Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KALIMANTAN BARAT

DISUSUN OLEH : Kartika Rahmah

NPM : 201310009

PRODI : Biokewirausahaan

DOSEN PEMBIMBING : Ibu Diah Kusumayanti, S.P., M.Si.

IBI KESATUAN BOGOR

2020

Alamat : Jl. Rangga Gading No.1, RT.02/RW.09, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat
16123, Indonesia

Telp. [0857] 11111210 Email : marketing@ibik.ac.id


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah “Kalimantan Barat” tepat waktu.

Makalah “Kalimantan Barat” disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Biokewirausahaan di IBI Kesatuan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca mengenai penjelasan satu provinsi di Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen mata kuliah.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, Oktober 2020

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................................2

PENDAHULUAN..........................................................................................................................................................3

A. Latar Belakang.......................................................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................................3

BAB II.............................................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.............................................................................................................................................................4

A. LETAK GEOGRAFIS...........................................................................................................................................4

B. LETAK ADMINISTRASI.....................................................................................................................................4

C. LETAK GEOLOGIS.............................................................................................................................................4

D. LUAS WILAYAH.................................................................................................................................................5

D. TOPOGRAFI.........................................................................................................................................................5

Sungai dan Danau..................................................................................................................................................5

Gunung...................................................................................................................................................................6

Pulau.......................................................................................................................................................................6

Jenis Tanah.............................................................................................................................................................6

E. POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS........................................................................................................6

Pertanian.................................................................................................................................................................6

Perkebunan.............................................................................................................................................................8

Perikanan air payau................................................................................................................................................8

Peternakan..............................................................................................................................................................8

Kehutanan..............................................................................................................................................................8

F. PRODUK UNGGULAN........................................................................................................................................9

G. DUKUNGAN PEMERINTAH...........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dengan ibukota
Pontianak. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia).
Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi “Seribu Sungai”.
Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang
diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi
dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat
menjangkau sebagian besar kecamatan.

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2004 berjumlah 4.073.304 jiwa
(1,85% penduduk Indonesia). Iklim di Kalimantan Barat beriklim tropik basah, curah hujan merata
sepanjang tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari dan Oktober suhu udara rata-rata antara
26,0 s/d 27,0 dan kelembaban rata-tara antara 80% s/d 90%.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam
STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif
Gouvernement Borneo berkedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu diantaranya
adalah Residentie Westerafdeeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang
Residen.

Pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau
Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 tanggal 7 Desember 1956. Undang-
undang tersebut juga menjadi dasar pembentukan dua provinsi lainnya di pulau terbesar di Nusantara itu.
Kedua provinsi itu adalah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

B. Rumusan Masalah
1) Mengetahui lebih dalam tentang provinsi Kalimantan barat

2) Mengetahui konsep lokasi, letak dan luas Kalimantan barat

3) Mengetahui keadaan alam Kalimantan barat

4) Mengetahui potensi daerah Kalimantan Barat

5) Mengetahui potensi unggulan Kalimantan Barat

6) Mengetahui dukungan pemerintah terhadap potensi daerah Kalimantan Barat

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. LETAK GEOGRAFIS
Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2 o08′ LU serta
30o2′ LS serta di antara 108o30′ BT dan 114o10′ BT pada peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang
spesifik ini maka, daerah Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0 o) tepatnya
di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula, maka Kalimantan Barat adalah salah satu daerah
tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi.

B. LETAK ADMINISTRASI
Secara administratif, batas-batas wilayah Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut:

1) Utara : Sarawak (Malaysia)

2) Selatan : Laut Jawa & Kalimantan Tengah

3) Timur : Kalimantan Timur

4) Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata

Sebelah utara Kalimantan Barat terdapat lima kabupaten yang langsung berhadapan dengan negara jiran
yaitu : Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu, yang membujur sepanjang
Pegunungan Kalingkang – Kapuas Hulu.

