Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH KEADILAN ORGANISASI DAN SISTEM PENGENDALIAN

INTERN TERHADAP KECURANGAN


(Studi Empiris pada Kantor Cabang Utama Bank Pemerintah di Kota Padang)

ARTIKEL

Oleh

LISA AMELIA HERMAN

02145/2008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013

1
2
PENGARUH KEADILAN ORGANISASI DAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERN TERHADAP KECURANGAN
(Studi Empiris pada Kantor Cabang Utama Bank Pemerintah di Kota Padang)

Lisa Amelia Herman


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email: lisa_ameliaherman@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Pengaruh keadilan organisasi terhadap kecurangan, dan
2) Pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kecurangan. Penelitian ini digolongkan pada penelitian
yang bersifat kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah kantor cabang bank pemerintah di Kota
Padang. Pemilihan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. Responden dihitung
dengan menggunakan rumus slovin. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer.
Teknik pengumpulan data dengan teknik survei, yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan/i
yang bekerja pada kantor cabang utama bank pemerintah di Kota Padang. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian membuktikan bahwa: 1) Keadilan organisasi berpengaruh signifikan negatif
terhadap kecurangan, dan 2) Sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan negatif terhadap
kecurangan. Dalam penelitian ini disarankan: 1) Untuk peneliti berikutnya yang tertarik meneliti judul
yang sama sebaiknya menambahkan variabel lain, karena dari model penelitian yang digunakan,
diketahui bahwa variabel penelitian yang digunakan hanya dapat menjelaskan sebesar 22%. 2) Bagi
kantor cabang utama bank pemerintah di Kota Padang disarankan untuk lebih meningkatkan keadilan dan
sistem pengendalian intern dalam perusahaan agar dapat mencegah terjadinya tindak kecurangan. Selain
itu, sistem pengendalian intern harus diberlakukan untuk semua sumber daya manusia yang ada di
perusahaan.

Kata Kunci : Keadilan Organisasi, Sistem Pengendalian Intern, Kecurangan

ABSTRACT

Research was aimed to examine: 1) the effect of organizational justice on fraud, and 2)
the effect of internal control system on fraud. This type of research that is classified as
causative research. The population in this study is branch office of government bank in Padang
City. Sample selection by simple random sampling technik. Respondent was calculated used by
Slovin formula. The data used in this study in the form of primary data. Data collection
techniques with survey techniques by distributing questionnaires to the staff who work in
eminent branch office of government bank in Padang City. The method of analysis used was
multiple regression analysis.
The research concludes that: 1) organizational justice have significant negative impact
on the fraud and 2) internal control system have significant negative impact on the fraud. In
this study suggested: 1) For the next researchers who are interested to research the same title
should add another variable, because of the model used in this research, it is known that the
variables used in this research can explain 22%. 2) For eminent branch office of government
bank in Padang City should recommended to increase organizational justice and internal
control system in our company to prevent the fraud act. And aplications of internal control
system must accur to all human resources in our company.

Key words : Organizational Justice, Internal Control System, Fraud

1
PENDAHULUAN yaitu: greed (keserakahan), opportunity
(kesempatan), need (kebutuhan) dan
Menurut Undang-Undang Nomor 10 exposure (pengungkapan). Opportunity dan
tahun 1998, bank merupakan badan usaha exposure (disebut faktor generik/umum)
yang menghimpun dana dari masyarakat yang berhubungan dengan organisasi
dalam bentuk simpanan dan sebagai korban tindakan kecurangan yang
menyalurkannya dalam bentuk kredit dalam dipengaruhi oleh ketaatan akuntansi, sistem
rangka meningkatkan taraf hidup pengendalian intern, keadilan dalam
masyarakat. Oleh sebab itu, kepercayaan organisasi/perusahaan, dan kesesuaian
masyarakat merupakan faktor utama bisnis kompensasi. Sedangkan faktor greed dan
perbankan, sehingga manajemen bank harus need (disebut faktor individual) yang
berupaya untuk menjaga dan berhubungan dengan perilaku yang melekat
mempertahankan kepercayaan tersebut pada diri seseorang.
demi mendapatkan simpati dari calon Keadilan organisasi (organizational
nasabahnya (Kasmir, 2002). Salah satunya justice) merupakan istilah untuk
adalah dengan mentaati peraturan dan tidak mendeskripsikan kesamarataan atau
melakukan kesalahan yang dapat keadilan di tempat kerja, yang berfokus
menyebabkan terjadinya penyimpangan dan bagaimana para karyawan menyimpulkan
kecurangan. apakah mereka telah diperlakukan secara
The Institute of Intenal Auditor adil dalam lingkungan pekerjaan dan
Amerika dalam Amin Widjaya (1992:17), bagaimana kesimpulan tersebut kemudian
mendefenisikan kecurangan mencakup mempengaruhi variabel-variabel lain yang
suatu kesatuan ketidakberesan berhubungan dengan pekerjaan (Moorman,
(irregulation) dan tindakan illegal yang 1991) dalam Mariani (2011). Keadilan
dicirikan dengan manipulasi yang organisasi menekankan bagaimana reward,
disengaja, dilakukan untuk manfaat insentif, pengakuan, pekerjaan, dan sanksi
dan/atau kerugian organisasi oleh orang dalam suatu lembaga (organisasi)
luar atau dalam organisasi. Kecurangan dialokasikan secara adil dan proporsional.
(fraud) merupakan kejahatan tersembunyi, Menurut Gilliland (1993) dalam
tidak ada yang dilakukan secara terang- Endah (2004), persepsi karyawan tentang
terangan, tidak ada korban yang segera ketidakseimbangan antara masukan
menyadari bahwa fraud telah terjadi. (pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
Para ahli memperkirakan bahwa fraud pengalaman, kerajinan, maupun kegigihan
yang terungkap merupakan sebagian kecil dan kerja keras) yang mereka berikan
dari seluruh fraud yang sebenarnya terjadi. dengan hasil yang mereka terima (gaji,
Tindakan korupsi adalah bentuk kecurangan perlakuan ataupun pengakuan) akan
yang umumnya terjadi baik dalam bidang menghasilkan emosi negatif yang
perbankan ataupun pelayanan publik memotivasi karyawan untuk mengubah
(Wilopo, 2006). Di Indonesia, korupsi perilaku, sikap, dan kepuasan mereka.
dibuktikan dengan adanya likuidasi Bahkan lebih parah lagi mereka akan
beberapa bank, diajukannya manajemen berusaha untuk memaksimalkan utilitasnya
BUMN dan swasta ke pengadilan, kasus dengan bertindak yang menguntungkan
kejahatan perbankan, manipulasi pajak, dirinya dan merugikan perusahaan, seperti
korupsi pada komisi penyelenggaraan melakukan kecurangan.
pemilu, dan DPRD. Ketika keadilan organisational dirasa
Menurut teori GONE dalam rendah mengakibatkan ketidakpuasan,
Simanjuntak (2008:122), empat faktor kebencian, dan kemarahan melawan
pendorong seorang melakukan kecurangan, organisasi. Hal inilah yang mendorong

