Anda di halaman 1dari 32

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD)

Dosen Pengampu:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : LIA PITRIAN DEWI


NIM : C1MO2OO73
Prodi/Kelas : AGROEKOTEKNOLOGI (B)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021

i
KETENTUAN PENULISAN TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

1. Tema-tema di atas bukan untuk dipilih salah-satunya, tatapi untuk dikerjakan


semuanya ke dalam satu tugas bersar berbentuk kumpulan artikel dengan tema-tema
sebagaimana di atas yaitu dari nomor 1 s.d 5.
2. Cover: sama persis seperti contoh di atas.
3. Jumlah halaman untuk keseluruhan artikel minimal 25 lembar.
4. Nomor Halaman di pojok kanan bawah.
5. Sertakan Halaman Daftar Isi
6. Spasi 1,5 cm
7. Font: Times New Roman, Ukuran: 12
8. Jumlah Referensi minimal 7 (Baik Buku ataupun Website)
9. Ukuran Kertas: A4
10. Margin: Atas: 3 cm, Bawah: 3 cm, Kanan: 3 cm, Kiri: 3 cm (Perhatikan: memakai
ukuran cm bukan inci
11. Posting di Internet: Scribd, Acedemia, Slideshare, issuu, blog, dan lain-lain
(Ketentuan: saat di posting masukkan keywords: Nama Kalian, ISBD, Agribisnis,
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
12. Cantumkan Copy link/url hasil postingan di internet di Kolom Komentar Pribadi
Google Classroom beserta File Tugasnya.
13. Dikumpulkan paling lambat sehari sebelum jadwal ujian UAS Mata Kuliah ISBD,
sehingga pada hari ujian setiap mahasiswa tinggal mengisi presensi kesertaan dalam
Ujian Akhir Semester.

ii
DAFTAR ISI

i. COVER...............................................................................................................i
ii. KETENTUAN PENULISAN..........................................................................ii
iii. DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

I. PENGERTIAN KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA


DASAR...................................................................................................................1
A. Pengertian ilmu sosial budaya dasar............................................................1
B. Pengertian ilmu sosial buday dasar menurut para ahli.................................2
C. Konsep ilmu sosial dan budaya dasar...........................................................3
II. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA PENGERTIAN SERTA
FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA...............................................................6
A. Pengertian sosial dan budaya........................................................................6
B. Pengertian sosial dan budaya menurut para ahli..........................................6
C. Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dan budaya.................................7
III. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG
INTERAKSI SOSIAL.........................................................................................10
A. Teori-teori kebudayaan..............................................................................10
B. Teori interaksi sosial..................................................................................14
IV. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA...............................................................................17
A. Hirarkhi kebutuhan manusia......................................................................17
V. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELCHAFT, PAGUYUBAN, PATEMBAYAN). . .21
A. Solidaritas mekanis-organis........................................................................21
B. Solidaritas gemeinschaft-gesselchaft..........................................................22

DAFTAR PUSTAKA

iii
I.
PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL
BUDAYA DASAR

A. Pengertian Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar.

Ilmu sosial dan budaya dasar adalah cabang ilmu penetahuan yang
merupakan intgrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan
sosiologi. sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu “socious” yang berarti kawan dan
Bahasa yunani “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Dan ilmu budaya yang
merupakan salah satu cabang dari dari ilmu sosial.

Ilmu sosial adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin


ilmu untuk menanggapi maslah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu
yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan
budaya. Istilah ilmu sosial budaya dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia
sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah Bahasa inggris
“the humanities” yang pada dasarnya the humanities berarti manusia yang
berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities seorang akan menjadi
lebih manusiawi, lebih berbudaya dan halus.

Ilmu sosial mudaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan bisa


memberikan penetahuan dasar dan pengertian umumm yang berkaitan dengan
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji berbagai contoh permasalahan
sosial maupun kebudayaan.

1
B. Pengertian ilmu sosial budaya dasar menurut para ahli.
1. Kian Amboro,
Definisi Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) yaitu ilmu pengetahuan yang dinilai
bisa berkontrinusi secara nyata dalam meningkatkan pengetahuan dasar yang
mampu melakukan kajian pada masalah-masalah sosial kemanusiaan dan
budaya.
2. Edward Burnett Tylor
Pengertian Ilmu budaya dasar adalah aspek menyeluruh yang bersifat komplek
dalam kehidupan manusia yang menyangkut tentang pengetahuan, kajian 
kepercayaan, kesenian, nilai, norma, moral, hukum, adat istiadat, dan hal lain
yang berkaitan erat dengan kegiatan manusia dalam masyarakat.
3. Herskovits
Definisi Ilmu budaya dasar ialah kajian ilmu sosial secara terus menerus
dilanjutkan dalam generasi satu ke yang lainnya. Hal ini didasari pada IBD
kajian yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, mulai dari adat,
budaya, dan lainnya. Sehingga dalam penyebutannya ahli ini mengatakan bahwa
IBD ialah ilmu superorganic.
4. Andreas Eppink
Menurutnya, Ilmu budaya dasar adalah sekumpulan pernyataan-pernytaan
ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara intelektual dari kondisi
masyarakat dan lingkungan yang ada di dalam kehidupannya. 
5. Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi
Ahli sosiologi di Indonesia ini menjelaskan bahwa system ilmu kebudayaan
dasar ialah hasil karya, rasa dan cipta masyarakat yang dilakukan kajian dengan
sangat serius sehingga apa yang dilakukan manusia dalam  masyarakat
selanjutnya dapat di ramalkan.
6. Koentjaraningrat

2
Arti Ilmu Budaya Dasar ialah hasil keseluruhan sistem gagasan yang ada dalam
fikiran manusia sebagai klain bahwa manusia sendiri diwajibkan untuk dapat
belajar dengan semua golongan dan semua aktivitas yang dilakukannya.
C. Konsep Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar.
1. Manusia dan tanggung jawab
Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai makhluk
yang mau menjadi baik dan memperoleh kebahagiaan.
2. Manusia dan pengabdian.
Pengabdian diartikan sebagai perihal perilaku berbakti atau memperhamba diri
kepada tugas yang (dianggap) mulia.
3. Manusia dan panndangan hidup.
Pandangan hidup berkenan dengan eksistensi manusia di dunia dalam
hubungannya dengan tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita
berdiam.
4. Manusia dan keindahan.
Manusia tidak hanya menerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi
kehidupan.
5. Manusia dan kegelisahan.
Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tentram
(hati maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah laku.
D. Tujuan Ilmu sosial Budaya Dasar

Ilmu sosila dan budaya dasar memilik 2 tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus, diantaranya adalah sebagai berikut :

Tujuan Umum Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1. pengembangan kepribadian manusia sebagai manusia mahluk sosial dan
mahluk budaya
2. keampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial
budaya dan masalah lingkungan sosial budaya

3
3. kemampuan menyelesaikan secara halus, arif dan manusiawi masalah-
masalah tsb.
Tujuan Khusus Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, yaitu sebagai beriku : :
1. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial
budaya terutama untuk kepentingan profesi
2. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah
kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua
masalah tersebut
3. Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang ketat dalam
menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai dalam lingkungan sosial
budaya
4. Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi
5. Membina kemampuan berpikir dan bertindak objektif untuk menangkal
pengaruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya. (sumber :
buku unj)
6. selain itu :
Mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk menguasai pengetahuan
tentang keragaman dan kesetaraan manusia sebagai individu dan makhluk
sosial dalam kehidupan bermasyarakat
Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiswa dalam
memahami dan memecahkan masalah sosial-budaya dengan landasan nilai
estetika, etika, moral, dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat
Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan
kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat, selaku individu dan
mahluk sosial yang beradab dalam mmpraktikkan pengetahuan akademis
dan keahliannya.
7. Mengembangkan kesadaran mahasiswa dan menguasai pengetahuan tentang
keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk
sosial dalam kehidupan bermasyarkat.

4
8. Menumbuhkan sikap kritis peka dan arif pada mahasiswa dalam memahami
dan memecahkan masalah sosial budaya dengan landasan nilai estetika,
etika, moral,dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat.
9. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas
sertamemberikan keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup
bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial beradab dan keahliannya.

5
II.

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA PENGERTIAN SERTA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

A. Pengertian sosial dan budaya.

Perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala berubahnya struktur


sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya
merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.
Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu
ingin mengadakan perubahan (Baharuddin,2018).

Perubahan sosial budaya adalah perubahan norma-norma sosial, pola-pola


sosial, interaksi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat serta
susunan kekuasaan dan wewenang.

Perubahan sosila, dapat berlangsung dalam kurun waktu cepat atau perlahan-
lahan. Perubahan dalam masyarakat pada prinsipnya merupakan suatu proses yang
terus menerus artinya setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami
perubahan, akan tetapi perubahan Antara kelompok dengan kelompok lain tidak
selalu sama serta banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya.

B. Pengertian Sosial Budaya Menurut Para Ahli.


1. Selo Soemardjan
Menjelaskan, bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakat di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya termasuk nilai-nilai, sikap dan perilaku diantara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
2. Kingsley Davis
Memandang bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat.
3. John Lewis Gillin dan John Philip Gilin

6
Melihat perubahan sosial sebaga variasi dari cara-cara yang telah diterima,
baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan
baru dalam masyarakat.
C. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial Dan Budaya.

Faktor-faktor penyebab perubahan sosial terbagi menjadi beberapa yaitu


sebagai berikut :

1. Perubahan dari dalam masyarakat


a. Perubahan Penduduk : perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang
dikarenakan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan
penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tingal. Dimana tempat
tinggal yang semulanya terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau
terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurannya penduduk juga akan
menyebabkan perubahan sosial budaya. Contohnya pada perubahan
penduduk dalam program transmigrasi dan urbanisasi.
b. Pemebrontakan Atau Revolusi: pemberontakan akan menyebabkan
perubahan sosial budaya, contohnya pemberontakan G30S/PKI membawa
perubahan tertama dalam sistem politik Indonesia sehingga dilarangnya
ajaran komunis di Indonesia.
c. Peranan Nilai Yang Diubah: perubahan juga dapat disebabkan berubahnya
peran nilai di mayarakat. Misalnya sosialisai program keluarga berencana
mampu untuk menghambat pertambahan penduduk.
d. Peranan Tokoh Karismatk: tokoh karismatik adalah tokoh yang disegani,
dihormati dan diteladani oleh masyarakat.
e. Penemuan Baru: adanya penemuan baru dalam kehidupan masyarakat baik
itu berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi mempengaruhi dan
membawa perubahan dalam masyarakat.
2. Perubahan Dari Luar Masyarakat

7
a. Pengaruh lingkungan alam: misalnya tanah yang subur dapat berguna untuk
lahan pertanian sehingga masyarakat di daerah tersebut memiliki usaha
sebaga petani.
b. Kebudayaan masyarakat lain: kontak kebudayaan antar masyarakat
mempunyai dampak yang positif dan negative. Contohnya kontak
kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa barat. Pengaruh positif berupa
ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan pengaruh negative berupa pola
hidup kebarat-baratan (westernis) sekelompok anak muda.
c. Peperangan: peperangan akan menyebabkan pengaruh negative terhdap
sebuah aspek kehidupan masyarakat, misalnya perang irak yang membawa
derita dan trauma berkepanjangan bagi rakyat irak.
3. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
a. Timbunan kebudayaan dan penemuan baru. Yaitu budaya masyarakat
semakin beragam dan bertambah.
b. Perubahan jumlah penduduk.
c. Pertentangan atau konflik. Dalam masyarakat yang heterogen, sifat
individualistis masih masih lekat sehingga satu sama lainnya tidak memiliki
hubungan yang dekat.
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi.
e. Sistem terbuka lapisan masyarakat: masyarakar dengan sistem lapisan yang
cenderung lebih mudah mengalami perubahan dari pada dengan sistem
lapisan tertutup.
f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
g. Sistem pendidikan formal yang maju: kualitas pendidikan yang tinggi
mampu mengubah pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi
akan lebih rasional dalam berfikir dan bertindak.
h. Orentasi ke masa depan; keinginan untuk memperoleh masa depan yang
lebih baik akan mendorong perubahan sosial budaya masyarakt.
i. Akulturasi: akulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dari bangsa
yang berbrda dan saling mempengaruhi.

8
j. Asimilasi: asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara
bernagsur-angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru.
4. Faktor penghambat perubahan sosial.
a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.
b. Sikap masyarkat yang sangat tradisional.
c. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat.
e. Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
f. Hubungan yang bersifat ideologis.
g. Adat atau kebiasaan.
h. Perasangk terhadap hal-hal baru dan menilai bahwa hidup ini buruk, susah,
dan tidak mungkin diperbaiki.

9
III.

TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG

INTERAKSI SOSIAL

A. Teori-teori kebudayaan

Teori kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar


pembangunan masyarakat, di satu sisi pengetahuan teoritis tentang kebudayaan
dapat mengembangkan sikap bijaksana dalam menghadapi serta menilai
kebudayaan-kebudayaan yang lain dan pola perilaku yang bersumber pada
kebudayaan sendiri.

Secara garis besar hal yang dibahas dalam teori kebudayaan adalah memandang
kebudayaan sebagai, (a) Sistem adaptasi terhadap lingkungan. (b) Sistem tanda. (c)
Teks, baik memahami pola-pola perilaku budaya secara analogis dengan wacana
tekstual, maupun mengkaji hasil proses interpretasi teks sebagai produk
kebudayaan. (d) Fenomena yang mempunyai struktur dan fungsi. (e) Dipandang
dari sudut filsafat.

Berbicara tentang kebudayaan maka tidak bisa terlapsa dari peradaban. Berikut
ini beberapa dimensi dari peradaban, diantaranya, pertama, Adanya kehidupan kota
yang berada pada tingkat perkembangan lebih „tinggi“ dibandingkan dengan
keadaan perkembangan didaerah pedesaan. Kedua, Adanya pengendalian oleh
masyarakat dari dorongan-dorongan elementer manusia dibandingkan dengan
keadaan tidak terkendalinya atau pelampiasan dari dorongan-dorongan itu.

Selain menganggap corak kehidupan kota sebagai lebih maju dan lebih tinggi
dibandingkan dengan corak kehidupan di desa, dalam pengertian peradaban
terkandung pula suatu unsur keaktifan yang menghendaki agar „kemajuan“ itu
wajib disebarkan ke masyarakat dengan tingkat perkembangan yang lebih rendah,
yang berada di daerah-daerah pedesaan yang terbelakang.

10
Peradaban sebenarnya muncul setelah adanya masa kolonialisasi dimana ada
semangat untuk menyebarkan dan menanamkan peradaban bangsa kolonial dalam
masyarakat jajahannya, sehingga pada masa itu antara masyarakat yang „beradab“
dan „kurang beradab“ dapat digeneralisasikan sebagai corak kehidupan barat versus
coak kehidupan bukan barat.Unsur lain yang terkandung dalam makna „peradaban
adalah kemajuan sistem kenegaraan yang jelas dapat dikaitkan dengan
pengetian civitas. Implikasinya adalah bahwa penyebaran sistem politik barat dapat
merupakan sarana yang memungkinkan penyebaran unsur-unsur peradaban lainnya.
Corak kehidupan kota atau kehidupan yang beradab pada hakikatnya berarti tata
pergaulan sosial yang sopan dan halus, yang seakan-akan mengikis dan melicinkan
segi-segi kasar.

Dari penjelasan definisi peradaban diatas yang hampir merangkum semua unsur
adalah definisi yang diambil dari bahasa Belanda (beschaving) yang mengatakan
bahwa peradaban meliputi tatacara yang memungkinkan berlangsungnya pergaulan
sosial yang lancar dan sesuai dengan norma-norma kesopanan yang berlaku dalam
masyarakat barat.

Dalam mengkaji kebudayaan, unit analisa atau obyek dari kajiannya dapat
dikategorikan kedalam lima jenis data, yaitu, (a) artifak yang digarap dan diolah
dari bahan-bahan dalam linglkungan fisik dan hayati, (b) perilaku kinetis yang
digerakkan oleh otot manusia, (c) perilaku verbal yang mewujudkan diri ke dalam
dua bentuk yaitu (d) tuturan yang terdiri atas bunyi bahasa yang dihasilkan oleh pita
suara dan otot-otot dalam rongga mulut dan (e) teks yang terdiri atas tanda-tanda
visual sebagai representasi bunyi bahasa atau perilaku pada umumnya. Baik artifak,
teks, maupun periaku manusia memperlihatkan tata susunan atau pola keteraturan
tertentu yang dijadikan dasar untuk memperlakukan hal-hal itu sebagai data yang
bermakna, karena merupakan hasil kegiatan manusia sebagai mahluk yang terikat
pada kelompok atau kolektiva, dan karena keterikatan itu mewujudkan
kebermaknaan itu.

11
Teori kebudayaan adalah usaha untuk mengonseptualkan kebermaknaan itu,
untuk memahami pertalian antara data dengan manusia dan kelompok manusia yang
mewujudkan data itu. Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami
bagaimana manusia menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya
dalam kelompok, mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan
alam dan memelihara keseimbangannya dengan dunia supranatural.

Keragaman teori kebudayaan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu, (a)
perspektif perkembangan sejarah yang melihat bahwa keragaman itu muncul karena
aspek-aspek tertentu dari kebudayaan dianggap belum cukup memperoleh elaborasi.
Dan (b) perspekif konseptual yang melihat bahwa keragaman muncul karena
pemecahan permasalahan konseptual terjadi menurut pandangan yang berbeda-
beda. Dalam memahami kebudayaan kita tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip
dasarnya. de Saussure merumuskan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang penting
dalammemahami kebudayaan, yaitu:

1. Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai (signifiant,


signifier, penanda) dan yang ditandai (signifié, signified, petanda). Penanda
adalah citra bunyi sedangkan petanda adalah gagasan atau konsep. Hal ini
menunjukkan bahwa setidaknya konsep bunyi terdiri atas tiga komponen (1)
artikulasi kedua bibir, (2) pelepasan udara yang keluar secara mendadak, dan
(3) pita suara yang tidak bergetar.
2. Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda menurut Saussure adalah
tidak adanya acuan ke realitas obyektif. Tanda tidak mempunyai nomenclature.
Untuk memahami makna maka terdapat dua cara, yaitu, pertama, makna tanda
ditentukan oleh pertalian antara satu tanda dengan semua tanda lainnya yang
digunakan dan cara kedua karena merupakan unsur dari batin manusia, atau
terekam sebagai kode dalam ingatan manusia, menentukan bagaimana unsur-
unsur realitas obyektif diberikan signifikasi ataukebermaknaan sesuai dengan
konsep yang terekam.

12
3. Permasalahan yang selalu kembali dalam mengkaji masyarakat dan kebudayaan
adalah hubungan antara individu dan masyarakat. Untuk bahasa, menurut
Saussure ada langue dan parole (bahasa dan tuturan). Langue adalah
pengetahuan dan kemampuan bahasa yang bersifat kolektif, yang dihayati
bersama oleh semua warga masyarakat; parole adalah perwujudan langue pada
individu. Melalui individu direalisasi tuturan yang mengikuti kaidah-kaidah
yang berlaku secara kolektif, karena kalau tidak, komunikasi tidak akan
berlangsung secara lancar.

Gagasan kebudayaan, baik sebagai sistem kognitif maupun sebagai sistem


struktural, bertolak dari anggapan bahwa kebudayaan adalah sistem mental yang
mengandung semua hal yang harus diketahui individu agar dapat berperilaku dan
bertindak sedemikian rupa sehingga dapat diterima dan dianggap wajar oleh sesama
warga masyarakatnya.

Jika kita menilik tentang Teori Kebudayaan maka kita tidak bisa lepas dari
bagaimana Teori Kebudayaan memandang kebudayaan. Kebudayaan menurut Teori
Kebudayaan sebagai, (a)Sistem adaptasi terhadap lingkungan.(b)Sistem tanda.(c)
Teks, baik memahami pola-pola perilaku budaya secara analogis dengan wacana
tekstual, maupun mengkaji hasil proses interpretasi teks sebagai produk kebudayaan.
(d) Fenomena yang mempunyai struktur dan fungsi. (e) Dipandang dari sudut filsafat.

Mengkaji kebudayaan tidak dapat terlepas dari data yang dapat dikategorikan
kedalam lima jenis, yaitu, (a) artifak, (b) perilaku kinetis yang digerakkan oleh otot
manusia, (c) perilaku verbal yang mewujudkan diri ke dalam dua bentuk yaitu (d)
tuturan yang terdiri atas bunyi bahasa dan (e) teks yang terdiri atas tanda-tanda visual.
Semua obyek dari kajian Teori Kebudayaan memperlihatkan tata susunan atau pola
keteraturan tertentu yang dijadikan dasar untuk memperlakukan hal-hal itu sebagai
data yang bermakna, karena merupakan hasil kegiatan manusia sebagai mahluk yang
terikat pada kelompok atau kolektiva, dan karena keterikatan itu mewujudkan
kebermaknaan itu.

13
Teori kebudayaan adalah usaha untuk mengonseptualkan kebermaknaan itu,
untuk memahami pertalian antara data dengan manusia dan kelompok manusia yang
mewujudkan data itu. Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami
bagaimana manusia menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya
dalam kelompok, mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan
alam dan memelihara keseimbangannya dengan dunia supranatural.

B. Teori Interaksi Sosial

Kehidupan dan aktivitas manusia tidak terlepas dari interaksi sosial. Sebagai
makhluk sosial, setiap manusia akan melakukan interaksi dalam kehidupan
bermasyarakat. Maka itu, interaksi sosial pun menjadi salah satu topik pembahasan di
sosiologi, bidang ilmu yang mempelajari masyarakat.

Dalam sosiologi, interaksi sosial didefinisikan sebagai suatu aktivitas


pertukaran sosial antara dua atau lebih individu. Interaksi sosial dapat dilihat dari
berbagai jenis ukuran kelompok seperti, dua, tiga individu, atau kumpulan yang lebih
besar lagi, demikian dikutip dari LibreTexts, platform non-profit yang menyediakan
sumber-sumber teks untuk studi ilmiah. Peran interaksi sosial di aktivitas masyarakat
begitu besar.

Munculnya sosialisasi dalam aktivitas sosial dipicu oleh adanya interaksi


sosial. Selain itu, dengan adanya interaksi sosial, suatu tatanan masyarakat yang dapat
membentuk kepribadian setiap individu juga akan terbentuk. Jadi, struktur
masyarakat dan kedudayaan terbangun karena interaksi sosial.

Dengan berinteraksi satu sama lain, orang merancang aturan, institusi, dan
sistem tempat mereka hidup. Lewat interaksi sosial pula, simbol digunakan guna
mengomunikasikan kesadaran satu masyarakat kepada mereka yang baru
mengenalnya, baik anak-anak maupun orang asing. Teori Interaksi Sosial Menurut
Ahli Sosiologi Pembahasan terkait dengan interaksi sosial sudah dijelaskan oleh
beberapa ahli sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20. Di antaranya ialah George

14
Herbert Mead dan Erving Goffman. Keduanya menjelaskan interaksi sosial sebagai
suatu bentuk aktivitas individu yang dapat menjadi faktor pembentuk kepribadian
dari setiap orang.

Kedua sosiolog itu juga merumuskan teori tentang interaksi sosial, yakni
Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi.

1. Teori Interaksionisme Simbolik


Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan oleh George Herbert Mead.
Menurut pendapat Mead, interaksi sosial terjadi karena penggunaan simbol-
simbol yang memiliki makna. Simbol tersebut menciptakan makna yang dapat
memicu adanya interaksi sosial antar individu. Contoh interaksionisme simbolik
dalam aktivitas sehari-hari yaitu ketika kita sedang melakukan aktivitas
berbelanja di mana terdapat pelayan yang menawarkan berbagai produk. Oleh
karena itu dalam hal ini kita akan menempatkan diri sebagai seorang konsumen.
Interaksionisme simbolik pada contoh ini memberikan makna atas suatu peran
dan juga aktivitas pada setiap individu.
2. Teori Dramaturgi
Teori Dramaturgi dikonsepsikan oleh Erving Goffman. Menurut Goffman,
interaksi sosial seperti suatu pertunjukan seni. Sebab, dalam interaksi sosial ada
dua jenis kehidupan, yaitu backstage (belakang panggung) dan juga frontstage
(depan panggung). Teori Goffman menggambarkan kehidupan manusia yang
memiliki perbedaan pola interaksi yang tergantung pada situasi dan kondisi.
Dalam kehidupan sehari-hari, dramaturgi dalam interaksi sosial terlihat seperti
dalam kehidupan seorang Ayah. Saat bekerja, seorang ayah mungkin akan
menjadi seorang bos yang akan bersikap tegas kepada bawahannya di
perusahaan. Sebaliknya, saat di rumah dan menjadi figur ayah, sosok itu
mungkin akan lebih ramah dan bersahabat kepada anak-anaknya.

Jenis-Jenis Interaksi Sosial Ada beragam jenis interaksi sosial yang dipelajari
dalam sosiologi. Secara umum, mengutip isi dari penjelasan di publikasi Kemdikbud,

15
jenis interaksi sosial bisa terbagi menjadi tiga, yakni hubungan orang per-orang, relasi
individu dan kelompok, serta hubungan antar-kelompok.

Pembagian jadi 3 jenis ini didasari atas subyek yang terlibat dalam interaksi.
Sementara mengutip situs Lumen Learning, terdapat setidaknya 5 jenis interaksi
sosial. Detailnya adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi Non-Verbal
Proses komunikasi ini dilakukan tanpa adanya aktivitas verbal antar individu.
Jenis interaksi sosial seperti ini banyak ditemukan dewasa ini seperti dalam
aktivitas media sosial. Selain itu, jenis komunikasi ini dapat disampaikan pula
melalui pakaian dan gaya kita. Sehingga dalam hal ini berkaitan dengan teori
interaksionisme simbolik.
2. Pertukaran Sosial
Jenis interaksi sosial ini melakukan aktivitas pertukaran yang mengarah pada
hubungan antar individu. Munculnya pertukaran didasarkan pada kepentingan
satu sama lain dengan membentuk suatu hubungan.
3. Kerja sama
Proses ini merupakan suatu kegiatan kerja atau melakukan sesuatu secara
bersamaan antara dua orang individu atau lebih. Kerja sama bisa terbagi ke
dalam tiga jenis, yaitu dipaksakan, sukarela, dan tidak disengaja.
4. Konflik Dalam sosiologi
Konflik dianggap sebagai hal yang normal yang ada dalam suatu interaksi sosial.
Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya kepentingan pribadi atau perebutan suatu
kendali atas sumber daya yang langka.
5. Kompetisi
Kompetisi juga wajar dalam aktivitas interaksi sosial. Kompetisi memicu
terjadinya interaksi sosial satu sama lain dalam suatu kelompok, yakni antar-
individu, ataupun antarkelompok

16
.

IV.

HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN


KEMUNCULAN BUDAYA

A. hirarkhi kebutuhan manusia

adalah teori pisikologi yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow. Ia


beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau
paling tidak cukup dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat
lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. Menurut hirarkhi kebutuhan maslow,
kebutuhan manusia dapat dikategorikan menjadi 5 level yaitu sebagai berikut:

1. kebutuhan fisiologi (physiological needs)

Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis


yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-
kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur
dan oksigen (sandang, pangan, papan). Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di
atasnya. Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk
mencari teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu
semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di
masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah
sebuah gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika
mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa
makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang
yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa,
bau, temperatur ataupun tekstur makanan.

17
Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua
hal.Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa
terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi.Manusia dapat merasakan cukup
dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan
hilang.Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan
kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya
mual.Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat
pengulangannya.Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi
dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi.Sementara kebutuhan di
tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang
yang minimal terpenuhi bagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan
tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap
kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.

2. Kebutuhan Akakn Rasa Aman (Safety/Security Needs).

Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah


apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa
aman.Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman
fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya
mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas,
bahaya, kerusuhan dan bencana alam.Serta kebutuhan secara psikis yang
mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres,
dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis
karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat
dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau
perilaku berbahaya orang lain.

Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama
seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan
selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki

18
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha
keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.

3. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs).

Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi,
maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-
dimiliki.Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang
lain agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan
kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan,
kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti
kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.Seseorang yang kebutuhan cintanya
sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak
cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang
yang memang penting bagi dirinya.Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak
akan merasa hancur.Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan
penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali
cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan
serta kesalahan-kesalahannya.Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan
cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus
memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan
meramalkannya.

4. Kbutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs).

Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan


bebas untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan
memiliki prestise.Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua
kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan
lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang
lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan,
perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.Kebutuhan yang tinggi
adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi,

19
prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat
memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang
aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs).
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri,
yaitu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang
lain. Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala
potensi yang dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak
melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk
memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk
semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut
kemampuannya. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi
diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi.Akan tetapi
selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak muda memiliki
pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti
reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri.

20
V.
SOLIDARITAS SOSIAL DAN DESA (MEKANIS ORGANIS, GEMEINSCHAFT-
GESSELCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)

A. Solidaritas Mekanis-Organis

Solidaritas menjadi kebutuhan setiap masyarakat atau kelompok sosial.


Masyarakat akan tetap ada jika dalam kelompok sosial memiliki rasa solidaritas di
antara anggota-anggotanya. Dalam buku Teori Sosiologi Klasik dan Modern (1994)
karya Doyle Paul Johnson, solidaritas merujuk pada suatu hubungan antara individu dan
atau kelompok yang berdasar pada moral dan kepercayaan yang dianut bersama, serta
pengalaman emosional bersama.

Solidaritas yang dipegang, yaitu kesatuan, persahabatan, rasa saling percaya


yang muncul akibat tanggung jawab bersama, dan kepentingan bersama di antara para
anggotanya. Pengertian akan solidaritas juga diperjelas oleh sosiolog Emile Durkheim.
Solidaritas adalah perasaaan saling percaya antara para anggota dalam suatu kelompok
atau komunitas.

Jika orang saling percaya maka mereka akan membentuk persahabatan, mejadi
saling menghormati, terdorong untuk bertanggung jawab dan memperhatikan
kepentingan bersama. Bentuk solidaritas Diambil dari buku Teori Sosiologi dari
Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Post Modern (2012) karya George
Ritzer, perkembangan masyarakat dilihat dari masyarakat yang berkembang di
lingkungan sederhana menuju masyarakat di lingkungan modern.

Perbedaan tersebut membuat Emile Durkheim membuat dua tipe solidaritas,


yaitu: Solidaritas mekanik Merupakan rasa solidaritas yang berdasarkan suatu

21
kesadaran kolektif. Bentuk solidaritasnya tergantung pada individu masing-masing
yang memiliki sifat yang sama dan menganut kepercayaan serta pola normatif yang
sama pula. Solidaritas mekanik biasanya muncul dari pedesaan. Hal ini dikarenakan
solidaritas tersebut akan terbangun pada kelompok masyarakat yang masih sederhana.
Warga desa memiliki kesadaran kolektif yang juta sehingga tingkat individual
masyarakat rendah.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari, ketika ada warga yang tertimpa masalah
atau musibah, maka seluruh warga atau kelompok sosial tersebut akan bersama-sama
memberikan pertolongan. Pada solidaritas mekanik, pembagian kerja masih belum
jelas. Terkadang ada satu orang yang harus mengerjakan beberapa tugas. Pada dasarnya
suatu masyarakat yang ditandai memiliki solidaritas mekanik akan bersatu karena
memiliki rasa yang sama dengan semua orang.

Pengikat di antara orang-orang dengan solidaritas mekanik adalah karena


mereka semua terlibat dalam kiegiatan yang hampir sama antara satu dengan lainnya.
Solidaritas organik Solidaritas yang berkembang dalam kelompoj masyarakat yang
kompleks. Contohnya, pada masyarakat perkotaan di mana para anggotanya disatukan
oleh rasa saling membutuhkan untuk kepentingan bersama.

Di dalam solidaritas organik, pembagian kerja sudah jelas untuk masing-masing


anggota kelompok. Bahkan disesuaikan dengan bidang atau keahlian masing-masing.
Dalam solidaritas organik, masyarakat saling membutuhkan dan berhubungan untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing. Bukan karena asas kebersamaan ataupun ikatan
moral. Contohnya, sebuah perusahaan pasti memiliki departemen atau bagian yang
masing-masing memiliki tugas.

Semua departemen tersebut bekerja dan akan saling membantu sesuai porsinya
masing-masing untuk menjalankan sebuah perusahaan. Munculnya perbedaan-
perbedaan dikalangan individu karena pembagian kerja yang kuta akan merubah
kesadaran kolektif yang ada di masyarakat sederhana.

22
B. Solidaritas Gemeinschaft-Gesselschaft

Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari beberapa individu
yang hidup bersama dengan hubungan timbal balik yang intensif dan teratur. Kelompok
sosial dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria. Dikutip dari Encyclopaedia
Britannica, sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies dalam Gemeinschaft und Gesellschaft
atau Community and Society (1887) membedakan tipe kelompok sosial menjadi dua
yaitu Gemeinschaft dan Gesellschaft.

