obatan yang memberi efek tersebut, di antaranya obat antidepresan,  obat penurun
tekanan darah, pengobatan kanker, beberapa jenis obat diabetes, morfin, dan lain-lain. Jika
obat yang Kamu minum membuatmu terlalu banyak berkeringat, coba konsultasi kepada
dokter atau apoteker untuk mengganti jenis obat atau mengubah dosis obat tersebut.
- Makanan Pedas, Kopi, Alkohol
Makanan pedas menstimulasi reseptor saraf yang sama terhadap panas, sehingga tubuh
bereaksi dengan memproduksi keringat, biasanya keluar dari dahi dan hidung. Tidak hanya
makanan pedas, kafein dalam kopi juga membuat tubuh berkeringat. Kafein bisa
menstimulasi sistem saraf pusat untuk mengaktifkan kelenjar keringat, semakin banyak kopi
yang Kamu minum, semakin banyak pula keringat yang keluar. Selain itu, panas dari kopi
tersebut juga bisa membuat tubuhmu merasa panas dan akhirnya menjadi berkeringat.
Alkohol juga dapat melebarkan pembuluh darah dan membuat kulit memerah serta
berkeringat. Efek alkohol ini dinamakan vasodilatasi.
- Menopause
Salah satu gejala menopause yang dirasakan wanita adalah hot flash. Menopause akan
membuat hormon estrogen menurun dan berdampak pada hipotalamus (alat pengukur suhu
tubuh). Saat suhu udara sedang dingin pun tubuh akan menganggap bahwa Kamu sedang
kepanasan. Bahkan pembuluh darah di kulit juga melebar. Sehinga tubuh akan berkeringat
dan kulit memerah.

4. Jumlah normal keluarnya keringat


Jumlah keringat yang diproduksi tergantung beberapa faktor dan meningkat seiring dengan
peningkatan intensitas, aktivitas, temperatur dan kelembaban udara. Latihan yang lama
menimbulkan hilangnya cairan dan elektrolit dari tubuh melalui keringat. Keluarnya cairan
tubuh yang berlebihan disebut dehidrasi dan merupakan salah satu penyebab fatique. Tanpa
latihan, seseorang akan menghasilkan keringat 500-700 ml/hari, sedangkan bila seseorang
melakukan latihan lama, keringat yang dihasilkan dapat meningkat sampai 8-12 l/hari.

Mahan LK, Escott-Stump S. Krause’s Food, Nutrition, and Diet Theraphy. Edisi ke 9. W. B.
Saunders Company, Philadelphia. 1996; 495
Maughan RJ. Fluid and electrolyte loss and replacement in exercise. Journal of Sports
Sciences. 1991; 9: 117-142.

5. Jenis kelenjar keringat


Kelenjar keringat berkembang sebagai invaginasi epidermal panjang yang terbenam
dalam dermis. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu ekrin dan apokrin dengan fungsi,
distribusi, dan rincian struktur yang jelas dan berbeda.

Kelenjar keringat ekrin tersebar luas dalam kulit dan paling banyak pada telapak kaki.
Secara bersama, 3 juta kelenjar ekrin dari orang rata-rata sama dengan massa sebuah ginjal
dan menghasilkan 10 L/hari, suatu angka sekresi yang jauh melebihu kelenjar eksokrin lain.

Baik bagian sekretori maupun duktus dari kelenjar keringat ekrin ini bergelung
dengan lumen kecil. Bagian sekretori pada umumnya terpulas lebih pucat daripada duktusnya
dan terdiri atas epitel berlapis kuboid dengan tiga jenis sel:

 Sel bening yang terpulas pucat pada lamina basal yang menghasilkan keringat, dengan
banyak mitokondria dan mikrovili untuk menyediakan daerah permukaan yang luas.
Cairan interstisial dari dermis kaya kapiler di sekitar kelenjar ditranspor oleh sel-sel
bening langsung ke dalam lumen kelenjar atau ke dalam kanalikulus interseluler yang
bermuara ke dalam lumen.
 Sel gelap terisi granul eosinofilik kuat melapisi sebagian besar lumen dan tidak
berkontak dengan lamina basal. Granul itu mengalami sekresi merokrin untuk
melepaskan campuran glikoprotein dengan aktivitas bakterisida yang kurang
dimengerti.
 Sel mioepitel pada lamina basal berkontraksi untuk mendorong sekretnya yang cair ke
dalam duktu
Duktus kelenjar keringat ekrin mempunyai dua lapis sel yang lebih asidofilik
berisikan mitokondria dengan membran sel kaya ion Na+, K+-ATPase. Sel-sel duktus ini
mengabsorpsi Na+ dari air yang disekresi untuk mencegah kehilangan berlebihan elektrokit
(Na+). Di epidermis, setiap duktus menyatu dengan stratum basal dan keringat mengalir terus
secara berpilin melalui kelima strata epidermis ke sebuah pori keringat pada permukaan kulit.
Keringat secara menguap setelah dilepas, mendinginkan kulit dan darah yang ada di situ.
Kelenjar keringat ekrin juga berfungsi sebagai organ ekskretori tambahan, membuang sedikit
limbah nitrogen dan kelebihan garam.