C. LETAK GEOLOGIS
Propinsi Kalimantan Barat sebagian besar merupakan dataran rendah, terutama di daerah pantai di mana
terdapat rawa-rawa. Di pedalaman terdapat dataran tinggi yang berbukit-bukit. Dengan keadaan alam
seperti di atas maka luas wilayah diperkirakan 147.866 km 2 yang terdiri dari tanah dataran 110.000 km 2,
air (sungai sungai) 6.760 km2 dan rawa-rawa 30.000 km2.

Propinsi Kalimantan Barat berbatasan dengan Malaysia Timur, mulai dari pantai barat melintang hingga
perbatasan Kalimantan Timur, yang diperkirakan sepanjang 1.200 km dan meliputi 20 kecamatan di
sepanjang perbatasan.

Kalimantan Barat termasuk daerah beriklim equator tropis yang mempunyai curah hujan yang tinggi yaitu
rata-rata 3.000 mm dengan 170 hari hujan setiap tahunnya, sehingga tumbuh hutan-hutan yang lebat
tetapi di lain pihak juga dapat menyebabkan cepatnya erosi di daerah pegunungan. Di daerah dataran
tinggi terutama di sepanjang daerah perbatasan dengan Malaysia Timur tanaman perkebunan dapat
tumbuh dengan baik sekali seperti lada, kopi, karet, cengkeh dan tengkawang, sedangkan di daerah pantai
adalah baik untuk diusahakan pertanian pasang surut dan penanaman buah-buahan.

4
D. LUAS WILAYAH
Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan daratan berdataran rendah dengan luas
sekitar 146.807 km2 atau 7,53% dari luas Indonesia atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini
membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke
Timur.

Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk provinsi terbesar keempat di Indonesia.
Pertama adalah Provinsi Papua (319.036 km 2), kedua adalah Provinsi Kalimantan Timur (204.534 km 2)
dan ketiga adalah Provinsi Kalimantan Tengah (153.564 km 2).

Dilihat dari luas menurut kabupaten/kota, maka yang terbesar adalah Kabupaten Ketapang (31.240,74
km2 atau 21,28%) kemudian diikuti Kabupaten Kapuas Hulu (29.842 km 2 atau 20.33%), dan Kabupaten
Sintang (21.635 km2 atau 14,74 persen), sedangkan sisanya tersebar pada 11 (sebelas) kabupaten/kota
lainnya.

D. TOPOGRAFI
Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan mempunyai ratusan sungai yang
aman bila dilayari, sedikit berbukit yang menghampar dari Barat ke Timur sepanjang “Lembah Kapuas”
serta Laut Natuna/Selat Karimata. Sebagian daerah daratan ini berawa-rawa bercampur gambut dan hutan
mangrove.

Wilayah daratan ini diapit oleh dua jajaran pegunungan yaitu, Pegunungan Kalingkang/Kapuas Hulu di
bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di Selatan sepanjang perbatasan dengan Provinsi Kalimantan
Tengah.

Dilihat dari tekstur tanahnya maka, sebagian besar daerah Kalimantan Barat terdiri dari jenis tanah PMK
(podsolet merah kuning), yang meliputi areal sekitar 10,5 juta hektar atau 17,28% dari luas daerah yang
14,7 juta hektar. Berikutnya, tanah OGH (orgosol, gley dan humus) dan tanah Aluvial sekitar 2,0 juta
hektar atau 10,2% yang terhampar di seluruh Dati II, namun sebagian besar terdapat di kabupaten daerah
pantai.

Sungai dan Danau


Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki Provinsi “Seribu Sungai”.
Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang
diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi
dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat
menjangkau sebagian besar kecamatan.

Sungai besar utama adalah S.Kapuas, yang juga merupakan sungai terpanjang di Indonesia (1.086 km),
yang mana sepanjang 942 km dapat dilayari. Sungai-sungai besar lainnya antara lain : Sungai Melawi
( dapat dilayari 471 km ), Sungai Pawan (197 km), Sungai Kendawangan (128 km), Sungai Jelai (135
km), Sungai Sekadau (117 km), Sungai Sambas (233 km), Sungai Landak (178 km), dan lainnya.

