Anda di halaman 1dari 16

Nama : Dony Sutarji

NIM : 4101418202
MATKUL : STATISTIKA PENDIDIKAN

LATIHAN SOAL KELOMPOK 4

1. Dalam rangka kegiatan evaluasi persemester, Seorang guru ingin mengetahui Korelasi antara
motivasi belajar matematika dengan sikap ilmiah matematika pada siswa SMP kelas VII.
Dimana hasilnya nanti akan menjadi bahan evaluasi untuk pembelajaran berikutnya.
Penelitian dilakukan pada sample siswa kelas VII A. Berikut data yang diperoleh.
Sikap ilmiah
No. Motivasi
matematika
1. 80 60
2. 82 70
3. 68 68
4. 88 73
5. 63 65
6. 82 95
7. 65 79
8. 73 79
9. 69 88
10. 63 52
11. 65 77
12. 83 70
13. 78 97
14. 75 88
15. 76 73
16. 85 69
17. 77 62
18. 68 93
19. 79 96
20. 67 74
21. 72 87
22. 69 89
23. 90 60
24. 71 81
25. 91 80
26. 65 34
Penyelesaian:

Perhitungan dengan SPSS.


(i) Buka aplikasi SPSS, klik Variabel View di pojok kiri bawah.

(ii) Mengisi kolom name dan label.


Pada kolom „name‟ baris pertama isi dengan „motivasi‟ kemudian pada bagian „label‟
isi dengan „motivasi belajar matematika‟.
Pada kolom „name‟ baris kedua isi dengan „sikap_ilmiah‟ kemudian pada bagian
„label‟isi dengan „sikap ilmiah matematika‟.
Pada bagian decimal, pilih 0 karena data yang digunakan tidak memuat bilangan
decimal.
Pada bagian measure diganti dengan „scale‟.

(iii) Klik data view letaknya dipojok kiri bagian bawah, kemudian terlihat tampilan layar
seperti dibawah.

(iv) Masukkan data yang tersedia, seperti dibawah ini.


(v) Selanjutnya, Klik Analyze - Correlate – Bivariate

Akan terlihat kotak dialog seperti berikut ini.


Selanjutnya, pindahkan variabel „motivasi belajar matematika‟ dan „sikap ilmiah
matematika‟ ke dalam kolom “Variabels”.
Pada bagian Correlation Coefficients, pilih Pearson.
Pada bagian Test of Significance, pilih Two-tailed.
Beri tanda cek pada Flag significant correlation.

Klik Options maka akan muncuk kotak dialog Bivariate Correlations: Options.
Pada bagian Missing Values, pilih Exclude cases pairwise. Klik continue – kilk OK.

(vi) Hasil output.


Dari tabel diatas, hasil penghitungan koefisien korelasi Pearson sebesar . Artinya,
besar korelasi antara variabel motivasi dan sikap ilmiah sebesar atau kuat karena
nilainya positif.
1) Merumuskan hipotesis
Tidak ada hubungan signifikan antara motivasi dan sikap ilmiah.
Ada hubungan signifikan antara motivasi dan sikap ilmiah.
2) Kriteria pengujian hipotesis
 Jika nilai sig hitung < 0,05 maka ditolak dan diterima
 Jika nilai sig hitung > 0,05 maka diterima dan ditolak
Kesimpulan:
Karena nilai sig hitung > 0,05 (0,611 > 0,05) maka diterima dan ditolak. Artinya,
tidak hubungan signifikan antara motivasi dan sikap ilmiah.
Arah korelasi dilihat dari angka koefisien korelasi hasilnya negatif atau positif. Karena
pada tabel angka koefisien korelasinya positif, yaitu maka korelasi kedua
variabel bersifat sejalan. Artinya, jika motivasi belajar matematika naik maka sikap
ilmiah matematika juga naik.

2. Penelitian ingin mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara minat belajar dengan prestasi
belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Comal. Untuk keperluan tersebut, peneliti
mengambil sampel data dengan penyebaran kuesioner ke 25 siswa kelas VII SMP Negeri 1
Comal. Berikut data yang diperoleh:

No Minat Belajar Prestasi Belajar


1 TB SR
2 B R
3 CB SR
4 SB SR
5 TB ST
6 B R
7 B SR
8 TB SR
9 B ST
10 SB T
11 CB SR
12 CB SR
13 B SR
14 STB R
15 STB SR
16 B T
17 CB C
18 TB R
19 TB C
20 B C
21 B ST
22 B T
23 SB T
24 SB SR
25 STB SR

Permasalahan:

1. Apakah ada hubungan antara Minat Belajar dan Prestasi Belajar siswa?
2. Apakah kedua variabel mempunyai hubungan signifikan?
3. Bagaimana arah korelasi kedua variabel?

