Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gardu Listrik Politeknik Negeri Malang
adalah selama 16 minggu dengan metode pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
Metode pelaksanaan dibuat bertujuan agar dapat digunakan sebagai pedoman atau
acuan pelaksanaan sehingga hasil dari pelaksanaan pekerjaan ini diperoleh secara
maksimal dengan meminimalisir berbagai kendala yang dapat terjadi di lapangan.
Dalam pembuatan metode pelaksanaan ini, diperlukan penguasaan teknik yang sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan mencapai hasil yang optimal.
II. TINJAUAN UMUM
Dalam pelaksanaan suatu proyek akan tercapai tujuan pembangunan yaitu kualitas
dan kuantitas, diperlukan adanya profesionalisme yang sesuai dengan bidang pekerjaan
sehingga tujuan tersebut di atas dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Tingkat profesionalisme sangat dibutuhkan karena menyangkut teknik atau strategi
dalam pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud. Dalam menentukan strategi pelaksanaan
pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak dapat dipisahkan dari berbagai
faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor modal, faktor material, faktor peralatan,
faktor tenaga kerja dan faktor pengendalian.
III. LINGKUP PEKERJAAN
A. Lokasi Pekerjaan
- Pekerjaan :
- Lokasi :
- Tahun :
B. Pekerjaan yang akan dilaksanakan
1) Lantai Satu
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pondasi
- Pekerjaan Beton
- Pekerjaan pasangan, Plesteran & Finishing
- Pekerjaan Kusen, Kaca, Penggantung & Besi
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Instalasi Listrik
2) Lantai Dua
- Pekerjaan Beton
- Pekerjaan pasangan, Plesteran & Finishing
- Pekerjaan Penutup Lantai
- Pekerjaan Kusan, Penggantun & Besi
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Instalasi Listrik
IV. ACUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam melaksanaan pekerjaan Pembangunan Gardu Listrik Politeknik Negeri
Malang, maka yang menjadi acuan bagi penyedia jasa untuk melaksanakannya adalah :
1. Peraturan-peraturan Umum 1941 (AV-41) atau Syarat-syarat Umum 1941 (SU-41).
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) – 1971 – NI.2. & SNI 03 –1750-1990
3. Sistem Konstruksi Standart Nasional Indonesia ( SKSNI ) – 1991
4. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia NI.3
5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
6. Peraturan Cement Portland di Indonesia – NI.18.
7. Peraturan Bangunan Nasional.
8. Peraturan Umum Ketenaga Kerjaan.
9. Keputusan Presiden RI Nomor 29 Tahun 1984.
10. Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1988.
11. RKS dan Gambar-gambar pelaksanaan serta Dokumen lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini.
12. Petunjuk dan perintah dari Pengawas / Pelaksana Kegiatan.
V. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Metode Pelaksanaan ini akan kami uraikan sesuai urutan langkah kerja yang akan
dilaksanakan dalam pengerjaan proyek. Adapun urutan langkah kerja yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
A. Serah Terima Lokasi Pekerjaan
Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, maka terlebih dahulu dilakukan
serah terima lokasi pekerjaan dari pemilik pekerjaan kepada penyedia jasa yang
dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Lokasi Pekerjaan yang ditandatangani
oleh kedua belah pihak yaitu Pejabat pembuat Komitmen Pekerjaan Pengadaan
Talud, Lantai dan Kansteen Taman Pasar Karanganyar Kabupaten Kebumen selaku
pemilik pekerjaan dan CV. BENGAWAN selaku pelaksana pekerjaan atau Penyedia
Jasa. Setelah selesai pelaksanaan serah terima lokasi pekerjaan barulah penyedia jasa
melaksanakan berbagai aktivitas pelaksanaan pekerjaan di lokasi yang sudah
diserahterimakan.
B. Sosialisasi
Sosialisasi dimulainya pelaksanaan pekerjaan ini akan kami awali dengan
menyampaikan surat pemberitahuan mulai kerja yang ditujukan kepada Direksi
Pekerjaan dengan tembusan ditujukan kepada pihak terkait. Pelaksanaan sosialisasi
dengan cara tatap muka dilaksanakan bersama wakil Direksi Pekerjaan kepada semua
stake holders yang terkait dengan pekerjaan ini. Adapun tujuan dari pelaksanaan
sosialisasi ini adalah :
1. Agar masyarakat setempat mengetahui akan adanya kegiatan pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
2. Ijin lokasi kepada Instansi terkait berkaitan dengan terganggunya lalu lintas
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dan masyarakat pengguna jalan bisa
memakluminya serta kesanggupan untuk mengembalikan ke kondisi semula.
3. Menampung masukan-masukan mengenai letak/lokasi pekerjaan dan batas tanah
yang kena bangunan tersebut terutama mengenai kelancaran dan keamanan
selama pekerjaan berlangsung.
4. Memberikan kesempatan kepada masyarakat disekitar lokasi pekerjaan untuk
dapat ikut bekerja pada proyek tersebut.
