Anda di halaman 1dari 6

PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU Dr. F.L.
TOBING SIBOLGA 1/4
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSU Dr. F.L. Tobing

PROSEDUR TETAP
Dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
Juli 2016 Pembina
NIP. 1965033120000031005

Bahan pemeriksaan adalah bahan yang dapat berupa darah, urine, tinja,
PENGERTIAN sputum, pus, swab, sekret dan cairan tubuh lainnya yang diperoleh dari
pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
Memberikan pelayanan laboratorium yang cepat, tepat, nyaman dan
TUJUAN memenuhi harapan customer dalam hal pengambilan bahan pemeriksaan
laboratorium.
Setiap petugas laboratorium harus memperhatikan kecepatan, ketepatan dan
KEBIJAKAN kenyaman pasien dalam hal pengambilan bahan pemeriksaan sesuai yang
diharapkan pelanggan.
PROSEDUR KERJA 1. Petugas Laboratorium memeriksa kelengkapan administrasi pasien
serta permintaan pemeriksaan laboratorium di komputer.
2. Petugas Laboratorium melihat jenis pemeriksaan yang diminta,
menentukan jenis bahan yang akan diambil dan memperkirakan
jumlah bahan yang akan diambil.
3. Petugas Laboratorium menyiapkan peralatan yang akan digunakan
untuk pengambilan bahan pemeriksaan.
4. Petugas Laboratorium memanggil pasien menanyakan nama, umur,
alamat untuk dicocokkan dengan identitas pasien yang tertera pada
formulir permintaan pemeriksaan.
5. Petugas Laboratorium mengkonfirmasi lagi kepada pasien untuk
pemeriksan yang membutuhkan syarat puasa, setelah waktu
puasanya cukup 8-12 jam. Dan apakah pasien mengkonsumsi obat-
obatan tertentu, setelah itu Petugas Laboratorium baru bisa
mengambil bahan pemeriksaan atau sampel.
6. Untuk pemeriksaan gula 2 jam post prandial (2 JPP), setelah
pengambilan darah pertama selesai, Petugas Laboratorium
mempersilahkan pasien makan seperti biasa, kemudian
mengingatkan pasien untuk mencatat jam selesai makan, sebelum
tepat 2 jam selesai makan, pasien diminta datang kembali untuk
pengambilan darah dan urin yang kedua sebelum tepat 2 jam.
7. Petugas Laboratorium menulis nama, No.RM, jam pengambilan,
dan ruang pada tabung/tempat yang akan digunakan
8. Petugas Laboratorium melakukan pengambilan bahan pemeriksaan
darah, swab dan sekret dengan cara :
a.Pengambilan darah Perifer
Petugas Laboratorium menggunakan sarung tangan dan jas
laboratorium yang bersih dan rapi.
1. Petugas Laboratorium menyiapkan peralatan yang akan
digunakan untuk pengambilan darah perifer.
2. Petugas Laboratorium memberikan informasi bahwa pasien
akan diambil darahnya pada ujung jari tangan.
3. Petugas Laboratorium memilih jari manis/ tengah tangan
pasien yang akan diambil darahnya.
4. Petugas Laboratorium membersihkan ujung jari pasien yang
telah dipilih dengan kapas beralkohol 70% dengan gerakan
memutar dari arah dalam keluar, kemudian membiarkannya
kering.
5. Petugas Laboratorium melakukan penusukkan ujung jari pada
bagian tepi jari dengan menggunakan lancet, setelah darah
keluar tetes darah pertama diusap dengan menggunakan kapas
kering dan tetes darah berikutnya digunakan untuk bahan
pemeriksaan.
6. Petugas Laboratorium menekan luka bekas tusukan dengan
kapas beralkohol 70% segera setelah bahan pemeriksaan
diperoleh.
b.Pengambilan Darah Vena
1. Petugas Laboratorium menggunakan sarung tangan & jas
laboratorium yang bersih dan rapi.
2. Petugas Laboratorium menyiapkan peralatan yang akan
digunakan untuk pengambilan darah vena.
3. Petugas Laboratorium memberikan informasi bahwa pasien
akan diambil darahnya pada bagian vena cubiti.
4. Petugas Laboratorium memasang tourniquet pada lengan
bagian atas kurang lebih 5 cm dari siku, setelah posisi vena
ditemukan dan meminta pasien untuk mengempalkan
tanganya.
5. Petugas Laboratorium meraba vena yang akan ditusuk,dan
memastikan posisi vena dengan baik.
6. Petugas Laboratorium membersihkan daerah vena yang akan
ditusuk dengan kapas beralkohol 70%, membiarkannya
mengering, kemudian tegangkan kulit di atas vena dan
tusukkan jarum spuit/jarum vacutainer sampai masuk ke
dalam lumen vena, memasukkan tabung vacutainer ke dalam
holder sesuai dengan urutan tabung vacutainer yang
digunakan.
a) Untuk pemeriksaan Hematologi menggunakan
