Anda di halaman 1dari 15

TERBATAS

Ringkasan Butir-Butir Pengaturan

Undang-Undang
Cipta Kerja
Urgensi UU Cipta Kerja
Manfaat UU Cipta Kerja
Substansi Pokok UU Cipta kerja

7 OKTOBER 2020

www.ekon.go.id
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI
perekonomianRIperekonomianRI Kemenko
Kemenko Perekonomian RI
Perekonomian RI
Urgensi

Urgensi Undang-Undang Cipta Kerja


1. Memanfaatkan Bonus Demografi yang kita miliki saat ini, untuk dapat keluar dari jebakan
negara berpenghasilan menengah (middle income trap).

2. Menjawab tantangan terbesar untuk mempertahankan dan menyediakan lapangan kerja.

3. Penyederhanaan, sinkronisasi, dan pemangkasan regulasi atas banyaknya aturan dan


regulasi (hiper regulasi), yang menghambat penciptaan lapangan kerja.

4. Sebagai instrumen untuk penyederhanaan dan peningkatan efektifitas birokrasi.

5. Memberikan perlindungan dan kemudahan bagi UMK-M dan Koperasi, untuk bisa masuk ke
sektor formal melalui kemudahan pendirian, perijinan, dan pembinaan.
Catatan: Jumlah UMK (Mikro dan Kecil) = 64,13 Juta dari Total UMKM= 64,19 atau sebesar 99,98%, dan data jumlah
tenaga kerja di sektor informal sebesar 70,5 juta (55,7%).

6. Menciptakan lapangan kerja baru melalui peningkatan investasi, dengan tetap meningkatkan
perlindungan bagi pekerja atau buruh.

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 2


Manfaat

Manfaat Undang-Undang Cipta Kerja


a) Dukungan untuk UMKM: Perizinan berusaha untuk pelaku UMKM cukup hanya melalui pendaftaran.
b) Dukungan untuk Koperasi: kemudahan dalam pendirian koperasi dengan menetapkan minimal jumlah 9 orang, dan koperasi dapat menerapkan
prinsip usaha Syariah, serta dapat memanfaatkan teknologi.
c) Untuk Sertifikasi Halal : Pemerintah menanggung biaya sertifikasi untuk UMK, dilakukan percepatan dan kepastian dalam proses sertifikasi halal,
serta memperluas Lembaga Pemeriksa Halal, yang dapat dilakukan oleh Ormas Islam dan Perguruan Tinggi Negeri.
d) Terhadap keterlanjuran perkebunan masyarakat di kawasan hutan, masyarakat diberikan izin (legalitas) untuk pemanfaatan atas keterlanjuran lahan
dalam kawasan hutan, di mana untuk lahan masyarakat yang berada di kawasan konservasi, masyarakat tetap dapat memanfaatkan hasil perkebunan
dengan pengawasan dari pemerintah.
e) Untuk Nelayan: yang sebelumnya proses perijinan kapal ikan harus melalui beberapa instansi dengan UU Cipta Kerja cukup hanya diproses di
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
f) Untuk penyediaan perumahan: backlog perumahan masyarakat akan dipercepat dan diperbanyak pembangunan rumah untuk Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dikelola oleh Badan Percepatan Penyelenggaraan Perumahan (BP3).
g) Bank Tanah akan melakukan reforma agraria dan redistribusi tanah kepada masyarakat
h) Bagi Pelaku Usaha dan UMKM akan mendapat manfaat yang mencakup:
• Kemudahan dan kepastian dalam mendapatkan perizinan berusaha, dengan penerapan perizinan berbasis risiko dan penerapan standar.
• Pemberian hak dan perlindungan pekerja/ buruh yang dapat dilakukan dengan baik, akan meningkatkan daya saing dan produktivitas.
• Mendapatkan insentif dan kemudahan, baik insentif fiskal maupun kemudahan dan kepastian pelayanan dalam rangka investasi.
• Adanya ruang kegiatan usaha yang lebih luas, untuk dapat dimasuki investasi dgn mengacu bidang usaha yang diprioritaskan Pemerintah.
• Berkaitan dengan pengenaan sanksi, pelanggaran administrasi hanya dikenakan sanksi administrasi, sedangkan pelanggaran yang menimbulkan
akibat K3L (Keselamatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan) dikenakan sanksi pidana.

