Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu:
1
Disusun Oleh:
NIM : E1D020055
UNIVERSITAS MATARAM
2021
اج
ٌ ستِ ْد َر ِ \إِ َذا َرأَيْتَ هَّللا َ تَ َعالى يُ ْع ِطي ا ْل َع ْب َد ِمنَ ال ُّد ْنيَا َما يُ ِح ُّب َو ُه َو ُمقِي ٌم َعلَى َم َعا
ْ صي ِه فَإِنَّ َما َذلِكَ ِم ْنهُ ا
2
Manusia istidraj – Manusia yang lupa daratan. Walaupun berbuat maksiat, dia
merasa Allah menyayanginya. Mereka memandang hina kepada orang yang
beramal. “Dia tu siang malam ke masjid, basikal pun tak mampu beli, sedangkan
aku ke kelab malam pun dengan kereta mewah. Tak payah beribadat pun, rezeki
datang mencurah-curah. Kalau dia tu sikit ibadat tentu boleh kaya macam aku,
katanya sombong.” Sebenarnya, kadang-kadang Allah memberikan nikmat yang
banyak dengan tujuan untuk menghancurkannya. Dia tidak sadar bahwa kenikmatan
yang diberikan juga merupakan uatu jebakan untuk dirinya sendiri.
ٞ س ِهمۡۚ إِنَّ َما نُمۡ لِي لَ ُهمۡ لِيَ ۡزدَاد ُٓو ْا إِ ۡث ٗم ۖا َولَ ُهمۡ َع َذ
ٞ اب ُّم ِه
ين ِ ُر أِّل َنفٞ سبَنَّ ٱلَّ ِذينَ َكفَ ُر ٓو ْا أَنَّ َما نُمۡ لِي لَ ُهمۡ َخ ۡي
َ واَل يَ ۡح
َ
“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami
kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada
mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang
menghinakan.” (Q.S. Ali-Imran : 178)
Dalam ayat lain disebutkan :
َسو ْا َما ُذ ِّك ُرو ْا ِب ِهۦ فَت َۡحنَا َعلَ ۡي ِهمۡ أَ ۡب ٰ َو َب ُك ِّل ش َۡي ٍء َحت ٰ َّٓى إِ َذا فَ ِر ُحو ْا بِ َمٓا أُوت ُٓو ْا أَ َخ ۡذ ٰنَ ُهم بَ ۡغت َٗة فَإ ِ َذا هُم ُّم ۡبلِسُون
ُ َفَلَ َّما ن
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Q.S. Al-An’am : 44)
Berikut ini ayat ayat AL-Qur’an tentang Istidraj
1. Peringatan untuk Orang Kafir
“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami
kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada
mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang
menghinakan.” (QS.Ali ‘Imran: 178)
3
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS.Al An’am: 44).
3. Harta dan Kesenangan Tidak Selalu Berarti Kebaikan
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu
(berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka tidak,
sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun: 55-56)
ُ َوأَنَّ َع َذابِي ُه َو ۡٱل َع َذ ي أَنِّ ٓي أَنَا ۡٱل َغفُو ُر ٱل َّر ِحي ُم
اب ٱأۡل َلِي ُم ٓ نَبِّ ۡئ ِعبَا ِد
4
Ciri-ciri Istidraj
Ibnu Athaillah berkata : “Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah,
sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia
itu semata-mata istidraj oleh Allah”
Orang yang memiliki mikmat seperti rezeki, jabatan, harta, anak dll yang taiada tara,
sedangkan orang tersebut semakin lalai karena nikmat yang diberikan dan jauh dari
agama, maka itu sesungguhnya bukanlah nikmat yang sebenarnya melainkan istidraj
dari Allah.
Ali Bin Abi Thalib r.a. berkata : “Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat
Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-
menerus melakukan maksiat kepadaNya” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)
Orang yang selalu melakukan maksiat dan tidak peduli hukuman yang akan Allah
berikan atas perbuatan yang dilakukannya, dan semakin banyak kesenangab-kesenangan
yang ia peroleh, maka hal tesebut adalah hanya kesenangan dunia saja.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sebetulnya Sodaqoh dapat membuat harta kita semakin
banyak. Ketika kita dihinggapi sifat kikir, tak pernah zakat, infak, shadaqah ataupun
mengulurkan bantuan orang lain. Namun justru harta semakin melimpah ruah. itulah
menjadi salah satu ciri istidraj
4. Jarang Sakit
5
Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau
tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan
dirimu.
Sebagaimana diceritakan pula bahwa Firaun adalah orang yang tidak pernah merasakan
sakit, bahkan bersin pun dia tidak pernah dan itulah yang membawa dia
semakin bersombong diri.
Dari semua yang sudah dijelaskan diatas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa tidak
semua harta ataupun rezeki dalam bentuk apapun yang diberikan oleh Allah SWT
adalah sebuah kenikmatan yang sesungguhnya melainkan azab berwujud kenikmatan.
Itu hal yang ditakutkan umat muslim, karena istidraj ini sangat berbahaya. Jika kita
diberikan kenikmatan dan semakin lalai dan jauh bahkan tidak peduli tenyang agama,
niscaya Allah akan memberikan siksaan yang berat setelah diberikan kenikmatan.
Kemudian siksaan tersebut tidak hanya berlangsung di dunia saja, melainkan juga di
akhirat yang makin pedih hukumannya. Oleh karena itu, untuk menghindari dari istidraj
kita perlu selalu ingat dan mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena
jika kita senantiasa bertakwa kepada-Nya maka disanalah kenikmatan yang
sesungguhnya akan datang.