2
seseorang untuk berbuat menyimpang dan Sistem pengendalian intern yang
berakibat langsung pada organisasi (seperti efektif merupakan komponen penting dalam
kelambanan, ketidakhadiran, pencurian dan manajemen bank dan menjadi dasar
perusakan). Menurut Lawler (1991) dalam kegiatan operasional bank yang sehat dan
Suhartini (2005) bahwa ketika seseorang aman, membantu pengurus menjaga aset
mendapat perlakuan yang tidak adil maka bank, menjamin tersedianya pelaporan
akan menimbulkan kecemburuan antar keuangan dan manajerial yang dapat
karyawan dan mereka akan melakukan dipercaya, meningkatkan kepatuhan bank
perlawanan protes atau membalasnya terhadap ketentuan dan peraturan yang
dengan berdusta dan melakukan berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya
kecurangan. kerugian, penyimpangan dan pelanggaran
Bila keadilan pada karyawan aspek kehati-hatian. Selain itu,
terpenuhi dengan baik maka produktivitas pengendalian yang cukup dan efektif dapat
dan hasil kerja karyawan akan meningkat memperkecil celah bagi para pelaku
dan menghilangkan motivasi untuk kecurangan untuk melakukan tindakan yang
melakukan tindakan merugikan perusahaan merugikan perusahaan dan menguntungkan
sehingga mendorong tercapainya tujuan mereka sendiri. Semakin efektif
yang telah ditetapkan. Menurut (Arens, pengendalian intern maka semakin dapat
2008:432), kecurangan dan kinerja yang dicegah terjadinya kecurangan dalam suatu
menurun dari karyawan terjadi karena perusahaan.
adanya motivasi sebagai peransang untuk Hasil survei yang dilakukan oleh
melakukan kecurangan, rasionalisasi KPMG dalam “KPMG, 1998 Fraud
membenarkan perilaku curang dan adanya Survey” (New York: KPMG, 1998) dalam
peluang untuk melakukan kecurangan. Mustofa (2004) menunjukan bahwa dari
Motivasi berbuat kecurangan disebabkan jawaban responden, lemahnya pengendalian
karena adanya tekanan dalam diri pelaku intern merupakan penyebab tertinggi
kecurangan, baik berupa masalah keuangan, terjadinya kecurangan (fraud). Salah satu
sifat buruk atau lingkungan kerja yang resiko yang dihadapi oleh perusahaan
kurang kondusif, seperti diperlakukan tidak karena kegagalan dalam menerapkan
adil dalam pekerjaan dan kondisi kerja yang pengendalian intern yang efektif adalah
buruk. resiko operasional. Ini berarti bahwa ketika
COSO (2004) mengemukakan bahwa pengendalian intern tidak efektif, maka
model integrasi untuk Organizational tindakan kecurangan sangat mudah terjadi
Justice Perceptions (OJP) dilihat sebagai sehingga berdampak buruk pada
hubungan untuk mendorong dan perusahaan. Selain itu pengendalian intern
memotivasi yang rasional untuk berperilaku merupakan suatu proses untuk menilai
curang dan kualitas prosedur pengendalian kinerja karyawan dengan memperhatikan
internal sebagai suatu proksi untuk kepuasan karyawan untuk bekerja dengan
melakukan kecurangan. Dengan demikian maksimal dan mengurangi ketidakpuasan
keadilan dalam suatu organisasi dan karyawan dalam bekerja yang akan
penerapan sistem pengendalian intern menimbulkan penyimpangan yang
merupakan hal penting dalam menciptakan dilakukan karyawan seperti penipuan, salah
lingkungan kerja yang kondusif. saji laporan keuangan, dan manipulasi
Menurut Arens (2008:370), sistem keuangan sebagai bentuk kecurangan.
pengendalian intern adalah suatu sistem Akhir-akhir ini perbankan Indonesia
pengendalian yang terdiri dari kebijakan mengalami kesuraman dan mosi
dan proses yang dirancang untuk ketidakpercayaan dari masyarakat. Sebagai
memberikan manajemen jaminan yang pusat perputaran keuangan, yang berasal
wajar bahwa perusahaan mencapai tujuan dari dunia usaha maupun kegiatan publik,
dan sasarannya. perbankan sangat rentan terhadap
3
penyalahgunaan kewenangan ataupun Adapun manfaat dari penelitian ini
tindakan kecurangan. Pasalnya dari sekian adalah:
banyak bank yang terdapat di Indonesia 1. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk
lebih cenderung pelaksanaan dan pelayanan menambah wawasan dan pengetahuan
kepada masyarakat atau nasabah tidak mengenai ilmu yang sedang diteliti
profesional, lebih banyak mengarah kepada khususnya mengenai pengaruh keadilan
tindakan penipuan dan korupsi yang organisasi dan sistem pengendalian
dilakukan oleh sebagian besar oknum intern terhadap kecurangan (fraud).
pejabat terkait bank-bank di Indonesia. 2. Bagi institusi tempat meneliti, peneliti
Seperti kasus penggelapan uang/dana berharap dapat memberikan kontribusi
nasabah dan meretas sistem, kredit fiktif untuk perbaikan dan perubahan yang
dan tindakan kecurangan lainnya. positif pada tempat peneliti melakukan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian.
penelitian Rendy (2010) yang menyediakan 3. Bagi akademis, dapat menambah
bukti empiris secara periodik pentingnya wawasan dan ilmu bagi dunia akademik
kualitas prosedur pengendalian intern dan mengenai pengaruh keadilan organisasi
keadilan dari kebijakan organisasi sebagai dan sistem pengendalian intern terhadap
prosedural dan distributif keadilan di kecurangan pada kantor cabang bank
tempat kerja untuk pencegahan kecurangan pemerintah di Kota Padang.
oleh karyawan. Penelitian Andrian (2011) 4. Sebagai referensi tambahan bagi peneliti
menemukan bahwa keadilan organisasi selanjutnya yang akan mengadakan
memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat kajian lebih luas dalam bahasan ini.
kecurangan pegawai. Ini berarti bahwa
persepsi keadilan yang dirasakan pimpinan
dan karyawan akan menghilangkan LANDASAN TEORITIS DAN
motivasi untuk melakukan kecurangan. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Ketidakadilan yang dirasakan oleh
pimpinan dan karyawan akan memotivasi 1. Kecurangan (fraud)
untuk melakukan kecurangan, namun Definisi Fraud (Ing) menurut Black
apabila sistem pengendalian intern Law Dictionary dalam Tunggal (2010:218)
dijalankan secara efektif maka akan adalah:
melemahkan motivasi tersebut, sehingga a. Kesengajaan atas salah pernyataan
tindakan tersebut tidak akan terjadi. terhadap suatu kebenaran/keadaan yang
Berdasarkan uraian di atas, penulis disembunyikan dari sebuah fakta
tertarik untuk melakukan penelitian dan material yang mempengaruhi orang lain
menganalisis mengenai “Pengaruh untuk melakukan perbuatan atau
Keadilan Organisasi dan Sistem tindakan merugikan.
Pengendalian Intern Terhadap b. Penyajian yang salah/keliru (salah
Kecurangan”, (Studi Empiris pada Kantor pernyataan) secara ceroboh/tanpa
Cabang Utama Bank Pemerintah di Kota perhitungan dan tanpa dapat dipercaya
Padang). kebenarannya berakibat dapat
mempengaruhi atau menyebabkan orang
Adapun tujuan yang ingin dicapai lain bertindak atau berbuat;
dalam penelitian ini adalah untuk c. Suatu kerugian yang timbul sebagai
mendapatkan bukti empiris mengenai: akibat diketahui keterangan atau
a. Pengaruh keadilan organisasi terhadap penyajian yang salah (salah pernyataan),
kecurangan penyembunyian fakta material, atau
b. Pengaruh sistem pengendalian intern penyajian yang ceroboh/tanpa
terhadap kecurangan perhitungan yang mempengaruhi orang

4
lain untuk berbuat atau bertindak 1) Pertentangan kepentingan (conflict of
merugikan. interest), terjadi ketika karyawan,
manajer dan eksekutif perusahaan
The ACFE dalam Amrizal (2004) memiliki kepentingan pribadi
membagi kecurangan (fraud) dalam tiga terhadap transaksi, yang
tipologi berdasarkan perbuatan yaitu: mengakibatkan dampak yang kurang
c. Penyimpangan atas aset (Asset baik terhadap perusahaan.
Misappropriation), dapat digolongkan 2) Suap (bribery), penawaran,
dalam: pemberian, penerimaan, atau
1) Kecurangan kas (cash fraud), permohonan sesuatu dengan tujuan
meliputi pencurian kas dan untuk mempengaruhi pembuat
pengeluaran-pengeluaran secara keputusan dalam membuat keputusan
curang, seperti pemalsuan cek. bisnis.
2) Kecurangan atas persediaan dan aset 3) Pemberian illegal (illegal gratuity),
lainnya (fraud of inventory and all pemberian illegal disini bukan untuk
other assets), berupa pencurian dan mempengaruhi keputusan bisnis, tapi
pemakaian persediaan/aset lainnya sebuah permainan. Hadiah diberikan
untuk kepentingan pribadi. setelah kesepakatan selesai.
d. Kecurangan laporan keuangan (financial 4) Pemerasan secara ekonomi (economic
statement fraud) dikategorikan dalam: extortion), pada dasarnya pemerasan
1) Timing difference (improper secara ekonomik lawan dari suap.
treatment of sales), mencatat waktu Penjual menawarkan memberi suap
transaksi berbeda atau lebih awal dari atau hadiah kepada pembeli yang
waktu transaksi yang sebenarnya. memesan produk dari perusahaan.
2) Fictitious revenues, menciptakan
pendapatan yang sebenarnya tidak Menurut Arens (2008:432), kondisi
pernah terjadi (fiktif). penyebab kecurangan disebut segitiga
3) Cancealed liabilities and expenses, kecurangan (Fraud Triagle), yaitu:
menyembunyikan kewajiban- a. Insentif/tekanan (pressure), seperti
kewajiban perusahaan, sehingga masalah keuangan, sifat buruk (penjudi,
laporan keuangan terlihat bagus. pecandu narkoba, konsumtif),
4) Improper disclosures, perusahaan lingkungan pekerjaan (kondisi kerja
tidak melakukan pengungkapan atas yang buruk, diperlakukan tidak adil
laporan keuangan secara cukup dalam pekerjaan) dan lingkungan
dengan maksud untuk keluarga.
menyembunyikan kecurangan- b. Kesempatan (opportunity), seperti sistem
kecurangan yang terjadi. pengendalian internal yang lemah, tidak
5) Improper asset valuation, penilaian mampu menilai kualitas kerja karena
yang tidak wajar atau tidak sesuai tidak punya alat atau kriteria
dengan prinsip akuntansi berlaku pengukurannya, atau gagal
umum atas aset perusahaan dengan mendisiplinkan atau memberikan sanksi
tujuan meningkatkan pendapatan dan pada pelaku fraud.
menurunkan biaya. c. Sikap/rasionalisasi (rationalize). Seperti
e. Korupsi (Corruption). mencontoh atasan atau teman sekerja,
Jenis fraud ini paling sulit dideteksi merasa sudah berbuat banyak kepada
karena menyangkut kerja sama dengan perusahaan, menganggap bahwa yang
pihak lain dalam menikmati keuntungan diambil tidak seberapa dan hanya
seperti suap dan korupsi. Korupsi terbagi sekadar meminjam, pada waktunya akan
atas: dikembalikan.