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 3


Substansi

A. Klaster Penyederhanaan Perizinan Berusaha


1. Penerapan Perizinan Berbasis Risiko
4. Persetujuan Bangunan Gedung Dan Sertifikat Laik
Mengubah pendekatan perizinan dari berbasis izin (license base)
Fungsi (SLF)
ke berbasis risiko (risk based):
a. Risiko tinggi, perizinan berusaha berupa Izin; • Penerapan standar teknis bangunan gedung.
• Untuk bangunan gedung sederhana mengikuti standar /
b. Risiko menengah, perizinan berusaha berupa Sertifikat prototipe.
Standar;
c. Risiko rendah, perizinan berusaha berupa pendaftaran/ 5. Penataan Kewenangan Perizinan Berusaha (Pusat
NIB (Nomor Induk Berusaha) dari OSS). dan Daerah)
2. Kesesuaian Tata Ruang • Pelaksanaan kewenangan perizinan tetap dilakukan Pemda
dengan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) yang
• Perizinan dasar untuk tata ruang dilakukan melalui Kesesuaian
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Tata Ruang terhadap RDTR/RTRW Provinsi/Kabupaten.
• Pemerintah Pusat dapat mengambil alih perizinan berusaha
• Pengintegrasian rencana tata ruang (darat, pesisir, dan laut) bila Pemda tidak melaksanakan atau tidak sesuai dengan
• Percepatan penetapan RTRW dan pelaksanaan Kebijakan Satu NSPK.
Peta (One Map Policy). • Perizinan Berusaha untuk Proyek dan Program Strategis
Nasional (PSN) diberikan oleh Pemerintah Pusat.
3. Persetujuan Lingkungan
• Pengintegrasian persetujuan lingkungan ke dalam perizinan
berusaha.
• AMDAL tetap ada untuk kegiatan usaha yang berdampak
penting (risiko tinggi) terhadap lingkungan.

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 4


Substansi

B. Klaster Peningkatan Ekosistem Investasi (1/3)


1. Sektor Pertanian 4. Jaminan Produk Halal
Perubahan 4 UU (UU Pangan, UU Peternakan dan Kesehatan Hewan, • Memperluas Lembaga Pemeriksa Halal (dapat dilakukan
UU Hortikultura, dan UU Perlindungan dan pemberdayaan Petani) → oleh ormas islam dan perguruan tinggi negeri)
tindak lanjut putusan WTO atas Dispute Settlement (DS) 477 dan DS • Fatwa halal tetap dikeluarkan MUI
47, dengan tetap memberikan perlindungan produk pertanian dalam
negeri. • Percepatan waktu proses penerbitan sertifikat halal,
dengan memberikan pembatasan waktu atas proses
2. Sektor Kelautan dan Perikanan penerbitan sertifikasi halal oleh MUI.
Pengintegrasian perizinan berusaha kapal perikanan yang dilaksanakan • Biaya sertifikasi halal untuk UMK ditanggung oleh
oleh KKP. Kemenhub memberikan dukungan terkait dengan Pemerintah.
kebangsaan kapal (sesuai ketentuan internasional) dan gross akta • Pemenuhan kewajiban sertifikasi halal bagi UMK,
kapal. didasarkan pada pernyataan pelaku UMK yang sesuai
standar BPJPH.
3. Sektor ESDM
• Sebagian besar materi sektor Minerba telah tercakup pada UU No.
3 Thn 2020 dan dikeluarkan dari UU-CK. Pengaturan tambahan 5. Perumahan
untuk insentif hilirisasi batubara (gasifikasi). Memperbanyak pembangunan rumah untuk Masyarakat
• Pemerintah c.q. Kementerian ESDM mencabut ketentuan BUMN Berpenghasilan Rendah (MBR) yang akan dikelola oleh Badan
Khusus untuk melaksanakan kegiatan hulu minyak dan gas bumi Percepatan Penyelenggaraan Perumahan.
karena akan diatur dalam perubahan UU Minyak dan Gas Bumi
(sudah masuk dalam Prolegnas) .