6
Hukuman yang disegerakan sebagai bentuk kasih sayang Allah terhadap hambanya
maksudnya disini adalah Allah SWT memberikan hukuman atau ujian kepada hamba-
hamba yang taat kepada-Nya. Ujian tersebut bisa berupa sakit, hilangnya harta atau
jabatan dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk menguji keimanan hamba-Nya dan
membersihkan dosa dosa yang sebelumnya telah orang tersebut perbuat untuk
memudahkannya menuju syurga-Nya Allah.
Apabila Allah Menghandaki Kebaikan Kepada Seorang Hamba Maka Allah Segerakan
Hukuman Baginya di Dunia.
Dan setiap insan tidak akan lepas dari kesalahan, kemaksiatan, dan kekurangan dalam
menjalankan kewajiban, maka apabila Allah hendak memberikan kebaikan kepada
hamba-Nya: Allah akan segerakan hukumannya di dunia, boleh jadi dengan hartanya,
atau dengan keluarganya, atau dengan dirinya, atau dengan salahsatu dari orang-orang
yang berhubungan dengannya.
Dalil-dalil hadits qudsi tentang hukuman yang disegerakan sebagai bentuk kasih sayang
Allah terhadap hambanya adalah sebagai berikut;
7
:ُض َي هَّللا ُ َع ْنهُ يَقُول َّ ع َْن َع ِد
ِ ي ْبنَ َحاتِ ٍم َر
“،)2(يل ْ َ َواآْل خَ ُر يَ ْش ُكو ق،)1(َ أَ َح ُدهُ َما يَ ْش ُكو ْال َع ْيلَة: فَ َجا َءهُ َر ُجاَل ِن،صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
ِ ِط َع ال َّسب َ ،ِ ت ِع ْن َد َرسُو ِل هَّللا ُ ُك ْن
َحتَّى ت َْخ ُر َج ْال ِعي ُر إِلَى َم َّكةَ بِ َغي ِْر،ٌط ُع ال َّسبِي ِل فَإِنَّهُ اَل يَأْتِي َعلَ ْيكَ إِاَّل قَلِيل
ْ َ أَ َّما ق:صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ ِ فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا
ْ ثُ َّم لَيَقِفَ َّن أَ َح ُد ُك ْم بَ ْينَ يَ َدي،ُ اَل يَ ِج ُد َم ْن يَ ْقبَلُهَا ِم ْنه،ص َدقَتِ ِه
َ ِ فَإ ِ َّن السَّا َعةَ اَل تَقُو ُم َحتَّى يَطُوفَ أَ َح ُد ُك ْم ب،ُ َوأَ َّما ْال َع ْيلَة.ير
ٍ َِخف
ْ أَلَ ْم أُرْ ِسل: ثُ َّم لَيَقُولَ َّن، بَلَى:ك َمااًل ؟ فَلَيَقُولَ َّن َ ِ أَلَ ْم أُوت:ُ ثُ َّم لَيَقُولَ َّن لَه،ُان يُتَرْ ِج ُم لَه َ لَي،ِ هَّللا
ٌ ْس بَ ْينَهُ َوبَ ْينَهُ ِح َجابٌ َواَل تَرْ ُج َم
فَ ْليَتَّقِيَ َّن، فَاَل يَ َرى إِاَّل النَّا َر، ثُ َّم يَ ْنظُ ُر ع َْن ِش َمالِ ِه، فَاَل يَ َرى إِاَّل النَّا َر، فَيَ ْنظُ ُر ع َْن يَ ِمينِ ِه، بَلَى:إِلَ ْيكَ َر ُسواًل ؟ فَلَيَقُولَ َّن
ِّ ”أَ َح ُد ُك ْم النَّا َر َولَوْ بِ ِش.
َ فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ِج ْد فَبِ َكلِ َم ٍة،ق تَ ْم َر ٍة
طيِّبَ ٍة
رواه البخاري
Diriwayatkan dari ‘Adiy ibn Hatim r.a., beliau berkata, ketika aku sedang berada
disamping Rasulullah ﷺ, kemudian datanglah dua orang laki-laki, salah
satunya mengadukan tentang kemiskinan, dan lelaki yang lainnya mengadukan tentang
perampokan di jalan, kemudian Rasulullah ﷺbersabda, “Adapun
mengenai perampokan, sesungguhnya kelak dalam waktu yang tidak lama, akan datang
suatu masa, ketika sebuah kafilah tidak memerlukan pengawal saat menuju Makkah,
dan adapun tentang kemiskinan, tidak akan datang hari Kiamat, (sehingga datang masa
dimana) seorang diantara kalian berdiri untuk mencari orang yang mau menerima
sedekah, namun tidak dapat menemukan seorangpun yang mau menerimanya, kemudian
(dihari kiamat) setiap orang diantara kalian akan berdiri dihadapan Allah, yang tidak
ada diantaranya dan Allah hijab/tabir, dan tidak pula ada penerjemah yang
menerjemahkan/juru bicara untuk orang tersebut, kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman, ‘bukankah Aku telah memberimu harta?’ Kemudian orang itu menjawab,
‘benar’, kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘bukankah telah aku utus
kepadamu seorang Rasul? ‘, lalu orang itu menjawab, ‘benar’, kemudian ia melihat ke
arah kanannya, maka ia tidak mendapati kecuali Neraka, kemudian dia melihat ke arah
kirinya, dan tidak mendapati kecuali Neraka. Maka jagalah diri-diri kalian dari api
Neraka, meskipun dengan (bersedakah) separuh buah kurma, dan jika dia tidak
mendapatinya (kurma/barang untuk bersedekah) maka (bersedahlah) dengan perkataan
yang baik”
8
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ِ ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ َر
َ عَن النَّبِ ِّي،ُض َي هَّللا ُ َع ْنه
” َولِلصَّائِ ِم،)1(ٌ َوالصَّوْ ُم جُ نَّة،ع َش ْه َوتَهُ َوأَ ْكلَهُ َو ُشرْ بَهُ ِم ْن أَجْ لِي
ُ يَ َد، َوأَنَا أَجْ ِزي بِ ِه، الصَّوْ ُم لِي:َّيَقُو ُل هَّللا ُ َع َّز َو َجل
ِ يح ْال ِمس ْ
ْك ِ ) فَ ِم الصَّائِ ِم أَطيَبُ ِع ْن َد هَّللا ِ ِم ْن ِر2( ُ َولَ ُخلُوف،ُ َوفَرْ َحةٌ ِحينَ يَ ْلقَى َربَّه،ُ فَرْ َحةٌ ِحينَ يُ ْف ِطر:”فَرْ َحتَا ِن.