Kelenjar keringat apokrin sebagian besar terdapat di kulit ketiak dan daerah perineal.
Perkembangannya tergantung hormon seks dan belum tuntas dan fungsional sampai sesudah
pubertas. Komponen sekretori kelenjar apokrin mempunyai lumen jauhlebih besar daripada
kelenjar ekrin dan terdiri atas selapis kubiod, eosinofilik dengan banyak granul sekretori yang
juga mengalami eksositosis. Jadi, kelenjar ini salah nama: sel-selnya menunjukkan sekresi
merokrin, bukan apokrin.

Duktus kelenjar apokrin serupa dengan ductus pada kelenjar ekrin, tetapi biasanya
bermuara ke dalam folikel rambut di epidermis dan dapat mengandung produk kaya protein
itu. Sekretnya yang sedikit kental itu pada awalnya tidak berbau tetapi mendapat bau khas
sebagai akibat aktivitas bakterial. Produksi feromon oleh kelenjar apokrin berkembang paik
pada hewan tertentu dan mungkin juga pada manusia, meskipun secara terbatas. Kelenjar
keringat apokrin disarafi oleh ujung saraf adrenergic, sedangkan kelenjar keringat ekrin oleh
serat kolinergik.

6. Mekanisme keluarnya keringat


7. Lapisan-lapisan pada kulit:
Lapisan kulit secara garis besar dibagi menjadi 3 yaitu epidermis, dermis, dan lapisan
subkutan.

A. Lapisan epidermis terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapis tanduk yang terdiri atas
sel-sel yang disebut kreatinosit. Epidermis terdiri atas 5 lapisan kreatinosit.
a. Stratum korneum, merupakan lapisan superfisial (lapisan terluar) dibandingkan
stratum lainnya. Stratum korneum terdiri dari 20-30 lapis kreatinosit yang berisi
kreatin tanpa inti, gepeng, dan mati. Sel kreatin yang sudah mati ini mampu
melindungi lapisan di dalamnya dan mencegah tubuh kehilangan air.
b. Stratum lusidium, terdiri dari 2-3 lapis sel mati dan hanya terlihat pada kulit tebal.
Kreatinosit pada lusidium tidak memiliki inti, organelnya telah hilang, dan
sitoplasmanya hampir seluruhnya terdiri atas filamen keratin terbenam dalam matriks
pada elektron.
c. Stratum granulosum, terdiri atas 3-5 lapis kreatinosit yang sedang mengalami
diferensiasi akhir keratinisasi dengan granul keratohialin yang jelas. Pada stratum
granulosum terdapat granul lamelar yang berdungsi menghasilkan lapisan
imepermeabel yang kaya lipid di sekitar sel yang nantinya akan berfungsi sebagai
sawar atau pembatas agar tubuh tidak kehilangan air.
d. Stratum spinosum, terdiri atas beberapa lapis kreatinosit yang terikat oleh desmosom
dan pada lapisan ini dapat dengan jelas dilihat lapisan sel langerhans.
e. Stratum basale, lapisan paling dalam dan terdiri atas selapis sel kuboid atau silindris
di atas membran basal pada pertemuan dermis-epidermis. Pada stratum basale terjadi
aktivitas mitosis dan mengandung sel-sel progenitor bagi semua lapis epidermis.
B. Dermis adalah lapisan jaringan ikat dan yang menunjang epidermis dan mengikatnya
pada jaringan subkutan (hipodermis). Ketebalan dermis bervariasi pada berbagai daerah
di tubuh dan memiliki ketebalan maksimal di punggung yaitu 4 mm. Lapisan dermis
terdiri dari 2 lapisan dengan batas yang tidak jelas
a. Stratum papilare, stratum superfisial pada dermis dan terdiri atas jaringan ikat areolar,
dengan serat kolagen tipe I dan III, fibroblas, sel mast yang tidak teratur, sel dendritik,
dan leukosit. Pada lapisan ini terbentuk papila dermis dan kolagen tipe VII yang
tertanam ke dalam lamina basal untuk membantuk mengikat dermis pada epidermis.
b. Stratum retikulare, jauh lebih tebal dan lebih dalam dibandingkan dengan stratum
papilare. Terdiri dari jaringan ikat pada tidak teratur yang mengelilingi folikel rambut.
Pada stratum ini terdapat kelenjar sebasea, kelenjar keringat, saraf, dan pleskus dalam
pembukuh darah meluas ke dalam lapis subkutan.
C. Lapisan subkutan atau hipodermis terdiri atas jaringan ikat areolar dan adiposa.
8. Macam-macam reseptor pada kulit
9. Proses regenerasi pada kulit
Regenerasi adalah pertumbuhan sel atau jaringan yang menggantikan struktur yang hilang;
umumnya regenerasi melibatkan proliferasi jenis sel yang sama kendati sel sel induk (stem
cells) dapat berproliferasi dan berdiferensiasi untuk menggantikan sel-sel yang mati.
Regenerasi memerlukan kerangka jaringan ikat yang utuh. Penyembuhan luka terdiri dari
beberapa fase diantaranya :