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 5


Substansi

B. Klaster Peningkatan Ekosistem Investasi (2/3)


1. Pendidikan dan Kebudayaan 2. Sektor Penyiaran
• Pelaksanaan izin satuan pendidikan tetap dapat Kewajiban migrasi penyiaran TV teresterial dan
menggunakan sistem Perizinan Berusaha yang teknologi analog ke digital dilakukan dalam 2 tahun.
diatur dalam UU Cipta Kerja.
• Pelaksanaan pendidikan asing termasuk perguruan
tinggi asing dapat dilaksanakan di KEK (diatur
3. Sektor Pertahanan
dalam perubahan UU KEK). • Kepemilikan modal atas industri alat utama
dilakukan BUMN dan/atau badan usaha dalam
• Mengeluarkan 5 UU yang berkaitan dengan
negeri dengan persetujuan Menteri Pertahanan.
Pendidikan (UU Pendidikan Nasional, UU Nomor
Kemenhan juga menerapkan sistem pengawasan
Pendidikan Tinggi, UU Guru dan Dosen, UU
mulai dari proses produksi sampai penjualan.
Pendidikan Kedoteran, UU Kebidanan), dari UU
Cipta Kerja. • Kepemilikan modal industri komponen utama
dan/atau penunjang, industri komponen dan/atau
• Pengaturan satuan pendidikan berbentuk nirlaba
pendukung (perbekalan), dan industri bahan baku
(sesuai dengan Putusan MK).
mengacu ketentuan penanaman modal.

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 6


Substansi

B. Klaster Peningkatan Ekosistem Investasi (3/3)


1. Kawasan Hutan 3. Persyaratan Investasi
• Bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal
• Besaran minimal Kawasan Hutan 30% yang semula diatur
didasarkan atas kepentingan nasional, asas kepatutan dan
dalam UU akan diatur dengan PP. konvensi internasional, mencakup:
• Pelaksanaan Dampak Penting, Cakupan Luas Serta Bernilai a. Budidaya dan Produksi Narkotika Golongan I
Strategis (DPCLS) yang semula melibatkan DPR diubah
b. Perjudian dan Kasino
hanya dilakukan oleh Pemerintah dengan pertimbangan
c. Penangkapan Spesies Ikan yang Tercantum dalam
DPCLS adalah kegiatan teknokratik dan Kawasan hutan
CITES Appendix I
sudah terintegrasi dengan tata ruang
d. Pemanfaatan (pengambilan) Koral/Karang dari Alam
2. Penyelesaian Keterlanjuran Kawasan Hutan e. Industri Pembuatan Senjata Kimia
• Terdapat kebun rakyat dan korporasi dalam kawasan hutan f. Industri Pembuatan Bahan Perusak Lapisan Ozon.
serta belum punya izin (keterlanjuran) → Pelanggaran • Menghapus ketentuan persyaratan investasi dalam UU
pidana (UU Nomor 18 Tahun 2013) sektor dan mengonsolidasikan semua persyaratan
• Keterlanjuran diselesaikan dengan memberikan izin investasi di UU Penanaman Modal.
pemanfaatan lahan untuk masyarakat (dengan • Pengaturan Bidang Usaha untuk penanaman modal diatur
pengawasan Pemerintah), dan pengenaan denda untuk tersendiri dalam Perpres.
korporasi.
• Pelanggaran atas kegiatan di kawasan hutan setelah UU
Cipta Kerja, dikenakan pidana.
w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 7
Substansi