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, ”Allah
Azza wa Jalla berfirman, ‘Puasa itu untukku, dan Aku yang akan memberikan
ganjarannya, disebabkan seseorang menahan syahwatnya dan makannya serta
minumnya karena-Ku, dan puasa itu adalah perisai, dan bagi orang yang berpuasa dua
kebahagiaan, yaitu kebahagian saat berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan
Tuhannya, dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah, daripada bau
minya misk/kesturi’ ”
Hadits riwayat al-Bukhari, dan begitu juga oleh imam Muslim, dan Imam Malik, dan
Tirmidzi dan an-Nasai serta Ibnu Majah.
Contoh kasus tentang hukuman yang disegerakan sebagai bentuk kasih sayang Allah
terhadap hambanya salah satunya yaitu Sakit, dimana kita tau bahwa ketika dalam
keadaan sakit Allah mencabut 4 hal yaitu nikmat,cahaya wajah,kebugaran dan dosa.
Sakit yang dimaksud disini bukan semata-mata Allah membenci hambanya melainkan
untuk menunjukkan kasih sayang Allah terhadap hambanya atau bisa diartikan sebagai
penggugur dosa. Justru orang yang mendapatkan kesenangan berlimpah sedangkan ia
jauh dari Allah dan tidak taat kepada Allah justru lebih ditakutkan karena bisa saja
menjadi kesenangan yang sementara.
9
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM
KITAB-
Berita kenabian Rasulullah SAW tidak hanya dimuat didalam kita suci al Qur’an saja
tetapi ada juga terdapat dalam kitab suci agama lain dimana sebagai berikut ;
1.Berita kenabian Rasulullah SAW dalam kitab suci agama hindu (Wedha)
Dalam ajaran Hindu disebutkan mengenai ciri KALKY AUTAR di antaranya, bahwa
dia akan dilahirkan di jazirah, bapaknya bernama SYANUYIHKAT, dan ibunya
bernama SUMANEB. Dalam bahasa sansekerta, kata SYANUYIHKAT adalah paduan
2 kata, yaitu SYANU artinya ALLAH, sedangkan YAHKAT artinya anak laki atau
hamba yang dalam bahasa Arab disebut ABDUN.
Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa Tuhan akan mengirim utusan-Nya ke dalam
sebuah goa untuk mengajarkan KALKY AUTAR (Petunjuk Yang Maha Agung). Cerita
yang disebut dalam kitab Wedha ini mengingatkan akan kejadian di Gua Hira saat
Rasulullah didatangi malaikat Jibril untuk mengajarkan kepadanya wahyu tentang
Islam.
Bukti lain yang dikemukakan oleh Prof. Barkash bahwa kitab Wedha juga menceritakan
bahwa Tuhan akan memberikan Kalky Autar seekor kuda yang larinya sangat cepat
yang membawa kalky Autar mengelilingi 7 lapis langit. Ini merupakan isyarat langsung
kejadian Isra’ Mi’raj dimana Rasullah mengendarai Buroq
10
Seperti di ketahui, Nabi Muhammad adalah seorang Nabi dan Rasul-Nya yang
terakhir.Bahkan, nama dan misi kemunculan Beliau telah diramalkan dalam kitab
Atharva Weda , Kanda 20, Sukta 127, Mantra 1 – 3. Dalam kitab Bhavishya Purana,
Parva 3, Kandha 3, Adhya 3, Sloka 5 .
Maka MUHAMMAD dijelaskan sama seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an yaitu
nabi yang ummi (buta huruf) dan berada ditengah-tengah para penyembah berhala.
Adanya bukti bahwa nama Muhammad SAW tercantum dalam kitab suci agama Hindu,
menunjukkan bahwa agama Hindu pada mulanya adalah agama Tauhid yang dibawa
oleh salah satu Nabi Allah SWT namun kemudian mengalami perubahan /
penyimpangan,sebagaimana yang dialami oleh agama Yahudi dan Kristen.
Dalam Bhavishya Purana Pratisarag Parv III Khand 3 Adhay 3 Shloka 10 sampai 27
Maharishi Vyas meramalkan sebagai berikut :
11
-Dalam Atharvaveda Book 20 Hymn 127 verses 1-13 dikatakan :“Dia adalah Resi yang
naik Onta dan pergi ke surga dengan kendaraan”. (Ini sesuai dengan peristiwa Isra
Mi’raj dimana nabi Muhammad diperjalankan Tuhan dengan Bouraq ke langit 7). Tidak
mungkin itu orang India karena Reshi India (Brahman) tidak boleh naik Onta
berdasarkan “Sacred Book of the east”, Volume 25, Law of Manu page 472. Menurut
Manu Smirti Bab 11 ayat 202 “Seorang Brahman dilarang menaiki Onta atau Keledai”.
Reshi ini bernama “Mamah Resi”. Tak ada Resi di India bernama “Mamah” yang
bermakna “punya harga diri yang mulia”. Kata “Mamah” secara etimologis punya
hubungan dengan bahasa Arab: “Muhammad” yang berarti “yang terpuji”, sedangkan
“Mamah Rishi” adalah julukan bagi NARASHANGSA, sehingga Mamah Rishi =
Narashangsa = Muhammad = Yang Terpuji.