Jika sungai-sungai sangat menonjol jumlahnya di Kalimantan Barat, maka sebaliknya yang terjadi dengan
danau. Dari danau-danau yang ada hanya dua yang cukup berarti. Kedua danau ini adalah Danau
Sentarum dan Danau Luar I yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu.

5
Danau Sentarum mempunyai luas 117.500 hektar yang kadang-kadang nyaris kering di musim kemarau,
serta Danau Luar I yang mempunyai luas sekitar 5.400 hektar. Kedua danau ini mempunyai potensi yang
baik sebagai objek wisata.

Gunung
Dipengaruhi oleh dataran rendah yang amat luas, maka ketinggian gunung-gunung relatif rendah serta
non aktif. Gunung yang paling tinggi adalah gunung Baturaya di Kec. Serawai, Kab. Sintang yang
mempunyai ketinggian 2.278 meter dari permukaan laut, jauh lebih rendah dibanding G. Semeru
(Jatim,3.676 meter) atau G. Kerinci (Jambi, 3.805 meter).

Gunung Lawit yang berlokasi di Kapuas Hulu, Kec. Embaloh Hulu dan lebih dahulu dikenal di
Kalimantan Barat, ternyata hanya menempati tertinggi ketiga karena mempunyai tinggi 1.767 meter,
sedangkan tertinggi kedua adalah Gunung Batusambung (Kec. Ambalau) dengan ketinggian mencapai
1.770 meter .

Pulau
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan
Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat
Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau, Sumatera.

Pulau-pulau besarnya seperti Pulau Karimata, Pulau Maya dan Pulau Panebangan di Kabupaten Kayong
Utara, serta Pulau Bawal dan Pulau Gelam di perairan Selat Karimata, Kabupaten Ketapang. Pulau besar
lainnya antara lain adalah Pulau Laut, Pulau Betangin Tengah, Pulau Butung, Pulau Nyamuk dan Pulau
Karunia di Kabupaten Pontianak. Sebagian kepulauan ini, terutama di wilayah Kabupaten Ketapang
merupakan Taman Nasional serta wilayah perlindungan atau konservasi.

Jenis Tanah
Dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar adalah jenis tanah poldosit merah kuning, yaitu sebesar
322.347 hektar dan yang paling sedikit adalah jenis OGH, yaitu sebesar 6.700 hektar. Dilihat dari
persebaran lerengnya, sebagian besar masuk pada kelas lereng 15-40 % dan hanya sebagian kecil yang
masuk dalam kelas lereng lebih dari 40 %. Selanjutnya, dilihat dari tekstur tanahnya, sebagian besar
masuk dalam tekstur sedang, yaitu sebesar 343.023 hektar.

E. POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS

Pertanian
Potensi pengembangan komoditas pertanian ditentukan antara lain oleh tingkat kesesuaian lahan untuk
komoditas pertanian, penggunaan lahan saat ini (existing landuse), dan status kawasan hutan. Menurut
hasil analisis data potensi sumberdaya lahan (Suharta dan Suratman, 2004; Chendy et al., 2005; Alkasuma
et al., 2006; Hikmatullah et al., 2007) Provinsi Kalimantan Barat dapat dikelompokkan menjadi empat
kawasan potensi pengembangan dengan uraian sebagai berikut.

a) Potensi pengembangan tanaman pangan lahan basah

6
Lahan potensial yang diarahkan untuk pengembangan tanaman pangan lahan basah (padi sawah) melalui
intensifikasi adalah seluas 221.281 ha, dan melalui ekstensifikasi seluas 869.133 ha. Sebarannya terutama
di dataran aluvial dan fluvio-marin pada grup Endoaquepts, Humaquepts, Fluvaquents, Endoaquents, dan
Haplosaprists.