5
Menurut Simanjuntak (2008:122), undangan yang bersifat monopolistik
terdapat empat faktor pendorong seseorang yang hanya menguntungkan kerabat dan
melakukan kecurangan, yang disebut atau kroni penguasa negara, kualitas
dengan teori GONE, yaitu: peraturan perundang-undangan kurang
a. Greed (keserakahan) memadai, judicial review yang kurang
b. Opportunity (kesempatan) efektif, penjatuhan sanksi yang terlalu
c. Need (kebutuhan) ringan, penerapan sanksi tidak konsisten
d. Exposure (pengungkapan) dan pandang bulu, serta lemahnya
Faktor Greed dan Need merupakan bidang evaluasi dan revisi peraturan
faktor yang berhubungan dengan individu perundang-undangan.
pelaku kecurangan (disebut faktor
individual). Sedangkan faktor Opportunity Menurut Tunggal (2010:229), pelaku
dan Exposure merupakan faktor yang kecurangan diklasifikasikan dalam dua,
berhubungan dengan organisasi sebagai yaitu manajemen dan karyawan/pegawai.
korban perbuatan kecurangan (disebut Pihak manajemen melakukan kecurangan
faktor generik/umum). biasanya untuk kepentingan perusahaan,
yaitu salah saji yang timbul karena
Dalam buku ”Strategi Pemberantasan kecurangan pelaporan keuangan
Korupsi Nasional (SPKN)” yang (misstatements arising from fraudulent
diterbitkan Badan Pengawasan Keuangan financial reporting). Sedangkan
dan Pembangunan (BPKP) pada tahun karyawan/pegawai melakukan kecurangan
1999, telah diidentifikasi faktor-faktor untuk keuntungan individu, misalnya salah
penyebab kecurangan korupsi di Indonesia saji yang berupa penyalahgunaan aktiva
terdiri atas empat aspek, yaitu: (misstatements arising from
a. Aspek perilaku individu, seperti adanya misappropriation of assets).
sifat tamak, moral yang kurang kuat
menghadapi godaan, penghasilan yang Menurut Tunggal (2010:231) serta
tidak mencukupi, kebutuhan hidup yang Amrizal (2004) dalam artikelnya “Fraud
mendesak, gaya hidup konsumtif, (Kecurangan): Apa dan Mengapa?”.
malas/tidak mau bekerja keras, serta Kecurangan dapat dicegah dengan cara-cara
tidak mengamalkan ajaran agama secara sebagai berikut:
benar. a. Membangun sistem pengendalian intern
b. Aspek organisasi, yaitu kurang adanya yang baik
keteladanan dari pimpinan, kultur b. Mengefektifkan aktivitas pengendalian
organisasi yang tidak benar, sistem 1) Review kinerja
akuntabilitas yang tidak memadai, 2) Pengolahan informasi
kelemahan sistem pengendalian 3) Pengendalian fisik
manajemen, kecenderungan manajemen 4) Pemisahan tugas
menutupi perbuatan korupsi yang terjadi c. Meningkatkan kultur organisasi dengan
dalam perusahaannya, dan perusahaan mengimplementasikan prinsip-prinsip
memiliki sejarah/tradisi kecurangan. Good Corporate Governance (GCG)
c. Aspek masyarakat, berkaitan dengan 1) Mengefektifkan fungsi audit intern
lingkungan di mana individu/organisasi 2) Menciptakan struktur penggajian
berada, seperti nilai-nilai yang berlaku yang wajar dan pantas
yang kondusif untuk terjadinya korupsi, 3) Mengadakan rotasi dan kewajiban
kurangnya kesadaran bahwa yang paling bagi para pegawai untuk mengambil
dirugikan dari praktik korupsi adalah hak cuti.
masyarakat. 4) Memberikan sanksi yang tegas
d. Aspek peraturan perundang-undangan, kepada yang melakukan kecurangan
yaitu terbitnya peraturan perundang-
6
dan memberikan penghargaan kepada c. Pemberian kredit dengan dokumen dan
yang berprestasi. jaminan fiktif.
5) Membuat program bantuan kepada d. Pencairan deposito dan melarikan
pegawai yang mendapat kesulitan pembobolan tabungan nasabah suatu
baik hal keuangan atau non keuangan. bank.
6) Menetapkan kebijakan perusahaan e. Mengirim berita teleks palsu berisi
terhadap pemberian-pemberian dari perintah memindahkan slip surat
agar jelas mana yang hadiah, mana keputusan kredit dengan membuka
yang resmi dan mana yang berupa rekening peminjaman modal kerja.
sogokan. f. Penarikan dana nasabah atau pencairan
7) Menyediakan sumber-sumber tertentu deposito tanpa sepengetahuan pemilik
dalam rangka mendeteksi kecurangan rekening.
karena kecurangan sulit diemukan g. Penggelapan dana dan pembobolan dana
dalam pemeriksaan yang biasa-biasa nasabah.
saja. h. Konspirasi kecurangan
8) Menyediakan saluran-saluran untuk investasi/deposito demi kepentingan
melaporkan kecurangan, hendaknya pribadi.
diketahui oleh staf agar diproses pada
jalur yang benar. Operasional perbankan tidak luput
dari aroma korupsi termasuk gratifikasi dan
Kecurangan yang sering terjadi pada fraud. Beberapa modus operandi yang
lembaga perbankan, yaitu: berkaitan dengan operasional perbankan
a. Pembobolan bank yang disampaikan Yunus Husain, yaitu:
Pembobolan dapat dilakukan oleh pihak a. Pengalihan rekening giro milik instansi
dari dalam ataupun dari luar bank. ke rekening pribadi
Sesuai dengan fungsinya, pembobolan b. Penyuapan yang dilakukan pihak lain
dapat terjadi dalam: masuk ke rekening pejabat dan/ atau
1) Pembobolan terhadap dana simpanan keluarga pejabat, dana yang sudah
dimana dana nasabah digerogoti oleh masuk digunakan pejabat untuk
oknum bankir tanpa sepengetahuan pembelian surat berharga, bancasurance,
nasabah. didepositoka, dsb.
2) Pembobolan kredit dimana oknum c. Pelaku illegal logging, illegal fishing,
bankir secara sengaja merekayasa transaksi narkoba, untu transaksi
kerugian bank melalui transaksi kredit keuangan dengan membuka rekening di
fiktif/kualitas kreditnya rendah. abnk dengan menyamarkan identitas
3) Pembobolan atas transaksi keuangan pemilik rekening atau memalsukan
yang difasilitasi bank seperti kartu identitas.
kredit, transfer fiktif, transaksi valas d. Pembelian polis asuransi (dapat melalui
yang merugikan. bancasurance) dengan premi tunggal
b. Pencucian uang (dibayar sekaligus) dalam jumlah besar.
Pencucian uang money laundering e. Penyelewengan penggunaan anggaran
merupakan “proses menyamarkan atas untuk pembelian sejumlah barang,
hasil/keuntungan yang diperoleh dari pengadaan teknologi informasi,
tindak kejahatan sehingga kelihatan manipulasi data keuangan dalam laporan
seolah-olah diperoleh dengan cara yang keuangan.
legal (sesuai dengan aturan yang f. Pemberian sejumlah uang tertentu untuk
berlaku). Tiga mata rantai utama dalam pejabat/karyawan bank dengan maksud
skema pencucian uang adalah: mempermudah proses/prosedur, misal:
penempatan (placement), pengaburan proses kredit, proses pembelian L/C atau
(layering), dan integrasi (integration).
7
garansi bank, penunjukan konsultan atau
akuntan. b. Keadilan Prosedural
Berkaitan dengan prosedur-prosedur
2. Keadilan Organisasional yang digunakan organisasi untuk
(Organizational Justice) mendistribusikan hasil dan sumber
Keadilan organisasi daya organisasi kepada anggotanya.
(organizational justice) adalah istilah Aturan pokok keadilan prosedural,
untuk mendeskripsikan kesamarataan yaitu:
atau keadilan di tempat kerja yang 1) Konsistensi
berfokus bagaimana para pekerja Prosedur yang adil harus konsisten
menyimpulkan apakah mereka baik dari orang satu kepada orang
diperlakukan secara adil dalam lain maupun dari waktu ke waktu.
pekerjaannya dan bagaimana kesimpulan 2) Minimalisasi bias
tersebut kemudian mempengaruhi Untuk meminimalisasi bias, maka
variabel-variabel lain yang berhubungan baik kepentingan individu ataupun
dengan pekerjaan (Khatri, et al. 1999), pemihakan harus dihindari.
dalam Mariani (2011). 3) Informasi yang akurat dan
Keadilan dapat dinilai melalui tiga berdasarkan fakta.
tingkatan kejadian, yaitu: 1) hasil atau 4) Dapat diperbaiki
output yang mereka dapat dari organisasi Prosedur yang adil juga
(keadilan distributif); 2) proses atau mengandung aturan yang bertujuan
kebijakan formal yang dengannya output memperbaiki kesalahan yang ada