Di dalam buku tersebut disebutkan beberapa ayat dari kitab-kitab agama terdahulu, yang
menjelaskan tentang akan datangnya Nabi Muhammad SAW. Buku tersebut mengutip
bunyi kalimat bahasa Indonesia dari ayat Bibel, yang disalin dari Bibel yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel
Genootschap di Amsterdam pada 1916
Didalam perjanjian lama, dapat dijumpai tentang berita akan datangnya Muhammad ,
diantaranya :
-Kitab Ulangan 18 :18 :
“Maka pada masa itu berfirmanlah Allah kepadaku, benarlah perkataan mereka itu.
Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi diantara segala saudara-
12
saudaranya yang seperti engkau ya Musa. dan Aku akan memberikan segala firmanKu
dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan segala yang Kusuruh akan dia.”
Dalam ayat ini menjelaskan akan kedatangan seorang Nabi yang sebesar Nabi Musa,
yang datangnya dari antara saudara-saudara Nabi Musa. Allah sudah terlalu kesal
terhadap pembangkangan bangsa Israel. Itulah sebabnya Allah tidak lagi akan
membangkitkan Nabi-nabinya dari keturunan Israel (Yahudi) tetapi dari pada saudara
Israel, yaitu Arab.
Maka jika ditarik garis keturunan yang lurus, Nabi Musa adalah keturunan
Ishak,sedangkan Nabi Muhammad adalah keturunan Ismail. Ishak dan Ismail adalah dua
bersaudara anak Ibrahim.
Dalam Kitab Taurat (Perjanjian Lama) yang dicetak di Inggris 1944 terdapat ayat yang
berbunyi: "Allah datang dari Sinai, dan terbit dari Seir, kemudian bersinar dari
pegunungan Paran," (At Tatsniyah, bab 33 ayat 2) sedang dalam Injil perjanjian lama
edisi Indonesia ayat ini berbunyi "..Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada mereka
dari Seir, ia tampak bersinar dari pegunungan Paran." (Ulangan 33:2).
13
tegas menunjuk peristiwa penaklukan Makkah oleh Rasulullah. Namun anehnya dalam
semua Injil edisi bahasa Arab kata 'sepuluh ribu' hilang. Terlepas dari itu, Fethullah
Gulen menjelaskan bahwa ayat tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah akan
diperintahkan Allah bersama umat beliau. Sebelum diangkat sebagai nabi, Muhammad
SAW gemar beruzlah di Gua Hira untuk merenung dan bertafakur. Sedang yang
dimaksud Seir adalah Palestina yang menjadi tempat turunnya rahmat Allah dengan
diutusnya nabi Isa sebagai salah satu Rasul yang mendapat bermacam-macam anugerah
Allah. Islam memberikan jawaban bahwa yang dimaksud terbit dari Seir adalah bahwa
Nabi Isa lahir di Palestina melalui nafkhah (tiupan) Ilahiyah. Alhasil, nubuat dalam ayat
kitab Taurat itu berhubungan dengan tiga Nabi sekaligus yakni Nabi Musa, Nabi Isa dan
Rasulullah Muhammad sebagai nabi yang terakhir. Kemudian dalam lanjutan ayat di
kitab Taurat itu menuliskan "..bersamanya ribuan orang suci, di sebelah kanannya ada
nyala api.." dalam Injil perjanjian lama edisi Indonesia berbunyi "dan datanglah dari
tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus, di sebelah kanan-Nya tampak kepada
mereka api yang menyala. (Ulangan 33.2). Sedangkan dalam Injil edisi Inggris di
tengah ayat tersebut disebutkan 'Sepuluh ribu orang suci' yang dengan tegas menunjuk
peristiwa penaklukan Makkah oleh Rasulullah. Namun anehnya dalam semua Injil edisi
bahasa Arab kata 'sepuluh ribu' hilang. Terlepas dari itu, Fethullah Gulen menjelaskan
bahwa ayat tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah akan diperintahkan Allah bersama
umat beliau. Sebelum diangkat sebagai nabi, Muhammad SAW gemar beruzlah di Gua
Hira untuk merenung dan bertafakur.
Hal ini ditegaskan pula dalam kitab (Taurat Musa) Ulangan 33: 1-3 yang bunyinya:
1. “Bermula, maka inilah berkat yang telah diberikan Musa khalil Allah pada Bani Israil
dahulu daripada matinya”.
2. Maka katanya: “Tuhan telah datang dari Thursina, dan telah terbit bagi mereka itu
dari Seir. Kelihatanlah ia gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang hampir
dengan Bukit Kades. Maka pada kanannya adalah tiang api bagi mereka itu.”
3. “Bagaimana dikasihinya akan mereka itu, yaitu segala suku bangsa itu, segala
kesuciannya dalam tangannya, dan mereka itu duduk dikakinya masing-masing akan
mendapat perkataannya”.
14
-Didalam ayat 1 dijelaskan akan hikmah ini, suatu berkat, suatu kebahagiaan yang
diberikan oleh Musa khalil Allah untuk Bani Israil.
Ayat ke-2 membicarakan lebih jauh isi dari hikmak ini, yaitu tentang tiga tempat:
Thursina, Seir dan Paran”.
-Thursina adalah bukit dimana Nabi Musa a.s. Mendapatkan dua log batu dan Tauratnya
dari Allah,
-Seir yang dimaksud adalah suatu lembah yang disebut Kana’an,adalah menunjukkan
dimana gerangan Nabi Isa a.s. akan lahir, yakni di Baitlahim,
-Alangkah hebatnya tiang yang muncul dari Paran ini, yaitu Tiang Api,
Dalam Perjanjian Lama berbahasa Belanda “tiang api” ,terjemahanya diganti dengan
“Hukum Api”(Vuurwet).
