Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH KESADARAN LINGKUNGAN PADA NIAT BELI

PRODUK HIJAU: STUDI PERILAKU KONSUMEN


BERWAWASAN LINGKUNGAN

M.F. Shellyana Junaedi


Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Abstract
This study examined the causal effect of the existing relationship between green purchasing, which
is attitudinal and behavioral approaches, environment consciousness, price premium, involvement and
intention to green purchase. The idea implied on this research will help much in resolving problem and
decision making connected to reinforce the green purchase intention. The finding implied that environ-
ment consciousness influences to price premium and consumer involvement significantly. Another finding
concludes that consumer involvement significantly influence to green purchase intention. Result, based on
path analysis using AMOS indicated that the model tested had an acceptable fit. The goodness-of-fit
index (GFI) was 0.977 which control for degree of freedom 1. Root mean square residual (RMR) was
0.009. The implication of this research is relevant to marketers operating in organic-product market.
Keywords: environment consciousness, price premium, involvement, green purchase intention.

PENDAHULUAN sumber daya alam pada kondisi kehidu-


Kesadaran sosial konsumen menurut pan akan menjamin keseimbangan dan
Webster (1975) adalah konsumen yang keberlanjutan alam dan lingkungannya
mengingat akan akibat secara umum dari (Jiuan et al., 2001). Upaya menciptakan
konsumsi pribadi atau usaha memanfaat- lingkungan yang sehat merupakan dasar
kan daya beli dalam permasalahan sosial adanya peningkatan kualitas kehidupan
pada keputusan pembelian dengan manusia. Peningkatan kualitas kehidupan
mengevaluasi dampak dari konsumsi dapat dikendalikan oleh individu
mereka dalam masalah sosial (Follows & konsumen dengan melakukan perubahan
Jobber, 1999). Apabila konsekuensi memilih dan mengkonsumsi barang
lingkungan dirasa penting bagi konsumen, tertentu yang ramah terhadap lingkungan
maka konsumen akan membeli produk- (Martin & Simintras, 1995; Ling-yee,
produk yang ramah lingkungan. 1997; Yam-Tang & Chan, 1998).
Kesadaran konsumen terbentuk Mayoritas konsumen menyadari
karena pola perilaku yang bertanggung bahwa perilaku pembelian mereka secara
jawab pada lingkungan dan menghormati langsung berpengaruh pada berbagai
eksistensi makhluk lain di bumi ini. permasalahan lingkungan. Konsumen
Kesadaran konsumen berkaitan dengan beradaptasi dengan situasi ini dengan
kualitas lingkungan dan terpeliharanya mempertimbangkan isu lingkungan ketika

Pengaruh Kesadaran Lingkungan … (M.F. Shellyana Junaedi) : 189 - 201 189


berbelanja dan melalui perilaku beli hidup sehat telah mendorong masyarakat
mereka (Laroche et al., 2001). Bukti yang di berbagai negara dan mendorong
mendukung peningkatan lingkungan gerakan gaya hidup sehat dengan tema
ekologikal ini adalah meningkatnya global kembali ke alam atau back to nature.
individu yang rela membayar lebih untuk Gerakan ini didasari bahwa segala sesuatu
produk-produk yang ramah lingkungan yang berasal dari alam adalah baik dan
(Vlosky et al., 1999; Maguire et al., 2004). berguna serta menjamin adanya keseim-
Konsumen yang memiliki kesadaran bangan. Pangan organic1 telah menjadi
lingkungan sering juga disebut “green pilihan utama untuk memenuhi gaya
orientation” yang pada masa mendatang hidup sehat ini.
diprediksikan akan meningkat. Konsumen Berdasarkan permasalahan yang telah
yang mempunyai kesadaran tinggi diuraikan maka studi ini secara umum
terhadap lingkungan akan memilih bertujuan menguji hubungan antara
produk-produk yang ramah lingkungan kesadaran lingkungan, keinginan konsu-
walaupun harganya relatif lebih mahal men untuk membayar dengan harga
(Vlosky et al., 1999; Laroche et al., 2001). premium, keterlibatan konsumen dan niat
Dalam bidang pemasaran, permasa- beli terhadap produk ramah lingkungan.
lahan lingkungan bukan hanya menjadi Untuk mengkaji permasalahan lingkungan
tanggung jawab para pemasar saja, namun tersebut, maka studi ini akan mengguna-
juga seluruh konsumen. Bagi pemasar, isu kan persamaan model struktural atau
lingkungan dapat menjadi kriteria Structural Equation Modelling (SEM) untuk
keunggulan kompetitif yang mempenga- menguji model kausal terintegrasi secara
ruhi perilaku pembelian konsumen. Di simultan.
sisi lain, individu konsumen merasa Studi tentang kesadaran lingkungan
kurang bertanggung jawab pada terjadinya konsumen ini diharapkan dapat memberi-
degradasi lingkungan karena konsumen kan manfaat untuk pemahaman yang
mengabaikan adanya dampak konsumsi lebih jelas tentang hubungan antara sikap
individu pada lingkungan masyarakat
dalam jangka panjang sebagai akumulasi
1 Pangan organik adalah pangan yang
dari keputusan pembelian mereka pada
suatu produk yang ramah lingkungan diproduksi tanpa pupuk kimia atau artificial
dan atau pestisida sintetis, tetapi menggu-
(Follows & Jobber, 2002).
nakan pupuk organic seperti menur dari
Berkaitan dengan pemasaran lingku- kotoran dan feses ternak, yang dikenal
ngan, saat ini tren keamanan pangan (food sebagai pupuk kandang serta kompos yang
safety) menjadi isu sensitif dalam industri terbuat dari limbah hasil panen pertanian
yang telah mengalami fermentasi spontan
pangan. Isu bahan pangan yang aman ini (M-Brio Press, 2004). Menurut International
telah meningkatkan kesadaran masyarakat Federation of Organic Agriculture Movement
pada krisis lingkungan yang menuntut (IFOAM) mendefinisikan pangan organik
setiap orang untuk memiliki gaya hidup dalam cakupan lebih luas, bukan hanya dari
sehat dan hemat (Kompas, 2005). aspek biofisik, namun juga aspek perikebina-
tangan (animal welfare), biodiversitas, dan
Perbaikan mutu kehidupan dan gaya keadilan sosial.

