“Kepemimpinan”
Mata Kuliah Leadership
Disusun oleh :
Annisa Sri Maulidawati
Reza Adhi Pranada
Siti Nuraini
Leadership Page i
I. Sejarah Kepemimpinan
Kemudian tidak lagi didasarkan pada bakat dan pengalaman saja, tetapi
mempersiapkan secara berencana, melatih calon-calon pemimpin baru. Semuanya
dilakukan lewat perencanaan, percobaan, penelitian, analisis, supervisi dan
penggemblengan secara sistematis untuk membangkitkan sifat-sifat pemimpin
yang unggul, agar mereka berhasil dalm tugas-tugasnya.
Nilai kepemimpinan tidak lagi ditentukan oleh bakat alamnya, akan tetapi oleh
kemampuannya menggerakkan banyak orang melakukan suatu karya bersama,
berkat pengaruh kepemimpinannya yang diperoleh melalui pelatihan dan
pendidikan.
Leadership Page 1
II. Pengertian Kepemimpinan
Leadership Page 2
4. Mengatasi pertentangan serta konflik-konflik yang muncul dan mengadakan
evaluasi serta evaluasi ulang.
5. Mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan dan juga
penyempurnaan dalam organisasi.
Leadership Page 3
IV. Gaya kepemimpinan
Leadership Page 4
kepemimpinan partisipatif atau konsultatif. Pemimpin yang berkonsultasi
kepada anak buahnya dalam merumuskan suatu tindakan putusan bersama.
Adapun ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratis ini yaitu memiliki
wewenang pemimpin yang tidak mutlah, pimpinan bersedia dalam
melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan, kebijakan dan
keputusan itu dibuat bersama antara bawahan dan pimpinan, komunikasi
dapat berlangsung dua arah dimana pimpinan ke bawahan dan begitupun
sebaliknya, pengawasan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau
kegiatan) kepada bawahan dilakukan dengan wajar, prakarsa bisa datang
dari bawahan atau pimpinan, bawahan memiliki banyak kesempatan dalam
menyampaikan saran atau pendapat dan tugas-tugas yang diberikan kepada
bawahan bersifat permintaan dengan mengenyampingkan sifat instruksi,
dan pimpinan akan memperhatikan dalam bertindak dan bersikap untuk
memunculkan saling percaya dan saling menghormati.
Leadership Page 5
Segala pembagian tugas dan tanggung jawab akan dipegang oleh si
pemimpin yang bergaya otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
sekedar melaksanakan tugas yang sudah diberikan.
Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya mengarah kepada tugas.
Artinya dengan adanya tugas yang telah diberikan oleh suatu lembaga atau
suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini mesti
diproyeksikan dalam bagaimana ia dalam memerintah kepada bawahannya
agar mendapatkan kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Di
sini bawahan hanyalah menjadi suatu mesin yang hanya sekedar
digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari
bawahan sama sekali tidak pernah sekalipun diperhatikan.
Leadership Page 6
7. Gaya Kepemimpinan Administratif
Gaya kepemimpinan tipe ini akan terkesan kurang inovatif dan telalu kaku
dalam memandang aturan. Sikapnya sangat konservatif serta kelihatan
sekali takut di dalam mengambil resiko dan mereka cenderung akan
mencari aman.
Leadership Page 7
V. Pendekatan dalam Studi Kepemimpinan
Leadership Page 8
between two or more individuals). Jika setiap individu mengadakan interaksi
untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam
interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan.
Leadership Page 9
Dari lima tipe kekuasaan di atas mana yang terbaik? Scott dan Mitchell
menawarkan satu jawaban. Harus dingat bahwa kekuasaan hampir selalu
berkaitan dengan praktik-praktik seperti penggunaan rangsangan (insentif) atau
paksaan (coercion) guna mengamankan tindakan menuju tujuan yang telah
ditetapkan. Seharusnya orang-orang yang berada di pucuk pimpinan,
mengupayakan untuk sedikit menggunakan insentif dan koersif. Sebab secara
alamiah cara yang paling efisien dan ekonomis supaya bawahan secara
sukarela dan patuh untuk melaksanakan pekerjaan adalah dengan cara
mempersuasi mereka. Cara-cara koersif dan insentif ini selalu lebih mahal,
dibanding jika karyawan secara spontas termotivasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang mereka pahami berasal dari kewenangan yang sah (legitimate
authority).
Leadership Page 10
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan antara lain:
sifat pribadi pemimpin, sifat pribadi bawahan, sifat pribadi sesama pemimpin,
struktur organisasi, tujuan organisasi, motivasi kerja, harapan pemimpin
maupun bawahan, pengalaman pemimpin maupun bawahan, adat, kebiasaan,
budaya lingkungan kerja dan lain sebagainya.
Pendekatan kontingensi menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan
situasi. Teori ini bukan hanya penting bagi kompleksitas yang bersifat
interaktif dan fenomena kepemimpinan tetapi turut membantu para pemimpin
yang potensial dengan konsep-konsep yang berguna untuk menilai situasi yang
bermacam-macam dan untuk menunjukkan perilaku kepemimpinan yang tepat
berdasarkan situasi.
Leadership Page 11
VI. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Analisis Pendekatan
Perilaku
Leadership Page 12
VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPEMIMPINAN
Seperti yang telah kita ketahui Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup
meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu
tim untuk mencapai tujuan tertentu. namun ada beberapa faktor-faktor penting
yang mempengaruhi kepemimpinan tersebut, diantaranya adalah :
2. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan
tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan
terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama
tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh.
sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan
mempunya pengarauh yang berbeda.
Leadership Page 13
FAKTOR KEBERHASILAN PEMIMPIN
1. Moril
Moril adalah keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan
untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas
perorangan maupun organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah :
a. Kepemimpinan atasan.
b. Kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran.
c. Penghargaan atas penyelesaian tugas.
d. Solidaritas dan kebanggaan organisasi.
e. Pendidikan dan latihan.
f. Kesejahteraan dan rekreasi.
g. Kesempatan untuk mengembangkan bakat.
h. Struktur organisasi.
i. Pengaruh dari luar.
2. Disiplin
Disiplin adalah ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau
petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin
yang didasarkan oleh disiplin pribadi.
3. Jiwa korsa
Jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada
anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi
yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat
dipadamkan oleh semangat organisasi.
4. Kecakapan
Kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik dalam
waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien
mungkin serta berlangsung dengan tertib.
Leadership Page 14