Sementara “Tiang Api” adalah suatu unsur yang sanggup dan akan dapat membinasakan
unsur-unsur kimia apapun didepannya, apakah ia baja sekalipun. Jadi yang dimaksud
dengan “Tiang Api atau taruhlah “hukum api”, ialah munculnya suatu agama atau
keyakinan yang sendi-sendinya sangat kuat, sebagaimana kekuatan “tiang api”.
-Agama apakah yang muncul dari Paran? (Mekkah-red.) Tiada lain, selain agama Islam
yang mempunyia 4 sendi yang kokoh yaitu Tauhid (Keesaan Tuhan), Ibadah
(sembahyang dan puasa serta haji), Muamalah (cinta sesama manusia, sosialis yang
merata), dan Akhlak (budi luhur manusia).
4.Berita kenabian Rasulullah SAW dalam kitab agama Zoroastrian( agama Persia)
15
Berkatalah Susan, Nabi orang Parsi:
“Apabila orang-orang Parsi sudah terjerumus dalam budi pekerti yang begitu
rendah,”‘maka seorang akan lahir ditanah Arab” yang pengikut-pengikutnya
membalikkan takhta kerajaan agama dan segala barang mereka itu. Seseorang yang
berkepala batu yang amat berkuasa di Parsi akan dihalaukan. Rumah yang didirikan
itu, dimana berhala-berhala banyak terdapat disitu akan disucikan daripada berhala-
berhala itu, dan banyak orang-orang akan menjalankan shalatnya dengan menghadap
mukanya ke ka’abah. Pengikut-pengikutnya akan menawan kota-kota Persi, Taush dan
Bulhuh serta lain-lain tempat besar sekelilingnya. Rakyat akan kacau menjadi satu, dan
orang pandai-pandai di tanah Persi akan menggabungkan diri dengannya.”
-Maka pada tahun 17 Hijrah atau Mei 638 M dibawah pemerintahan Khalifah Umar bin
Khaththab,mengarahkan militernya menyerbu Persia, hingga takhta kerajaan Persi jatuh
ke tangan pemerintahan Islam. Rajanya yang kejam-melarikan diri ke Asyria .Tepat 29
tahun setelah kedatangan Nabi Muhammad s.a.w.
Amar ma’ruf nahi munkar merupakan bagian dari upaya menegakkan agama dan
kemaslahatan di tengah-tengah umat. Secara spesifiknya amar ma’ruf nahi munkar lebih
dititiktekankan dalam mengantisipasi maupun menghilangkan kemunkaran, dengan
tujuan utamanya adalah menjauhkan setiap hal yang menyimpang di tengah masyarakat
tanpa menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Menerapkan amar ma’ruf
mungkin mudah dalam batas tertentu tetapi akan sangat sulit apabila sudah terkait
dengan konteks bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena itu orang yang melakukan
amar ma’ruf nahi mungkar harus mengerti betul terhadap perkara yang akan ia tindak,
agar tidak salah dan keliru dalam bertindak.
Adapun ahli tafsir yakni Syekh an-Nawawi Banten di dalam kitab beliau, Tafsir Munir
berkata, “Amar ma’ruf nahi munkar termasuk fardlu kifayah. Amar ma’ruf nahi munkar
16
tidak boleh dilakukan kecuali oleh orang yang tahu betul keadaan dan siasat
bermasyarakat agar ia tidak tambah menjerumuskan orang yang diperintah atau orang
yang dilarang dalam perbuatan dosa yang lebih parah. Karena sesungguhnya orang yang
bodoh terkadang malah mengajak kepada perkara yang batil, memerintahkan perkara
yang munkar, melarang perkara yang ma’ruf, terkadang bersikap keras di tempat yang
seharusnya bersikap halus dan bersikap halus di dalam tempat yang seharusnya bersikap
keras.” (Syekh an-Nawawi al-Jawi, Tafsir Munir)
Selain itu, ada beberapa tahapan yang harus direalisasikan dalam pelaksanaan amar
makruf. Dari yang paling ringan hingga hal yang paling berat.
Maksud dari hadits ini bukanlah seperti yang banyak disalahpahami oleh orang-orang
yang beranggapan bahwa kalau mampu menghilangkan dengan tangan maka harus
langsung dengan tangan. Anggapan seperti ini salah besar dan bertentangan dengan nilai
rahmat (belas kasih) di dalam Islam. Akan tetapi pemahaman yang benar dari hadits di
atas adalah, seseorang yang melihat kemunkaran dan ia mampu menghilangkan dengan
tangan, maka ia tidak boleh berhenti dengan lisan jika kemungkaran tidak berhenti
dengan lisan, dan orang yang mampu dengan lisan, maka ia tidak boleh berhenti hanya
dengan hati.
وال تكفي كراهة القلب لمن قدر على النهي باللسان،وال يكفي الوعظ لمن أمكنه إزالته باليد
Yang artinya: Tidak cukup memberi nasihat bagi orang yang mampu menghilangkan
kemunkaran dengan tangan. Dan tidak cukup ingkar di dalam hati bagi orang yang
17
mampu mencegah kemunkaran dengan lisan.” (Muhyiddin Abu Zakariya an-Nawawi,
Raudlatut Thâlibîn, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2005, cetakan kelima, jilid V,
halamann 123).
