Anda di halaman 1dari 8

AUDITING

OLEH :

NAMA : NI KADEK MARTINI


NPM : 1833121009
KELAS : D8 AKUNTANSI

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2021
I. Merencanakan Audit Atas Siklus Jasa Personalia
Siklus personalia suatu perusahaan meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan
yang bersangkutan dengan pemberian kompensasi kepada pimpinan dan pegawai
perusahaan. Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam, dan insetif, komisi, bonus,
opsi saham, dan tunjangan karyawan. Siklus personalia berkaitan dengan dua siklus lain.
Pembayaran kompensasi kepada karyawan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan yang
dipotong perusahaan dari penghasilan karyawan berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas
dalam siklus pengeluaran. Kemudian, pendistribusian biaya tenaga kerja pabrik ke barang dalam
proses berkaitan dengan siklus produksi.
Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan Strategi
Audit. Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor untuk
memahami:
a. Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas.
b. Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang
berbeda dengan kompensasi gaji.
c. Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi
saham, serta penggajian pensiun.

II. Tujuan Audit


Tujuan khusus audit untuk siklus personalia adalah sebagai berikut :

Asersi Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo


Transaksi Rekening
Keberadaan Biaya gaji dan upah serta biaya Saldo utang gaji dan upah serta
atau keterjadian PPh karyawan dalam utang PPh karyawan
pembukuan berkaitan dengan mencerminkan jumlah yang
kompensasi atas jasa yang terutang per tanggal neraca
diberikan selama periode yang
diaudit
Kelengkapan Biaya gaji dan upah serta biaya Utang gaji dan upah serta
PPh karyawan mencakup semua utang PPh karyawan mencakup
biaya yang terjadi untuk jasa semua utang kepada karyawan
personalia selama periode yang dan utang kepada Negara per
diaudit tanggal neraca

Hak dan Utang gaji dan upah serta


Kewajiban utang PPh karyawan adalah
kewajiban perusahaan klien
Penilaian atau Biaya gaji dan upah serta biaya Utang gaji dan upah serta
Pengalokasian PPh karyawa telah dihitung utang PPh karyawan telah
dengan teliti dan telah dicatat dihitung dengan teliti dan telah
dicatat.Distribusi biaya tenaga
kerja pabrik telah dihitung dan
dicatat dengan benar

Penyajian dan Biaya gaji dan upah serta biaya Utang gaji dan upah serta
Pengungkapan PPh karyawan telah utang PPh karyawan telah
diidentifikasi dan diidentifikasi dengan benar
dikelompokkan dengan benar dalam neraca.Laporan
dalam laporan rugi-laba keuangan telah memuat
pengungkapan yang tepat
tentang program pension dan
program benefit lainnya

Menggunakan Mengembangkan Strategi Audit Pemahaman tentang Bisnis dan Industri


untuk Mengembangkan Strategi Audit
Hal-hal yang penting untuk dipahami auditor sebelum mengaudit siklus jasa
pesrsonalia :

 Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas


 Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang
berbeda dengan kompensasi gaji.
 Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi
saham serta perjanjian pensiun.

Jika kompensasi suatu entitas terutama didasarkan atas gaji dan menunjukkan hubungan
yang dapat diprediksi dengan pemberian jasa, maka auditor dapat menekankan pada prosedur
analitis dalam pengembangan strategi audit. Jika beban kompensasi didasarkan atas upah per jam
dan menunjukkan tingkat variabilitas yang tinggi sepanjang periode berjalan, maka auditor dapat
menekankan pendekatan penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah.

III. Materialitas, Risko Bawaan, dan Prosedur Analitis


1. Materialitas
Untuk perusahaan-perusahaan jasa dan perusahaan professional, jasa personalia biasanya
merupakan salah satu pos biaya yang besar. Pada lembaga-lembaga pendidikan, jasa personalia
pada umumnya merupakan pengeluaran yang utama. Perkembangan yang pesat pada
perusahaan-perusahaan jasa menyebabkan semakin pentingnya peranan tenaga kerja, sehingga
siklus jasa personalia pada banyak perusahaan merupakan bidang audit yang material. Di lain
pihak, saldo rupiah utang gaji dan upah pada umumnya tidak begitu signifikan, namun
pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham dan program pensiun biasanya merupakan
pengungkapan yang material.

2. Risko Bawaan
Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus personalia,
karena kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih kepada majikannya jika mereka
tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun kecurangan (asersi keberadaan atau keterjadian)
merupakan masalah besar bagi auditor. Volume transaksi pembayaran tenaga kerja bisa cukup
tinggi. Pada perusahaan manufaktur, dasar perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan atau
jumlah hasil kerja. Oleh karena itu, perhitungan bisa menjadi masalah yang kompleks dan risiko
bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian bisa menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat
dikatakan bahawa risiko bawaan cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian, penilaian
atau pengalokasian,serta penyajian dan pengungkapan.

3. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kecurangan potensial seperti
misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan
auditor. Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor bisa menggunakan pernagkat lunak audit
digeneralisasi, mengelompokkan pegawa berdasar kategori pegawai, dan kemudian menganalisis
gaji atau upah rata-rata per kategori pegawai.

IV. Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal


Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima komponen pengendalian internal
dianggap relevan dengan siklus jasa personalia. Beberapa faktor lingkungan pengendalian
mempunyai relevansi yang bersifat langsung. Keseluruhan tanggung jawab atas masalah
personalia seringkali diserahkan kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja,
atau kepada manajer SDM atau personalia. Departemen SDM biasanya bertanggung jawab atas
otorisasi pengangkatan personel dan mengotorisasi pembayaran gaji, upah, serta tunjangan.
Dewan direktur biasanya menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk kompensasi pejabat
lainnya. Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan transaksi gaji
dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian, serta kantor bendahara. Aktivitas pemantauan
yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari karyawan mengenai masalah
pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah pelaporan serta pembayaran
pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal,dan
pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.