190 BENEFIT, Vol. 9, No. 2, Desember 2005


konsumen terhadap lingkungan dengan diindikasikan melalui simbol-simbol
komitmen mereka dalam menentukan (Peattie, 1995).
pilihannya pada pangan organik sebagai
• Kesadaran Lingkungan
produk ramah lingkungan. Hubungan
antara sikap kesadaran lingkungan Penghargaan terhadap lingkungan
konsumen dengan niat beli produk ramah didefinisikan Amyx et al. (1994) sebagai
lingkungan ini dimediasi dengan keinginan suatu derajat di mana seseorang mengeks-
konsumen untuk membayar produk hijau presikan kepeduliannya pada isu-isu
ini dengan harga premium dan keterlibatan ekologikal. Dengan kata lain, seberapa
konsumen dalam pemilihan produk. Studi besar konsumen memandang perilaku
tentang hubungan sikap-niat-perilaku yang mendukung keberlangsungan
telah banyak dilakukan sebagai kerangka lingkungan sebagai sesuatu yang penting
konseptual sejumlah penelitian, namun bagi dirinya maupun masyarakat pada
kerangka konseptual tersebut belum umumnya. Seringkali seseorang secara
diujikan untuk konteks memprediksi individual merasa tidak nyaman dan tidak
pembelian dari suatu produk spesifik yang mudah melakukan suatu kegiatan yang
bertanggung jawab lingkungan (Follows mendukung lingkungan. Misalnya mereka
& Jobber, 2000). Selain itu, studi ini merasa bahwa daur ulang sangat penting
bermanfaat bagi pengusaha yang akan bagi masyarakat pada jangka panjang,
memasarkan produk-produk ramah namun secara personal mereka tetap
lingkungan untuk memberikan gambaran membeli barang-barang dengan kemasan
potensi pasar Indonesia terhadap produk- anorganik karena kemudahan dan
produk hijau. kepraktisan (Laroche et al., 2001). Studi
McCarty dan Shrum (1994) menemukan
TINJAUAN KONSEPTUAL bahwa keyakinan seseorang tentang
Pemenuhan kebutuhan konsumen pentingnya daur ulang tidak berhubungan
merupakan tantangan yang harus dihadapi signifikan dengan perilaku daur ulang. Hal
oleh setiap pemasar. Dengan terjadinya ini menjelaskan bahwa persepsi
krisis lingkungan menuntut adanya ketidakmudahan kegiatan daur ulang
peningkatan kepedulian sosial dan mempengaruhi tindakan mereka.
pengetahuan lingkungan bagi konsumen, Melihat pemasaran hijau pada masa
dengan demikian akan mempengaruhi mendatang akan menentukan dinamika
pertumbuhan perilaku konsumen yang kealamian dari perilaku konsumen yang
bertanggung jawab pada lingkungan. sadar lingkungan atau ecologically conscious
Konsumen yang memutuskan untuk consumer behavior. Berdasarkan penelitian
melakukan suatu pembelian produk yang dilakukan oleh Straughan dan
tertentu dipengaruhi oleh berbagai faktor Robert (1999) menunjukkan bahwa segala
yang sangat kompleks. Pada umumnya sesuatu yang dipersepsikan konsumen
suatu peristiwa konsumsi dipandang tentang lingkungan akan memberikan
sebagai proses ekonomik, namun pada wawasan terbesar pada kesadaran
kenyataannya konsumsi juga merupakan konsumen akan lingkungan.
suatu proses sosial dan budaya yang

