Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ulfa Larasati

Nim : A1I119062

Kelas : B (pendidikan matematika)

Tugas 1 : Statistika Non parametik

UJI KRUSKAL – WALLIS

 Sejarah singkat

Analisis varian ranking satu arah Kruskal-Wallis atau biasa disebut Uji
Kruskal-Wallis pertama kali diperkenalkan oleh William H. Kruskal dan W. Allen Wallis
pada tahun 1952. Uji ini merupakan salah satu uji statistik nonparametrik dalam kasus k
sampel independen. Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menguji apakah k sampel
independen berasal dari populasi yang berbeda, dengan kata lain uji ini dapat digunakan
untuk menguji hipotesis nol bahwa k sampel independen berasal dari populasi yang
sama atau identik dalam hal harga rata-ratanya. Oleh karena itu, uji Kruskal-Wallis juga
merupakan perluasan dari uji Mann-Whitney.

 Kelebihan Uji Kruskal-Wallis

1. Uji kruskal-wallis biasa digunakan sebagai alternatif untuk uji one way Anova,
dimana asumsi kenormalan tidak terpenuhi.

2. Digunakan untuk membuat perbandingan antara dua atau lebih variabel


kuantitatif berbentuk ranking dimana sampelnya merupakan sampel independen,
dan asumsi kenormalan tidak terpenuhi.

3. Merupakan uji pengembangan dari mann Whitney test, dimana variabel yang
digunakan pada uji ini berjumlah lebih dari pada dua variabel.
 Kelemahan Uji Kruskal-Wallis

Pengujian menggunakan uji ini tidak bisa dilakukan jika kelompok variabelnya hanya
2. Apabila jumlah kelompok variabel hanya 2 maka, uji kruskal Wallis sama dengan uji
Mann Whitney. Umumnya jika terdapat dua kelompok variabel yang saling bebas maka
uji yang lebih cenderung digunakan adalah uji mann-whitney.

 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan untuk uji kruskal Wallis adalah ada tidaknya perbedaan
dari beberapa kelompok populasi yang diamati. Katakanlah satu variabel mewakili satu
populasi sehingga terdapat beberapa populasi yang diamati. Maka Pengujian hipotesis
nya terhadap populasi ke-k. Contoh hipotesis uji kruskal Wallis

 H₀ = median dari k populasi adalah sama

 H₁ = median dari k populasi tidak sama

Data untuk pengujian Kruskal-Wallis pada umumnya dituangkan dalam tabel N


baris dan k kolom. Banyaknya sampel yang terpilih dituliskan dalam tabel secara baris,
sedangkan kelompok atau kategori yang tersedia dituliskan secara kolom.
Dalam penghitungan uji Kruskal-Wallis ini, masing-masing nilai observasi diberi
ranking secara keseluruhan dalam satu rangkaian. Pemberian ranking diurutkan dari
nilai yang terkecil hingga nilai yang terbesar. Nilai yang terkecil diberi ranking 1 dan nilai
yang terbesar diberi ranking N (dimana N adalah jumlah seluruh observasi). Apabila
terdapat angka yang sama, maka ranking dari nilai-nilai tersebut adalah rata-rata
ranking dari nilai-nilai observasi tersebut.
Jika seluruh nilai observasi telah diberi ranking, langkah selanjutnya adalah
menghitung jumlah ranking dari masing-masing kolom (Rj).

 Ringkasan Prosedur

1. Ranking (jenjang) seluruh observasi tanpa melihat nilai observasinya.


Penentuan rangking untuk observasi yang sama menggunakan metode
median. Misalnya, nilai observasi berturut-turut sampai ke 3 adalah satu,
maka pada saat pemberian ranking seharusnya adalah 1-3, Namun karena
nilai observasinya sama maka digunakan nilai tengahnya yaitu 2. Sehingga
rengking untuk ketiga observasi tersebut adalah sama yaitu
masing-masing 2

2. Tentukan harga R (jumlah ranking) untuk masing – masing kelompok atau


kategori.

3. Jika nk menunjukan ukuran sampel dan ukuran tiap-tiap sampelini lebih


besar dari 5, maka uji statistic H adalah:

H: nilai Kruskal-Wallis dari hasil penghitungan


Rj: jumlah rank dari kelompok/kategori ke-j
nj : banyaknya kasus dalam sampel pada kelompok/kategori ke-j
k: banyaknya kelompok/kategori
N: jumlah seluruh observasi (N=n1+n2+n3+………..+nk)

4. Kriteria Uji adalah:

Terima Ho jika H   2 (  ; K 1 )

Tolak Ho jika H   2 (  ; K 1 )

 Contoh

Kita ingin mennetukan apakah tingkat keefektifan dari 3 macam metode


diet, mempunyai perbedaan yang signifikan antara satu dengan yang lainnya.
Maka sebanyak 18 orang mahasiswi yang dipilih dari suatu universitas dibagi ke
dalam 3 kelompok yang mana masing-masing kelompok mengikuti program diet
selama empat minggu sesuai dengan metode yang telah dibuat. Setelah program
diet berakhir, maka diperoleh banyaknya berat badan yang hilang (dalam kg) dari
mahasiswi-mahasiswi tersebut sebagai berikut:

Metode diet 1 Metode diet 2 Metode diet3

Samp Berat badan sampe Berat badan samp Berat badan (BB)
el (BB) yang hilang l (BB) yang hilang el yang hilang

1 5,3 1 6,3 1 2,4

2 4,2 2 8,4 2 3,1

3 3,7 3 9,3 3 3,7

4 7,2 4 6,5 4 4,2

5 6,0 5 7,7 5 2,5

6 8,2 6 1,7

7 5,3

= 0,05

Penyelesaian:

Metode diet 1 Metode diet 2 Metode diet3

Berat badan Rangkin Berat badan Rangking Berat Rangking


(BB) yang g (BB) yang badan (BB)
hilang hilang yang
hilang

5,3 9,5 6,3 12 2,4 2

4,2 7,5 8,4 17 3,1 4


3,7 5,5 9,3 18 3,7 5,5

7,2 14 6,5 13 4,2 7,5

6,0 11 7,7 15 2,5 3

8,2 16 1,7 1

5,3 9,5

R1= 47,5 R2= 91 R3= 32,5

1. H0 : tingkat keefektifan dari ketiga metode diet adalah sama

H1 : tingkat keefektifan dari ketiga metode diet adalah tidak sama

2. H mendekati distribusi Chi-Square dengan derajat bebas (k-1), sehingga wilayah


kritis dapat ditentukan dengan menggunakan Tabel C.

0,05(2)  = 5,991
 

3. Nilai statistic:
k
12 R2J
H =
N(N +1)t ∑ =1
nj
-3(N +1)

12 47,52 912 32,52


H =
18(18 +1) 5 [
+
6
+
7
-3(18 +1)
]

= 35,628

4. Keputusan

Karena H= 35,628 > 0,05(2)  = 5,991, maka H0 di tolak

5. Kesimpulan

Dari ketiga diet yang dilakukan memiliki tingkat kefektifan yang berbda tiap
metode diet

Anda mungkin juga menyukai