Vacutainer warna Ungu
b) Untuk Pemeriksaan Kimia Klinik, Imunologi dan
serologi menggunakan Vacutainer warna Merah
( Kuning )
c) Untuk pemeriksaan Hemostasis menggunakan vacutainer
warna biru
d) Untuk Pemeriksaan Elektrolit menggunakan vacutainer
warna hijau
c. Pengambilan sample Urine
1. Petugas Laboratorium memberi label yang sudah diisi
Nama, No.RM, dan Ruang pada botol urine
2. Petugas Laboratorium memberikan botol urine tersebut
pada pasien dan menganjurkan kepada pasien agar urine
ditampung ke dalam botol urine dengan volume minimal
12 cc atau ½ botol urine
3. Petugas Laboratorium menerima urine yang sudah
ditampung oleh pasien
4. Petugas Laboratorium menyerahkan botol urine ke
laboratorium
d. Pengambilan sample Untuk BTA 3 X
1. Petugas Laboratorium memberitahu pasien untuk
mengeluarkan dahak, pada saat itu dahak dikeluarkan
dengan batuk yang dalam (jangan ludah) kemudian
ditampung pada botol sputum yang telah diberi identitas
lengkap dan tulislah BTA I (Sewaktu), lalu Petugas
Laboratorium segera mengirimkan botol sputum ke
laboratorium.
2. Petugas Laboratorium meminta pasien untuk
mengeluarkan dahak lagi esok harinya ketika bangun tidur
sebelum melakukan aktivitas apapun, tampunglah pada
botol sputum yang telah diberi identitas lengkap dan
tulislah BTA II (pagi), lalu Petugas Laboratorium segera
mengirimkan botol sputum ke laboratorium.
3. Petugas Laboratorium meminta pasien untuk
mengeluarkan dahak pada siang hari dalam hari yang
sama, tampunglah pada botol sputum yang telah diberi
identitas lengkap dan tulislah BTA III (Sewaktu), lalu
Petugas Laboratorium segera mengirimkan botol sputum
ke laboratorium.
e. Pengambilan sampel Mycobacterium leprae
1. Inspeksi telinga dalam ruangan yang cukup terang,
perhatikan apakah terdapat lesi atau pembengkakan kecil
dengan permukaan yang mengilap Di antara lesi-lesi pada
telinga, pilihlah lesi atau nodul yang paling padat, kerok dari
masing-masing telinga; kerokan dilakukan pada bagian tepi
makula depigmentasi, tepat di sebelah dalamnya. Kalau tidak
terlihat le si pada telinga; ambil kerokan kulit dari pinggiran
cuping telinga.
2. Lakukan disinfeksi pada daerah yang akan dikerok dengan
kasa yang dibasahi etanol. Gunakan skalpel yang steril
3. Dengan skalpel, buat insisi superfisial memanjang pada
pertengahan lesi, kira-kira sepanjang 0,5 cm dan sedalam 2-3
mm.
4. Teteskan darah yang dari cuping telinga pada objek glass dan
buat apusan darah
5. Hentikan perdarahan dengan melakukan jepitan kuat pada
cuping telinga atau bagian kulit telinga lainnya memakai
forceps atau, kalau tidak ada, bisa juga memakai telunjuk dan
ibu jari.
f. Pengambilan kerokan kulit (KOH)
1. Bersihkan daerah yang gatal dengan menggunakan alcohol
kemudian tunggu sampai alkohol kering
2. Kerok kulit yang gatal dengan menggunakan objek glass dan
kerokan ditambpung pada objek glass yang steril
3. Teteskan KOH sebanyak satu tetes pada objek glass dan beri
deck glass pada sediaan
g. pengambilan sampel feces
1. Wadah diberi label yang lengkap. Label berisikan nama
lengkap pasien, umur, jenis kelamin, dan tanggal pengambilan
sampel feses.
2. Pasien telah terlebih dahulu buang air kecil Pasien menutup
jamban atau bedpan dengan kontainer khusus atau plastik.
Feses tidak boleh diambil dari bedpan karena feses yang
mengenai bedpan telah terkontaminasi dengan desinfektan.
Feses juga tidak boleh bercampur dengan air, air sabun,
ataupun tissue
3. Setelah defekasi, sekitar 20-40 gram atau setara dengan 5-6
sendok sampel diambil menggunakan aplikator yang tersedia.
Untuk memudahkan, instruksikan pasien untuk mengisi wadah
tersebut setengah penuh Kemudian sampel dimasukan ke
dalam dalam wadah dan ditutup dengan rapat
4. Pada kasus konstipasi, minta pasien untuk mengumpulkan
sampel sebanyak “dua butir kacang” Kemudian tutup wadah
tersebut dengan rapat.
5. Segera kumpulkan spesimen dan slip pada petugas
laboratorium
1. Laboratorium
2. IGD
UNIT TERKAIT
3. Rawat Inap dan Rawat Jalan
4. Komite Medis
KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU Dr. F.L.
TOBING SIBOLGA 1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSU Dr. F.L. Tobing