Pengaruh Kesadaran Lingkungan … (M.F. Shellyana Junaedi) : 189 - 201 191


Lebih spesifik lagi, untuk memahami berdasarkan pada pengukuran kualitas
pergeseran lingkungan dari suatu negara objektif dan kualitas yang dipersepsikan.
dengan melihat titik awal bagaimana Kualitas objektif (objective quality)
masyarakat konsumen merefleksikan didefinisikan sebagai atribut yang dapat
perilaku konsumen pada permasalahan diukur dan dikuantifikasikan dari suatu
yang berkaitan dengan keramahan produk dibandingkan dengan produk
lingkungan yang menjadi semakin hijau. standard yang dapat dibuat. Sedangkan
Mayoritas konsumen menyadari bahwa kualitas yang dipersepsikan (perceived
perilaku pembelian mereka secara quality) didefinisikan sebagai keputusan
langsung berpengaruh pada berbagai konsumen tentang superioritas dari suatu
permasalahan ekologikal. Konsumen produk (Zeithaml, 1988).
beradaptasi dengan situasi ini dengan Keinginan konsumen membayar
mempertimbangkan isu lingkungan ketika sejumlah uang tertentu untuk produk-
berbelanja dan melalui perilaku beli produk yang ramah lingkungan lebih
mereka (Laroche et al., 2001). disebabkan karena kepedulian mereka
akan permasalahan lingkungan (Laroche
• Harga Premium et al., 2001). Konsumen yang sadar
Berdasarkan kajian literatur dalam lingkungan ini selalu mempertimbangkan
penelitian pemasaran terdapat pengaruh isu-isu ekologikal ketika melakukan
harga pada persepsi konsumen akan pembelian. Sebaliknya, konsumen yang
kualitas suatu produk (Rao & Monroe, tidak mau membayar dengan harga lebih
1988; Zeithaml, 1988). Menurut Rao dan untuk produk-produk ramah lingkungan
Bergen (1992), harga premium merupa- biasanya tidak mempertimbangkan
kan harga yang dibayarkan lebih besar permasalahan ekologikal ketika membuat
jumlahnya di atas harga yang sesuai keputusan pembelian.
dengan kebenaran nilai dari suatu produk, Para peneliti pasar bahan pangan
yang menjadi indikator keinginan organik mengestimasikan dan menentu-
konsumen untuk membayar (willingness-to- kan hipotesis keinginan konsumen untuk
pay). membayar pangan organik dengan harga
Sejumlah penelitian telah menentukan premium pada berbagai produk organik.
hubungan antara harga dan persepsi Harga premium merefleksikan keinginan
konsumen terhadap kualitas produk. Rao konsumen untuk membayar produk
dan Monroe (1988) secara empiris bebas pestisida, yang merupakan nilai
menunjukkan bahwa harga merupakan yang ingin diperoleh dalam suatu menu
informasi yang paling valid sebagai pola makan mereka (Maguire, Owen &
indikator akan kualitas suatu produk. Simon, 2004).
Pada umumnya alasan mengapa Model konseptual yang dikemukakan
konsumen mau membayar dengan harga oleh Vlosky et al. (1999) tentang keingi-
premium adalah karena mereka yakin nan konsumen untuk membayar dengan
akan kualitas suatu produk. Kualitas harga premium pada produk kayu
produk dalam hal ini ditentukan bersertifikasi yang ramah lingkungan