C. Klaster Ketenagakerjaan
1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) 5. Pesangon
• Pemberian uang kompensasi PKWT sesuai dengan masa kerja • Pekerja/buruh yang mengalami PHK tetap mendapatkan uang
pekerja/buruh. pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang
• PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu dan tidak penggantian hak sesuai peraturan perundang-undangan.
dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap. • Pekerja/buruh yang mengalami PHK akan mendapatkan
2. Alih Daya/Outsourcing kompensasi PHK 25 kali upah, yang terdiri atas 19 kali
ditanggung pemberi kerja dan 6 kali ditanggung Pemerintah
• Pekerja/buruh pada perusahaan alih daya tetap mendapat
melalui Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
perlindungan atas hak-haknya.
• Dalam hal terjadi pergantian perusahaan alih daya, pekerja/buruh 6. Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)
tetap dijamin kelangsungan kerjanya dan hak-haknya.
• Diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan
3. Upah Minimum (UM) Pemerintah.
• UM wajib ditetapkan di tingkat Provinsi (UMP), sedangkan UM • Tidak mengurangi manfaat JKK, JKm, JHT, dan JP.
Kab/Kota dapat ditetapkan dengan syarat tertentu (pertumbuhan • Pembiayaan JKP bersumber dari pengelolaan dana BPJS
ekonomi dan inflasi serta diatas UMP). Ketenakerjaan dan APBN.
• Kenaikan UM mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi daerah
atau inflasi daerah. 7. Waktu Kerja
• UM yang telah ditetapkan sebelum UU CK tidak boleh diturunkan. Ketentuan waktu kerja tetap sesuai dengan UU 13/2003, dan
terdapat penambahan pengaturan waktu kerja yang lebih fleksibel
4. Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk pekerjaan tertentu (misalnya pekerjaan paruh waktu,
• TKA hanya untuk jabatan tertentu, waktu tertentu dan harus pekerjaan dalam ekonomi digital dll).
punya kompetensi tertentu
• Kemudahan RPTKA hanya untuk TKA Ahli.
w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 8
Substansi

D. Klaster UMK-M dan Koperasi


1. Perizinan Tunggal bagi UMK, cukup melalui pendaftaran.
2. Memberikan insentif dan kemudahan bagi Usaha Menengah dan Besar yang bermitra dengan UMK.
3. Pengelolaan terpadu UMK melalui sinergi dengan pemangku kepentingan.
4. Insentif Fiskal dan Pembiayaan untuk pengembangan dan pemberdayaan UMKM.
5. Pemerintah memprioritaskan penggunaan DAK untuk mendanai kegiatan pengembangan dan
pemberdayaan UMKM.
6. Pemberian fasilitasi layanan bantuan dan perlindungan hukum bagi UMK.
7. Prioritas produk/ jasa UMK dalam pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
8. Kemitraan UMK: Pemerintah (Pusat dan Daerah) dan BUMN/D wajib mengalokasikan penyediaan tempat
promosi, tempat usaha atau pengembangan UMK pada infrastruktur publik (Terminal, Bandara, Pelabuhan,
Stasiun, Rest Area Jalan Tol dan infrastruktur publik lainnya).
9. Kemudahan untuk Koperasi: (a) Koperasi Primer dibentuk paling sedikit 9 orang anggota; (b) Dalam Rapat
Anggota Tahunan (RAT) dapat dilakukan secara virtual; (c) Buku daftar anggota berbentuk tertulis atau
elektronik; serta (d) Koperasi dapat melaksanakan usaha berdasarkan prinsip Syariah.

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 9


Substansi

E. Klaster Riset dan Inovasi Serta Kemudahan Berusaha


1. Riset dan Inovasi d. Perseroan Terbatas (PT)
• Penugasan BUMN untuk Riset dan Inovasi • Pendirian PT Perseorangan untuk UMK dapat
• Pembentukan kelembagaan riset dan inovasi di daerah dilakukan oleh satu orang.
2. Kemudahan Berusaha • Penghapusan ketentuan modal awal untuk PT.
a. Imigrasi • Mengubah pengumuman PT dari penempatan
• Kunjungan pra-investasi dapat dalam Berita Negara dan Tambahan Berita
menggunakan Visa Kunjungan, dan jaminan Negara menjadi pengumuan melalui
visa dapat berupa deposit. elektronik / website (penyederhanaan proses
• Perluasan cakupan Izin Tinggal Tetap yang dan pengurangan biaya pendirian PT).
dapat diberikan juga untuk Rumah Kedua.
b. Paten e. Penghapusan Izin Gangguan
• Percepatan proses paten. Izin gangguan (HO) dihapuskan
• Pelaksanaan paten wajib, dapat dilakukan
melalui impor. f. Badan Usaha Milik Desa (BUMNDesa)
c. Merek BUMDesa berbentuk Badan Hukum.
Penyederhanaan dan percepatan proses merek.
w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 10
Substansi
F. Substansi Perpajakan
1. Pajak Penghasilan (PPh): 3. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
a. Penentuan Subjek Pajak Orang Pribadi: a. Pengaturan ulang sanksi administrasi untuk
• WNA >183 hari di Indonesia merupakan Subjek Pajak mendorong kepatuhan pajak.
Dalam Negeri (SPDN). b. Pengaturan ulang imbalan bunga atas
• WNI >183 hari di luar Indonesia dapat menjadi Subjek pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
Pajak Luar Negeri (SPLN). c. Memberikan kepastian hukum dalam penerbitan
b. Penghapusan PPh Dividen DN orang pribadi sepanjang ketetapan pajak.
dinvestasikan di Indonesia dan badan.
c. Penghapusan PPh Dividen LN yang diterima orang pribadi DN
dan badan DN sepanjang diinvestasikan di Indonesia. 4. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)
a.Pemerintah menetapkan kebijakan fiskal nasional
yang berkaitan dengan PDRD, termasuk dapat
2. Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
menetapkan tarif PDRD yang berlaku secara
atas Barang Mewah:
nasional.
a. Penambahan objek Barang Kena Pajak (BKP).
b.Pemerintah melakukan evaluasi Perda PDRD
b. Pengaturang Pengkreditan pajak masukan untuk mendorong untuk menguji kesesuaian antara dengan
kepatuhan Wajib Pajak. ketentuan peraturan perundang-undangan yang
c. Mendefinisikan ulang pengertian penyerahan BKP. lebih tinggi dan/atau kebijakan fiskal nasional.

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 11


Substansi

G. Klaster Kawasan Ekonomi dan Pengadaan Lahan


1. Kawasan Ekonomi Khusus 3. Pengadaan Lahan dan Bank Tanah
• Perluasan kegiatan di KEK mencakup jasa Pendidikan • Percepatan proses pengadaan tanah bagi
dan Kesehatan. pembangunan untuk kepentingan umum.
• Pengusulan KEK oleh badan usaha swasta harus • Penguatan pelaksanaan Hak Pengelolaan Lahan (HPL)
sudah menguasai lahan min. 50% dan pemberian HGB diatas HPL dapat diperpanjang dan
• Administrator KEK berwenang sebagai otoritas diperbaharui setelah beroperasi/laik operasi.
perizinan di KEK berdasarkan NSPK. • Pembentukan Bank Tanah dalam rangka efisiensi
• Kewajiban Pemda mendukung KEK. pengeloaan tanah. Salah satu tugasnya melakukan
reforma agraria (resdistribusi tanah) paling kurang 30%
• Terdapat penambahan fasilitas untuk impor barang
dari tanah yang dikelola.
konsumsi di KEK non-industri.
• Pembentukan organisasi Bank Tanah terdiri dari:
• Berlaku insentif ketenagakerjaan yang diatur dalam PP.
Komite, Dewan Pengawas, dan Badan Pelaksana.
Khusus untuk anggota Badan Pengawas terdiri 6 orang,
2. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dimana 3 orang dari unsur Pemerintah dan 3 orang dari
(KPBPB) profesional yang dipilih oleh DPR.
• Kelembagaan KPBPB.
• Badan Pengusahaan berwenang sebagai otoritas
perizinan di KPBPB berdasarkan NSPK.

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 12


Substansi

H. Klaster Administrasi Pemerintahan


1. Kewenangan Menteri, Kepala Lembaga, atau Pemerintah Daerah 8. Kepala Daerah dapat menerbitkan Obligasi Daerah dan/atau
yang telah ditetapkan dalam UU untuk menjalankan atau Sukuk Daerah untuk membiayai infrastruktur dan/atau
membentuk peraturan perundang-undangan harus dimaknai investasi berupa kegiatan penyediaan pelayanan publik
sebagai pelaksanaan kewenangan Presiden. (dengan persetujuan Menteri Keuangan)
2. Penerapan Standar dalam Administrasi Pemerintahan. 9. Penyederhanaan pelayanan perizinan dan dilakukan secara
3. Diskresi dapat dilakukan Presiden demi kepentingan nasional, elektronik sesuai NSPK.
dengan syarat: sesuai tujuan, sesuai Asas-Asas Pemerintahan
Umum Yang Baik (AUPB), berdasarkan alasan yang objektif, tidak Perda dan Perkada
menimbulkan konflik kepentingan, dan dilakukan dengan itikad
baik. • Ketentuan pembatalan Perda dan Perkada dengan Peraturan
Presiden dicabut, karena dianggap bertentangan dengan
4. Penerapan keputusan elektronik yang diproses melalui sistem Putusan MK.
elektronik.
• Pemerintah Pusat melakukan harmonisasi dan sinkronisasi
5. Pengawasan pelaksanaan perizinan dapat dilakukan oleh profesi peraturan perundang-undangan dibawah UU termasuk Perda
ahli (bersertifikat). dan Perkada untuk disesuaikan dengan UU Cipta Kerja.
6. Permohonan perizinan dianggap disetujui bila batas waktu dalam • Pemerintah Daerah yang tidak melakukan penyesuaian Perda
Service Level Agreement (SLA) telah terlewati. dan Perkada dapat dikenakan sanksi administratif yang diatur
7. Penetapan NSPK dalam rangka penyelenggaraan Perizinan di dalam PP.
Berusaha (Pemerintah Pusat dan Pemda) dalam bentuk PP.
8. NSPK bersifat standar dan mengacu kepada praktik yang baik
(good practices).
w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 13
Substansi

I. Klaster Investasi Pemerintah Pusat & Kemudahan Proyek Strategis Nasional


Investasi Pemerintah Pusat
Membentuk lembaga pengelola investasi Pemerintah Pusat (Sovereign Wealth Fund) untuk mengelola dan
menempatkan sejumlah dana dan/atau aset negara. Lembaga SWF berbentuk badan hukum Indonesia
yang sepenuhnya dimiliki Pemerintah. Lembaga SWF dapat melaksanakan investasi secara langsung
maupun tidak langsung, melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, atau melalui pembentukan entitas
khusus.
Keterangan :
Modal Awal Lembaga SWF ditetapkan paling sedikit Rp. 15 Triliun berupa dana tunai, dan sesuai hasil Ratas Investasi
Pemerintah maka diputuskan modal awal Lembaga ini sebesar USD 5 Milyar.

Kemudahan Proyek Strategis Nasional


Pemerintah menyediakan lahan (tanah atau kawasan hutan) dan seluruh perizinan yang diperlukan dalam
pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD.
Pengadaan lahan dapat dilakukan oleh swasta (Pelaksana kegiatan apabila tidak tersedia anggaran
pemerintah).

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 12


Substansi

J. Pengenaan Sanksi

Penataan Ulang Sanksi Dengan Penerapan Ultimum Remedium


a. Pelanggaran ketentuan administrasi, dikenakan sanksi
administrasi.
b. Pelanggaran yang menimbulkan akibat K3L (Kesehatan,
Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan), dikenakan sanksi
pidana

Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS):


Pengaturan PPNS dikembalikan pada Undang-Undang eksisting
dengan pertimbangan untuk menghindari duplikasi kewenangan
dengan Kepolisian

w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 15

Anda mungkin juga menyukai