dialokasikan (keadilan prosedural); dan ataupun kesalahan yang akan
3) perlakuan antar perseorangan yang muncul.
mereka terima dari pembuat keputusan 5) Representatif
organisasi (keadilan interaksional). Harus ada penyertaan beberapa
pihak sehingga akses untuk
Menurut Toenblom (1992) dalam melakukan control juga terbuka.
Endah (2004), keadilan organisasi dibagi 6) Etis
menjadi tiga komponen, yaitu: Prosedur yang adil harus
a. Keadilan Distributif berdasarkan pada standar etika dan
Merupakan persepsi karyawan moral.
tentang keadilan pendistribusian c. Keadilan Interaksional
sumber daya organisasi dengan Merupakan perlakuan interaksional
memperhatikan beberapa aturan yang diambil oleh pembuat keputusan
distributif, yang merupakan hasil dari (decision maker) antar personal dalam
keputusan alokasi, misalnya standar organisasi. Keadilan interaksional
gaji. Keadilan distributif dibagi dibagi dalam tiga aspek yaitu:
menjadi beberapa tingkatan, yaitu: 1) Penghargaan
1) Keadilan distributif terletak pada Makin baik kualitas perlakuan
nilai. penguasa terhadap anggotanya
Keadilan hanya berlaku sesuai maka interaksi dinilai makin adil.
dengan nilai yang dianut. Prinsip 2) Netralitas
pemerataan dikatakan adil karena Netralitas dapat tercapai bila dasar-
nilai tersebut dianut. dasar dalam pengambilan
2) Keadilan disributif terletak pada keputusan, misalnya menggunakan
perumusan nilai-nilai menjadi fakta dan bukan opini, yang
peraturan objektif dan validitasnya tinggi.
3) Keadilan distributif terletak pada 3) Kepercayaan
implementasi peraturan.
8
Kepercayaan sebagai suatu b. Pengendalian intern dilaksanakan
pertaruhan terhadap hasil masa oleh orang pada berbagai tingkatan
depan dengan menyerahkan organisasi, termasuk dewan direksi,
kepada orang lain. manajemen dan personel lain.
c. Pengendalian intern diharapkan untuk
menyediakan hanya keyakinan yang
3. Sistem Pengendalian Intern memadai, bukan keyakinan yang
Sistem Pengendalian Internal mutlak, kepada manajemen dan
menurut COSO dalam Sawyer (2006: dewan direksi suatu entitas karena
144) adalah sebuah proses yang suatu keterbatasan yang melekat
dipengaruhi oleh dewan direksi dalam semua sistem pengendalian
perusahaan, manajemen, dan karyawan intern dan perlunya untuk
lain, untuk memberikan keyakinan yang mempertimbangkan biaya dan
wajar mengenai pancapaian tujuan manfaat relatif dari pengadaan
dalam kategori berikut: pengendalian.
a. Efektivitas dan efisiensi operasi Pengendalian intern diarahkan pada
b. Keandalan pelaporan keuangan pencapaian tujuan dalam kategori
c. Ketaatan dengan hukum dan aturan yang saling tumpang tindih dari
yang berlaku pelaporan keuangan, kepatuhan dan
operasi.
Penerapan sistem pengendalian
intern berfungsi untuk: Ciri-ciri pengendalian intern yang
a. Preventive, yaitu pengendalian untuk kuat menurut Tunggal (2010: 209),
pencegahan kesalahan-kesalahan baik yaitu:
berupa kekeliruan atau a. Karyawan yang kompeten dan jujur,
ketidakberesan. menguasai standar akuntansi,
b. Detektive, untuk mendeteksi peraturan perpajakan, dan peraturan
kesalahan, kekeliruan dan pasar modal.
penyimpangan yang terjadi. b. Tansaksi diotorisasi oleh pejabat yang
c. Corrective, untuk memperbaiki berwenang.
kesalahan, kelemahan dan c. Transaksi dicatat dengan benar
penyimpangan yang terdeteksi. (jumlah, estimasi dan perlakuan
d. Directive, untuk mengarahkan agar akuntansi).
pelaksanaan aktivias dilakukan d. Pemisahan tugas yang mengambil
dengan tepat dan benar. inisiatif timbulnya suatu transaksi,
e. Compensative, untuk menetralkan yang mencatat dan yang menyimpan.
kelemahan pada aspek kontrol yang e. Akses terhadap aset dan catatan
lain. perusahaan sesuai dengan tugas dan
fungsi karyawan.
Laporan COSO dalam Boynton, f. Perbandingan secara periodik antara
Johson, and Kell (2002:373) saldo menurut buku dengan jumlah
menekankan konsep fundamental secara fisik.
dinyatakan dalam defenisi berikut:
a. Pengendalian intern merupakan suatu Keterbatasan pengendalian intern
proses. Pengendalian internal terdiri dalam suatu entitas menurut Boynton,
dari serangkaian tindakan yang Johson and Kell (2002:376), yaitu:
meresap dan terintegrasi dengan tidak a. Kesalahan dalam pertimbangan.
ditambahkan ke dalam infrasruktur b. Kemacetan. Terjadi ketika personel
suatu entitas. salah memahami instruksi dan
membuat kekeliruan akibat
9
kecerobohan, kebingungan dan sama, demi tercapainya tujuan
kelelahan. pengawasan.
c. Kolusi. Individu yang bekerja sama 2) Pemisahan tugas adalah
melakukan sekaligus menutupi pengawasan yang dilakukan untuk
kecurangan sehingga tidak dapat menjamin proses yang benar tidak
dideteksi oleh pengendalian internal. akan dikorbankan karena adanya
d. Penolakan manajemen. kepentingan pribadi.
e. Biaya versus manfaat. Biaya 3) Pengawasan ganda adalah
pengendalian intern suatu entitas pengawasan yang dilakukan
seharusnya tidak melebihi manfaat dengan dua jenis pengawasan,
yang diharapkan untuk diperoleh. yaitu pembuatan dua dokumen
berbeda dari sumber yang sama
Pengendalian intern yang selanjutnya dicocokkan satu sama
diterapkan pada bank (Bastian dan lain; dan penjagaan ganda yang
Suhardjono, 2006:92) adalah: dilakukan dengan menunjuk dua
a. Pengendalian intern melalui sistem orang untuk melakukan
operasional perbankan maupun sistem pengawasan.
aplikasi komputer, antara lain dengan c. Pengendalian intern melalui struktur
cara: organisasi
1) Komputer yang digunakan untuk Untuk mengeliminir terjadinya fraud
transaksi jasa perbankan harus dalam sistem akuntansi, bank
didaftarkan kedalam komputer menerapkan pembatasan terhadap
sentral. pengguna (user) akuntansi keuangan
2) Pencatatan ke dalam komputer bank.
sentral tidak hanya mencakup
komputer yang digunakan, tetapi Kerangka Konseptual
juga petugas-petugas yang
diperkenankan menggunakan Kerangka konseptual dimaksudkan
komputer transaksi jasa perbankan. sebagai konsep untuk menjelaskan dan
3) Petugas diberi kewenangan mengungkapkan katerkaitan antara variabel
menggunakan komputer untuk jasa yang akan diteliti, berdasarkan batasan dan
transaksi perbankan, masing- rumusan masalah, berdasarkan latar
masing diberi menu aplikasi jasa belakang dan kajian teori yang telah
perbankan yang berbeda menurut dikemukakan diatas dapat dijelaskan bahwa
jenis pekerjaannya. untuk mengurangi tindakan kecurangan
4) Petugas teller yang diberi yang terjadi pada suatu perusahaan,
kewenangan melakukan transaksi penerapan sistem pengendalian internal
pembukuan keuangan tersebut harus efektif. Selain itu menciptakan
diberi kewenangan terbatas sesuai kondisi kerja yang kondusif melalui
dengan pengalaman, kemampuan penerapan keadilan secara merata kepada
dan integritasnya kepada seluruh karyawan juga dapat menurunkan
perusahaan. motivasi untuk berbuat kecurangan. Karena
b. Pengendalian intern melalui prosedur ketidakadilan yang dirasakan karyawan
1) Konsep maker, checker dan signer akan menjadi sebuah tekanan dan
(MCS) mendorong seseorang untuk melakukan
Checker dan maker dilakukan oleh kecurangan.
petugas yang sama karena jumlah Untuk lebih menyederhanakan
nilai transasksi relatif kecil, kerangka pemikiran tersebut maka
sedangkan maker dan signer tidak dibuatlah kerangka konseptual seperti pada
boleh dirangkap oleh petugas yang gambar dibawah ini:
10
sampling. Dan responden dihitung dengan
Gambar 1 : Kerangka Konseptual menggunakan rumus Slovin sehingga
berjumlah 256 orang, sebagai berikut:
Keadilan
N 714
n= = =
Organisasi
256,37
Kecurangan 1 + N (α)2 1 + 714 (0,05)2
(Fraud) Dimana:
Sistem n = Jumlah sampel
Pengendalian N = Ukuran Populasi
Intern e = Batas kesalahan (5%)