192 BENEFIT, Vol. 9, No. 2, Desember 2005


mencoba menjabarkan pengaruh tiga bahan makanan dengan memiliki anak di
variabel independen, yaitu kesadaran rumah, berpendidikan dan berpendapatan
lingkungan, kepentingan produk ramah relatif tinggi lebih sering menggunakan
lingkungan dan keterlibatan dalam produk makanan organik, karena mereka
aktivitas produk yang ramah lingkungan lebih mempertimbangkan kualitas produk
pada keinginan konsumen untuk daripada harganya.
membayar dengan harga premium. Data profil responden dalam
Semakin besar kesadaran seorang penelitian ini mayoritas berumur antara
konsumen terhadap lingkungannya akan 21 sampai dengan 40 tahun dengan
mempengaruhi keinginannya untuk tingkat pendidikan SMU dan Strata satu.
membayar dengan harga yang lebih Pendapatan keluarga per bulan rata-rata
karena merasa adanya kesesuaian antara dari responden kurang dari Rp
nilai produk dengan sejumlah uang yang 3.000.000,00. Profil pekerjaan responden
harus dikeluarkan sebagai gantinya. cukup bervariasi yaitu, mahasiswa, ibu
Namun demikian, harga premium suatu rumah tangga, karyawan swasta, dosen
produk yang ramah lingkungan dan wiraswasta.
berhubungan secara negatif dengan niat
beli konsumen pada produk ramah • Definisi Operasional dan
lingkungan. Instrumen Pengukuran
1. Kesadaran Lingkungan
METODA PENELITIAN Kesadaran sosial konsumen
• Metoda Sampling dan dirasakan ketika seseorang berupaya
Pengumpulan Data untuk mempertimbangkan perilaku
belinya berkaitan dengan polusi
Dalam penelitian ini disebarkan 200
terhadap pengaruh sosial lingkungan
kuesioner secara purposif di kota
sekitarnya. Pengukuran variabel kesa-
Yogyakarta dan kuesioner yang dikem-
daran lingkungan ini diadaptasi dari
balikan oleh responden sebesar 153
instrumen Straughan dan Roberts
kuesioner (response rate 76,5%). Kuesioner
(1999) dengan skala Likert 5 poin.
yang terjawab lengkap layak dianalisis
dalam penelitian ini sebesar 147 2. Harga Premium
kuesioner. Subjek penelitian ini adalah Konsumen yang mau membayar
wanita yang berumur 17 tahun ke atas lebih untuk produk-produk hijau
yang membuat keputusan pembelian percaya bahwa perusahaan melaksana-
makanan dan bahan makanan untuk kan tanggung jawab sosialnya pada
keperluan sehari-hari. Studi ini lebih lingkungan (Laroche et al., 2001).
dikonsentrasikan pada konsumen wanita Pengukuran sensitivitas harga atau the
karena berdasar pada penelitian Price Sensitivity Measurement (PSM)
Fotopoulos dan Krystallis (2000) dan merupakan suatu teknik yang dikem-
Davies, Titterington, dan Cochrane bangkan sebagai suatu metodologi
(1995) menunjukkan temuan bahwa survai untuk pengukuran persepsi
wanita yang sering melakukan pembelian tentang harga. Teknik ini secara

Pengaruh Kesadaran Lingkungan … (M.F. Shellyana Junaedi) : 189 - 201 193


langsung mempertanyakan responden studi ini adalah keinginan atau ekspresi
tentang harga. Struktur pertanyaan niat seorang individu untuk berkomit-
individual untuk responden adalah men pada aktivitas yang mendukung
mengkualifikasi harga berdasarkan keramahan lingkungan (Chan, 1999).
pada asumsi yang berkaitan dengan Pengukuran konstruk ini dengan 4
kualitas. Pengukuran konstruk ini item pernyataan yang diadopsi dari
diindikasikan pernyataan yang dengan Chan dan Lau (2000) dengan 5 poin
menggunakan skala Likert 5 poin. skala Likert.
3. Keterlibatan Proses Pembelian
RELIABILITAS INSTRUMEN
Keterlibatan (involvement) di sini PENELITIAN
berkaitan dengan pilihan produk dan
Hasil pengujian reliabilitas penelitian
perilaku memilih yang dilakukan
ini secara keseluruhan dapat dikatakan
konsumen. Pembelian produk dengan
bahwa instrumen penelitian ini andal
keterlibatan rendah (low involvement)
(reliabel). Dari hasil tersebut menunjukkan
menyebabkan terjadinya perilaku
nilai koefisien α hampir mendekati 0.7
mencari variasi dibandingkan dengan
(Sekaran, 1992).
pembelian produk dengan keterlibatan
tinggi (high involvement). Pengukuran

Tabel 1. Hasil Reliabilitas Penelitian (N = 147)


Keterangan Jumlah Item Jumlah Item yang Cronbach
Penelitian Dipertahankan Alpha (α)
Harga Premium 5 4 0.8019
Kesadaran Lingkungan 5 4 0.6568
Keterlibatan Konsumen 6 5 0.6336
Niat Pembelian 4 4 0.7274
Total Jumlah Item 20 17

keterlibatan ini dengan menggunakan PEMBAHASAN HASIL


6 item pernyataan yang diadopsi dari PENELITIAN
Fotopoulos & Krystallis (2002) yang Hasil korelasi antar variabel
menggunakan 5 poin Skala Likert. penelitian kesadaran lingkungan, harga
4. Niat Pembelian Produk Hijau premium, keterlibatan konsumen dan niat
pembelian produk ramah lingkungan
Dalam penelitian teori reasoned hampir semuanya signifikan, kecuali
action mengindikasikan bahwa niat korelasi antara variabel kesadaran
merupakan prediktor yang paling lingkungan dengan niat pembelian
relevan untuk menentukan perilaku. produk ramah lingkungan. Dengan
Niat pembelian produk hijau dalam