Dalam proses amar ma’ruf nahi munkar, tetap harus mendahulukan tindakan yang
paling ringan sebelum bertindak yang lebih berat. Syekh Abdul Hamid asy-Syarwani
berkata di dalam kitabnya, Hasyiyah asy-Syarwani:
فإذا حصل التغيير بالكالم اللين فليس له التكلم.والواجب على اآلمر والناهي أن يأمر وينهى باألخف ثم األخف
بالكالم الخشن وهكذا كما قاله العلما
Yang artinya: “Wajib bagi orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar untuk
bertindak yang paling ringan dulu kemudian yang agak berat. Sehingga, ketika
kemungkaran sudah bisa hilang dengan ucapan yang halus, maka tidak boleh dengan
ucapan yang kasar. Dan begitu seterusnya).” (Syekh Abdul Hamid asy-Syarwani,
Hasyiyah asy-Syarwani ala Tuhfahtil Muhtaj, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2003
cetakan keempat, jilid 7, halaman 217)
Dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar, seseorang harus lebih arif dan bijak karena
terkadang dalam menghasilkan tujuan amar ma’ruf nahi mungkar, seseorang harus
menghilangkannya sedikit demi sedikit, tidak memaksakan harus hilang seluruhnya
dalam waktu seketika itu. Sayyid Abdullah ibn Husain ibn Tohir berkata:
نبغي لمن أمر بمعروف أو نهى عن منكر أن يكون برفق وشفقة على الخلق يأخذهم بالتدريج فإذا رآهم تاركين
ألشياء من الواجبات فليأمرهم باألهم ثم األهم فإذا فعلوا ما أمرهم به انتقل إلى غيره وأمرهم وخوفهم برفق وشفقة
مع عدم النظر منه لمدحهم وذمهم وعطاءهم ومنعهم وإال وقعت المداهنة وكذا إذا ارتكبوا منهيات كثيرة ولم ينتهوا
بنهيه» عنها كلها فليكلمهم في بعضها حتى ينتهوا ثم يتكلم في بعضها حتى ينتهوا ثم يتكلم في غيرها وهكذ
Yang artinya: “Bagi orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar harus bersikap
lembut dan belas kasih kepada manusia, ia harus bertindak pada mereka dengan
bertahap. Ketika ia melihat mereka meninggalkan beberapa kewajiban, maka hendaknya
ia memerintahkan pada mereka dengan perkara wajib yang paling penting kemudian
perkara yang agak penting. Kemudian ketika mereka telah melaksanakan apa yang ia
perintahkan, maka ia berpindah pada perkara wajib lainnya. Hendaknya ia
18
memerintahkan pada mereka dan menakut-nakuti mereka dengan lembut dan belas
kasih... begitu juga ketika mereka melakukan larangan-larangan agama yang banyak
dan mereka tidak bisa meninggalkan semuanya, maka hendaknya ia berbicara kepada
mereka di dalam sebagiannya saja hingga mereka menghentikannya kemudian baru
berbicara sebagian yang lain, begitu seterusnya.” (al-Habib Zain bin Sumith, al-Minhaj
as-Sawi, Jeddah, Dar al-Minhaj, 2006 cetakan ketiga, halaman 316-317)
19
3. Merupakan sifat yang menonjol dari orang-orang yang beriman. Amar ma’rūf
dan nahi munkar adalah sifat asasi orang-orang yang beriman. Ia merupakan
perwujudan dari aqidah al-walā’ wa al barā’ (cinta dan benci karena Alloh ).
Alloh menyifati orang-orang yang beriman dengan sifat-sifat yang indah yaitu:
“Orang-orang yang beriman, baik laki-laki dan perempuan, sebagian mereka
(adalah) kawan akrab bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang
ma’rūf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat kepada Alloh dan Rosul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang akan
mendapat rahmat dari Alloh.” (QS. at-Taubah [9]: 71) Sebaliknya, tidak
mencegah kemunkaran –meskipun dengan cara yang paling ringan, yaitu dengan
hati– adalah bukti tidak adanya iman dalam hati seseorang.
Contoh Kasus nahi mungkar dalam kehidupan sehari hari antara lain melarang
teman minum minuman keras, melarang teman mencuri barang milik orang lain
karena pada hakikatnya mencuri adalah perbuatan tercela. Dimana nahi mungkar
ini sendiri menjelaskan tentang bagaimana agar kita dapat menghindari perbuatan
keji dan mungkar.
Dari ‘Umair bin Hani Al ‘Ansiy. Ia berkata, aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar
berkata bahwa pada suatu hari kami sedang duduk bersama Rasulullah ﷺ.
Beliau memberikan peringatan tentang fitnah-fitnah (ujian di akhir zaman) yang banyak
bermunculan, sampai beliau menyebutkan fitnah ahlas. Seseorang bertanya, “Wahai
20
Rasulullah, apa yang dimaksud fitnah ahlas?” Beliau menjawab, “Yaitu fitnah pelarian
dan peperangan. Kemudian fitnah sarra’, kotoran atau asapnya berasal dari bawah kaki
seseorang dari Ahlul baitku, ia mengaku bagian dariku, padahal bukan dariku, karena
sesungguhnya waliku hanyalah orang-orang yang bertakwa.
hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad. Redaksi lengkap hadis tersebut sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Umar yang berkata, “kami duduk di samping Nabi Saw. Beliau
menceritakan tentang banyak kekacauan sampai pada cerita tentang kekacauan Al-
Ahlas. Seorang sahabat bertanya, ‘apa maksud kekacauan Al-Ahlas?’
Rasulullah Saw. bersabda, ‘pengungsian dan perampasan. Lalu fitnah kebencian yang
sumbernya dari seorang laki-laki dari keluargaku yang mengira dirinya dari
golonganku padahal bukan. Kekasihku hanya orang-orang yang bisa menahan diri.
Lalu orang-orang mengangkat seorang pemimpin yang tidak layak. Lalu kekacauan
duhaima’ (samar) yang tak meninggalkan seorang pun kecuali akan ditampar oleh
kekacauan tersebut. Ketika dikatakan, ‘kekacauan itu telah selesai’, sebenarnya
kekacauan itu masih terjadi. Seorang laki-laki mukmin pada pagi hari, tetapi menjadi
kafir di sore hari, sampai umat manusia menjadi dua golongan; golongan iman tanpa
kemunafikan di dalamnya dan golongan munafik tanpa keimanan di dalamnya. Ketika
tanda-tanda itu terjadi, tunggulah Dajjal pada hari itu atau esok harinya.’” [HR.