Uji Asumsi Klasik


Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah Uji Normalitas
penelitian dan teori yang mendasari, dapat Pengujian ini bertujuan untuk
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai memeriksa apakah data residual
berikut: terdistribusi normal atau tidak. Pengujian
H1 : Keadilan organisasi berpengaruh ini menggunakan metode Kalmogrof-
signifikan negatif terhadap smirnov dengan kriteria pengujian α 0,05
kecurangan. sebagai berikut :
H2 : Sistem pengendalian intern Jika sig ≥ α berarti data sampel yang
berpengaruh diambil terdistribusi normal
signifikan negatif terhadap Jika sig ≤ α berarti data sampel yang
kecurangan. diambil tidak terdistribusi normal
Uji Multikolinearitas
METODE PENELITIAN Asumsi ini menyatakan bahwa antara
variabel independen tidak terdapat gejala
Jenis penelitian digolongkan kepada korelasi. Pengujian Multikolinearitas akan
penelitian kausatif dan data yang digunakan menggunakan Variance Inflation factor
adalah data primer yang diperoleh secara (VIF) dengan kriteria yaitu:
langsung dari karyawan/i yang bekerja pada 1) Jika angka tolerance diatas 0,10 dan
kantor cabang utama bank pemerintah di VIF > 10 dikatakan terdapat gejala
Kota Padang dengan menggunakan daftar multikolinearitas
pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Teknik 2) Jika angka tolerance diatas angka 0,10
analisis yang digunakan adalah analisis dan VIF < 10 dikatakan tidak terdapat
regresi berganda. Populasi dalam penelitian gejala multikolineraitas.
ini adalah karyawan/i kantor cabang bank
pemerintah di Kota Padang yang berjumlah Uji Heterokedastisitas
714 orang. Uji heterokedastisitas bertujuan untuk
Penelitian ini menggunakan bank menguji apakah dalam suatu model regresi
sebagai objek penelitian karena walaupun terjadi ketidaksamaan variance dari residual
bank mempunyai pengendalian intern yang dari suatu pengamatan ke pengamatan lain.
cukup ketat, faktanya masih ada beberapa Dalam pengamatan ini heterokedastisitas
bank yang dilikuidasi ataupun dilaporkan yang digunakan adalah Glejser-Test.
ke pengadilan akibat terjadinya kecurangan
pada perusahaan tersebut. Teknik Analisis Data
Sampel ditentukan dengan Uji Koefisien Determinasi bertujuan
menggukan teknik simple ramdom untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