194 BENEFIT, Vol. 9, No. 2, Desember 2005


demikian berarti ada kemungkinan bahwa yang sadar tetapi bukan pembeli (aware
kesadaran lingkungan tidak berhubungan non-buyers) seperti yang dijabarkan
langsung dengan niat pembelian produk Fotopoulos dan Krystallis (2002). Rendah-
ramah lingkungan, namun dimediasi oleh nya niat pembelian produk pangan
variabel lainnya seperti keterlibatan organik ini juga karena kurang optimalnya
konsumen dalam pencarian produk hijau. pengembangan produk pangan dan
Tabel 2 menunjukkan rerata dari pertanian organik di Indonesia. Konsep
variabel kesadaran lingkungan, keterlibatan organik masih merupakan suatu sistem
konsumen, harga premium dan niat yang baru bagi petani dan masyarakat
pembelian hijau. Rerata konstrak variabel konsumen sehingga ketersediaannya di
penelitian ini yang relatif tinggi menurut pasar-pasar swalayan masih sedikit sekali.

Tabel 2. Statistik Deskriptif dan Korelasi Antar Variabel

Keterangan Minimum Maksimum Mean Standart Korelasi Antar Variabel


Deviasi

1 2 3

Harga premium 1.71 4.42 3.2580 .7015 1.000 1.00


Kesadaran lingkungan 2.08 4.31 3.5357 .4357 .331** 0
Keterlibatan konsumen 1.25 3.13 2.3170 .3105 .405** .446* 1.000
Niat pembelian 1.08 2.62 1.9572 .2930 .187* .156 .307**

Signifikan * p<0.05 ** p<0.01

responden adalah variabel harga premium Pengukuran reliabilitas yang tinggi


(3.2580) dan kesadaran lingkungan berdampak pada kepercayaan bahwa
(3.5357) sedangkan rerata konstrak yang indikator individual secara konsisten
memiliki rerata relatif rendah adalah mengukur suatu ukuran yang sama. Tabel
keterlibatan konsumen (1.2176) dan niat 3 menunjukkan konstruk reliabilitas.
pembelian hijau (1.9572). Reliabilitas komposit adalah ukuran
Hasil temuan tersebut menunjukkan konsistensi internal indikator konstrak
bahwa sebenarnya kesadaran konsumen yang menggambarkan derajat indikasi
terhadap lingkungan relatif tinggi namun konstrak laten umum yang tidak dapat
mereka tidak cukup memiliki niat untuk diamati. Nilai indikator reliabilitas harus
melakukan pembelian terhadap produk lebih besar dari 0.5. Hasil reliabilitas
ramah lingkungan. Hal ini kemungkinan komposit penelitian ini ditunjukkan
karena harga-harga produk hijau relatif dengan α yang menunjukkan model yang
mahal dibandingkan dengan produk- fit untuk seluruh konstrak.
produk konvensional. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas konsumen
Indonesia adalah kelompok konsumen

Pengaruh Kesadaran Lingkungan … (M.F. Shellyana Junaedi) : 189 - 201 195


Tabel 3. Konstruk Reliabilitas, Lambda, Error Terms, dan Deviasi Standard dari Indikator

Konstruk Indikator α λ ε σ
Konstruk

Harga Premium HARGA 0.7812 0.6201 0.4922 0.1077


Kesadaran Lingkungan SADAR 0.6785 0.1587 0.0371 0.0119
Keterlibatan Konsumen INVOL 0.6479 0.2359 0.0964 0.0340
Niat Pembelian Hijau NIAT 0.7375 0.2517 0.0859 0.0226

HASIL MODEL PERSAMAAN berpengaruh secara signifikan terhadap


STRUKTURAL keinginan konsumen membayar dengan
Temuan penelitian menghasilkan harga premium dan juga mendorong
goodness-of-fit yang memenuhi kesesuaian konsumen untuk meningkatkan keterliba-
model, yaitu GFI sebesar 0.977 dengan tannya dalam pencarian dan pemilihan
nilai kai-kuadrat 6.789 dan derajat produk ramah lingkungan.
kebebasan sebesar 1. Hasil penelitian ini Pengaruh kesadaran lingkungan
menunjukkan bahwa kesadaran lingkungan konsumen dalam model menunjukkan

Harga
premium
0.742
5.014*

-0.832
Kesadaran Niat beli
lingkungan hijau

6.387*
2.278*
Keterlibatan
Konsumen

Gambar 1. Hasil Pengujian Model Penelitian


Catatan:
Chi-square 6.789 dengan d.f. 1
Probability level 0.009
Goodness-of-fit index (GFI) 0.977
Root mean square residual (RMSR) 0.0081
Signifikan * p<0.05