Secara umum pengembangan padi sawah yang dilakukan saat ini tampaknya masih belum
optimal/intensif, karena sebagian masih menggunakan varietas lokal, pengolahan tanah kurang
intensif, pemupukan hanya sekali-sekali (karena pupuk sulit didapat dan mahal), dan umumnya satu
kali tanam dalam setahun. Intensifikasi dapat dilakukan dengan penggunaan varietas unggul,
pengolahan tanah intensif, pengendalian hama, pemupukan yang berimbang, perbaikan tata air,
perbaikan pasca panen, dan peningkatan indeks pertanaman padi. Salah satu usaha intensifikasi padi
sawah yang menjadi program Pemerintah Daerah Kalimantan Barat adalah yang disebut dengan
KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu) di beberapa lokasi. Program ekstensifikasi diarahkan
pada

lahan-lahan yang sesuai untuk padi sawah dan tambak. Kondisi lahan saat ini umumnya berupa
semak belukar dan hutan lahan basah. Pada lahan basah juga dapat dikembangkan tanaman
hortikultura, seperti buah-buahan (jeruk, nanas, dan lain-lain) dan sayuran (cesin, kacang panjang,
cabe, terong, tomat, dan bayam, dan lain-lain) dengan penerapan teknologi pengelolaan air, seperti
sistem surjan (saluran drainase dan guludan). Melalui pengembangan tanaman hortikultura pada
lahan basah (grup Endoaquepts, Humaquepts, dan Fluvaquents), diharapkan kebutuhan akan
sayuran dan buah-buahan di wilayah ini dapat dipenuhi sendiri dan sekaligus meningkatkan
pendapatan masyarakat/petani.

b) Potensi pengembangan tanaman pangan lahan kering

Pertanian lahan kering adalah budidaya tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman tahunan/perkebunan.
Wilayah yang diarahkan untuk pengembangan tanaman pangan lahan kering, seperti padi gogo, jagung,
kedelai, kacang tanah, umbi-umbian, dan sayuran dataran rendah, mencakup luas 164.124 ha untuk
intensifikasi, dan seluas 1.293.998 ha untuk ekstensifikasi. Intensifikasi tanaman pangan lahan kering
dilakukan di lahan tegalan/ladang yang ada saat ini (existing). Tanaman pangan yang banyak diusahakan
adalah padi, jagung dan padi gogo. Budidaya tanaman tersebut umumnya belum intensif dan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Produksi rata-rata jagung berkisar antara 1,2-1,5 t/ha, sedangkan
padi gogo berkisar antara 0,7-1,2 t/ha. Produksi jagung dan padi gogo dapat ditingkatkan dengan
penggunaan varietas unggul, pengolahan tanah intensif, pemupukan yang berimbang, dan perbaikan pasca
panen. Salah satu wilayah yang direncanakan untuk meningkatkan produksi jagung melalui program
KUAT adalah di daerah transmigrasi Rantau Panjang. Di daerah lahan kering di pedalaman, kebanyakan
tegalan/ladang yang dibuka masyarakat setempat disiapkan untuk pengembangan tanaman karet. Pada
tahun-tahun awal, lahan tersebut dimanfaatkan untuk tanaman pangan, terutama padi gogo dan jagung.
Pengembangan diarahkan pada tanah-tanah di lahan kering dari grup Dystrudepts, Eutrudepts,
Hapludults, Paleudults, dan Hapludox, dengan bentuk wilayah bervariasi dari datar sampai bergelombang
(lereng <15%).

Lahan di wilayah ini banyak diarahkan untuk pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit,
karena kedua tanaman tersebut merupakan komoditas unggulan daerah yang mampu menghidupi
masyarakat. Tanaman pangan lahan kering yang disarankan adalah jagung, padi gogo, jeruk dan

7
sayur-sayuran. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, pengembangan tanaman pangan dapat
dikombinasikan dengan tanaman sayuran (kacang panjang, cabe, terong) dan tanaman industri
(nilam, jahe) yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi.