Penyelesaian :
Untuk keperluan analisis di SPSS, maka data diberi kode angka sebagai berikut:
1. Untuk variabel minat belajar menggunakan kode
 Sangat Berminat (SB) diberi nilai 5
 Berminat (B) diberi nilai 4
 Cukup Berminat (CB) diberi nilai 3
 Tidak Berminat (TB) diberi nilai 2
 Sangat Tidak Berminat (STB) diberi nilai 1
2. Untuk variabel prestasi belajar
 Sangat Tinggi (ST) diberi nilai 5
 Tinggi (T) diberi nilai 4
 Cukup Tinggi (CT) diberi nilai 3
 Rendah (R) diberi nilai 2
 Sangat Rendah (SR) diberi nilai 1
Karena data berskala ordinal, maka kita kaan menggunakan korelasi Rank Spearman.
Berikut langkah-langkah penyelesaiannya:
1. Merumuskan masalah
Masalah yang akan dijawab antara lain:
1) Apakah ada hubungan antara Minat Belajar dan Prestasi Belajar siswa?
2) Apakah kedua variabel mempunyai hubungan signifikan?
3) Bagaimana arah korelasi kedua variabel?
2. Membuat desain variabel pada posisi Variabel View

Untuk memberikan nilai pada tabel, caranya:


a. Klik bagian kolom Values sampai muncul kotak dialog.
b. Masukkan nilai 1 pada Value dan tuliskan STB pada Label, kemudian tekan Add.
c. Masukkan nilai 2 pada Value dan tuliskan TB pada Label, kemudian tekan Add.
d. Masukkan nilai 3 pada Value dan tuliskan CB pada Label, kemudian tekan Add.
e. Masukkan nilai 4 pada Value dan tuliskan B pada Label, kemudian tekan Add.
f. Masukkan nilai 5 pada Value dan tuliskan SB pada Label, kemudian tekan Add.
g. Klik OK.
3. Memasukkan data
Masukkan data dari nomor 1 sampai dengan nomor 25 di posisi Data View.

4. Melakukan analisis
Lakukan analisis dengan prosedur sebagai berikut:
a. Klik Analyze > Correlate > Bivariate
b. Pindahkan variabel Minat Belajar dan Prestasi Belajar ke kolom Variable(s)
c. Pada bagian Correlation Coefficients, pilih Spearman
d. Pada bagian Test of Significance, pilih Two-tailed
e. Beri tanda cek pada Flag significant correlations
f. Klik Options maka akan muncul kotak dialog Bivariate Correlations: Options
g. Pada bagian Missing Values, pilih Exclude cases pairwise
h. Klik Continue
i. Klik OK
5. Interpretasi hasil analisis
a. Melihat kekuatan hubungan antara variabel minat dan prestasi
Dari tabel diatas, diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,516**. Artinya, besar
korelasi antara variabel Minat dan Prestasi ialah sebesar 0,516** atau sangat kuat
karena mendekati angka 1. Tanda dua bintang (**) artinya korelasi signifikan pada
angka signifikansi 0,05.
b. Melihat signifikansi hubungan kedua variabel

Dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut :


1) Merumuskan hipotesis
Tidak ada hubungan signifikan antara Minat dan Prestasi
Ada hubungan signifikan antara Minat dan Prestasi
2) Kriteria pengujian hipotesis
 Jika nilai signifikansi hitung ( ) ditolak dan diterima
 Jika nilai signifikansi hitung ( ) diterima dan ditolak
Karena nilai signifikansi hitung ( ) maka ditolak dan
diterima. Artinya, ada hubungan yang signifikan antara Minat dan Prestasi.
c. Melihat arah korelasi antara dua variabel
Arah korelasi dilihat dari angka koefisien korelasi hasilnya positif atau negatif.
Karena angka koefisien korelasi hasilnya positif, yaitu 0,516 maka korelasi kedua
variabel bersifat searah. Artinya, jika Minat belajar siswa tinggi maka Prestasi belajar
siswa juga akan tinggi.
6. Membuat Kesimpulan
Kesimpulan : korelasi antara variabel Minat belajar dan Prestasi belajar sangat tinggi,
signifikan, dan searah.