196 BENEFIT, Vol. 9, No. 2, Desember 2005


adanya pengaruh positif dan signifikan tidak semua hipotesis dapat dibuktikan
(β=0.538) terhadap harga premium, dan secara empiris karena nilai-nilai kese-
berpengaruh positif dan signifikan suaiannya lebih rendah. Supaya lebih
(β=0.790) terhadap keterlibatan konsumen. mudah dalam mengintepretasikan hasil
Namun ditemukan juga bahwa kesadaran model struktural penelitian ini, dapat kita
lingkungan ternyata tidak berpengaruh lihat pada Gambar 1.
terhadap niat konsumen untuk melakukan Hasil perhitungan menunjukkan chi-
pembelian hijau. Ini berarti bahwa square dari model sebesar 6.789 dengan
seseorang yang sadar untuk tetap selalu degree of freedom 1 dan probability level 0.009.
menjaga tanggung jawab lingkungan Chi-square adalah ukuran paling dasar dari
ternyata tidak meningkatkan komitmen seluruh pengukuran model struktural.
mereka untuk mengaktualisasikan pembe- Nilai chi-square yang rendah, di mana hasil
lian mereka. Temuan ini sangat menarik signifikansinya pada tingkat yang lebih
untuk didalami lebih lanjut apa sebenar- besar dari 0.05 mengindikasikan bahwa
nya yang menyebabkan niat beli seorang hasil penelitian itu dan input covariance
konsumen untuk menunjang tanggung matrices yang diprediksi tidak berbeda
jawab pada lingkungan sekitarnya. secara statistika.
Hasil model persamaan struktural Goodness-of-fit Index (GFI) menunjuk-
pengaruh kesadaran konsumen, harga kan seluruh derajat kebebasan kuadrat
premium, dan keterlibatan konsumen residual dari prediksi dibandingkan hasil
terhadap komitmen melakukan pembelian akhir. GFI penelitian ini sebesar 0.977
produk hijau dengan menggunakan dan Adjusted Goodness-of-fit Index (AGFI)
program AMOS versi 3.6 dapat dilihat sebesar 0.770. Rekomendasi tingkat indeks
seperti pada Tabel 4. yang dapat diterima adalah nilai yang
Tabel 4 tersebut memperlihatkan lebih besar atau sama dengan 0.90
hubungan-hubungan dan pengaruh antar (Sharma, 1996). Dengan demikian, berarti
variabel yang beragam. Hubungan- penelitian ini menghasilkan model
hubungan tersebut menunjukkan adanya struktural yang fit.
tiga hubungan yang signifikan, sehingga Hasil Root Mean Square Error of
Tabel 4. Hasil Persamaan Model Struktural Alternatif
Structural Relationship Standardized Unstandardized Standard C.R.
Regression Regression Error
Weights Weights

Harga Premium ← Kesadaran Lingkungan 0.529 0.538 0.107 5.014*


Keterlibatan ← Kesadaran Lingkungan 0.734 0.790 0.124 6.387*
Niat Beli ← Kesadaran Lingkungan -0.219 -0.222 0.267 -0.832
Niat Beli ← Harga Premium 0.101 0.101 0.136 0.742
Niat Beli ← Keterlibatan 0.556 0.524 0.230 2.278*

Signifikan * p<0.05

Pengaruh Kesadaran Lingkungan … (M.F. Shellyana Junaedi) : 189 - 201 197


Approximation (RMSEA) berusaha untuk pada ukuran-ukuran tersebut.
mengkoreksi kecenderungan statistika chi-
square untuk menolak model yang ditetap- SIMPULAN
kan dengan sampel besar secukupnya. Temuan penelitian dari model
Nilai RMSEA penelitian ini sebesar 0.199, kesadaran lingkungan konsumen ini
nilai ambang batas yang dianggap baik memberikan gambaran bahwa kesadaran
menurut Purwanto (2001) adalah berkisar konsumen terhadap lingkungan mempe-
dari 0.05 sampai 0.08. Secara lengkap ngaruhi keinginannya untuk membayar
hasil penelitian model struktural ini dapat dengan harga premium untuk produk-
dilihat pada Tabel 5. produk ramah lingkungan. Sikap
Hair et al. (1998) mengungkapkan kesadaran terhadap lingkungan ternyata
bahwa terdapat beberapa kriteria yang juga mempunyai pengaruh yang signifikan
baisanya digunakan dalam menganalisis pada tingkat keterlibatan konsumen
atau menguji kesesuaian data dengan dalam pemilihan produk yang dilakukan
model (data fit). Semakin tinggi nilai-nilai konsumen. Tingkat keterlibatan konsumen
indeks kesesuaian maka semakin sesuai dalam proses pencarian informasi tentang
antara data dengan model yang diestimasi produk-produk ramah lingkungan ini
(data fit model). Nilai-nilai kesesuaian mendorong konsumen untuk berkeinginan
model penelitian ini menunjukkan nilai- untuk melakukan pembelian produk hijau
nilai yang relatif tinggi, yang mengacu pada masa mendatang.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Goodness-of-fit


