Pemantauan kesejahteraan janin merupakan hal yang penting untuk dilakukan pada masa kehamilan,
hal ini berguna untuk bisa melihat perkembangan janin dari waktu ke waktu. Selama dua decade
terakhir, meningkatnya pengetahuan tentang Bersama dengan berkembangnya teknologi telah memicu
timbulnya fenomena baru dalam dunia kedokteran : ramalan tentang kesejahteraan janin. Sekarang,
janin merupakan pasien kedua, yang menghadapi morbiditas dan mortalitas yang lebih besar daripada
ibunya. Batasan teknologi untuk menilai janin bahkan telah diperluuas dari masa mudigah, sebagai
contoh, Oasin dkk ( 1997) menemukan bahwa frequensi denyut jantung mudigah mungkin dapat
meramalkan hasil akhir kehamilan.
Ada beberapa Teknik yang bisa diterapkan untuk meramalkan kesejahteraan janin. Yang menjadi focus
adalah prosedur-prosedur pemeriksaan kontemporer yang bergantung pada aktifitas fisik janin,
termasuk Gerakan janin, pernafasan, produksi cairan ketuban dan frekuensi denyut jantung.
GERAKAN JANIN
Aktifitas janin pasif tanpa rangsangan sudah di mulai sejak minggu ke -7 dan menjadi lebih canggih serta
terkoordinasi pada akhir kehamilan ( Vindla dan James,1995). Memang, muli 8 minggu setelah haid
berakhir, Gerakan janin tidak pernah berhenti denagn periode waktu lebih dari 13 menit ( DeVries
dkk,1985). Antara minggu ke -20 sampai ke -30, Gerakan tubuh umum menjadi lebih teratur dan janin
mulai memperlihatkan siklus istirahat – aktifitas.
Pada trimester ke-3, pematangan Gerakan janin terus berlanjut sampai sekitar 36 minggu, pada
saat ini, 80 % janin normal sudah diketahui keadaan perilakunya ( behavioral state ).Nijhuis dkk (1982)
mempelajari pola frekuensi denyut jantung janin, Gerakan tubuh umum, dan Gerakan mata serta
menjelaskan empat keadaan perilaku janin.
1. Keadaan 1F adalah keadaan diam (tidur tenang), dengan variasi frekuensi denyut jantung yang
sempit.
2. Keadaan 2F mencakup Gerakan kasar tubuh janin yang sering, Gerakan mata kontinyu, dan
variasi frekuensi denyut jantung janin yang lebih lebar. Keadaan ini analog dengan keadaan tidur
aktif pada neonatus.
3. Keadaan 3F mencakup Gerakan mata kontinyu, tanpa Gerakan tubuh dan tidak ada akselerasi
denyut jantung. Namun hal ini masih diperdebatkan.
4. Keadaan 4F adalah salah satu Gerakan kasar tubuh disertai Gerakan mata yang kontinyu dan
akselerasi denyut jantung janin. Keadaan ini setara dengan keadaan terjaga pada neonatus.
Janin menghabiskan Sebagian besar waktu mereka dalam keadaan 1F dan 2F ( pada usia kehamilan 38
minggu, 75% waktu mereka dihabiskan dalam keadaan 1F dan 2F ). Salah satu determinan
penting aktifitas janin adalah siklus tidur-bangun yang tidak bergantung pada keadaan tidur bangun ibu.
Siklusitas tidur dilaporkan bervariasi dari sekitar 20 menit sampai selama 75 menit. Rerata lama keadaan
tenang atau inaktif bagi janin aterm adalah sekitar 23 menit. Patrick dkk (1982)menngukur Gerakan
kasar tubuh janin dengan USG real time dalam periode 24 jam pada 31 kehamilan normal dan
mendapatkan bahwa periode terlama inaktifitas adalah 75 menit.
Volume cairan ketuban merupakan factor penting lain pada aktifitas janin. Dalam sebuah pengamatan
( sewaktu uji profil biofisik ), ditemukan adanya penurunan aktifitas janin seiring berkurangnya volume
cairan ketuban, dan memperkirakan bahwa terbatasnya ruang intrauterus mungkin membatasi Gerakan
janin secara fisik.
PROFIL BIOFISIK
Profil biofisik merupakan tes non invasive yang digunakan untuk memprediksikan ada tidaknya asfiksia
dan akhirnya beresiko terjadinya kematian janin pada periode antenatal. Ketika profil biofisik
mengidentifikasikan adanya keadaan janin yang mencurigakan , dapat dilakukan langkah-langkah
pencegahan sebelum terjadi asidosis metabolic yang progresif yang bisa menyebabkan kematian janin.
Manning dkk (1980) mengajukan pemakaian gabungan lima variable biofisik janin sebagai cara yang
lebih akurat untuk menilai kesejahteraan janin daripada pemakaian masing-masing vriabel itu sendiri.
Mereka berhipotesis bahwa dengan mempertimbangkan lima variable tersebut, hasil uji yangv positif
palsu atau negative palsu dapat dikurangi secara bermakna.
Peralatan yang diperlukan mencakup ultrasonografi real time dan ultrasonografi doppler unntuk
mererkam frekuensi denyut jantung janin. Biasanya uji-uji ini memerlukan waktu 30 sampai 60 menit.
Lima komponen biofisik yang dinilai meliputi :
Manning dkk ( 1987) memeriksa lebih dari 19.000 kehamilan dengan menggunakan interprestasi dan
penatalaksanaan profil biofisik. Mereka laporkan angka uji posotif palsu yang didefinisikan sebagai
kematian antepartum pada janin yang secara struktur normal sekitar 1/1000. Kausa kematian janin yang
paling sering teridentifikasi setelah pemeriksaan profil biofisik yang normal adalah perdarahan dari janin
ke ibu, cedera tali pusat dan solusio placenta. Kausa yang dapat di identifikasi dijumpai hampir pada 2/3
kematian janin.
Karena profil biofisik menhabiskan banyak tenaga dan memerlukan petugas yang terlatih untuk
memvisualisasi janin secara ultrasonografis, Clark dkk ( 1989) menggunakan suatu profil biofisik ringks
sebagai uji penapis antepartum lini pertama. Secara apesifik, mereka melakukan uji non stress
vibroakustik dua kali seminngu pada 2628 kehamilan tunggal. Indeks cairan amnion yang kurang dari 5
cm dianggap abnormal. Uji biasanya hanya memerlukan waktu 10 menit. Para peneliti ini
menyimpulkan bahwa profil biofisik ringkas ini merupakan metode yang sangat baik untuk melakukan
surveilens antepartum karena tidak dijumpai kematian janin yang tidak diduga.
TUGAS KELOMPOK KELOMPOK 15
DISUSUN OLEH :
1. SRI SULISTYANI
2. SUSANTI
3. TRI KARSITI
4. TUTIK SUBAGYA