3. Dosen ingin mengetahui apakah ada hubungan antara IQ dengan nilai IPK mahasiswa dengan
Motivasi Berprestasi sebagai variabale control? Guna keperluan penelitian maka dosen
tersebut mengumpulkan data –data 12 orang

Motivasi
IQ IPK
(kontrol)
109 3.12 75
109 3.11 60
101 2.95 65
109 3.48 75
111 3.01 65
115 3.51 80
118 3.56 75
122 3.72 80
117 3.21 65
114 3.25 80
98 2.96 60
107 3 67
Penyelesaian:

Dasar pengambilan keputusan normalitas

Jika nilai Sig > 0.05 maka data berdistribusi normal

Jika nilai Sig < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal

Hasil perhitungan :
Karena nilai sig. > 0.05 maka IQ,IPK dan Motivasi berdistribusi normal.
1. Rumusan hipotesis penelitian
Hubungan antara IQ dengan IPK dengan Motivasi sebagai variable control tidak
signifikan.
Hubungan antara IQ dengan IPK dengan Motivasi sebagai variable control
signifikan.
2. Dasar pengembilan keputusan
Jika nilai signifikasnsi (2-tailed )>0.05 maka diterima dan ditolak
Jika nilai signifikasnsi (2-tailed )<0.05 maka ditolak dan diterim
3. Penafsiran tabel
Tabel output none –a menunjukan nilai korelasi antara variable control. .dari output ini
diketahui nilai koefisien sebesar 0.832 (positif)dan nilai signifikansi (2-tailed) adalah
0.001<0.05 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara IQ
dan IPK mahasiwa tanpa adanya variable control. Sementara nilai korelasi sebesar 0.832
ini termasuk dalam kategori hubungan korelasi kuat.

Tabel output motivasi menunjukan nilai korelasi anatara variable IQ dengan IPK setelag
memasukan Motivasi sebagai variable control ke dalam analisis. Ditabel output ini
terlihat bahwa terjadi penurunan nilai koefisisen korelasi menjadi 0.625 (namun tetap
bernilai positif dan kategori hubungan kuat) dan nilai signifikan (2-tailed)sebesar
0.039<0.05 maka ditolak dan diterima berarti bahwa hubungan antara IQ dan IPK
dengan motivasi sebagai variable control adalah signifikan (nyata).

Kesimpulan :

Berdasarkan pembahasan dalam uji korelasi parsial di atas diketahui bahwa kehadiran
variable motivasi berprestasi sebagi variable control dan memberikan pengeruh terhadap
hubungan antara variable IQ dengan nilai variable IPK.

4. Telah dilakukan suatu penelitian tentang hubungan tingkat kepercayaan dan motivasi belajar
terhadap presentasi matematika siswa SMP Tri Darma. Dalam penelitian ini, dilakukan
pengambilan data terhadap 10 siswa secara acak. Berdasarakan penelitian diperoleh data
tingkat kepercayaan diri ( ) ( ) ( ) sebagai
berikut :

No X1 X2 Y X1^2 X2^2 Y^2 X1Y X2Y X1X2


1 40 50 60 1600 2500 3600 2400 3000 2000
2 55 65 75 3025 4225 5625 4125 4875 3575
3 64 76 64 4096 5776 4096 4096 4864 4864
4 53 70 59 2809 4900 3481 3127 4130 3710
5 43 67 60 1849 4489 3600 2580 4020 2881
6 44 65 78 1936 4225 6084 3432 5070 2860
7 50 60 73 2500 3600 5329 3650 4380 3000
8 67 55 69 4489 3025 4761 4623 3795 3685
9 54 60 56 2916 3600 3136 3024 3360 3240
10 34 66 80 1156 4356 6400 2720 5280 2244
TOTAL 504 634 674 26376 40696 46112 33777 42774 32059
Dari data diatas, tentukan apakah terdapat hubungan antara tingkat kepercayaan diri dan motivasi
terhadap belajar matematika siswa SMP Tri Darma?

Penyelesaian :
Diketahui

Hipotesis Penelitian :

(tidak ada hubungan antara percaya diri dan motivasi terhadap presentasi matematika)

(terdapat hubungan antara percaya diri dan motivasi terhadap presentasi matematika)

Jawab:

(i) Korelasi antara ,

(∑ ) (∑ )(∑ )

√( (∑ ) (∑ ) ) ( (∑ ) (∑ ) )

( ) ( )( )
√( ( ) ( ) )( ( ) ( ) )
√(( ) )( )

√( )( )

(ii) Korelasi antara ,

(∑ ) (∑ )(∑ )

√( (∑ ) (∑ ) ) ( (∑ ) (∑ ) )

( ) ( )( )
√( ( ) ( ) )( ( ) ( ) )

√(( ) )( )

√( )( )

(iii) Korelasi antara ,


(∑ ) (∑ )(∑ )
√( (∑ ) (∑ ) ) ( (∑ ) (∑ ) )

( ) ( )( )
√( ( ) ( ) )( ( ) ( ) )

√(( ) ) (( ) )

√(( )( ))

Maka, diperoleh korelasi ganda (R) :

( ) ( )

( )

( ) ( ) ( )( )( )

( )


Kesimpulan:

Dari hasil perhitugan tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan diri
(X2) dan motivasi (X1) terhadap presentasi belajar (y) pada siswa SMP Tri Darma dengan R
sebesar 0,26. Jadi, ditolak dan diterima.

Anda mungkin juga menyukai