Ukuran Goodness-of-fit Hasil
Perhitungan

Absolute Fit Measure


Chi-square (x2) 6.789
Degrees of freedom 1
Noncentrality parameter (NCP) 5.789
Goodness-of-fit Index (GFI) 0.977
Root mean square residual (RMSR) 0.0081
Root mean square error or approximation (RMSEA) 0.199
Expected cross-validation Index (ECVI) 0.170

Incremental Fit Measure


Adjusted goodness-of-fit (AGFI) 0.770
Tucker-Lewis Index (TLI) 0.524
Normed fit Index (NFI) 0.914

Parsimonious Fit Measure


Parsimonious normed fit index (PNFI) 0.152
Parsimonious goodness-of-fit index (PGFI) 0.098
Akaike information criterion (AIC) 24.789
Sumber : Pengolahan Data Primer

198 BENEFIT, Vol. 9, No. 2, Desember 2005


Konsumen hijau yang memiliki mental Attitudes and Behaviour of
kesadaran sosial akan berupaya untuk Consumers in China: Survey
mempertimbangkan perilaku belinya Findings and Implications,” Journal of
berkaitan dengan pengaruh sosial International Consumer Marketing, 11:4,
lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, pp. 25-52.
konsumen yang sadar lingkungan yakin Chan, Ricky Y.K. & Lorett B. Y. Lau
bahwa kondisi lingkungan pada saat ini (2000), “Antecedents of Green
menunjukkan permasalahan yang serius Purchases: A Survey in China,”
yang dihadapi seluruh orang di seluruh Journal of Consumer Marketing, Vol. 17
belahan dunia ini. Hal ini berpengaruh No. 4, pp.338-357.
pada diri konsumen sehingga mereka mau
Chan, Ricky Y.K. (2001), “Determinants
membayar lebih untuk produk-produk
of Chinese Consumers’ Green
yang ramah lingkungan yang diidentikkan
Purchase Behaviour,” Psychology &
dengan produk yang berkualitas tinggi
Marketing, Vol. 8, No. 4, April, pp.
(Laroche et al., 2001). Kesadaran akan
389-413.
lingkungan dalam penelitian ini berpe-
ngaruh terhadap keterlibatan konsumen Cooper, D.R. & Schindler (2001), Business
dalam pemilihan produk ramah lingku- Research Methods, Seventh Edition,
ngan. McGraw-Hill International.
Dengan demikian, temuan penelitian Davies, Anne, Albert J. Titterington &
ini diharapkan dapat menumbuhkan Clive Cochrane, (1995), “Who Buys
pemahaman pemerintah Indonesia terha- Organic Food? A Profile of the
dap etika lingkungan dari masyarkat dan Purchasers of Organic Food in
pengembangan pemasaran lingkungan Northern Ireland,” British Food
oleh para pelaku bisnis di Indonesia. Journal, Vol. 97 No. 10, pp. 17-23.
Dengan kesadaran terhadap permasalahan Follows, Scott B. & David Jobber, (2000),
lingkungan akan menjadi pertimbangan “Environmentally Responsible Pur-
pemerintah dan pengusaha dalam mem- chase Behaviour: A Test of a
perhitungkan kos dan benefit ketika Consumer Model,” European Journal
membuat keputusan kebijaksanaan. of Marketing, Vol. 34, No. 5/6,
pp.723-746.
DAFTAR PUSTAKA Fotopoulos, Christos & Athanasios
Anonim, (2005), “Produk Organik tak Krystallis, (2002), “Purchasing
Harus Mahal”, Kompas, Minggu, 8 Motives and Profile of the Greek
Mei 2005, hal. 40. Organic Consumer: a Countrywide
Arimbi, H.P. (2003), “Gerakan Konsumen Survey,” British Food Journal, Vol.
Hijau di Indonesia,” diakses dari 104, No. 9, pp.730-765.
http://members.fortunecity.com/lingku- Frause, Bob & Julie Colehour, (1994), The
ngan/artikel/GeerakanKHijau.htm. pada Environmental Marketing Imperative,
tanggal 1 Februari 2003. Probus Publishing Company.
Chan, Ricky Y.K., (1999), “Environ- Hair, Joseph F., Rolph E. Anderson,