Perkebunan
Potensi untuk pengembangan tanaman tahunan/ perkebunan masih sangat luas. Lahan intensifikasi
tanaman perkebunan (sawit, karet, kelapa, lada) mencapai luas 716.447 ha. Intensifikasi tanaman
perkebunan lahan kering dapat dilakukan pada perkebunan karet dan kelapa sawit. Kebun karet di
wilayah ini terdiri atas karet rakyat, yang tersebar secara sporadis di sekitar pemukiman dan bercampur
dengan tanaman lain. Sementara itu, perkebunan kelapa sawit relatif masih sempit, tetapi direncanakan
akan dikembangkan di beberapa wilayah. Saat ini sedang dikembangkan pembibitan kelapa sawit di
wilayah Putussibau untuk pengembangan kelapa sawit di daerah jalan lintas Sintang-Putussibau.
Pembudidayaan kelapa sawit mulai tanam sampai panen sudah sesuai dengan pedoman yang telah
dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Menurut Herman dan Susila (1995) peluang investasi untuk
pengembangan komoditas karet dan kelapa sawit mempunyai prospek yang menguntungkan, karena
permintaan yang makin meningkat dan harga yang relatif stabil. Selain itu, industri pengolahan hasil akhir
karet dan industri hilir kelapa sawit berpeluang untuk dikembangkan.

Lahan yang diarahkan untuk ekstensifikasi tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kelapa, lada,
dan kopi, seluas 3.098.269 ha sebagai prioritas pertama (pada lahan berlereng <25%), dan seluas
1.300.374 ha sebagai prioritas kedua (lahan berlereng 25-40%). Umumnya pada tanah-tanah yang
berkembang dari bahan volkan dan sedimen, terdiri atas grup Dystrudepts, Hapludults, Kandiudults,
Eutrudox, Hapludox, dan Acrudox. Teknologi budidaya tanaman perkebunan, seperti karet, lada, dan kopi
perlu disosialisasikan agar masyarakat mengerti teknik budidaya tanaman tersebut yang benar.

Perikanan air payau


Lahan potensial untuk pengembangan perikanan air payau atau tambak (bandeng dan udang) terdapat
pada landform pesisir dataran estuarin dan dataran pasang-surut lumpur, terutama wilayah pantai selatan
Kalimantan Barat. Pengembangan melalui intensifikasi seluas 7.394 ha dan melalui ekstensifikasi seluas
25.437 ha. Kendala biofisik lahan antara lain tekstur berpasir, adanya lapisan pirit, dan reaksi tanah sangat
masam. Usaha untuk intensifikasi tambak antara lain dapat dilakukan dengan cara mengurangi senyawa
asam-asam organik dan an-organik dengan pengapuran dan penambahan garam-garam natrium.

Peternakan
Golongan ternak besar terbanyak terdiri atas sapi dan kerbau. Golongan ternak kecil kecil yang terbanyak
adalah babi dan kambing. Untuk perkembangan ternak unggas, Ternak Ayam Petelur dan Ayam Ras, Itik
, dan ayam Buras.

Kebanyakan produksi daging berasal dari Kota Pontianak, meskipun demikian produksi daging dari ayam
buras dan itik/bebek/itik manila terlihat lebih merata di semua kabupaten/kota.

8
Kehutanan
Kalimantan Barat termasuk salah satu propinsi yang memiliki kawasan hutan yang cukup luas setelah
Irian Jaya, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, yaitu sekitar 6,39% dari luas kawasan hutan di
Indonesia.

Luas kawasan hutan di Propinsi Kalimantan Barat Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.259/KPTS-
II/2000 tanggal 31 Agustus 2001 adalah sebesar 9.178.760 ha yang terbagi atas kawasan lindung dan
kawasan budidaya.

Dalam kawasan lindung, hutan lindung memiliki luas terbesar yaitu 2.307.045 ha, setelah itu adalah hutan
taman nasional seluas 1.252.895 ha.Selanjutnya dalam kawasan budidaya sebagian besar adalah untuk
hutan produksi terbatas sebesar 2.445.985 ha dan 2.265.800 ha merupakan hutan produksi biasa.
Sedangkan hutan produksi konversi hanya mencapai 514.350 ha.