Ahmad]
Hadis ini diriwayatkan dalam kitab Al-Fitan, Musnad Ahmad, Sunan Abu Daud,
Musnad Al-Syamiyyin, Al-Mustadrak, Hilyatul Auliya’, dan Syarh Al-Sunnah. Semua
21
kitab tersebut meriwayatkan dari Ala’ bin Utbah dari Umair bin Hani’ Al-Ansi dari
Abdullah
Fitnah akhir zaman dibagi menjadi tiga dimana sumber kekacauan dan konflik adalah
perebutan kekayaan duniawi, sekalipun dibungkus dengan bahasa agama.
Fitnah al-alhas yaitu kekacauan akibat banyaknya pengungsian dan perampasan harta
serta nyawa.
Fitnah al-sarra’ yaitu kekacauan sebab perebutan sumber harta dunia,kekacauan yang
membuat mush senang ,atau kekacauan karena kebencian dan sakit hati.
tanda akhir zaman salah satunya bisa dilihat dari sifat-sifat perempuan. Di akhir zaman,
kaum perempuan lebih mementingkan urusan kecantikan dan hartanya ketimbang
urusan akhiratnya. Banyak wanita ahli ibadah, tapi hatinya dipenuhi dengan
kemunafikan.
Banyak istri yang membangkang dan tidak menghormati suaminya. Mereka lebih suka
berdandan untuk orang lain ketimbang untuk suaminya sendiri. Mereka juga suka
berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang.
Rasulullah SAW adalah Rasul penutup yang menandakan bahwa kaum manusia saat ini
adalah kaun yang hidup di akhir zaman. Rasul bersabda (b
‘(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.”(Anas
Radhiyallahu ‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan
jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).
22
Dalam suatu hadits Rasul bersabda
‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat dan beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kematianku’.” (HR. Al-Bukhari).
Penaklukan baitul maqdis atau yang dikenal dengan masjidil aqsa di Palestina adalah
salah satu tanda akhir zaman khususnya yang terjadi pada tahun ke 16 H sebagaimana
yang disebutkan dalam hadits
‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat dan beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR. Al-
Bukhari).
Rasul bersabda :
“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat dan beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang
menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash1) kambing’.” (HR. Al-Bukhari).
Ibnu Hajar berpendapat bahwa wabah penyakit tha’un ‘amwas sudah merebak saat masa
kekhalifahan ‘Umar bin Khatab atau pasca penaklukan baitul maqdis. Wabah tersebut
terjadi pada tahun 18 H dan menewaskan lebih dari 25000 jiwa.
Disebutkan dalam hadits rasulullah tanda akhir zaman yang lain adalah berlimpahnya
harta dan sulitnya menemukan orang untuk diberi sedekah.
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu
melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang
menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia
berkata, ‘Aku tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
23
6. Munculnya Beragam Fitnah
Fitnah yang dimaksud disini adalah cobaan atau ujian. Sebagaimana tanda ini
disebutkan dalam suatu hadits
Bermunculannya nabi palsu adalah salah satu tanda akhir zama. Pada masa Rasulullah
sendiri setelah Rasul wafat ada beberapa orang yang mengaku sebagai nabi diantaranya
yaitu Musailamah al kazzab, Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi,serta di masa ini juga
muncul nabi palsu seperti Mirza ahmad al qadiyani yang berasal dari India. Rasul
bersabda
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’ yang
(jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan
Allah (Rasulullah).” (HR Bukhari)
Tanda akhir zaman yang lainnya adalah rasa aman dalam diri manusia dan keamanan
yang terjamin disetiap negara. Rasul bersabda
24
‘Tidak akan terjadi Kiamat hingga seseorang pengendara (kendaraan)berjalan di
antara Irak dan Mekkah tidak merasa takut kecuali (takut) tersesat di jalan’.” (HR
Ahmad)
Munculnya api Hijaz pada pertengahan abad ke 7 H yakni pada tahun 654 H adalah
salah satu pertanda akhir zaman sesuai dengan sabda nabi Muhammad SAW
“Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang menerangi
leher-leher unta di Bashra.”
“Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai kalian memerangi bangsa Khuz dan bangsa
Karman dari kalangan ‘Ajam, bermuka merah, berhidung-hidung pesek, bermata sipit,
wajah-wajah mereka bagaikan tameng yang dilapisi kulit, dan sandal-sandal mereka
terbuat dari bulu.” (HR. Al-Bukhari)
Salah satu tanda akhir zaman adalah hilangnya amanat pada suatu kaum. Sesuai dengan
hadits Rasulullah
‘Jika amanat telah disia-siakan, maka tunggulah Kiamat.’ (Abu Hurairah ra) bertanya,
‘Wahai Rasulullah, bagaimana amanat itu disia-siakan?’ Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
25
Sallam menjawab, ‘Jika urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah
Kiamat!’.” (HR. Al-Bukhari)
Wafatnya para ulama dan mereka yang berilmu adalah salah satu tanda akhir zaman dan
kiamat sudah dekat. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu langsung dari para hamba, tetapi
mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi
seorang alim, maka manusia akan menjadi orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu
mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka
seat lagi menyesatkan orang lain.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Makin maraknya orang dan pendukung kezhaliman adalah salah satu tanda akhir zaman.
Rasul bersabda
Dua kelompok manusia penghuni neraka yang belum pernah aku lihat, (yaitu)
golongan orang-orang yang membawa cemeti seperti buntut sapi, mereka memukuli
manusia dengannya ”(HR Muslim)
Masalah zina saat ini bukan lagi jadi rahasia besar dan hal yang tabu khususnya di
negara barat. Hal ini adalah salah satu pertanda bahwa akhir zaman telah tiba
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits rasulullah SAW bersabda;
Riba adalah suatu perbuatan mengambil keuntungan dari harta yang dipinjamkan dan
hal ini dilarang dalam islam. Merajalelanya praktek riba yang dilakukan oleh bank
26
modern saat ini adalah salah satu tanda akhir zaman sebagaimana disebutkan dalam
hadits berikut
Sungguh akan datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli (lagi) dengan
(status) kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh” (HR Bukhari)
Tanda yang lain adalah musik yang semakin merebak dan orang menganggapnya halal.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits
“Kelak terjadi dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutra, khamer dan
alat-alat musik. Dan sungguh ada beberapa kaum yang akan singgah di suatu
pegunungan yang tinggi, pada sore harinya (seorang pengembala) menjambangi
mereka dengan membawa hewan ternaknya, mereka didatangi –oleh pengembala fakir
itu- untuk suatu kebutuhan, lalu mereka berkata: ‘Kembalilah kepada kami besok.’
Maka di malam harinya Allah (membinasakan) mereka dan hancurlah gunung tersebut,
dan merubah sebagian mereka menjadi kera dan babi sampai hari kiamat.”
Minuman keras atau minuman beralkohol haram hukumnya dan salah satu tanda akhir
zaman adalah merebaknya khamer atau minuman keras tersebut. Sebagaimana
disebutkan dalam hadits berikut
27
Saat ini setiap negara dan wilayah berlomba-limba mendirikan gedung yang tinggi dan
hal ini adalah salah satu tanda akhir zaman. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits
“Dan bahwa engkau (akan) menyaksikan orang yang bertelanjang kaki dan badan, lagi
miskin yang mengembala domba, berlomba-lomba meninggikan bangunan.” (HR
Muslim)
Tanda selanjutnya adalah adanya seorang wanita yang melahirkan tuannya, maksudnya
adalah sang ibu nantinya akan melayani anak yang ia lahirkan seperti tuannya. Seperti
yang disebutkan dalam hadits
“Aku kabarkan kepadamu tentang tanda-tandanya, (yaitu) jika seorang budak wanita
melahirkan tuannya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Banyaknya kasus pembunuhan keji yang terjadi saat ini adalah salah satu pertanda akhir
zaman yang disebutkan dalam hadits berikut
“Tidak akan datang hari Kiamat hingga banyak al-harj.” Mereka bertanya, “Wahai
Rasulullah, apakah al-harj itu?” Beliau menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR.
Muslim).
Semakin cepatnya waktu berlalu adalah salah satu pertanda bahwa kiamat sudah
semakin dekat/ Dari Abu Hurairah RA, “Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak akan terjadi hari Kimat hingga zaman semakin singkat, maka jadilah setahun
bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan hari jum’at seperti
sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan seperti terbakarnya pelepah pohon
kurma (cepat sekali, pent.).” (HR Ahmad, at-Tirmidzi, dan Al-Albani meshahihkannya).
28
Semakin merebaknya pasar atau tempat berjual beli adalah salah satu tanda akhir
zaman. Rasul bersabda
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga muncul berbagai fitnah, banyaknya
kebohongan dan berdekatannya pasar.” (HR. Ahmad)
Sesungguhnya rasul bersabda dan menyebutkan bahwa salah satu pertanda akhir zaman
adalah banyaknya fenomena kemusyrikan atau orang yang menyekutukan Allah SWT
sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut
“Jika pada umatku pedang telah diletakkan, maka ia tidak akan pernah diangkat
darinya sampai hari Kiamat, dan tidak akan terjadi hari Kiamat hingga beberapa
kabilah dari umatku mengikuti kaum musyrikin, dan beberapa kabilah dari umatku
menyembah berhala.”
Tanda akhir zaman yang lainnya adalah orang semakin mudah berbuat dan berkata keji,
semakin mudahnya memutus silaturahmi dan hubungan antar tetangga yang buruk,
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga muncul (banyak) perbuatan dan perkataan
keji, pemutusan silaturahmi, dan jeleknya hubungan bertetangga.”
Tanda akhir zaman ini banyak kita temui saat ini, para orangtua yang berpakaian dan
bertingkah laku seperti anak muda. Hal ini disebutkan dalam hadits berikut
‘Akan ada di akhir zaman satu kaum yang menyemir rambut mereka dengan warna
hitam bagaikan dada burung merpati, mereka tidak akan pernah mencium harumnya
surga’.” (HR. Ahmad).
29
28. Maraknya kekikiran
Semakin banyak orang kikir dan merebaknya kebakhilan adalah salah satu tanda akhir
zaman yang disebutkan dalam hadits berikut
“Zaman semakin berdekatan, amal berkurang dan kekikiran dilemparkan (ke dalam
hati).” (HR. Al-Bukhari)
Perdagangan yang banyak dipraktekkan saat ini adalah salah satu tanda akhir zaman
yang disebutkan oleh rasulullah SAW
Bumi yang didiami oleh manusia semakin tua dan pergeseran lempeng benua yang
menua membuat gempa semakin sering terjadi. Hal ini adalah salah satu tanda akhir
zaman. Rasulullah SAW bersabda
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga terjadi banyak peristiwa gempa bumi.” (HR.
Al-Bukhari)
Tanda terakhir yang menjadi pertanda datangnya kiamat semakin dekat, disebutkan
dalam hadits berikut ini
“Akan ada pada akhir umatku (orang-orang) yang ditenggelamkan ke dalam bumi,
dirubah rawut wajahnya, dan dilempari (batu).” Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata:
‘Aku bertanya, (Wahai Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan sementara masih
30
ada orang-orang soleh ditengah-tengah kami?. Beliau menjawab, “Benar, ketika
kemaksiatan telah merajalela.”
31