Pengaruh Kesadaran Lingkungan … (M.F. Shellyana Junaedi) : 189 - 201 199


Ronald L. Tatham, & William C. Does What They Know Affect How
Black (1998), Multivariate Data Analy- They Fell?” Marketing Intelligence &
sis, Fifth Edition, Prentice Hall Planning Vol. 13 No. 4, pp. 16-23.
International, Inc. McCarty, J.A. & Shrum, L.J. (1994), “The
Jiuan, T.S., Jochen Wirtz, Kwon Jung & Recycling of Solid Wastes: Personal
Kau Ah Keng (2001), “Singaporeans’ Values, Value Orientation, and
Attitudes towards Work, Pecuniary Attitudes about Recycling as Antece-
Adherence, Materialism, Feminism, dents of Recycling Behaviour”,
Environmental Consciousness, and Journal of Business Research, Vol. 30,
Media Credibility”, Singapore Manage- No. 1, pp. 53-62.
ment Review, 23, 1, pp. 59-86. Mueller, Ralph O. (1996), Bases Principles of
Laroche, Michel, Jasmin Bergeron, & Structural Equation Modelling: An Intro-
Guido Barbaro-Forleo (2001), duction to LISREL and EQS,
“Targeting Consumers Who are Springer.
Willing to Pay More for Environ- Ottman, J.A. (1994), Green Marketing:
mentally Friendly Products,” Journal Challenges and Opportunities for the New
of Consumer Marketing, Vol. 18, No. 6, Marketing Age, NTC Publishing
pp. 503-520. Group, Lincolnwood.
Ling-yee, Li, (1997), “Effect of Collectiv- Peattie, Ken (1995), Environmental
ist Orientation and Ecological Marketing Management, Meeting the
Attitude on Actual Environmental Green Challenge, Pitman Publishing.
Commitment: the Moderating Role
Purwanto, B.M. (2000), “Pelatihan
of Consumer Demographics and
Pengukuran dan Teknik Statistik
Product Involvement,” Journal of
untuk Riset Keperilakuan”, Yogya-
International Consumer Marketing, Vol.
karta, 31 Agustus-1 September.
9 No. 4, pp. 31-53.
Rao, Akshay R. & Kent B. Monroe,
Maguire, Kelly B., Nicole Owens, &
(1988), “The Moderating Effect of
Nathalie B. Simon (2004), “The
Prior Knowledge on Cue Utilization
Price Premium for Organic Baby
in Product Evaluations”, Journal of
food: A Hedonic Analysis”, Journal of
Consumer Research, 15, September, pp.
Agricultural and Resource Economics,
253-264.
Vol. 29, Iss. 1, April, pp. 132-150.
Rao, Akshay R. & Kent B. Monroe,
Makatouni Aikaterini, (2002), “What
(1996), “Causes and Consequences
Motivates Consumers to Buy
of Price Premiums”, The Journal of
Organic Food in the UK?” British
Business, Vol. 69, No. 4, October, pp.
Food Journal, Vol. 104 No. 3/4/5/,
511-535.
pp. 345-352.
Schlegelmilch, Bodo B. Greg M. Bohlen
Martin, Bridget & Antonis C. Simintiras,
& Adamantios Diamantopoulos,
(1995), “The Impact of Green
(1996), “The Link between Green
Product Lines on the Environment:
Purchasing Decisions and Measures

200 BENEFIT, Vol. 9, No. 2, Desember 2005


of Environmental Consciousness,” Winarno, F.G. (2003), “Pangan Organik
European Journal of Marketing, Vol. 30 di Kawasan Asia Pasifik,” KOMPAS,
no. 5, pp.35-55. Senin, 30 Juni 2003, hal. 35.
Sekaran, Uma (1992), Research Method for Yam-Tang, Esther P.Y. & Ricky Y.K.
Business: A Skill-Building Approach, Chan (1998), “Purchasing Behav-
Second Edition, Singapore: John iours and Perceptions of Environ-
Wiley & Sons, Inc. mentally Harmful Products,”
Sharma, Subhash (1996), Applied Multi- Marketing Intelligence & Planning, 16/6,
variate Techniques, University of South pp. 365-362.
Carolina, Canada: John Wiley and Zeithaml, V.A. (1988), “Consumer
Sons. Perception of Price, Quality and
Straughan, Robert D. & James A. Value: A Means-End Model and
Roberts, (1999), “Environmental Synthesis for Evidence”, Journal of
Segmentation Alternatives: A Look Marketing, Vol. 52, No. 3, July, pp. 2-
at Green Consumer Behaviour in the 22.
New Millennium,” Journal of Consumer
Marketing, Vol. 16, No. 6, pp. 558-
575.
Vlosky, Richard P., Lucie K. Ozanne, &
Renee J. Fontenot, (1999), “A
Conceptual Model of US Consumer
Willingness-to-Pay for Environmen-
tally Certified Wood Products,”
Journal of Consumer Marketing, Vol. 16,
No. 2, pp. 122-136.

Pengaruh Kesadaran Lingkungan … (M.F. Shellyana Junaedi) : 189 - 201 201

Anda mungkin juga menyukai