11
model dalam menerangkan variasi variabel regresi (β) positif maka hipotesis
independen. Dalam penelitian ini alat uji diterima.
yang digunakan adalah Analisis Regresi 2) Jika t hitung < t tabel atau tingkat
Berganda (multiple regression). Pengujian signifikansi > α = 0,05 dan koefisien
ini berguna untuk mengetahui pengaruh regresi (β) negatif maka hipotesis
variabel independen terhadap variabel ditolak.
dependen. Persamaan analisis berganda
adalah:
HASIL PENELITIAN DAN
Y= α + β1X1+ β2X2 + ε PEMBAHASAN
Dimana:
Y : Kecurangan Populasi dalam penelitian ini adalah
α : Konstanta seluruh kantor cabang bank pemerintah di
β1, β2: Koefisien regresi Kota Padang, sedangkan sampel dalam
X1 : Keadilan organisasi penelitian ini adalah kantor cabang utama
X2 : Sistem Pengendalian Intern bank pemerintah di Kota Padang, yaitu
ε : Kesalahan Pengganggu (error sebanyak 256 orang. Unit analisis dari
term) populasi tersebut adalah karyawan/i yang
bekerja pada kantor cabang utama bank
Uji F dilakukan bertujuan untuk pemerintah di Kota Padang.
menguji apakah hasil analisis regresi Berdasarkan data yang diisi oleh
berganda modelnya sudah fix atau belum. responden yang terdapat pada kuesioner
Apabila nilai sig yang diperoleh lebih kecil penelitian, dapat diketahui karakteristik
dari derajat signifikansi maka model yang responden yang meliputi: latar belakang
digunakan sudah fix. Persamaan F-Test pendidikan, jenis kelamin dan lama bekerja.
dapat dirumuskan sebagai berikut:
F = Statistik Deskriptif
Dimana : Sebelum dilakukan pengujian data
R² = Koefisien Determinasi secara statistik dengan lebih lanjut, terlebih
n = Jumlah Sampel dahulu dilakukan pendeskripsian terhadap
k = Jumlah Variabel bebas variabel penelitian. Hal ini dimaksudkan
agar dapat memberikan gambaran tentang
masing-masing variabel yang akan diteliti.
Uji t dilakukan untuk melihat Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
pengaruh dari masing-masing variabel independen adalah keadilan organisasi dan
secara individu (parsial) terhadap variabel sistem pengendalian inter. Sedangkan
terikat. Untuk melihat nilai signifikansi variabel dependen adalah kecurangan.
masing-masing parameter yang diestimasi, (Tabel 1)
maka digunakan t-Test dengan rumus:
t-Test = Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk melihat validitas dari masing-
Dimana: masing item kuesioner, digunakan
βi = Koefisien Regresi Corrected Item-Total Correleration.
Sβi = Standar error atas koefisien Berdasarkan hasil pengolahan data
regresi varibel didapatkan bahwa nilai Corrected Item-
Total Colleration untuk masing-masing
Dengan kriteria pengujian:
item variabel X1 dan X2, semuanya di atas
1) Jika t hitung > t tabel, atau tingkat
rtabel, maka dapat dikatakan bahwa semua
signifikansi < α = 0,05 atau tingkat
item kuesioner dapat dinyatakan valid.
signifikansi > α = 0,05 dan koefisien
(Tabel 2).
12
Untuk uji reliabilitas instrumen, independen yaitu keadilan organisasi dan
semakin dekat koefisien keandalan, maka sistem pengendalian intern adalah nol,
akan semakin baik. Keandalan konsistensi maka nilai kecurangan adalah sebesar
antar item atau koefisien dapat dilihat pada konstanta 61,784.
tabel Cronbach’s Alpha. Maka dengan b. Koefisien Regresi (β) X1
demikian semua instrumen penelitian dapat Koefisisen variabel keadilan
dikatakan reliabel. (Tabel 3). organisasi sebesar 0,312, yang berarti
Dari hasil olahan data, hasil uji bahwa setiap peningkatan keadilan
normalitas menunjukkan level signifikan organisasi satu satuan akan
masing-masing variabel lebih besar dari α mengakibatkan penurunan kecurangan
(0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan sebesar 0,312 satuan.
data dari ke empat variabel penelitian c. Koefisien regresi (β) X2
terdistribusi normal sehingga layak dipakai Koefisisen variabel sistem
untuk analisis regresi berganda. (Tabel 4). pengendalian intern adalah sebesar
Model regresi yang dinyatakan bebas 0,316, yang berarti bahwa setiap
dari multikolinearitas apabila nilai VIF < peningkatan sistem pengendalian intern
10 dan Tolerance > 0,10. Berdasarkan satu satuan akan mengakibatkan
pengolahan data, dapat dilihat hasil penurunan kecurangan sebesar 0,316
perhitungan nilai VIF dan Tolerance. satuan.
Masing-masing variabel bebas tersebut Uji F dilakukan untuk menguji
memiliki nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance apakah secara serentak variabel independen
> 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa mampu menjelaskan variabel dependen
tidak terdapat gejala multikolinearitas antar secara baik atau untuk menguji apakah
variabel bebas dan model ini layak model yang digunakan telah fix atau tidak.
digunakan dalam analisis regresi berganda. Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa
(Tabel 5). Fhitung 12,442 pada tingkat signifikan 0.000
Untuk mendeteksi adanya gejala < 0,05. Hal ini berarti bahwa persamaan
heterokedastisitas digunakan uji Glejser. regresi yang diperoleh dapat diandalkan
Apabila nilai sig > 0,05 maka data tersebut atau model yang digunakan sudah fix.
bebas dari heterokedastisitas. Variabel (Tabel 7).
keadilan organisasi dan sistem Untuk pengujian koefisien
pengendalian intern memiliki nilai sig > determinasi, nilai Adjusted R Square
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa besarnya kontribusi
penelitian ini bebas dari gejala variabel independen terhadap variabel
heterokedastisitas dan layak digunakan dependen adalah sebesar 22% sedangkan
dalam analisis regresi berganda. (Tabel 6). sisanya 78% ditentukan oleh variabel lain
yang tidak diteliti. (Tabel 8).
Untuk mengungkapkan pengaruh
Hasil Penelitian
variabel yang dihipotesiskan dalam
Dari pengolahan data satistik,
penelitian ini dilakukan melalui analisis
diperoleh persamaan regresi berganda
regresi berganda. Model ini digunakan
sebagai berikut:
terdiri dari dua variabel dependen yaitu
keadilan organisasi (X1), dan sistem
Y = 61,784 - 0,312X1 - 0,316X2
pengedalian intern (X2) serta satu variabel
independen yaitu kecurangan (Y). Hasil
Angka yang dihasilkan dari pengujian
pengolahan data yang menjadi dasar dalam
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
pembentukan model penelitian ini
a. Konstanta (α)
ditunjukkan dalam (Tabel 9).
Nilai konstanta diperoleh sebesar
Uji t dilakukan untuk mengetahui
61,784 yang berarti bahwa variabel
seberapa besar pengaruh variabel indepen
13
terhadap variabel dependen secara parsial. karyawan terpenuhi dengan baik maka
Patokan yang digunakan adalah dengan produktivitas dan hasil kerja karyawan akan
membandingkan nilai signifikan yang meningkat dan menghilangkan motivasi
dihasilkan dengan alpha 0,05 atau dengan untuk melakukan tindakan yang merugikan
membandingkan thitung dengan ttabel. Dapat perusahaan sehingga mendorong
dilihat pada Tabel berikut ini: tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Tabel 9 Jika keadilan dalam organisasi
Koefisien Regresi dan Uji Hipotesis diterapkan dengan baik akan mengurangi
motivasi untuk melakukan tindakan
Coefficientsa
kecurangan. Hal ini disebabkan oleh
Unstandardized Standardized indikator keadilan organisasi
Coefficients Coefficients (organizational justice) yang meliputi:
distributive justice, procedural justice, dan
Model B Std. Error Beta t Sig. interactional justice dapat memberikan
1 (Constant) 61.784 5.291 11.677 .000 jaminan untuk mengurangi kecurangan.
Dimana distributive justice berkaitan
KO -.312 .098 -.348 -3.186 .002 dengan kewajaran alokasi sumber daya,
SPI -.316 .155 -.223 -2.036 .045 sedangkan procedural justice memusatkan
pada kewajaran proses pengambilan
a. Dependent keputusan. Interactional justice mengacu
Variable: KC persepsi kewajaran atas pemeliharaan
hubungan antar pribadi atau informal
Pembahasan interaction antara karyawan yang menerima
keputusan dengan pembuat keputusan.
Pengaruh Keadilan Organisasi Terhadap
Kecurangan
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Berdasarkan hasil analisis statistik Terhadap Kecurangan
ditemukan bahwa hipotesis pertama (H1)
yaitu keadilan organisasi mempunyai Berdasarkan hasil analisis statistik
pengaruh signifikan negatif terhadap ditemukan bahwa hipotesis kedua (H2)
kecurangan, yang ditunjukan dengan nilai yaitu sistem pengendalian intern
thitung untuk variabel keadilan organisasi mempunyai pengaruh signifikan negatif
(X1) adalah (3,186 > 1,664) signifikansi terhadap kecurangan, yang ditunjukan
(0,002 < α 0,05). Dengan demikian dengan nilai thitung untuk variabel sistem
hipotesis pertama pada penelitian ini pengendalian intern (X2) adalah (2,036 >
diterima, semakin tinggi keadilan dalam 1,664) signifikansi (0,045 < α 0,05).
organisasi maka semakin rendah tindakan Dengan demikian hipotesis kedua pada
kecurangan pada perusahaan. penelitian ini diterima, semakin baik
Hasil penelitian ini sesuai dengan penerapan sistem pengendalian intern maka
teori Lawler (1991) dalam Suhartini (2005) semakin rendah tindakan kecurangan pada
bahwa ketika seseorang mendapat perusahaan tersebut.
perlakuan yang adil maka akan Sistem pengendalian internal adalah
menghilangkan rasa kecemburuan antar kebijakan dan prosedur yang dirancang
karyawan dan mereka tidak akan untuk memberikan manajemen kepastian
melakukan perlawanan “protes” dan mereka yang layak bahwa perusahaan telah
tidak akan terdorong untuk melakukan mencapai tujuan dan sasarannya (Arens,
tindakan yang merugikan perusahaan 2008: 370). Hal ini berarti bahwa sistem
seperti berdusta ataupun melakukan bentuk- pengendalian intern memiliki pengaruh
bentuk kecurangan. Bila keadilan pada yang besar terhadap kelangsungan
14
perusahaan, dengan sistem pengendalian pengendalian internal berpengaruh
intern yang baik, maka perusahaan dapat signifikan negatif terhadap pencegahan
melaksanakan seluruh aktifitasnya sesuai kecurangan.
dengan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai, jika tujuan perusahaan telah
Kesimpulan dan Saran
tercapai berarti tindakan karyawan telah
sesuai dengan peraturan dan tidak ada
Kesimpulan
tindakan yang merugikan perusahaan.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
Faktanya beberapa tindakan kecurangan
penelitian ini adalah keadilan organisasi
terjadi disebabkan oleh lemahnya sistem
berpengaruh signifikan negatif terhadap
pengendalian internal.
kecurangan pada kantor cabang utama bank
Hasil penelitian ini konsisten dengan
pemerintah di Kota Padang. Dan sistem
teori yang dinyatakan Tuanakotta
pengendalian intern berpengaruh signifikan
(2007:100), dari bentuk kecurangan
negatif terhadap kecurangan pada kantor
pengambilan aset secara illegal (asset
cabang utama bank pemerintah di Kota
misappropriation) dalam bahasa sehari-hari
Padang.
disebut pencurian (larceny) yaitu bentuk
penjarahan yang dikenal sejak awal
Saran
peradaban manusia. Di mana peluang untuk
Dari pembahasan dan kesimpulan
terjadinya penjarahan jenis ini berkaitan
yang diperoleh maka penulis memberikan
dengan lemahnya sistem pengendalian
saran bahwa untuk mangurangi tindak
intern, khususnya yang berkenaan dengan
kecurangan pada perusahaan maka perlu
perlindungan keselamatan asset. Dan teori
diterapkan keadilan secara merata kepada
Gone dalam Simanjuntak (2008:122) dimana
semua karyawan tanpa terkecuali dan
seseorang selalu mempunyai kesempatan
pandang bulu. Selain itu perlu diterapkan
(opportunity) untuk melakukan kecurangan,
sistem pengendalian intern yang efektif.
tetapi dengan memperkecil kesempatan
Selain itu bagi peneliti selanjutnya agar
dapat menurunkan kecurangan, kesempatan
dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat
(opportunity) dapat ditekan melalui sistem
mempengaruhi kecurangan tersebut dan
pengendalian intern yang efektif.
memperbanyak sampel.
Hasil penelitian ini juga konsisten
dengan teori yang diungkapkan Sawyer
(2005:59) yaitu fungsi dari sistem
DAFTAR PUSTAKA
pengendalian internal untuk mencegah,
mendeteksi hal-hal yang tidak diinginkan Amrizal. 2004. Pencegahan dan
serta mengarahkan terhadap hal-hal yang pendeteksian kecurangan oleh
diinginkan. Pengungkapan informasi internal auditor. Jakarta. (Melalui
perusahaan secara transparan menjadi salah www.google.co.id) [02/02/12]
satu sarana untuk menerapkan sistem
pengendalian internal perusahaan. Angraini, Arie Aviora. 2008. “Faktor-faktor
Dengan sistem pengendalian internal yang Mempengeruhi Kecurangan
yang efektif perusahaan dapat terhindar dari Pelaporan Keuangan pada Perusahaan
kerugian yang besar. Tanpa sistem Manufaktur di sumatera Barat”.
pengendalian internal yang efektif, kendala Skripsi. Universitas Bung Hatta.
atau resiko yang dapat menyebabkan
kerugian besar dapat berlangsung lama Arens, Alvin A. 2008. Auditing dan Jasa
tanpa terdeteksi oleh pemilik perusahaan. Assurance Pendekatan Terintegrasi
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Wilopo (2006), Murniati (2009) yang
membuktikan bahwa pelaksanaan sistem
15
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Karni, Soedjono. 2000. Auditing: Audit
Penelitian. Edisi Revisi V. Jakarta: khusus dan Audit forensic Dalam
Rineka Cipta Praktik. Jakarta.FE UI.

Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Keraf, A. S. (1996). Pasar Bebas,


Akuntansi Perbankan. Jakarta: Keadilan, dan Peran Pemerintah.
Salemba Empat. Kanisius, Yogyakarta.

BMI Training & Consulting. Fraud Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset
Auditing: Preventions, Detections, & untuk bisnis dan ekonomi. Jakarta:
Investigation. (Melalui Erlangga.
www.google.co.id) [14/02/12]
Krismaji. 2002. Sistem Informasi
Boynton, William C., Raymond N. Akuntansi. AMP YKPN: Yogyakarta.
Johnson, Walter G. Kell.2002.
Modern Auditing. Jakarta. Erlangga. Mariani. 2011. “Anteseden dan Moderasi
Kualitas Pengendalian Internal
Christofel S., Rendy. 2010. “Modrasi terhadap Hubungan antara Keadilan
Pengendalian Internal pada Hubungan Organisasi dan Kinerja Karyawan:
Keadilan Organisasional terhadap Studi pada Pemerintah Kabupaten
Tingkat Kecurangan (Fraud)”. Jurnal. Semarang”. Skripsi. Universitas
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Diponegoro Semarang.
Murniati. 2009. “Pengaruh Pelaksanaan
Donovan, M. A., Drasgrow, F. & Munson, Pengendalian Intern dan Peran
L. J. 1998. The Perception of Fair Auditor Intern terhadap Pencegahan
Interpersonal Treatment Scale: Kecurangan (fraud): survey pada
Development and Validation of a Kantor Cabang Bank Pemerintah dan
Measure of Interpersonal Treatment Swasta di Kota Padang”. Skripsi.
in the Workplace. Journal of Applied Universitas Negeri Padang.
Psychology, 83 (5), 683-692.
Moningka, Arvindo. 2007. “Pengaruh
Fadjar, Mukti, 2002, Korupsi dan Pengandalian Intern dan Kesesuaian
Penegakan Hukum dalam pengantar, Kompensasi terhadap Kecenderungan
Malang: Intrans. Kecurangan Akuntansi pada
Perusahaan Ritel di Kota Manado,
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Tomoha dan Bitung. Skripsi.
Multivariat dengan Program SPSS. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Semarang. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Mustafa, Li Baihaqi. 2004. Artikel Warta
Pengewasan Vol Pengendalin
Hartati, Evi. 2005. Tindak Pidana Korupsi. Internal dan Pemberantasan korupsi
Semarang: Sinar Grafika. IX No. 1 (Melalui
www.google.co.id) [25/0212].
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar
Professional Akuntan Publik. Jakarta: Prasetyo, Andrian Budi. 2011. “Kualitas
Salemba Empat. Prosedur Pengendalian Internal:
Antesedents dan Pengaruh
Moderating pada Keadilan
Organisasional dan Kecurangan
16
Pegawai”. Skripsi. Universitas Tuanakotta, Theodorus. M. 2007. Akuntansi
Diponegoro Semarang. Forensik dan Audit Investigasi. Seri
Departemen Akuntansi: FE UI.
Riduan Simanjuntak, Ak, MBA, CISA,
CIA. “Kecurangan: Pengertian dan Tunggal. Amin Wijaya. 2010. Dasar-dasar
Pencegahan” (diunduh dari audit intern pedoman untuk auditor
www.asei.co.id/internal/docs/Asei baru. Jakarta:Harvarindo.
Kecurangan.docs); [05/02/12]
Widjaya, Amin. 1992. Pemeriksaan
Sekaran, Uma. 2005. Metodologi Penelitian Kecurangan (Fraud Auditing),
untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Rineka Cipta: Jakarta

Sawyer, P. Stephen. 2008, Mortimer A, Wilopo. 2006. “Analisis Faktor-faktor yang


Dittenhofer & James H. Scheiner. Berpengeruh terhadap
2005. Sawyer’r Internal Audit, Audit Kecenderungan Kecurangan
Internal Sawyer. Buku 1. Jakarta. Akuntansi :Studi pada Perusahaann
Salemba Empat. Publik dan Badan Usaha Milik
Negara di Indonesia”. Simposium
Sawyer, P. Stephen. 2008, Mortimer A, Nasional Akuntansi (SNA 9) Padang.
Dittenhofer & James H. Scheiner. Hal 346-366.
2006. Sawyer’s Internal Audit. Audit
Internal Sawyer. Buku 3. Jakarta:
Salemba Empat
.
Suciningtyas, Endah. 2004. “Pengaruh
Persepsi Keadilan Organisasional
terhadap Komitmen Organisasional
dan Keinginan Karyawan untuk
Keluar dari Organisasi: Studi Empiris
pada Indusri Mebel di Kota
Semarang”. Tesis. Universitas
Diponegoro Semarang.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis.


PT. Alfa-Beta. Bandung.

Suhartini. 2005. “Keadilan dalam


Pemberian Kompensasi”. Jurnal
Siasat Bisnis. No. 4 Vol. 2 Hal 103-
114. Jakarta.

Sumiati, Friskilia Rini. 2010. “Pengaruh


Ketaatan Akuntansi, Sistem
Pengendalian Internal, Kesesuaian
Kompensasi dan Moralitas terhadap
Kecurangan Akuntansi (Fraud) pada
BUMN di Kota Padang. Skripsi.
Universitas Negeri Padang.