PROSEDUR TETAP
Dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
Juli 2020 Pembina
NIP. 1965033120000031005

Kegiatan pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan


pengawasan yang dilaksanakan laboratorium secara terus menerus untuk
mendeteksi secara dini kesalahan yang terjadi pada setiap tahap
PENGERTIAN
pemeriksaan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.
Kegiatan pemantapan mutu internal meliputi tahap pra analitik, analitik dan
pasca analitik.
1. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek manajemen rumah sakit dan klinis.
2. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang
salah tidak terjadi dan perbaikan kesalahan dapat segera
dilakukan.
TUJUAN
3. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,
pengambilan, dan pengolahan sampel sampai dengan pencatatan
dan pelaporan telah dilakukan dengan benar.
4. Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya.
5. Membantu perbaikan pelayanan penderita melalui peningkatan
mutu pemeriksaan laboratorium

KEBIJAKAN Laboratorium mempunyai prosedur penilaian pemantapan mutu internal.


PROSEDUR KERJA Tahap Pra Analitik:
1. Petugas menanyakan kesiapan yang telah dilakukan pasien semua
ruangan dengan pemeriksaan laboratorium yang akan diperiksa.
2. Petugas memberi label identitas (nama pasien, no. RM, ruang)
pada setiap bahan pemeriksaan.
3. Petugas merneriksa spesimen apakah memenuhi syarat untuk
diperiksa atau tidak. Dimana ciri -ciri specimen yang baik adalah
tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, tidak
berubah bentuk

Tahap Analitik:
1. Petugas memeriksa kualitas reagen yang
digunakan dan tanggal kadaluarsa reagen, serta suhu kulkas
tempat penyimpanan reagen
2. Petugas melakukan Quality Control setiap
hari.
3. Petugas melakukan surveilans harian.
a. Pengecekan suhu ruangan, refrigerator.
b. Pelaksanaan maintenance alat.
c. Pelaksanaan uji ketelitian, ketepatan, dan kalibrasi)
d. Pelaksanaan SPO
4. Petugas mengulang pemeriksaan jika hasil
pemeriksaan bahan kontrol tidak masuk dalam nilai rentan yang
diperlukan.
5. Kepala Patologi Klinik mengevaluasi hasil
bahan kontrol.
6. Petugas memeriksa sampel dan mengulang
pemeriksaan jika hasil pemeriksaan meragukan.

Tahap Pasca Analitik:


1. Petugas memberi keterangan pengulangan formulir hasil, jika
pemeriksaan diulang.
2. Petugas memeriksa kesesuaian hasil pencatatan dengan hasil
pelaporan.
3. Petugas mengarsipkan hasil pemeriksaan setiap harinya
UNIT TERKAIT 1. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai