Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN LINTAS SEKTOR DALAM RANGKA PEMENUHAN HAK PEKERJAAN

BAGI ORANG YANG PERNAH MENGALAMI KUSTA

I. LATAR BELAKANG

Fakta tentang kusta di dunia masih sangat memprihatinkan. Dari data WHO, Indonesia sendiri masih
menempati urutan ke 3 setelah India dan Brazil dengan jumlah kasus baru sebesar 15.910 pada
tahun 2017. Wilayah Sulawesi Selatan sendiri menempati urutan ke 3 setelah Jawa Timur dan Jawa
Barat dengan jumlah kasus baru sebesar 870 (data ditjen P2P kemenkes RI tahun 2018) dan Kota
Makassar sendiri tertinggi di Sulawesi Selatan, setidaknya ditemukan 174 kasus baru kusta (data
seksi kesehatan keluarga dinkes sulsel, dinkes kab kota se sulsel tahun 2015) data ini menunjukkan
masih tingginya jumlah kasus baru kusta di Indonesia.

Banyak diantara mereka terutama yang sudah mengalami disabilitas fisik menjadi malu dan minder
untuk bergaul di masyarakat. Citra negatif, ketidak berdayaan, kemiskinan serta stigma yang keliru
tentang kusta di masyarakat bahkan dari petugas kesehatan itu sendiripun membuat mereka
memilih untuk memisahkan diri dan hidup berkelompok atau membentuk koloni sendiri.

Stigma dan diskriminasi yang melekat dalam kehidupan sosial penyandang disabilitas khususnya
Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK), membuat mereka sangat sulit mengakses pekerjaan,
baik itu dari instansi pemerintah atau perusahaan swasta. Secara umum akses pekerjaan untuk
penyandang disabilitas sudah sangat positif, namun bagi OYPMK, dengan situasi stigma yang masih
sangat tinggi, sangat sulit bagi mereka untuk mengakses pekerjaan. Pada umumnya OYPMK usia
produktif rata rata putus sekolah, dan lebih banyak putus di Sekolah Dasar (SD). Ini berarti
kebanyakan dari mereka tidak punya ijazah. Meskipun demikian mereka sebenarnya mampu bekerja
sebagaimana orang lain yang non OYPMK. Sayangnya kondisi ini berpeluang dimanfaatkan oleh
perusahaan atau instansi yang mempekerjakan mereka. Misalnya diberi gaji dibawah upah
minimum, karena dianggap cuma dikasihani. Disisi lain OYPMK tidak berani memprotes, karena
mereka beranggapan, syukur - syukur diberi perkerjaan, daripada tidak bekerja. OYPMK yang telah
bekerjapun jika didiagnosis kusta juga mengalamai hal yang sama. Banyak diantara mereka yang
menjalani pengobatan kusta diberhentikan oleh perusahaan tempat mereka bekerja, dengan alasan
diistrahatkan sementara kemudian selanjutnya tidak dipanggil lagi. Ada juga bagi OYPMK yang
karena malu, sehingga memutuskan untuk berhenti sendiri. Stigma atau pemahaman yang keliru
tentang kusta sering membuat OYPMK kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar,
apatah lagi kalau untuk bekerja atau mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana orang lain
yang non OYPMK.

Dengan terbitnya peraturan pemerintah nomor 70 tahun 2019 merupakan angin segar bagi
penyandang disabilitas, dimana peraturan ini mengatur tentang perencanaan, penyelenggaraan dan
evaluasi terhadap penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas
termasuk didalamnya OYPMK, dengan demikian tentu akan mempengaruhi seluruh sektor
pembangunan seperti yang diamanatkan UUD No. 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas

Dari paparan diatas diatas, untuk mendorong terciptanya peluang kerja dan memudahkan OYPMK
untuk mendapatkan hak-haknya, maka Persatuan Kusta Perjuangan Sulawesi Selatan memandang
perlu diadakannya pertemuan lintas sektoral untuk membantu memberikan solusi bagi OYPMK
dalam memperoleh hak-haknya terutama dalam mendapatkan peluang kerja yang sama dengan
orang lain yang non OYPMK

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui program dan kegiatan dari berbagai unsur
(Pemerintah, Organisasi Masyarakat, Organisasi Profesi, Swasta) dalam rangka implementasi
peraturan pemerintah nomor 70 tahun 2019

Tujuan kegiatan :

- Terciptanya persamaan persepsi dilintas sektoral tentang kusta dan akibat sosialnya
- Terkoordinasinya Program dan kegiatan yang akan dilakukan bersama di lintas sektor yang
melibatkan unsur swasta, organisasi profesi, NGO dan institusi pemerintah

I. Peserta
Peserta Lokakarya ini adalah sebagai berikut :

1. KEPALA DISNAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MAKASSAR


2. KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR
3. KETUA APINDO MAKASSAR
4. KEPALA BAPPEDA MAKASSAR
5. KETUA KDD
6. KETUA HWDI
7. KETUA PPDI
8. KETUA PERMATA MAKASSAR
9. PERDIK
10. BLKI
11. KEPALA DINAS KOPERASI UMKM
12. KEPALA DINAS SOSIAL KOTA MAKASSAR
13. KEPALA PKM KALUKU BODOA
14. KEPALA PKM TAMALATE
15. KEPALA PKM TAMALANREA
16. DIREKTUR RUMAH SAKIT TADJUDDIN CHALID

IV. Tempat dan Waktu


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari : Rabu, 09 Desember 2020
Waktu : 09:00 s/d 15:00
V. Biaya Pelaksanaan Musrenbang Kesehatan
Kegiatan ini sepenuhnya di biayai NLR Indonesia

A. Metode
Metode dan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan diantaranya:
1. Presentasi
- Kegiatan ini akan diawali dengan penjelasan mengenai APA ITU KUSTA
oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar
- Pemaparan tentang peluang kerja bagi Orang Yang Pernah Mengalami
Kusta (OYPMK) oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Makassar
- Pemaparan tentang permasalahan yang terjadi pada tenaga kerja dari
Orang Yang Pernah Mengalami Kusta oleh Persatuan Kusta Perjuangan
Sulawesi Selatan
2. Tanya Jawab
Memberi peluang kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan tentang hal
yang belum jelas dari beberapa pemaparan di atas
3. Lokakarya
Mengembangkan rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan sebagai upaya
kerja kolaboratif
4. Jadwal Kegiatan

Waktu Kegiatan Keterangan

09.00- Pembukaan Panitia


09.30

09.30- APA ITU KUSTA Dinkes Kota Makassar


10.00

10.01- Peluang Kerja Bagi Disnakertrans Kota


10.30 OYPMK Makassar

10.31- Permasalahan yang PKPSS


11.00 dihadapi tenaga kerja dari
OYPMK

11.01- Tanya Jawab Fasilitator


12.00

12.01- Ishoma Peserta


13.30

12.31- Lokakarya Peserta


13.30

Anda mungkin juga menyukai