Konsep-konsep tersebut digunakan untuk membedakan antara kehidupan


perkotaan dan pedesaan atau kehidupan komunitas dan kehidupan dalam masyarakat
massa. Apa pengertian Gemeinschaft dan Gesellschaft? Untuk memahami apa itu
Gemeinschaft dan Gesellschaft, simak penjelasan berikut ini:

a. Pengertian Lembaga Sosial Gemeinschaft


Gemeinschaft dalam bahasa Inggris disebut communal society atau
masyarakat komunal. Dalam bahasa Indonesia disebut paguyuban. Gemeinschaft
adalah asosiasi sosial di mana individu-individu cenderung ke arah komunitas sosial
daripada keinginan dan kebutuhan individu mereka.
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang murni, bersifat alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa
cinta dan rasa persatuan yang telah dikodratkan. Biasanya paguyuban lahir dari
dalam diri individu ditandai dengan rasa solidaritas dan identitas yang sama.
Keinginan untuk berhubungan didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan
tindakan.
Kesamaan individu merupakan faktor penguat hubungan sosial, yang
kemudian diperkuat dengan hubungan emosional serta interaksi antar individu. Di
pedesaan, masyarakat tani yang melambangkan Gemeinschaft, hubungan pribadi
didefinisikan dan diatur berdasarkan aturan sosial tradisional.
Orang-orang memiliki hubungan tatap muka yang sederhana dan langsung
satu sama lain yang ditentukan oleh Wesenwille (kehendak alami), sebagai emosi

23
alami dan spontan serta ekspresi sentimen. Dalam Kamus Sosiologi (2010),
Nicholas Abercrombie, menjelaskan masyarakat yang ditandai dengan hubungan
paguyuban bersifat homogen.
Sebagian besar terikat kekerabatan dan hubungan organik dan memiliki
kohesi moral yang didasarkan pada sentimen keagamaan yang umum. Dalam
Encyclopaedia of the Social Sciences Vol. 3 (1968), Horace Miner menggambarkan
Gemeinschaft untuk merujuk pada komunitas perasaan, semacam kesatuan ide dan
emosi, berasal dari persamaan dan pengalaman hidup bersama. Orang sering
berinteraksi satu sama lain dan cenderung membangun hubungan yang dalam dan
jangka panjang.
Kontrol sosial dalam Gemeinschaft dipertahankan melalui cara-cara
informal seperti persuasi moral, gosip dan bahkan gerak tubuh (gestur). Dikutip dari
Dasar-dasar Sosiologi (2009) karya Syahrial Syarbaini Rusdianta, Gemeinschaft
atau masyarakat paguyuban dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu Gemesinschaft by
blood, Gemeinschaft by place, dan Gemeinschaft of mind. Baca juga: Pengertian
Interaksi Sosial, Syarat, Ciri, Jenis, dan Faktornya Berikut ini penjelasan
lengkapnya:
1. Gemeinschaft of blood adalah ikatan-ikatan kekerabatan.
2. Gemeinschaft by place adalah ikatan berlandaskan kedekatan letak tempat
tinggal serta tempat kerja yang mendorong orang untuk berhubungan secara intim
satu sama lain dan mengacu pada kehidupan bersama di daerah pedesaan.
3. Gemeinschaft of mind adalah hubungan persahabatan yang disebabkan
karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong untuk
saling berhubungan secara teratur.
b. Pengertian Lembaga Sosial Gesellschaft
Gesellschaft dalam bahasa Inggris disebut associational society atau
masyarakat asosiasi dan dalam bahasa Indonesia disebut patembayan. Gesellschaft
adalah masyarakat sipil di mana kebutuhan individu mendapatkan prioritas penting
daripada asosiasi sosial. Patembayan merupakan konsep yang merujuk pada
hubungan anggota masyarakat yang memiliki ikatan yang lemah.

24
Kadangkala individu tidak saling mengenal, nilai, norma dan sikap menjadi
kurang berperan dengan baik. Patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama di
mana anggotanya mempunyai hubungan yang sifatnya sementara dan disatukan
oleh pemikiran yang sama.
Gesselschaft ditentukan oleh Kurwille (kehendak rasional) dan
dilambangkan oleh msayarakat kosmopolitan modern dengan birokrasi pemerintah
dan organisasi industri besar. Dalam Gesellschaft, kepentingan pribadi yang
rasional dan tindakan penghitungan melemahkan ikatan tradisional keluarga,
kekerabatan dan agama. Dengan kata lain, Gemeinschaft menembus
struktur Gesellschaft.
Dalam patembayan, hubungan manusia lebih bersifat impersonal dan tidak
langsung, dibangun secara rasional untuk kepentingan efisiensi atau pertimbangan
ekonomi dan politik lainnya. Gesellschaft adalah karakteristik tipe ideal kehidupan
perkotaan modern. Seringkali dikonseptualisasikan sebagai masyarakat korporat
atau massa masyarakat yang didasarkan pada hubungan atau peran dan terdiri dari
kelompok asosiasi.
Gesellschaft ditandai oleh individualisme, mobilitas, impersonalitas,
pengejaran kepentingan diri sendiri dan penekanan pada kemajuan daripada tradisi.
Nilai-nilai bersama dan keterlibatan pribadi secara total menjadi prioritas sekunder.
Singkatnya, Gesellschaft adalah logika pasar, di mana hubungan bersifat
kontraktual, impersonal dan sementara (temporer).
Ada sedikit kesamaan dan hubungan sosial sering tumbuh dari tugas-tugas
segera seperti membeli produk. Kebanyakan, hasil industrialisasi, urbanisasi,
revolusi teknologi, pembagian tenaga kerja dan pertumbuhan populasi, Gesellschaft
telah menggantikan masyarakat tradisi dengan masyarakat kontrak. Dalam
masyarakat, keterikatan pribadi maupun hak dan kewajiban tradisional tidak
penting.
Hubungan antara laki-laki ditentukan oleh tawar menawar dan didefinisikan
dalam perjanjian tertulis. Perbedaan Gemeinschaft dan Gemeinschaft  Untuk lebih
jelasnya, berikut ini perbedaan antara Gemeinschaft (paguyuban) dan Gemeinschaft

25
(patembayan): Gemeinschaft (paguyuban) Ciri-ciri Gemeinschaft (paguyuban)
adalah sebagai berikut:
a. Ikatan sosial bersifat personal.
b. Tipikal masyarakat rural.
c. Tipikal masyarakat tradisional.
d. Tipikal masyarakat petani.
e. Tradisi masih kuat.
f. Hubungan sosial bersifat tradisional.
g. Hubungan sosial didominasi oleh kerjasama.
h. Sistem kekeluargaan dan kekerabatan masih kuat.
i. Tindakan sosial berdasarkan keyakinan.
j. Mengedepankan prinsip berdasarkan nilai bersama.
k. Komposisi masyarakat bersifat homogen.
l. Tatanan sosial dibentuk oleh tradisi.
m. Interaksi sosial bersifat emosional.
n. Pembagian kerja sederhana.
o. Peran agama dominan dalam pengorganisasian sosial.

Gesellschaft (patembayan) Ciri-ciri Gesellschaft (patembayan) adalah


sebagai berikut:

a. Ikatan sosial bersifat impersonal.


b. Tipikal masyarakat urban.
c. Tipikal masyarakat modern.
d. Tipikal msayarakat industri.
e. Tradisi lemah.
f. Hubungan sosial bersifat kontraktual.
g. Hubungan sosial sosial didominasi oleh kompetisi.
h. Sistem kekeluargaan dan kekerabatan lemah.
i. Tindakan sosial berdasarkan komando.
j. Mengedepankan prinsip efisiensi.

26
k. Komposisi masyarakat bersifat heterogen.
l. Tatanan sosial dibentul oleh birokrasi.
m. Interaksi sosial bersifat rasional.
n. Pembagian kerja bersifat kompleks.
o. Peran ilmu pengetahuan ilmiah dominan dalam pengorganisasian sosial.

27
DAFTAR PUSTAKA
Unanailo,M. cairul Basrun.2016.Ilmu Social Budaya Dasar.jawa:fam publishing
Dosen sosiologi.com. (2021, 13 januari). Pengertian Ilmu Social Budaya Dasar (Isbd),
Ruang Lingkup, Tujuan Dan Contoh. Diakses pada 5 juni 2021, dari
https://dosensosiologi.com/ilmu-sosial-budaya-dasar/.
Ilmu budaya.com.(2018, 04 juni). Pengertian Ilmu Budaya Dasar Menurut Para Ahli
Lengkap.Diakses pada 5 juni 2021, dari https://www.ilmu-
budaya.com/2018/07/pengertian-ilu-budaya-dasar.html .
Anak hukum.com.(2017, 25 mei). Visi Misi Dan Tujuan Isbd.diakses pada 5 juni 2021, dari
https://anakhukumnew.blogspot.com/2017/05/visi-misi-dan-tujuan-isbd-html?m=0
Baharuddin.(2018).Bentk Bentuk Perubahan Social Dan Kebudayaan. Jurnal
Dakwah,vol.12(2),180.
Indomaritim.id.(2020, 26 oktober). Perubahan Social Budaya, Pengertian Menurut Para
Ahli Dan Contohnya. Diakses pada 5 juni 2021, dari
https://indomaritim.id/perubahan-sosial-budaya-pengertian-menurut-ahli-dan-
contohnya/
Baharuddin.(2018). Bentuk-Bentuk Perubahan Social Dan Kebudayaan. jurnal
dakwah,vol.12(2),185-189
Staff.blog.ui.as.id.(2008, 11 november).Teori-Teori Kebudayaan Dan Ilmu Pengetahuan
Budaya. Diakses pada 5 juni 2021, dari
https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/11/11/teor-kebudayaan-dan-ilmu-
pengetahuan-budaya/amp/
Tirto.id.(2021, 11 februari).Jenis-Jenis Interaksi Sosialda Teorinya Menurut Para Ahli
Sosiologi. Diakses pada 5 juni 2021, dari https://tirto.id/f8SZ
Brand advanture Indonesia.com. (2018, 7 november). Hierarki Kebutuhan Maslow|
Pengertian Karyawan Adalah Salah Satu Tahap Dalam Branding. Diakses pada 6

iv
juni 2021, dari https://brandadvantureindonesia.com/pengertian-karyawan-adalah-
salah-satu-tahap-dalam-branding-hierarki-kebutuhan-maslow/
Wikipedia.org. (2021, 13 februari). Hierarkhi Kebutuhan Maslow. Diakses pada 6 juni
2021, dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/hierarkhi_kebutuhan_maslow
Kompas.com. (2019,23 desember).Pengertian Dan Perbedaan Gemeinschaft Dan
Gesellschaft. Diakses pada 6 juni 2021, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/23/2000004/Pengertian-dan-
perbedaan-gemeinschaft-dan-gesellschaft?page=all

Kompas.com. (2019,18 desember).Teori Solidaritas Dari Mekanik Hingga Organik.


Diakses pada 6 juni 2021, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/18/190000069/teori-solidaritas-dari-
mekanik-hingga-organik?page=all.

Anda mungkin juga menyukai