17
LAMPIRAN Tabel 5 : Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Tabel 1: Statistik Deskriptif
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Descriptive Statistics
Std.
Minim Maxi Std. Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
N um mum Mean Deviation
1 (Const) -
-8.670 2.238 .000
KC 82 27 44 36.87 5.291 3.874
KO 82 34 55 44.16 5.908 KO .232 .041 .557 5.598 .000 .805 1.243
SPI 82 18 43 35.23 3.726 SPI .066 .066 .099 .998 .321 .805 1.243
Valid N a. Dependent
82
(listwise) Variable: AbsUt

Tabel 2: Uji Validitas Penelitian


Nilai Corrected Item-Total Correlation Tabel 6 : Uji Heterokedastisitas
terkecil Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Nilai Corrected Coefficients Coefficients
Instrumen Variabel Item-Total Model B Std. Error Beta t Sig.
Correlation Terkecil
1 (Constant) 4.316 1.781 2.424 .018
Kecurangan (Y) 0,243
Keadilan Organisasi (X1) 0,533 KO -.022 .037 -.067 -.584 .561
Sistem Pengendalian Intern SPI -.046 .045 -.119 -1.034 .304
0,203
(X2) a. Dependent Variable:
AbsUt

Tabel 3 : Uji Reabilitas Penelitian


Cronbach’sAlpha Tabel 7 : Uji F
Cronbach’s ANOVAb
Variabel Keterangan
Alpha
Sum of Mean
Kecurangan (Y) 0.907 Reliabel Model Squares df Square F Sig.
Keadilan Organisasi (X1) 0.901 Reliabel
1 Regression .000
Sistem Pengendalian 543.159 2 271.580 12.442 a
0.855 Reliabel
Intern (X2)
Residual 1724.365 79 21.827
Total 2267.524 81
Tabel 4 : Uji Normalitas a. Predictors: (Constant), SPI, KO
b. Dependent Variable: KC
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
Tabel 8 : Koefisien Determinasi
N 82
Adjusted R Square
Normal Parametersa Mean .0000000
Std.
4.61394200 Model Summaryb
Deviation
Most Extreme Absolute .082 Adjusted R Std. Error of Durbin-
Differences Positive .082 Model R R Square Square the Estimate Watson
Negative -.076
1 .489a .240 .220 4.672 2.711
Kolmogorov-Smirnov Z .746
Asymp. Sig. (2-tailed) .633 a. Predictors: (Constant), SPI, KO
a. Test distribution is Normal. b. Dependent Variable: KC
18
Tabel 9 : Koefisien Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 61.784 5.291 11.677 .000
KO -.312 .098 -.348 -3.186 .002
SPI -.316 .155 -.223 -2.036 .045
a. Dependent
Variable: KC

19
KUESIONER 6. Terdapat aturan yang
Identitas Responden memberikan kesempatan
untuk memperbaiki kesalahan
Nama Responden : yang muncul.
7. Aturan dan kebijakan yang
Umur : ..... tahun dibuat melibatkan semua
pihak dalam perusahaan.
8. Prosedur dan kebijakan yang
Jenis Kelamin : Laki-laki
dijalankan berdasarkan pada
Perempuan
standar etika dan moral.
Jabatan : 9. Perusahaan menerapkan
sistem reward (penghargaan)
Lama Bekerja : <5 thn 5-10 thn kepada pimpinan dan
>10 thn karyawan yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan dan
Latar Belakang Pendidikan : SMA D3 hasil.
S1 10 Keputusan yang diambil
. terhadap suatu permasalahan
S2 lainnya bersifat objektif dan tidak
memihak.
Petunjuk Pengisian Kuesioner 11 Manajemen memberikan
. kepercayaan kepada pimpinan
Bapak/Ibu diminta untuk memberikan pendapat atas dan karyawan dalam
pernyataan di bawah ini, kemudian berilah tanda √ satu mencapai hasil dari pekerjaan
dari lima alternatif jawaban yang terdapat dalam di masa depan.
pernyataan tersebut. Sistem Pengendaliann Intern
12 Komputer yang digunakan
. untuk melakukan transaksi
S : Selalu
SR : Sering jasa perbankan didaftarkan
KD : Kadang-kadang terlebih dahulu ke dalam
JR : Jarang sistem komputer sentral.
TP : Tidak Pernah 13 Petugas-petugas yang
. diperkenankan melakukan
N Alternatif Jawaban transaksi jasa perbankan
Pernyataan datanya harus telah dicatatkan
o S SR KD JR TP
ke dalam komputer sentral.
Keadilan Organisasi
14 Petugas yang diberi
1. Perusahaan memiliki nilai- . kewenangan menggunakan
nilai luhur yang menjadi
komputer untuk melakukan
dasar etika yang mencakup
transaksi jasa perbankan,
profesionalisme, komitmen,
masing-masing diberi menu
kerja sama, kejujuran,
aplikasi jasa perusahaan yang
keselarasan, dan
berbeda menurut jenis
kesejahteraan.
pekerjaannya.
2. Nilai kejujuran dan etika
15 Petugas teller yang diberi
dikomunikasikan secara . kewenangan melakukan
tertulis dalam bentuk
transaksi pembukuan
peraturan dan dijadikan
keuangan, diberi kewenangan
pegangan oleh seluruh
secara terbatas sesuai dengan
pegawai.
pengalaman, kemampuan dan
3. Nilai kejujuran dan etika
integritasnya kepada
diimplementasi menjadi
perusahaan.
budaya kerja untuk
16 Fungsi maker, checker dan
membangun etika perilaku . signer dalam transaksi yang
dan budaya organisasi yang
diluar kewenangannya boleh
anti kecurangan.
dirangkap.
4. Peraturan dan kebijakan
17 Petugas yang mengelola uang
manajemen konsisten dengan . kas tidak diperkenankan
tujuan perusahaan dan
membuat bukti-bukti
berlaku bagi setiap personel
pengeluaran kas, dan
dalam perusahaan.
sebaliknya pihak yang
5. Ketetapan dan kebijakan
berwenang membuat bukti
manajemen dibuat semata-
tidak diperkenankan
mata untuk kepentingan
mengelola uang kas.
perusahaan dan tidak
18 Perusahaan selalu membuat
memihak. . dua buah dokumen yang sama
20
pada setiap transaksi untuk
pengendalian yang baik
dalam perusahaan.
19 Perusahaan menunjuk
. seorang pengawas untuk
memverifikasi setiap tugas
yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan
yang bertanggung jawab
melakukan transaksi.
20 Perusahaan menerapkan
. pembatasan pengguna
akuntansi keuangan
perusahaan sesuai dengan
yang telah ditetapkan dalam
struktur organsiasi dan
deskripsi masing-masing
petugas.
Kecurangan (Fraud)
21 Perusahaan mencatat tanggal
. transaksi tidak sesuai dengan
waktu transaksi yang
sebenarnya.
22 Pimpinan bagian akuntansi
. pada perusahaan ini,
seharusnya berusaha untuk
tidak menerima berbagai
pendapatan fiktif yang ada di
perusahaan.
23 Agar laba perusahaan ini
. tampak lebih besar, maka
wajar bila pimpinan bagian
akuntansi di perusahaan ini
memperkecil biaya-biaya
yang tercatat dalam
pembukuan perusahaan.
24 Perusahaan melaporkan
. pengungkapan atas laporan
keuangan yang memadai dan
tidak ada yang ditutup-tutupi.
25 Perusahaan melakukan
. penilaian kembali atas aset
yang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
26 Kas harus dikelola oleh orang
. yang bertanggung jawab dan
jujur.
27 Pada perusahaan tidak terjadi
. pengeluaran-pengeluaran
yang ilegal atau tidak sesuai
dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
28 Karyawan menggunakan aset
. perusahaan untuk
kepentingan pribadi.
29 Manajer perusahaan membuat
. perencanaan yang
mengutamakan kepentingan
pribadinya.
30 Perusahaan tidak pernah
. menerima suap dalam bentuk
apapun.
31 Pimpinan perusahaan
. memberikan hadiah kepada
rekan bisnisnya setelah
membuat sebuah kesepakatan
bisnis tertentu.
32 Pada perusahaan tidak pernah
. ditemukan praktik pemerasan
yang dilakukan terhadap
karyawan atau manajemen.
21

Anda mungkin juga menyukai