F. PRODUK UNGGULAN
1) Potensi di bidang pertanian, khususnya perkebunan di Propinsi Kalimantan Barat dinilai mempunyai
potensi yang cukup besar serta prospek yang baik untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri
dan internasional dengan komoditas andalannya antara lain lada, karet, kopi, jeruk dan kelapa sawit.
Propinsi ini memiliki potensi kehutanan yang cukup luas, yang tersebar di seluruh daerah tingkat II,
dengan komoditas utamanya antara lain rotan, tengkawang, kayu (meranti, besi, hitam), dan damar.

2) Potensi pertambangan dan galian cukup besar, antara lain emas yang terdapat di Pontianak, Sanggau,
dan Sintang; dan bahan galian bauksit yang merupakan cadangan terbesar di Indonesia tersebar di
Sandai, Tayan, Mungguk Pasir, Air Upas, Kendawangan, Riam, Pering Kunyit, Simpang Dua, Balai
Bekuak, Pintas dan Sei Raya. Batu bara terdapat di Sintang dan Kapuas Hulu, serta mineral logam
dasar terdapat di Kabupaten Sambas dan Pontianak. Selain itu, Provinsi Kalimantan Barat diketahui
memiliki kandungan minyak dan gas bumi di sekitar Cekungan Ketunggan dan Melawi, yang
potensial untuk dikembangkan. Cadangan bahan galian yang cukup besar pula adalah kaolin dan pasir
kuarsa. Gambut merupakan sumber daya alam yang mempunyai harapan untuk dimanfaatkan.

3) Potensi industri, khususnya agroindustri cukup besar antara lain industri pengolahan basil perkebunan
terutama karet dan hasil pertanian lainnya. Demikian pula industri yang memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), seperti industri yang menerapkan bioteknologi dan akuakultur.
Keberadaan Puri Gatro (Pusat Riset Gambut Tropis) juga memiliki potensi yang cukupbesar untuk
memberikan masukan bagi pengolahan gambut sebagai bahan bakar.

4) Pariwisata merupakan sektor yang berpeluang untuk dikembangkan. Propinsi Kalimantan Barat
memiliki potensi wisata yang sangat beragam, baik wisata alam, agrowisata maupun wisata budaya.
Kalimantan Barat memiliki rona alam yang terdiri atas wilayah pantai dan pegunungan yang luas,
hutan tropis yang lebat dengan aneka jenis flora dan fauna liar, air terjun di Pande Kembayung dan
Riam Kanebak, serta latar belakang sejarah dan beraneka ragam tradisi, seni, dan budaya yang unik
dan menarik.

Perkembangan ekonomi Asia Tenggara dan Asia Pasifik membuka peluang bagi daerah Kalimantan Barat
untuk meningkatkan kegiatan ekonomi serta memperluas jaringan pemasaran dan perdagangan,
mengingat posisi geografisnya yang strategis.

9
Di samping posisi geografis yang menguntungkan tersebut, adanya jalur transportasi darat dan pelayaran
internasional yang melalui perairan wilayah Kalimantan Barat merupakan peluang pula untuk
dikembangkan terutama melalui kerja sama interregional dengan Malaysia dan Brunei Darussalam.
Dalam hubungan ini, kerja sama sosioekonomi Malaysia Indonesia (Sosek Malindo) yang telah dimulai
sejak tahun 1985 antara Kalimantan Barat dan Serawak juga berpeluang untuk dikembangkan. Berbagai
kerja sama tersebut dikembangkan dengan memanfaatkan keunggulan komparatif yang dimiliki
Kalimantan Barat.

G. DUKUNGAN PEMERINTAH

Upaya pemerintah dalam mendukung potensi daerah di Kalimantan Barat yaitu dengan melakukan
pembangunan, diantaranya yaitu :

1) Pembangunan pertanian di Propinsi Kalimantan Barat, diarahkan untuk meningkatkan produktivitas


dan efisiensi serta menganekaragamkan produksi hasil pertanian yang berorientasi ekspor, khususnya
dengan pola perkebunan inti rakyat (PIR) kelapa sawit, karet, dan jeruk. Upaya tersebut dilaksanakan
secara terpadu serta didukung oleh pengembangan agrobisnis dan agroindustri yang mampu
menciptakan dan memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta meningkatkan pendapatan
dan taraf hidup petani dan nelayan.