5. Mendapatkan kesepakatan bersama bahwa dalam pelaksanaan proyek tersebut
tidak ada ganti rugi tanah, tanaman dan lain sebagainya yang kebetulan berada
pada lahan yang masih dalam batas patok yang merupakan tanah bukan Hak
Milik Pribadi.
C. Pengukuran, MC 0% dan Dokumentasi
1. Pengukuran awal dilaksanakan mengacu pada gambar konstruksi rencana
berdasar kondisi lapangan yang ada dan hasil pengukuran dituangkan dalam
Gambar Kerja serta dimintakan persetujuan Direksi sebagai pedoman
pelaksanaan pekerjaan.
2. Pengukuran akan dilaksanakan menggunakan peralatan sesuai kebutuhan dan
sebagai titik acuan digunakan “Bench Marks” yang ditunjuk oleh direksi.
3. Pengukuran akhir dilaksanakan bila semua pekerjaan telah selesai dilaksanakan
untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama dengan pengukuran awal, bila
tidak maka pekerjaan yang dianggap kurang atau lebih maka segera dilakukan
amandemen kontrak sehingga volumenya terpenuhi sesuai gambar rencana.
4. Pengukuran dilaksanakan bersama dengan Direksi Lapangan dan hasil
Pengukurannya dituangkan dalam gambar kerja/purna laksana yang
ditandatangani bersama oleh pihak Pelaksana dan Direksi.
5. Pekerjaan pengukuran akan dilaksanakan oleh Juru Ukur, yang didamping oleh
Pelaksana Lapangan dan Pembantu Pelaksana Lapangan.
6. Pelaksanaan pengukuran ini menggunakan alat berupa meteran gulung.
Pelaksanaan pengukuran harus dilakukan dengan cermat dan teliti sehingga
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sampai dengan pekerjaan selesai.
7. Setelah pelaksanaan pengukuran selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan
pekerjaan pembuatan MC 0%. Pelaksanaan MC 0% dilakukan bersama dengan
Direksi pekerjaan, untuk kemudian dituangkan dalam Berita Acara MC 0%.
8. Selanjutnya hasil pengukuran dan MC 0% tadi dituangkan dalam bentuk gambar
teknik yang dinamakan dengan Gambar Kerja (Shop Drawing).
9. Shop Drawing inilah yang kemudian menjadi pegangan dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan selesai.
10. Pekerjaan pengukuran/uitzet sepenuhnya dilaksanakan oleh Kontraktor dan
disaksikan oleh Pengawas Lapangan.
11. Pengukuran yang dilaksanakan tanpa sepengetahuan pengawas Lapangan
dianggap tidak sah dan harus diulang kembali.
12. Pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan dengan cermat/ teliti menggunakan
alat-alat ukur agar ketepatan ukuran (susut, panjang, lebar, dalam/tebal/tinggi)
dapat dipertanggungjawabkan sampai dengan pekerjaan selesai dan apabila
terjadi penyimpangan ukuran maka kontraktor bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
13. Ukuran-ukuran pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
RKS berikut Gambar-gambar pelaksanaannya dan apabila terjadi perbedaan
ukuran antara gambar pelaksanaan dengan gambar detail, maka yang berlaku
adalah gambar detail, atau petunjuk dari Pelaksana Kegiatan dan gambar
pelaksanaan dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS atau petunjuk dari
Pelaksana Kegiatan.
14. Bilamana dalam gambar tercantum tetapi dalam RKS tidak tercantum, maka
gambarlah yang mengikat serta sebaliknya bilamana dalam gambar tidak
tercantum tetapi dalam RKS tercantum, maka RKS–lah yang mengikat atau minta
petunjuk terlebih dahulu kepada Pelaksana Kegiatan.
D. Penyedian Kantor Lapangan, Gudang, Pemondokan Buruh dan Perumahan
Staff (Direksi Keet)
Penyediaan kantor lapangan untuk direksi lapangan, gudang, pemondokan
buruh dan perumahan staff akan disediakan dengan fasilitas sesuai yang disyaratkan
dan atas persetujuan Direksi Lapangan. Gudang, Kantor lapangan kontraktor akan
diusahakan di dekat lokasi kerja untuk memudahkan pengawasan penggunaan alat
dan bahan, maupun kontrol pelaksanaan pekerjaan. Pembangunan direksi keet ini
dilakukan di tempat yang tidak akan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan
utama. Adapun fasilitas yang harus disediakan di dalam direksi keet / kantor proyek
antara lain adalah :
1. Papan nama proyek
2. Almari arsip
3. Meja dan kursi
4. Buku direksi
5. Buku tamu
6. Jadwal waktu pelaksanaan
7. Grafik cuaca
8. Gambar rencana
9. Gambar kerja
10. Perhitungan Mutual Check 0%
11. Lembar pengesahan/izin kerja
12. Foto proyek dalam kondisi 0%
13. Kotak obat (P3K).
E. Mobilisasi
Mobilisasi ini mencakup mobilisasi alat, bahan dan personil. Mobilisasi
peralatan dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal kebutuhan masing-masing
jenis peralatan dan perubahannya akibat bergesernya realisasi pelaksanaan terhadap
jadwal Rencana Pelaksanaan. Sebelum peralatan tersebut diangkut ke lokasi kerja,
terlebih dahulu dicek kondisinya sehingga hanya alat yang dalam kondisi siap
digunakan untuk jangka waktu pelaksanaan yang didatangkan. Untuk menjaga
keamanan peralatan yang relatif ringan apabila sedang tidak digunakan akan kami
simpan dalam gudang peralatan.