a. Fase Inflamasi : Hemostasis dengan menghentikan pendarahan yang berlebihan,


vasodilatasi terjadi migrasi netrofil untuk melawan infeksi, netrofil menarik makrofag
membantu mengeluarkan debris, dan makrofag menarik fibroblast ke daerah luka untuk mulai
sintesa kolagen.
b. Fase Proliferasi : Fibroblast terlihat di daerah luka dan memulai sintesis kolagen,
pembentukan jaringan granulasi terdiri dari lengkung-lengkung kapiler (angiogenesis) yang
membentuk lipatan-lipatan serabut kolagen.
c. Fase Maturasi : Reorganisasi matrik jaringan konektif, fibril-fibril kolagen konsolidasi
menjadi lebih tebal dan serabut yang lebih padat, sel-sel menjadi lebih kuat dan kencang.
Dalam waktu 24 jam sesudah jejas, sel-sel fibroblast dan sel-sel endotel pembuluh
darah mulai berproliferasi membentuk jaringan granulasi yang merupakan suatu tanda utama
kesembuhan. Istilah jaringan granulasi berasal dari gambarannya yang lunak, granular, dan
berwarna merah muda pada permukaan luka. Secara histologi, pada jaringan ini terdapat sel-
sel fibroblas yang tengah berproliferasi disertai sejumlah pembuluh darah baru didalam
matriks yang longgar.

10. Hal yang dilakukan untuk mengurangi pengeluaran keringat


1. Mandi setiap hari
Mandi teratur membantu menjaga jumlah bakteri pada kulit Anda di cek.

2. Keringkan kaki Anda dengan seksama setelah mandi


Mikroorganisme berkembang dalam ruang lembab antara jari kaki Anda. Gunakan
bubuk kaki untuk membantu menyerap keringat.

3. Pilih sepatu dan kaus kaki yang terbuat dari bahan alami
Sepatu yang terbuat dari kulit, dapat membantu mencegah kaki berkeringat dengan
memungkinkan kaki Anda untuk bernapas.

4. Putar sepatu Anda


Sepatu tidak akan benar-benar kering semalam, jadi cobalah untuk tidak mengenakan
pasangan yang sama dua hari berturut-turut jika Anda mengalami masalah dengan
kaki berkeringat.

5. Kenakan kaus kaki yang tepat


Kaus kaki katun dan wol membantu menjaga kaki Anda kering karena mereka
menyerap kelembaban.

6. Rajinlah mengganti kaus kaki


Mengganti kaus kaki atau selang sekali atau dua kali sehari, akan membantu
pengeringan kaki Anda secara menyeluruh. Wanita dapat menggunakan pantyhose
dengan sol kapas.

7. Berikan udara pada kaki


Jika memungkinkan, lepaskan alas kaki Anda, dan biarkan kaki bernapas.

8. Pilih pakaian dari serat alami


Memakai bahan alami, seperti kapas, wol dan sutra, yang memungkinkan kulit Anda
untuk bernapas. Ketika Anda berolahraga, Anda dapat menggunakan kain
berteknologi tinggi yang tetap member kelembapan bagi kulit Anda.

9. Cobalah teknik relaksasi


Pertimbangkan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi atau biofeedback. Ini dapat
membantu Anda belajar untuk mengontrol stres yang memicu keringat.

10. menggunakan antiperspirant untuk mengurangi keluarnya keringat. Antiperspirant


menggunakan bahan kimia untuk menyumbat atau memblokir pori-pori.

Anda mungkin juga menyukai