2) Pembangunan kehutanan di Propinsi Kalimantan Barat, ditingkatkan dan diarahkan untuk menjamin
kelangsungan, penyediaan dan perluasan keanekaragaman hasil hutan serta mendukung pembangunan
industri dan perluasan kesempatan kerja serta kesempatan usaha, perluasan sumber pendapatan
negara dan pemacu pembangunan daerah, serta menjaga fungsinya sebagai salah satu penentu
ekosistem untuk memelihara tata air dan plasma nutfah. Untuk menjaga kelestarian hutan upaya
perlindungan, penertiban, pengamanan, pengawasan, pengendalian, serta rehabilitasi dan
konservasi tanah serta reboisasi dilanjutkan dan ditingkatkan. Pengusahaan hutan dan hasil hutan
diatur melalui pola pengusahaan hutan yang menjamin keikutsertaan masyarakat di kawasan
hutan dan sekitarnya . dan peningkatan peran serta koperasi, usaha menengah, dan usaha kecil
terutama di dalam pengolahan dan pemasaran hasil hutan.

3) Pembangunan industri di Propinsi Kalimantan Barat diarahkan terutama untuk mengembangkan


industri yang berorientasi ekspor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia serta memanfaatkan keuntungan lokasi Propinsi Kalimantan Barat yang berbatasan dengan
Malaysia dan Brunei Darussalam di dalam perdagangan internasional. Sehubungan dengan itu,
pembangunan industri di Propinsi Kalimantan Barat dikembangkan secara bertahap dan terpadu
melalui peningkatan keterkaitan antara industri dan pertanian sehingga meningkatkan nilai tambah
dan memperkuat struktur ekonomi daerah. Upaya pengembangan dan perluasan kegiatan industri
pengolahan, termasuk agroindustri dan khususnya industri yang mengolah hasil hutan, serta industri
nonmigas ditingkatkan dan didorong melalui penciptaan iklim yang lebih merangsang bagi
penanaman modal. Penyebaran pembangunan industri di berbagai daerah tingkat II diupayakan sesuai
dengan potensi masing-masing dan sesuai dengan rencana tata ruang daerah agar tertata dengan baik
dan mendorong pemerataan. Untuk mendukung pengembangan industri diupayakan peningkatan
prasarana, peningkatan usaha pemasaran serta pelatihan tenaga kerja. Untuk meningkatkan

10
ketersediaan prasarana penunjang sehingga mencapai kondisi yang menarik bagi pengembangan
kegiatan industri diperlukan investasi yang cukup besar yang tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah
sepenuhnya. Oleh karena itu, dunia usaha didorong untuk ikut serta membangun prasarana dan sarana
yang dibutuhkan.

4) Pembangunan kepariwisataan, ditingkatkan dan diarahkan untuk meningkatkan pendapatan daerah


dan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta mendorong kegiatan
ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya daerah, dan dengan memanfaatkan keindahan
dan kekayaan alam termasuk wisata alam, keanekaragaman seni, dan budaya serta peninggalan
sejarah, dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, citra kepribadian bangsa, serta harkat dan
martabat bangsa.

5) Pembangunan pertambangan di Propinsi Kalimantan Barat ditingkatkan dengan sekaligus mendorong


proses pengolahan lanjutan untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah, terutama bahan galian
seperti emas, bauksit, pasir kuarsa, dan kaolin.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hikmatullah, N. Suharta, dan A. Hidayat. POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK


PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor : 2008.

Pemprov Kalbar. https://kalbarprov.go.id/page/geografis

Wikipedia. 4 Agustus 2020. Kalimantan Barat. https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Barat.

12

Anda mungkin juga menyukai