Mobilisasi/pengadaan bahan material didatangkan menyesuaikan jadwal
kebutuhan bahan material sehingga dropping material tidak terlambat tetapi tidak
terlalu menumpuk di lokasi kerja yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan
ataupun rusak. Pengadaan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan mengacu pada
kebutuhan sesuai jadwal pengadaan tenaga kerja dan perubahannya.
F. Pembersihan Lapangan/Lokasi Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan pembersihan lapangan ini dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan dan disesuaikan dengan
gambar rencana. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan pembangunan dapat
dilaksanakan dengan cepat dan sesuai kebutuhan dan tidak terhambat oleh lapangan
tempat bangunan yang masih belum dibersihkan dari berbagai komponen yang dapat
menghambat pelaksanaan pekerjaan.
1. Tenaga yang dibutuhkan
Pekerja = 2 orang
Mandor = 1 orang
2. Waktu pelaksanaan = 7 hari
3. Dimulai pada hari ke = 1 minggu ke 1
LANTAI SATU
G. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran dan pemasangan bauwplank
Dimulai pada hari ke = 1 minggu ke 1
Volume = 1.00 ls
Waktu pelaksanaan = 7 hari
Target per hari = 0,003/0,02
Tenaga yang dibutuhkan/hari :
Pekerja =1
Tukang kayu =1
Kepala tukang =1
Mandor =2
Kayu 5/7
Paku biasa 2’’-5’’
Kayu papan 3/20
Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Meminta persetujuan dari Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas untuk
melaksanakan pekerjaan pemasangan bouwplank.
2. Setelah hasil pengukuran dan pembuatan MC 0% dan gambar kerja (shop
drawing) disetujui oleh Direksi, maka dilanjutkan dengan pelaksanaan
pekerjaan fisik, terutama pekerjaan pokok atau pemasangan bouwplank.
3. Menyiapkan peralatan, material dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan pemasangan bouwplank.
4. Pemasangan bouwplank harus sesuai dengan gambar kerja dan arahan dari
Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
5. Menentukan titik duga bangunan (BM) terdekat pada lokasi pekrjaan sebagai
langkah awal pelaksanaan pekerjaan.
6. Patok dan bouwplank dipasang sesuai jarak profil pada gambar.
7. Mencocokkan gambar dengan kondisi lapangan.
8. Catat data pengukuran dan hitung elevasi pengukuran dengan pedoman
elevasi pada Bench Mark (BM) terdekat yang ada dan hasilnya diplot di
gambar pelaksanaan.
9. Dibuatkan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan mulai dari 0%, 50 % dan
100%.
H. Pekerjaan Tanah
1. Galian tanah pondasi
Dimulai pada hari ke = 1 minggu ke 1
Volume
- Pondasi footplat = 27,65 m3
- Pondasi genset = 16,9 m3
- Pondasi batu kali = 17,6 m3
- Pondasi rollag = 1,97 m3
- Total galian = 64,12 m3
Waktu pelaksanaan = 21 hari
Target per hari = 0,064/1,36
Tenaga yang dibutuhkan/hari :
Pekerja =4
Mandor =2
Pasir urug
Pasir urug
Tanah urug
1. Pick up = 1 unit
2. Alat bantu pekerjaan tanah = Disesuaikan dengan kebutuha pelaksanaan
pekerjaan
Batu belah
Semen portland
Pasir pasang
Peralatan yang dibutuhkan :
1. Pick up = 1 unit
2. Concrete mixer = 1 unit
3. Alat bantu pekerjaan batu = Disesuaikan dengan kebutuha pelaksanaan
pekerjaan
Batu bata
Semen portland
Pasir pasang
Peralatan yang dibutuhkan :
1. Pick up = 1 unit
2. Alat bantu pekerjaan batu = Disesuaikan dengan kebutuha pelaksanaan
pekerjaan
Batu bata
Semen portland
Pasir pasang
Air
Peralatan yang dibutuhkan :
LANTAI DUA
O. Pekerjaan Beton
1. Kolom 40/40 cm (K1), mutu K.250
2. Kolom praktis 15/15 cm (K2), mutu K.175
3. Balok atap 30/50 cm, mutu K.250
4. Balok 25/40 cm, mutu K.250 (Plat lantai 3)
5. Balok konsol atap 30/30-30/50 cm, mutu K.250
6. Balok leufel 15/30 cm, mutu K.175
7. Plat atap 12 cm, mutu K.250
8. Plat canopi tbl 10 cm, mutu K.175