V. Aktivitas Pengendalian - Transaksi Penggajian


1. Dokumen dan Catatan yang Lazim
Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat mencatat
transaksi penggajian :
a. Otorisasi personalia
b. Kartu absen/clock card
c. Tiket waktu/time ticket
d. Register penggajian
e. Rekening bank untuk penggajian imprest
f. Cek gaji
g. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja
h. SPT pajak gaji dan upah
i. File personalia karyawan
j. File induk data personalia
k. File induk penghasilan karyawan

2. Fungsi-fungsi dan Pengendalian yang Terkait


Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian berikut ini :
a. Memulai transaksi penggajian yang mencakup :
 Mengangkat karyawan
 Mengotorisasi perubahan gaji dan upah
b. Penerimaan jasa, mencakup :
 Menyiapkan data kehadiran dan pencatatan waktu
c. Pencatatan transaksi penggajian, mencakup :
 Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah
d. Pembayaran gaji dan upah, mencakup :
 Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil
 Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah

3. Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian


Proses penilaian risiko pengendalian untuk transaksi penggajian dimulai dengan
mengidentifikasi potensi salah saji serta pengendalian yang diperlukan. Pengujian atas
pengendalian yang terprogram untuk mendukung penilaian risiko pengendalian yang rendah
biasanya akan mencakup suatu pengujian langsung atas program tersebut, pengujian atas
pengendalian umum untuk memastikan bahwa program itu tidak dapat diubah tanpa otorisasi dan
pengujian atas prosedur yang menindaklanjuti penyimpangan / pengecualian. Auditor biasanya
akan menguji pengendalian ini dengan mengajukan pertanyaan kepada sejumlah individu yang
terlibat dalam menjalankan sistem tersebut, memeriksa dokumen dan laporan serta melakukan
kembali pengendalian atas beberapa transaksi untuk memastikan bahwa pengendalian telah
dijalankan secara efektif.

VI. Pengujian Substantif Atas Saldo Penggajian


Pengujian substantif saldo-saldo penggajian/ pengupahan biasanya dilakukan pada tanggal
neraca atau mendekati tanggal neraca.

1. Penentuan Risiko Detektif


Pengujian pengendalian atas efektivitas pengendalian untuk risiko ini memungkinkan
auditor untuk menetapkan tingkat risiko deteksi pada tingkat rendah, sehingga tingkat risiko
deteksi bisa diterima untuk kebanyakan asersi penggajian/ pengupahan adalah moderat atau
tinggi. Akibatnya, pengujian tersebut seringkali dibatasi hanya dengan menerapkan prosedur
analitis atas rekening-rekening biaya dan utang biaya yang bersangkutan,serta pengjuian detil
terbatas. Apabila prosedur analitis menunjukkan adanya fluktuasi yang tidak wajar, mak
diperlukan pengujian detil lebih banyak.

2. Perancangan Pengujian Substantif


Program audit yang bisa dipertimbangkan untuk mengaudit saldo rekening utang gaji/
upah sama dengan apa yang telah diidentifikasi. Namun dalam hal ini auditor tidak perlu
mengkonfirmasi utang gaji/ upah. Uraian tentang pengujian substantif khusus untuk saldo-saldo
penggajian/ pengupahan yang akan dijelaskan di bawah ini dibatasi hanya prosedur-prosedur
berikut :
 Menghitung ulang utang-utang yang berkaitan dengan penggajian/ pengupahan
 Mengaudit program kesejahteraan karyawan dan program pensiun
 Mengaudit opsi saham
 Melakukan verifikasi atas kompensasi kepada para pejabat perusahaan

3. Menentukan Risiko Deteksi


Pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah seringkali dibatasi pada penerapan
prosedur analitis atas akun-akun beban dan pos-pos akrual yang terkait, serta pengujian rincian
yang terbatas. Jika prosedur analitis trsebut mengungkapkan fluktusi yang tidak diduga, maka
akan diperlukan pengujian rincian yang lebih ekstensif.

4. Merancang Pengujian Substantif


Apabila tidak terungkap fluktuasi yang tidak diduga leh prosedur ini, auditor sudah
memperoleh bukti yang mendukung tujuan audit yang berkaitan dengan asersi
ekstensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta penilaian atau alokasi. Yaitu :
a. Menghitung kembali jumlah-jumlah akrual
b. Mengaudit tunjangan karyawan dan program pension
c. Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham
d. Memverivikasi kompensasi pejabat

VII. Jasa Bernilai Tambah Dalam Siklus Jasa Personalia


Pada saat mengaudit beban dan profitabilitas seorang akuntan public akan sering
mengevaluasi statistic produktivitas karyawan. Apabila karyawan bisa lebih produktif maka
perusahaan akan dapat mencapai profitabilitas yang lebih baik dalam industri. Para akuntan
publik biasanya memiliki keterampilan dalam mengembangkan cara agar pusat-pusat
pertanggungjawaban bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya mereka dalam hal ini
sumber daya gaji dan upah.
Akuntan publik dapat membantu klien dengan :
 menyarankan ukuran produktivitas karyawan yang tepat atau dengan
 mengidentifikasikan langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk meningkatkan
produktivitas karyawan.

Sumber :

 http://dendyraharjo.blogspot.com/2013/05/audit-siklus-jasa-
personalia.html#:~:text=Siklus%20personalia%20suatu%20perusahaan%20meliputi,op
si%20saham%2C%20dan%20tunjangan%20karyawan.
 https://annlistyana.wordpress.com/2012/04/04/audit-siklus-personalia/

Anda mungkin juga menyukai